Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRASARANA DAN SARANA PU TERPADU

BIDANG SUMBER DAYA AIR

MAKALAH TENTANG SUATU SUNGAI

Disusun oleh:
FITRI MELINA HARTATI

NIM:
201701712

Dosen:
Ir. Citroseno Hendraningrat, M.Eng

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA


TEKNIK SIPIL
2020
Sungai Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo terletak di Pulau Jawa dan merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa.

Hulu sungai berawal dari daerah Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, ke laut
Jawa di utara Surabaya daerah Gresik.

Gambar 1 Peta Letak Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo mengaliri provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan Kabupaten yang
dilalui meliputi tiga bagian, yaitu:

 Wilayah Hulu:
a. Wonogiri,
b. Karanganyar,
c. Ponorogo,
d. Boyolali,
e. Sragen,
f. Klaten.
 Wilayah Tengah:
a. Sukoharjo,
b. Solo,
c. Ngawi,
d. Madiun,
e. Magetan,
f. Blora,
g. Cepu.
 Wilayah Hilir:
a. Bojonegoro,
b. Tubah,
c. Lamongan,
d. Gresik.
Secara administratif Sungai Bengawan Solo mempunyai panjang total 548,53 Km dan
mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ± 16,100 km 2.

Sungai Bengawan Solo dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.100 mm merupakan sebuah
sumber air yang potensial bagi usaha-usaha pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya air
(SDA), untuk memenuhi berbagai keperluan dan kebutuhan, antara lain untuk kebutuhan
domestik, air baku air minum dan industri, irigasi, bendungan, dan lain-lain. Berikut dibawah
merupakan gambar beberapa bendungan yang dilewati Sungai Bengawan Solo.

Gambar 2. Bendungan Gerak Babat

Gambar 3. Waduk Gajah Mungkur

Kondisi lingkungan di sekitar Sungai Bengawan solo dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Daerah hulu didominasi oleh vegetasi tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak
dilakukan di daerah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai
pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk
pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak
mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.
b. Daerah Tengah merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya
kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada
bagian hulu dan hilir, dan didominasi oleh kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah
yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang
paling menonjol di daerah ini adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan
sehari-hari, peternakan dan industri.
c. Daerah hilir biasa disebut Delta Sungai Bengawan Solo berada di daerah Sedayu
wilayah kabupaten Gresik. Pada Delta ini sengaja dibuat kanal oleh manusia, tepatnya
sejak zaman Hindia Belanda. Delta Bengawan Solo ini menghasilkan sedimentasi
sebanyak 17 juta ton lumpur per tahun. Delta Pangkah merupakan hasil modifikasi
sungai Bengawan Solo di bagian hilir untuk menghindari pendangkalan di selat
Madura. Endapan dibawa oleh aliran Bengawan Solo dari ujung hingga hilir. Delta
buatan yang merupakan hasil rekayasa yang berada di sebelah utara kota Gresik. Delta
tersebut bernama Delta Pangkah karena berada di wilayah administratif Desa Ujung
Pangkah.
Sejarah

Bengawan Solo tidak hanya menjangkau lintas area, tetapi juga lintas masa. Sebagai
sungai purba berbagai peristiwa berlangsung di dalamnya, di lembah atau di sekitar daerah
alirannya. Bengawan sepanjang kurang lebih 527 Km ini menuliskan peristiwa dari zaman
prasejarah, zaman kerajaan Hindu dan Buddha, kerajaan Islam, Perang Diponegoro, zaman
revolusi sampai pendaratan darurat pesawat Garuda.

Hulu Bengawan Solo berupa kali Muning dan kali Tenggar di desa Jeblogan, kecamatan
Karang Tengah, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berbatasan dengan kecamatan Punung,
kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Punung kaya akan gua karts (kapur), yang di antaranya pernah
menjadi hunian masa "berburu" dan "mengumpulkan makanan tingkat lanjut". Daerah Pacitan
adalah tempat penting dalam riset teknologi paleolitik sebab terdapat banyak perangkat
prasejarah dalam bentuk yang jelas. Bukti kehidupan prasejarah juga didapati di sejumlah
tempat yang berada lebih ke arah hilir Bengawan Solo, yaitu daerah Sragen, Karanganyar,
Blora dan Ngawi.

Pada Tahun 1880 guna menghindari sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Perak, muara
Sungai Bengawan Solo dialihkan dari Selat Madura ke Ujung Pangkah. Untuk keperluan
irigasi, Pemerintah Belanda membangun Waduk Pacal (1935) di Kabupaten Bojonegoro dan
Waduk Prijetan (1916) di Kabupaten Lamongan.
Peristiwa banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo sudah terjadi semenjak dahulu
tetapi dalam volume yang kecil. Puncak banjir sungai Bengawan Solo adalah tahun 1966
dimana kota Solo mengalami banjir yang cukup besar. Hampir tiga perempat bagian kota
terendam banjir dengan kerugian material dan jiwa yang cukup besar. Beberapa tanggul dan
pintu air jebol menahan luapan air antara lain tanggul Kusumodilagan, Demangan, dan
Tjengklik jebol. Setelah banjir besar pada tahun 1966 yang menenggelamkan sebagian besar
Kota Solo, Pemerintah mulai menangani pembangunan infrastruktur pengendali banjir
Bengawan Solo. Dengan bantuan teknis Pemerintah Jepang (OTCA) pada tahun 1974,
dirumuskan Master Plan Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Untuk mengendalikan banjir dan mendukung pengembangan wilayah, Master Plan WS


Bengawan Solo (1974), antara lain merekomendasikan pem-bangunan 4 waduk serbaguna,
yakni :

a. Waduk Wonogiri (Waduk Gajah Mungkur),


b. Waduk Jipang,
c. Waduk Bendo,
d. Waduk Badegan.
Master Plan juga mereko-mendasikan 25 lokasi waduk-waduk irigasi di anak-anak sungai
Bengawan Solo yang potensial untuk dibangun.

Waduk Serbaguna Wonogiri atau biasa disebut dengan Waduk Gajah Mungkur itu
sendiri telah dibangun pada Tahun 1978-1981 kemudian berfungsi untuk pengendali banjir di
wilayah Bengawan Solo Hulu, terutama untuk melindungi Kota Solo, serta penyediaan air
irigasi seluas ± 30.000 Ha di wilayah kabupaten-kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Klaten,
Karanganyar dan Sragen. Waduk Wonogiri juga memberikan manfaat PLTA (12,4 MW),
perikanan dan pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai