Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara.[5] Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.[6]
[sunting] Lain-lain
Sungai ini dikagumi masyarakat di seluruh dunia khususnya Jepang karena terinspirasi dari lagu keroncong karangan Gesang berjudul sama, Bengawan Solo. Selain itu tempat ini pernah menjadi tempat utama kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 421.
[sunting] Referensi
1.
^ Noorduyn J. 1968. Further topographical notes on the Ferry Charter of 1358, with the appendices on Djipang and Bodjanegara. BTL 124:460-481. 3. ^ "Hulu Bengawan Solo Terancam Jika Tidak Turun Hujan, Sumber Air Nyaris Hilang", Kompas, diakses Juni 2007 4. ^ Rencana Tindak DAS Melalui RHL di Bagian Hulu DAS Solo dalam Rangka Pengendalian Banjir dan Tanah Longsor, DEPARTEMEN KEHUTANAN, Februari 2009 5. ^ Keindahan Tersembunyi Jejak Purba Bengawan Solo. Kompas.com. Edisi 12 Oktober 2009. 6. ^ Utomo YW. Pantai Sadeng, Mengunjungi Muara Bengawan Solo Purba. Laman yogyes.com 7. ^ "Ekspedisi Bengawan Solo Berakhir di Gresik", Kompas, diakses Juni 2007
2.