Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus ini yang dialami oleh Ny. R mengeluh lemas karena tidak bisa
tidur pada malam hari. Data objektif yang didapat melalui pemeriksaan tanda-tanda
vital dan pemeriksaan fisik pada Ny. R hasilnya normal yaitu tekanan darah 120/70
mmHg, suhu 36,8 oC, respirasi 21 x/menit, nadi 86 x/menit, ASI lancar, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong. Vulva tidak oedem dan tidak
ada varises, tampak jahitan laserasi derajat 2 dikulit dan otot perineum, jahitan jelujur
dan subcutis dengan benang cat gut, tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka
jahitan. Lochea sanguinolenta, warna merah kekuningan, jumlah ± 10 cc
Tidur adalah proses yang berfungsi untuk memulihkan energi dan
kesejahteraan. Tidur adalah proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-
sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism),
memberi waktu organ tubuh untuk istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan biokimia tubuh. (Potter & Perry, 2010). Faktor yang mempengarui
tidur seperti faktor fisiologis, psikologis dan lingkungan sering mengubah kualitas
dan kuantitas tidur salah satunya adalah pada ibu postpartum (Walyani &
Purwoastuti, 2015).
Penyebab ibu postpartum mengalami gangguan pola tidur adalah karena sulit
menemukan waktu tidur di bulan pertama postpartum, depresi, masalah tidur
sebelumnya, primipara dan tidak memberikan ASI Eksklusif (Dorheim dkk.,2009).
Kurang tidur pada ibu postpartum akan mengakibatkan kurangnya suplai ASI,
memperlambat proses involusi uterus, menyebabkan ketidakmampuan merawat bayi
serta depresi (Suhana, 2010).
Untuk mengatasi permasalahan Ny. R tersebut maka bidan memberikan
asuhan/penatalaksanaan kasus berdasarkan jurnal, hasil penelitian dan evidence based
kebidanan dengan melakukan totok wajah. Berdasarkan jurnal berjudul “Penurunan
Kecemasan Ibu Nifas menggunakan Totok Wajah di Fasilitas Pelayanan Persalinan”
didapatkan hasil penurunan skor kecemasan pada ibu postpartum sesudah dilakukan
totok wajah (84.61%).
Totok wajah untuk mengatasi kecemasan yang ditujukan untuk pelepasan
hormone endorfin, yaitu hormone kebahagiaan, totok wajah juga merupakan salah
satu komplementer yang berguna untuk mengurangi stress dan kecemasan, penekanan
pada titik-titik akupuntur pada wajah bertujuan untuk mengirim sinyal yang
menyeimbangkan sistem syaraf atau melepaskan bahan kimia seperti endofrin yang
mengurangi rasa sakit dan stress. Terapi komplementer untuk mengatasi kecemasan
yang ditujukan untuk pelepasan hormone endorphin, yaitu hormone kebahagiaan.
Beberapa terapi komplementer yang diterapkan untuk merangsang pelepasan
endorphin antara lain mendengarkan music, aktifitas seksual, konsumsi coklat hitam,
meditasi, terapi relaksasi, dan terapi pijat. Totok wajah juga merupakan terapi salah
satu komplementer yang berguna untuk mengurangi kecemasan dan stress, penurunan
kecemasan yang dialami responden setelah totok wajah terjadi karena pijatan pada
meridian (pembuluh darah sekunder) pada wajah bisa melancarkan sirkulasi darah
(Kwan, 2013).
Setelah dilakukan totok wajah kepada Ny. R merasa nyaman.. Selama
tindakan dilakukan tidak ada hambatan, karena Ny. R merasa rileks dan sampai
tertidur pada saat dilakukan totok wajah, hal ini sesuai dengan teori bahwa tekanan
yang dilakukan dalam totok wajah berguna untuk mengirim sinyal yang
menyeimbangkan sistem syaraf seperti endorfin yang mengurangi rasa sakit dan
stress, membawa relaksasi dan mendukung proses penyembuhan di semua sistem
tubuh (Trionggono, 2013:8).
Sejalan dengan hasil perhitungan penelitian dari Sumantri et al 2016, terdapat
pengaruh yang signifikan dari totok wajah terhadapa penurunan kecemasan ibu nifas.
Skor p=0,00 (p<0,05) x=16,20-8,46; sd=6,80-4,67; Z score= -5,135. Adapun
besarnya pengaruh totok wajah terhadap penurunan skore kecemasan sebelum
dilakukan totok wajah. Maka kesimpulannya adalah Ho dalam penelitian ini ditolak
Keluarga dari Ny. R bersedia untuk membantu melakukan totok wajah dirumah dan
Ny. R juga bersedia untuk melakukan totok wajah. Jadi selama dilakukan tindakan
tidak ada kesulitan.
Potter dan Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : EGC
Dorheim, Bondevik, Eberhard-Gran & Bjorvatn. 2009a. Subjective and objective
sleep among depressed and non-depressed postnatal women. Acta Psychiatria
Scandnavica. 119 (2) : 1.
Saleha. 2009. Ilmu Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Walyani & Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta : Pustaka Baru
Sumantri, Dewi Susilowati, Dian Kurnia Wati. 2014. Penurunan Kecemasan Ibu
Nifas menggunakan Totok Wajah di Fasilitas Pelayanan Persalinan.
Surakarta : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Anda mungkin juga menyukai