Anda di halaman 1dari 7

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 4, NO.

1, MEI 2018: 7-13

Setyarini, Pengaruh Candle Therapy terhadap Tingkat Afterpain Setelah Melahirkan Ibu Postpartum

PENGARUH CANDLE THERAPY TERHADAP TINGKAT AFTERPAIN


IBU POSTPARTUM

Didien Ika Setyarini


Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang
Email: didienikasetyarini@yahoo.com

The Influence of Candle Therapy to the Level of Afterpain Postpartum Women

Abstract: Afterpain is a pain tipically lasts for 2-3 days after birth, this condition is caused by uterine
contractions. The goal of the research is to determine the influence of candle therapy to the level of
afterpain. The research is included into pre experiment with taking 10 respondents by purposive sam-
pling. The research design is one group pre-post-test design. Research instruments are colored candles
and Numerical Rating Scale(NRS). Results of the study before the candle therapy are 10% controlled
severe pain, 33% mild pain, and 57% medium pain, whereas after the candle therapy are 3% medium
pain, 30% no pain, and 67% mild pain. The results were analyzed using Paired T-Test, with df=18 and
á=0,05 indicates the value of tcount=8,054 and ttable=2,101; so that tcount > ttable. The statistics result indi-
cates the value of p=0,000, so that p< . Then Ho is rejected. Thus, it can be concluded that there is
influence of Candle Therapy to the level of afterpain

Keywords: candle therapy, afterpain, postpartum women

Abstrak: Afterpain adalah rasa sakit yang berlangsung selama 2-3 hari setelah lahir, kondisi ini
disebabkan oleh kontraksi rahim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh candle therapy
terhadap afterpain. Penelitian ini adalah pra eksperimen dengan sampel 10 responden secara purpo-
sive sampling. Desain yang digunakan adalah one group pre-post-test design. Instrumen penelitian
berupa lilin berwarna dan Numerical Rating Scale (NRS). Hasil penelitian sebelum dilakukan candle
therapy adalah 10% mengalami nyeri berat terkontrol, 33% nyeri ringan, dan 57% nyeri sedang,
sedangkan setelah dilakukan candle therapy adalah 3% mengalami nyeri sedang, 30% tidak nyeri,
dan 67% nyeri ringan. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan paired t-test, dengan dk=18
dan =0,05 menunjukkan nilai thitung=8,054, ttabel=2,101, sehingga thitung > ttabel. Hasil uji statistik
menunjukkan hasil p=0,000, sehingga p < á. Maka Ho ditolak. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh candle therapy terhadap tingkat afterpain ibu melahirkan.

Kata Kunci: candle therapy, afterpain, ibu postpartum

PENDAHULUAN dan beratnya 1000 gr, dan ukuran ini cepat


Masa nifas (puerperium) merupakan masa mengecil sehingga pada akhir minggu pertama
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai masa nifas beratnya kira-kira 500 gr. Involusi ini
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- dapat dibuktikan oleh fakta bahwa pada
hamil, masa nifas ini yaitu 6-8 minggu pemeriksaan abdomen yaitu pada hari ke-12
(Prawirohardjo, 2015). Beberapa perubahan uterus tidak teraba lagi, setelah itu involusi
fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu terjadi berlangsung lebih lambat (Manuaba, 1998).
pengerutan pada uterus yang merupakan suatu Involusi uterus atau pengerutan uterus
proses dimana uterus kembali ke kondisi merupakan suatu proses dimana uterus kembali
sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. ke kondisi sebelum hamil. Involusi uteri dapat juga
Uterus mengalami perubahan paling besar pada dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada
akhir 2615-5516,
eISSN persalinanpISSN
kala2460-0334
tiga, ukuran uterus kira- keadaan semula atau keadaan sebelum hamil7
kira sebesar pada saat kehamilan 20 minggu (Bahiyatun, 2013). Kontraksi yang ada menimbul-

7
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 4, NO. 1, MEI 2018: 7-13

kan rasa nyeri (afterpain) terutama pada multi- produksi hormon. Ketika otak memproses
para. Afterpain adalah rasa nyeri (kram dan informasi ini, hal tersebut menyebabkan
mules-mules) yang dapat disebabkan oleh perubahan sel dan hormon. Frekuensi yang
kontraksi rahim. Hal ini berlangsung selama 3- ditimbulkan adalah konstan (Birren, 2010).
10 hari postpartum dan sering terjadi pada mul- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tipara, karena uterus yang teregang penuh dua pengaruh candle therapy terhadap tingkat af-
kali lipat cenderung kendur daripada uterus primi- terpain pada wanita setelah melahirkan.
para, dengan demikian harus berkontraksi lebih
kuat untuk menghasilkan involusi uterus. After- METODE PENELITIAN
pain terjadi ketika ibu menyusui karena produksi Metode penelitian menggunakan pre
ASI menimbulkan pelepasan oksitosin yang eksperimen dengan rancangan penelitian one
merangsang uterus untuk berkontraksi (Mander, group pre-post-test design. Populasi dalam
2013). penelitian ini adalah ibu postpartum yang
Sedikit ibu postpartum yang mengetahui apa melahirkan di BPM Ngadilah sebanyak 42 dan
dan mengapa terjadi mules pada masa nifas. BPM Anik sebanyak 59 sehingga total populasi
Beberapa tidak terlalu mempermasalahkan rasa adalah 101 orang. Penentuan jumlah sampel
mules yang dirasakan, tetapi sebagian lainnya menggunakan rumus dari Federer dan didapat-
beranggapan bahwa mules yang dirasakan adalah kan sampel sebanyak 10 ibu postpartum yang
suatu keadaan patologis. Upaya dilakukan untuk memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan
mengurangi mules yang dirasakan, apalagi mules sampel menggunakan purposive sampling,
yang mengganggu aktivitas. Mengkonsumsi obat Instrumen penelitian untuk mendapatkan
analgesik atau sedatif adalah salah satu upaya data menggunakan lilin berwarna, sebagai me-
untuk mengurangi rasa mules. Padahal pada saat dia perlakuan candle therapy dengan cara
yang sama ibu postpartum sedang menyusui memusatkan perhatian (meditasi) pada lilin
bayinya, dan tentu saja konsumsi obat-obatan selama 3 hari, dilakukan selama 15-20 menit
dapat berpengaruh pada ASI yang diproduksi. dalam sehar. Skala nyeri untuk mendapatkan
Sebaiknya memang konsumsi obat-obatan pada data kualitatif tentang tingkat afterpain yang
ibu postpartum sebisa mungkin diminimalisir untuk dirasakan responden.
mengurangi dampak yang kurang baik pada ASI Analisa data dilakukan dengan metode
(Hamid & Anjarwati, 2009, Kholidah, 2008). paired t-test.
American Journal of Medicine yang
berjudul Possible Health Benefits of Color HASIL PENELITIAN
Therapy membahas suatu riset yaitu tentang
Karakteristik responden berdasarkan usia
terapi warna sebagai terapi alternatif. Dalam
diketahui bahwa responden paling banyak pada
jurnal, disebutkan bahwa warna merah dan in-
kelompok usia 26-30 tahun, yaitu sebanyak 5
digo dapat digunakan untuk mengurangi nyeri.
orang (50%) dari total responden (Tabel 1)
Candle therapy tidak menggunakan aromaterapi
Berdasarkan paritas diketahui bahwa dari
sebagai media terapi, namun menggunakan
10 responden, 60% (6 responden) adalah paritas
warna di mana ketika frekuensi warna tertentu
kedua dan paritas ketiga sebanyak 40% (4
memasuki mata diarahkan langsung ke kelenjar
responden).
hipotalamus, dari sana ke kelenjar pineal dan
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui
kemudian ke kelenjar pituitari, yang mengatur
bahwa terjadi penurunan tingkat afterpain

8 eISSN 2615-5516, pISSN 2460-0334


Setyarini, Pengaruh Candle Therapy terhadap Tingkat Afterpain Setelah Melahirkan Ibu Postpartum

100

80

60 East
West
40
North
20

0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Gambar 1. Grafik Perubahan Tingkat Afterpain Hari Pertama

90
80
70
60
50 East
40 West
30 North
20
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Gambar 2. Grafik Perubahan Tingkat Afterpain Hari Kedua

sebelum dan sesudah dilaksanakan candle Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui


therapy dengan rata-rata penurunan sebesar bahwa terjadi penurunan tingkat afterpain
2,3 pada hari pertama. Rata-rata penurunan sebelum dan sesudah dilaksanakan candle
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh therapy dengan rata-rata penurunan sebesar 1,9.
penurunan kemudian dibagi jumlah responden. Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan tingkat afterpain sebelum dan
terjadi penurunan tingkat afterpain sebelum dan sesudah dilaksanakan candle therapy dengan
sesudah dilaksanakan candle therapy dengan rata-rata keseluruhan adalah 2,6.
rata-rata penurunan sebesar 3,6. Rata-rata Untuk mengetahui pengaruh candle therapy
penurunan diperoleh dengan menjumlahkan terhadap afterpain, maka dilakukan pengujian
seluruh penurunan kenudian dibagi jumlah hipotesis penelitian dengan menggunakan uji
responden. statistik paired t-test dengan = 0,05; dk= 18

eISSN 2615-5516, pISSN 2460-0334 9


JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 4, NO. 1, MEI 2018: 7-13

90
80
70
60
50 East
40 West
30 North
20
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Gambar 4. Grafik Perubahan Tingkat Afterpain Hari Ketiga

90
80
70
60
50 East
40 West
30 North
20
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Gambar 5. Grafik Rerata Pretest-Posttest

PEMBAHASAN
Berdasarkan uji statistik paired t-test
diperoleh hasil perbandingan antara pretest (x) Perbandingan tingkat afterpain berdasarkan
dan posttest (y) yaitu thitung sebesar 8,054 dan paritas berdasarkan data yang didapat,
ttabel sebesar 2,101, sehingga thitung lebih besar dari responden penelitian ini terdiri dari 60% paritas
t tabel. Hasil uji statistik didapatkan hasil p ketiga dan 40% paritas kedua. Dari penelitian
value=0,000 < 0,05. Oleh karena thitung > ttabel tersebut diperoleh rata-rata tingkat afterpain
dan p value < 0,05, maka Ho ditolak artinya pada data pretest responden paritas ketiga
terdapat pengaruh candle therapy terhadap af- adalah 5,08 dan paritas kedua adalah 3,27.
terpain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
tingkat afterpain responden dengan paritas
ketiga lebih besar daripada paritas kedua.

10 eISSN 2615-5516, pISSN 2460-0334


Setyarini, Pengaruh Candle Therapy terhadap Tingkat Afterpain Setelah Melahirkan Ibu Postpartum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sering pada multipara daripada primipara yang
semakin tinggi paritas maka semakin tinggi pula dikaitkan dengan kecenderungan uterus multipara
tingkat afterpain yang dirasakan responden. Hal untuk berelaksasi. Perkiraan Olds, dkk didukung
tersebut dapat disebabkan karena adanya oleh survei di Skotlandia yang mencakup kram
perbedaan kondisi uterus pada responden uterus dalam pengumpulan data bahwa lebih
dengan paritas berbeda (Apriliasari, 2015). Saat sedikit wanita primigravida yang merasakan nyeri
involusi uterus berlangsung, terjadi proses autoly- ini dan dirasakan lebih berat oleh wanita multi-
sis, ischemia miometrium, dan efek oksitosin yang para. Insiden dan tingkat nyeri adalah ketika af-
terjadi secara bersamaan. Pada proses autoly- terpain dirasakan sebagai nyeri sedang/berat
sis, terjadi penghancuran sel-sel jaringan oleh 56% wanita multipara pada hari pertama
miometrium yang disebabkan oleh enzim (Dewan dkk., 1993).
proteolitik (Ambarwati dan Wulandari, 2008). Pada hasil penelitian telah dicantumkan
Pada proses ischemia miometrum, terjadi atropi perbandingan antara pretest-posttest hari
pada miometrium karena aliran darah pada saat pertama, kedua, dan ketiga. Rata-rata pretest
hamil yang dialirkan ke uterus berkurang secara hari kedua adalah 5,1; sedangkan rata-rata pada
drastis ketika janin lahir. Pada efek oksitosin, hari pertama adalah dari 3,7 dan hari ketiga dari
terjadi penurunan hormon estrogen dan 3,2. Jadi, perbandingan nilai pretest hari
progesteron yang berbanding terbalik dengan pertama:kedua:ketiga = 3,7:5,1:3,2. Dapat
hormon prolaktin dan oksitosin. Meningkatnya disimpulkan bahwa rata-rata tingkat afterpain
hormon oksitosin menstimulasi uterus untuk pada hari kedua lebih tinggi daripada hari
berkontraksi. Perbedaan kondisi uterus pada pertama dan ketiga.
responden dengan paritas yang berbeda meliputi Hal tersebut dapat disebabkan karena pada
kondisi miometrium dan pembuluh darah. hari pertama nyeri yang dirasakan responden
Semakin tinggi paritas, otot uterus semakin tidak hanya afterpain saja, namun juga lelah
meregang dan lemah, sedangkan lumen dan vol- pasca melahirkan, pegal-pegal seluruh tubuh
ume pembuluh darah semakin besar. Namun pasca melahirkan, dan nyeri jahitan jika ada
bukan berarti kondisi otot yang lemah meng- jahitan. Sehingga sulit bagi responden untuk
akibatkan kontraksi yang lemah pula. Hal yang benar-benar merasakan afterpain, karena
terjadi adalah kontraksi yang dihasilkan semakin keadaan lain yang dialami responden pada hari
kuat untuk mengkompensasi kondisi otot dan pertama lebih terasa daripada mules-mules pada
pembuluh darah uterus. Selisih paritas yang kecil perutnya. Kemudian pada hari kedua, responden
pun bisa menyebabkan perbedaan tingkat after- baru bisa merasakan afterpain ketika
pain. Selain paritas, ada beberapa faktor yang repsonden sudah istirahat dan mulai mendapat
dapat mempengaruhi tingkat afterpain terkait asupan nutrisi. Sehingga pada hari kedua, nyeri
dengan perubahan kondisi otot uterus saat afterpain yang dirasakan sebelum dilakukan
kehamilan, yaitu bayi besar (BBL > 4000 gr), terapi cenderung lebih tinggi daripada hari
polihidramnion, dan bayi kembar. Faktor-faktor pertama. Kemudian, pada hari ketiga tingkat nyeri
tersebut dapat menyebabkan overdistensi uterus yang dirasakan berkurang karena hal tersebut
sehingga menyebabkan otot lebih meregang cukup fisiologis mengingat afterpain akan
daripada pada kondisi normal. berkurang seiring dengan berjalannya waktu dan
Teori yang mendukung analisa peneliti hilang dengan sendirinya.
tersebut dikemukakan oleh Olds dkk (2000), Pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis
yang mengatakan bahwa afterpain terjadi lebih posterior menyebabkan kontraksi uterus. Teori

eISSN 2615-5516, pISSN 2460-0334 11


JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 4, NO. 1, MEI 2018: 7-13

yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall pada dan p < 0,05. Maka sesuai dengan kriteria
1965 dapat menjelaskan proses dari timbulnya pengujian hipotesis, jika thitung > ttabel maka Ho
nyeri hingga nyeri tersebut diinterpretasikan oleh ditolak. Sedangkan menurut kriteria pengujian
otak dan dapat dirasakan, teori tersebut bernama hipotesis, jika p <  maka Ho ditolak. Oleh
teori kontrol gerbang (gate control). Pada teori karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat
ini dikatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau pengaruh candle therapy terhadap tingkat af-
dihambat oleh mekanisme pertahanan di terpain.
sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini Candle therapy merupakan satu cara
mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat alternatif untuk mengurangi nyeri tanpa
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat menggunakan obat analgesik. Karena responden
saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup dalam penelitian ini adalah ibu postpartum hari
pertahanan tersebut merupakan dasar teori pertama, maka memang perlu mengurangi
menghilangkan nyeri. Suatu keseimbangan konsumsi obat-obatan untuk menghindari efek
aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol terhadap ASI dan bayi. Selama dilakukan terapi,
desenden dari otak mengatur proses pertahanan. responden berada dalam keadaan rileks dan
Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C konsentrasi. Tidak ditemukan efek samping yang
melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls merugikan resonden. Hampir semua responden
melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, mengatakan suasana hati menjadi lebih tenang
terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang dan rileks serta memiliki kualitas tidur yang lebih
lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan baik di malam harinya sehingga ibu tidak mudah
neurotransmitter penghambat . Apabila lelah. Pada hari kedua penurunan tingkat after-
masukan yang dominan berasal dari serabut beta- pain lebih tinggi daripada hari pertama dan
A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. ketiga, yaitu sebesar 3,6. Nyeri bersifat subjektif
Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi dan individual, setiap orang akan merasakan
mekanoreseptor, apabila masukan yang tingkat nyeri yang berbeda. Pada hari kedua
dominan berasal dari serabut delta A dan serabut penurunan lebih besar karena rata-rata tingkat
C, maka akan membuka pertahanan tersebut afterpain juga paling tinggi. Pada hari pertama
dan responden mempersepsikan sensasi nyeri. akan terbentuk sugesti pada ibu bahwa setelah
Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, dilakukan candle therapy maka nyeri yang
terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak dirasakan adalah sebesar x. Sehingga keesokan
yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden harinya ketika terapi dilakukan kembali, sugesti
melepaskan opiat endogen, seperti endor- itu akan muncul dan hasil posttest tidak berbeda
fin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang jauh seperti hari sebelumnya. Oleh karena rata-
berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup rata afterpain pada hari kedua paling tinggi,
mekanisme pertahanan dengan menghambat maka penurunan nyerinya juga yang paling besar.
pelepasan substansi P. Berdasarkan American Journal of Medi-
Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil cine yang berjudul Benefits of Color Therapy
bahwa pada hari pertama penurunan tingkat af- tentang mekanisme candle therapy, warna yang
terpain sebesar 2,3; pada hari kedua sebesar dilihat akan melalui retina dan diarahkan langsung
3,6; pada hari ketiga sebesar 1,9; dan rata-rata ke kelenjar hipotalamus, kemudian menuju
keseluruhan adalah sebesar 2,6. Hasil uji statistik kelenjar pineal, dan akhirnya sampai di kelenjar
dengan paired t-test menunjukkan thitung > ttabel pituitari. Kelenjar pituitari adalah salah satu

12 eISSN 2615-5516, pISSN 2460-0334


Setyarini, Pengaruh Candle Therapy terhadap Tingkat Afterpain Setelah Melahirkan Ibu Postpartum

kelenjar utama endokrin yang berada di bawah Apriliasari, D. (2015). Hubungan Usia dan
hipotalamus otak. Sekresinya dipengaruhi oleh Paritas dengan Kejadian Involusi Ibu Nifas
hipotalamus dan hasil dari sekresinya akan di BPS M ojokerto. Karya Tulis Ilmiah.
merangsang kelenjar endokrin lain yang ada di Poltekkes Majapahit
dalam tubuh kita untuk melepaskan hormon lain. Bahiyatun, S. P. (2013). Buku Ajar Asuhan
Di kelenjar pituitari itulah terjadi produksi hormon Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
endorfin yang dapat meringankan nyeri. Warna Hamid, E. S., & Anjarwati, S. (2009). Hubungan
yang masuk ke otak, dapat merangsang Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya
peningkatan hormon endorfin yang merupakan Kehamilan dengan Sikap Terhadap
substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Pencegahan Bahaya Kehamilan pada Ibu
Sehingga pada saat neuron nyeri perifer Hamil di Puskesmas Pleret Bant ul
mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis Yogyakarta Tahun 2009. Doctoral disser-
antara neuron nyeri perifer dan neuron yang tation. Yogyakarta: Universitas' Aisyiyah
menuju otak tempat seharusnya substansi P akan Yogyakarta.
menghantarkan impuls. Pada saat tersebut, Kholidah, N. (2008). Tingkat Pengetahuan Ibu
endorfin akan memblokir lepasnya substansi P Post Partum Primipara Tentang Perubahan
dari neuron sensorik, sehingga tranmisi impuls Fisiologis Masa Nifas Di Bidan Praktek
nyeri di medulla spinalis menjadi terhambat, Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon
sehingga sensasi nyeri afterpain menjadi Ceper Klaten.
berkurang. Birren, F. (2010). Color Psychology and Color
Theraphy : A Factual Study of the Influ-
PENUTUP ence of Color on Human Life Whitefish.
Sebelum dilakukan candle therapy 10% Kessinger Publishing L.L.C.
responden mengalami nyeri berat terkontrol, 33% Dewan, G., Glazener, C., & Tunstall, M. (1993).
nyeri ringan, dan 57% nyeri sedang. Setelah Postnatal pain: a neglected area. British
dilakukan candle therapy 3% responden Journal of Midwifery, 1(2), 63-66.
mengalami nyeri sedang, 30% tidak nyeri, dan Mander, Rosemary. (2004). Nyeri Persalinan.
67% nyeri ringan. Setelah dianalisa dengan Jakarta: EGC.
pengujian statistik dapat diambil kesimpulan Manuaba, I. B. G. (1998). Ilmu Kebidanan,
bahwa candle therapy memberikan pengaruh Penyakit Kandungan & Keluarga Beren-
positif terhadap tingkat afterpain pada ibu post cana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
partum. EGC.
Saran dari penelitian ini candle therapy Melzack R, Wall PD. (1965). Pain Mechanisms:
dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk a New Theory. Science.150:971-9
mengurangi afterpain Olds, S. B., Marcia, L., & Ladewig, P. A. (2000).
Maternal Newborn Nursing. New Jersey:
DAFTAR PUSTAKA Prentice Hall Health.
Prawirohardjo, S. (2015). Ilmu Kebidanan.
Ambarwati, E R dan Wulandari, D. (2008). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Prawirohardjo.
Mitra Cendika Press.

eISSN 2615-5516, pISSN 2460-0334 13

Anda mungkin juga menyukai