Abstrak
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman yang memiliki efek hormonal sebagai afrodisiak. Penelitian ini bertujuan un-
tuk mengevaluasi pemberian ekstrak cabe jawa (ECJ) melalui pakan terhadap akselerasi pematangan gonad ikan patin
siam jantan. Perlakuan yang diberikan meliputi ECJ dengan dosis 37,5 dan 187,5 mg kg ikan-1 hari-1, dibandingkan de-
ngan 17-α Metiltestosteron (50 µg kg ikan-1 minggu-1) dan kontrol selama 8 minggu. Perlakuan ECJ menunjukkan in-
deks kematangan gonad lebih tinggi dibandingkan kontrol sejak minggu ke-2 (p<0,05). Kadar testosteron darah pada
perlakuan ECJ 187,5 mg kg ikan-1 hari-1 lebih tinggi dibandingkan kontrol (p<0,05). Pada minggu ke-8, sebaran sper-
matozoa perlakuan ECJ mencapai 75%, sedangkan sebaran spermatozoa kontrol kurang dari 50%. Kepadatan, volume,
dan motilitas sperma perlakuan ECJ dan 17α-metiltestosteron lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (p<0,05) pada
minggu ke-8, namun kadar spermatokrit menunjukkan hasil yang sama (p>0,05). Perlakuan ECJ 187,5 mg kg ikan-1
hari-1 meningkatkan performa reproduksi dan kualitas sperma ikan patin siam jantan.
Kata penting: ekstrak cabe jawa, ikan patin siam, kadar testosteron, kualitas sperma, pematangan gonad
Abstract
Javanese long pepper is an aphrodisiac plants that have hormonal effects. This study aimed to evaluate the using of Ja-
vanese long pepper extract (JLPE) enriched feed to accelerate the gonadal maturation of male striped catfish. The dose
37.5 and 187.5 mg kg body weight-1 day-1 JLPE enriched feed were given on treatments compared to 17-α methyl tes-
tosterone (50 µg kg body weight-1 week-1) and control. The treatments were given for 8 weeks on male striped catfish
fish weighed 250±18.6 g. Gonadosomatic index of JLPE treatment higher than control since the second week (p<0.05),
also testosterone levels in 187.5 mg kg body weight-1 day-1 JLPE treatment to control (p<0.05). The spermatozoa dis-
persion reached 75% in JPLE treatment higher than control (p<0.05), althought there was not significant difference on
spermatocrite level (p> 0.05). Therefore, JLPE treatment at dose 187.5 mg kg body weight -1 day-1 increased the repro-
ductive performance and sperm quality of male striped catfish.
Keyword: java long pepper extract, striped catfish, testosterone levels, sperm quality, gonadal maturation
steroid dan Follicle Stimulating Hormone (FSH). tosterol dapat mengaktifkan poros hipotalamus-
Hormon steroid berfungsi untuk merangsang di- hipofisis-testis melalui mekanisme umpan balik
ferensiasi gonad, spermatogenesis, pemijahan, positif.
dan tingkah laku seksual. Pematangan gonad jan- Penelitian terkait penggunaan cabe jawa
tan tidak terlepas dari peran hormon androgen sebagai bahan afrodisiaka terbatas pada manusia,
yaitu hormon testosteron (Liley 1969, Fostier et mencit, dan ayam. Berdasarkan penelitian Moe-
al. 1983). FSH berfungsi dalam menstimulasi pe- loek et al. (2010), ekstrak cabe jawa pada dosis
lepasan androgen oleh sel-sel interstitial pada in- 100 mg hari-1 dapat bersifat atau bertindak seba-
dividu jantan untuk mematangkan sperma (Hoar gai fitofarmaka androgenik yakni dapat mening-
1969). Hormon steroid yang umum digunakan katkan kadar testosteron darah dan libido pada
merupakan hormon steroid sintetis. Namun, laki-laki hipogonad. Penelitian ekstrak etanol
penggunaan hormon sintetis membutuhkan biaya 70% buah cabe jawa yang diteliti efek androge-
yang mahal dan tidak ramah lingkungan karena niknya pada anak ayam jantan, pada dosis 3,75
meninggalkan residu di air dan di dasar kolam mg 100 gram bobot badan-1 mempunyai respon
(Contreras-Sanchez et al. 2001). Bahan alternatif tidak berbeda nyata dengan bahan standar metil-
sebagai penginduksi pematangan gonad jantan testosteron (andriol) dosis 500 mg 100 gram bo-
diantaranya berasal dari tanaman yang disebut fi- bot badan-1 (Wahjoedi et al. 2004). Pemberian pi-
tosteroid. Salah satu fitosteroid yang dapat di- perin dan fraksi tak larut heksan bebas piperin
manfaatkan untuk memacu pematangan gonad ekstrak etanol buah cabe jawa berpengaruh sig-
adalah cabe jawa Piper retrofractum Vahl. nifikan terhadap peningkatan kadar testosteron
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman darah pada tikus putih jantan (Muslichah 2011).
yang diketahui memiliki efek stimulan terhadap Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
sel-sel saraf dan efek hormonal sebagai afrodisi- pemberian ekstrak cabe jawa melalui pakan ter-
aka (Moeloek et al. 2010). Secara umum kan- hadap akselerasi pematangan gonad ikan patin
dungan kimiawi atau senyawa kimiawi yang ber- siam jantan.
peran sebagai afrodisiaka adalah turunan steroid,
saponin, alkaloid, tannin, dan senyawa lain yang Bahan dan metode
dapat melancarkan peredaran darah. Alkaloid Penelitian dilakukan pada bulan Mei hing-
utama yang terdapat di dalam buah cabe jawa ga Juli 2014 bertempat di Teaching Farm, Budi
adalah piperin (Isnawati et al. 2002). Disamping daya Perairan, FPIK IPB.
piperin, didalam cabe jawa terkandung senyawa
β-sitosterol (termasuk senyawa sterol). Sterol Materi uji
merupakan kolesterol khas dari tumbuhan yang Penelitian ini menggunakan rancangan
memiliki struktur yang sama dengan kolesterol acak lengkap. Ikan yang digunakan pada peneli-
hewani dan dapat digunakan sebagai prekursor tian ini adalah ikan patin siam jantan berukuran
hormon steroid (Dean & Boyd 2004). Yurnadi et 250,0±18,6 g (umur ±8 bulan) berjumlah 10 ekor
al. (2006) menyatakan bahwa senyawa sitosterol setiap ulangan yang dipelihara pada bak berukur-
yang terkandung dalam buah cabe jawa bekerja an 100 x 100 x 50 cm3. Perlakuan yang diberikan
sebagai tonik seksual pada sistem hormonal ti- meliputi kontrol negatif (A), ekstrak cabe jawa
kus. Pada dosis yang rendah, diduga senyawa si- (ECJ) dengan dosis 37,5 mg kg ikan-1 hari-1 (B)
dan 187,5 mg kg ikan-1 hari-1 (C), 17-α metiltes- dan ke-8. Pengamatan tersebut dilakukan pada
-1 -1
tosteron 50 µg kg ikan minggu sebagai kontrol tiga ekor ikan uji yang dipilih secara acak pada
positif (D). Perlakuan diberikan melalui pakan setiap perlakuan.
komersial dengan kadar protein 30-33% selama 8 Indek kematangan gonad merupakan per-
minggu dengan persentase pemberian pakan hari- sentase bobot gonad dibandingkan dengan bobot
an sebesar 2%. Setiap perlakuan diulang seba- tubuh ikan uji.
nyak tiga kali. Pengukuran konsentrasi testosteron dalam
darah menggunakan metode Enzyme-linked Im-
Pembuatan ekstrak cabe jawa munosorbent Assay (ELISA) dengan kit ber-
Pembuatan ekstrak cabe jawa dilakukan di merek Biomatik. Pengambilan darah dilakukan
Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah pada bagian pangkal sirip ekor.
dan Obat (Balitro) Bogor. Cabe jawa yang digu- Histologi gonad dilakukan dengan metode
nakan dalam penelitian ini adalah bagian buah pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Penyajian
cabe jawa matang yang bewarna merah yang di- hasil pembacaan histologi gonad menggunakan
dapatkan dari Kebun Percobaan Balitro Bogor. metode penilaian berdasarkan persentase sebaran
Pembuatan ekstrak kental cabe jawa dengan me- spermatozoa (Tabel 1). Sebaran spermatozoa di-
tode maserasi menggunakan etanol 95% dengan hitung menggunakan perangkat lunak ImageJ
perbandingan 1:5. Cabe jawa yang telah dima- versi 1.48.
serasi kemudian disaring dengan kertas saring Pengamatan kualitas sperma meliputi
dan dievaporasi menggunakan rotavator untuk pengukuran kadar spermatokrit, volume, kepa-
memisahkan ekstrak dengan pelarut. datan, pH, dan motilitas sperma.
Penghitungan kadar spermatokrit dilaku-
Pencampuran ekstrak cabe jawa dalam pakan kan dengan cara sampel cairan semen dimasuk-
Pencampuran ekstrak cabe jawa dengan kan dalam tabung mikrohematokrit sampai 4/5
pakan dilakukan dengan menyemprotkan ekstrak bagian. Ujung tabung disumbat dengan crysto-
cabe jawa yang telah dilarutkan dengan alkohol ceal. Tabung hematokrit disentrifus selama 5
70% menggunakan botol semprot sesuai dengan menit dengan kecepatan 8000 rpm. Kadar sper-
dosis yang ditentukan. Setiap 100 ml larutan eks- matokrit dihitung dengan rumus sebagai berikut:
x
trak cabe jawa disemprotkan pada 1 kg pakan se- Kadar spermatokrit = x 100%
y
cara merata, lalu pakan dibiarkan kering udara.
Keterangan: x = padatan cairan semen (cm), y = total
cairan semen (cm)
Tabel 1. Penilaian sebaran spermatozoa pada preparat histologi gonad ikan uji
Nilai Sebaran spermatozoa Keterangan
0 Spermatozoa 0% Belum terbentuk spermatozoa
1 Spermatozoa 0,1-24,9% Spermatozoa sangat sedikit dan jarang
2 Spermatozoa 25,0-49,9% Spermatozoa mulai banyak
3 Spermatozoa 50,0-74,5% Spermatozoa banyak
4 Spermatozoa 75,0-100% Spermatozoa banyak dan rapat
Kepadatan sperma = x .fp . 2,5.105 ragam pada selang kepercayaan 95% dengan pe-
Keterangan: x = rata-rata jumlah sperma, fp = faktor rangkat lunak SPSS versi 16, sedangkan penilai-
pengenceran
an histologis gonad dianalisis secara deskriptif.
pH sperma diukur dengan pH indikator
Jika hasil analisis sidik ragam yang diperoleh
dengan skala 0 hingga 14. Pengamatan motilitas
terdapat perbedaan antarperlakuan yang dibe-
sperma dilakukan di bawah mikroskop dengan
rikan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan de-
perbesaran 20 x 10. Sperma ikan diletakkan pada
ngan selang kepercayaan 95%.
gelas obyek dan ditetesi air kemudian diamati la-
ma pergerakan (motilitas) sperma hingga sper-
Hasil
ma tidak bergerak.
Indeks kematangan gonad (IKG)
Tingkat kelangsungan hidup merupakan
Persentase IKG meningkat pada minggu
persentase jumlah ikan yang hidup pada akhir pe-
ke-2 hingga minggu ke-8 (Gambar 1). Hasil uji
nelitian dibandingkan dengan jumlah ikan awal
statistik menunjukkan bahwa perlakuan yang di-
penelitian.
berikan memberikan pengaruh yang nyata terha-
dap IKG ikan uji sejak minggu ke-2 (p<0,05).
Analisis data
Nilai IKG tertinggi ditunjukkan pada minggu ke-
Hasil pengamatan IKG, kadar tetosteron
8 yaitu 5,4% pada perlakuan C (ECJ 187,5 mg kg
darah, kualitas sperma, dan TKH dianalisis sidik
ikan-1 hari-1).
7 b
6
5 b
IKG (%)
4 b b b b a E
3 b b a F
b
b G
2 b
a a a a a a H
a
1
0
0 2 4 6 8
Minggu ke-
Gambar 1. Nilai IKG ikan patin siam yang diberi perlakuan ekstrak cabe jawa pada minggu ke-0 hingga
ke-8 (A: kontrol negatif; B: ECJ 37,5 mg kg ikan-1 hari-1; C: ECJ 187,5 mg kg ikan-1 hari-1; D:
kontrol positif (17α-metiltestosteron 50 µg kg ikan-1 minggu-1)).
12.00
b
10.00
Testosteron (ngml-1)
a
8.00
b a a
E
6.00
F
b
4.00 b a
a ab b G
a a
a H
2.00 a a
a a a a
0.00
0 2 4 6 8
Minggu ke-
Gambar 2. Konsentrasi testosteron darah ikan patin siam yang diberi perlakuan ekstrak cabe jawa pada
minggu ke-0 hingga ke-8 (A: kontrol negatif; B: ECJ 37,5 mg kg ikan-1 hari-1; C: ECJ 187,5
mg kg ikan-1 hari-1; D: kontrol positif (17α-metiltestosteron 50 µg kg ikan-1 minggu-1)).
Tabel 3. Hasil pengamatan kualitas sperma ikan patin siam minggu ke-2 hingga ke-8 pada perlakuan eks-
trak cabe jawa melalui pakan (A: kontrol negatif; B: ECJ 37,5 mg kg ikan-1 hari-1; C: ECJ 187,5
mg kg ikan-1 hari-1; D: kontrol positif (17α-metiltestosteron 50 µg kg ikan-1 minggu-1).
Kualitas Sperma
Perlakuan Minggu ke Kepadatan pH Volume Spermatokrit Motilitas
(x109 ml-1) (ml) (%) (detik)
A 2 40,83±3,82a 8-9 0,41±0,29a 60,50±9,98a 146,00±39,69a
B 36,67±1,44a 8-9 0,98±0,13b 66,81±2,13a 135,33±17,93a
C 39,17±3,82a 8-9 0,65±0,10a 59,27±4,96a 101,00±14,00a
D 48,33±3,82b 8 0,48±0,03a 57,41±4,79a 139,67±35,73a
A 4 40,00±2,50a 8 0,72±0,24a 65,67±2,51a 272,33±33,84b
B 50,83±5,20b 8 1,29±0,09b 73,81±4,76ab 192,67±27,39a
C 50,83±1,44b 8-9 1,63±0,28c 73,69±5,78ab 263,75±36,25b
D 68,33±6,29c 8-9 1,18±0,21b 75,52±5,28b 304,83±40,83b
A 6 57,08±1,91a 8 1,10±0,10a 74,91±6,96a 262,67±23,67a
B 69,44±2,41b 8-9 1,30±0,10a 76,14±5,92a 270,75±18,25a
C 56,67±3,82a 8-9 1,82±0,18b 71,79±3,74a 277,17±31,08a
D 70,00±4,33b 8-9 1,88±0,20b 78,36±2,80a 382,75±30,75b
A 8 60,00±3,31a 8-9 1,15±0,15a 75,25±5,01a 146,00±13,00a
B 69,17±1,61b 8-9 1,74±0,21b 74,32±2,35a 330,00±37,51b
C 71,39±2,10b 8-9 2,84±0,23b 71,44±3,27a 302,67±14,51b
D 76,25±2,17c 8 2,95±0,20c 88,47±9,71b 385,00±32,00c
Keterangan:
A= kontrol negatif; B= ECJ 37,5 mg kg ikan-1 hari-1; C= ECJ 187,5 mg kg ikan-1 hari-1; D= kontrol positif
(17α-metiltestosteron 50 µg kg ikan-1 minggu-1). Huruf tika atas yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05). Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata
dan simpangan baku.
a a a a
100.00
80.00
TKH (%)
60.00
40.00
20.00
0.00
A B C D
Perlakuan
Gambar 3. Tingkat kelangsungan hidup ikan patin siam pada akhir masa pemeliharaan. A= kontrol negatif;
B= ECJ 37,5 mg kg ikan-1 hari-1; C= ECJ 187,5 mg kg ikan-1 hari-1; D= kontrol positif (17α-
metiltestosteron 50 µg kg ikan-1 minggu-1).
ngaruhi nisbah kelamin, gonad, dan hormonal. ma yang lebih tinggi serta durasi motilitas sper-
Yurnadi et al. (2006) menyatakan bahwa senya- ma yang lebih lama dibandingkan kontrol negatif
wa sitosterol yang terkandung dalam buah cabe (p<0,05). Kadar spermatokrit perlakuan ECJ me-
jawa bekerja sebagai tonik seksual pada sistem nunjukkan hasil yang sama dengan perlakuan
hormonal tikus. Pada dosis yang rendah, diduga 17α-Metiltestosteron pada minggu ke-2 hingga
senyawa sitosterol dapat mengaktifkan poros hi- ke-6 (p<0,05). Kadar spermatokrit dapat diguna-
potalamus-hipofisis-testis melalui mekanisme kan sebagai indikator kekentalan sperma. Jika ni-
umpan balik positif. Kondisi tersebut akan men- lai spermatokrit tinggi maka dapat disimpulkan
stabilkan proses spermatogenesis dan berakibat bahwa cairan sperma tersebut bersifat kental se-
terjadinya peningkatan konsentrasi spermatozoa. hingga memiliki padatan spermatozoa yang lebih
Histologi gonad merupakan metode yang banyak dibandingkan dengan cairan seminalnya.
dapat memberikan gambaran langsung tahap per- Motilitas sperma merupakan indikator ku-
kembangan gamet pada gonad (Lowerre-Barbieri alitas sperma sebagai prasyarat pembuahan dan
et al. 2010). Perkembangan gonad (spermatoge- berkorelasi erat dengan keberhasilan pembuahan
nesis) sangat berkaitan dengan konsentrasi tes- (Rurangwa et al. 2004). Pada kebanyakan ikan
tosteron darah ikan uji. Hormon utama yang ber- air tawar, durasi motilitas sperma umumnya ha-
peran dalam sistem reproduksi jantan adalah nya mencapai 2 menit dan sperma sangat aktif
hormon testosteron. Secara umum hormon ini bergerak 30 hingga 35 detik (Kime et al. 2001).
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sper- Menurut Lahnsteiner et al. (1998), respon rang-
matogonium, perkembangan spermatosit primer sangan aktivitas spermatozoa tergantung pada
dan sekunder serta diferensiasi spermatosit men- pH, tekanan osmotik, dan kandungan ion (sodi-
jadi sperma (Billard et al. 1982, Weltzien et al. um dan kalium) pada medium yang mengelilingi-
2002). Perlakuan ECJ melalui pakan dapat me- nya. Panjang pendeknya ukuran ekor sperma ju-
ningkatkan sebaran spermatozoa hingga 75% pa- ga dapat menentukan keaktifan sperma dalam
da minggu ke-8 sedangkan kontrol negatif memi- bergerak. Semakin panjang ekor sperma maka
liki sebaran spermatozoa dibawah 50%. Hal ini semakin aktif sperma tersebut bergerak (Affandi
menunjukkan bahwa cabe jawa yang mengan- & Tang 2002). Hasil penelitian menunjukkan
dung alkaloid diduga dapat meningkatkan tes- bahwa durasi motilitas sperma ikan yang diberi
tosteron darah yang dapat memacu pembentukan perlakuan ECJ mampu motil lebih dari 5 menit
spermatozoa dan memiliki efek yang sama de- sedangkan durasi motilitas sperma ikan kontrol
ngan 17α-metiltestosteron dalam perkembangan negatif hanya mencapai 2,4 menit (p<0,05). Hal
spermatozoa ikan uji. ini menunjukkan bahwa sperma ikan yang diberi
Evaluasi kualitas sperma ikan diperlukan perlakuan cabe jawa memiliki performa yang le-
untuk meningkatkan efisiensi dalam fertilisasi te- bih baik daripada kontrol negatif.
lur terutama pada pemijahan buatan. Volume, ke- Volume sperma yang dihasilkan mening-
padatan, motilitas, dan kadar spermatokrit sper- kat seiring dengan peningkatan bobot testis. Vo-
ma tertinggi ditunjukkan pada pengamatan ming- lume sperma ikan yang diberi perlakuan ECJ le-
gu ke-8 yaitu pada perlakuan 17α-Metiltestoste- bih tinggi daripada kontrol negatif pada minggu
ron (D). Perlakuan ECJ maupun 17α-Metiltes- ke-4, 6, dan 8 (p<0,05). Hal ini membuktikan
tosteron menghasilkan kepadatan, volume sper- bahwa ECJ yang dapat meningkatkan kadar tes-
tosteron mengakibatkan peningkatan volume testosteron, dan kualitas sperma ikan uji yang le-
sperma yang dihasilkan. Nagahama (1994) me- bih tinggi daripada perlakuan lainnya. Perlakuan
nyatakan bahwa testosteron dan 11-ketotestos- ECJ 187,5 mg kg ikan-1 hari-1 yang diberikan me-
teron menyebabkan spermatogenesis dan sper- lalui pakan selama 8 minggu menghasilkan IKG
miogenesis pada ikan. sebesar 5,40±1,04%, sebaran spermatozoa men-
pH sperma juga memiliki pengaruh terha- capai 75%, serta kadar testosteron sebesar 9,54
dap kualitas sperma serta kualitas pembuahan te- ng ml-1.
lur. Billard & Cossom (1992) menyatakan bahwa
pH dibawah 7,8 dapat menghambat motilitas Daftar Pustaka
sperma. pH optimal untuk sperma ikan berkisar Adebiyi FA, Siraj SS, Harmin SA, Christianus A.
2012. Plasma sex steroid hormonal profile
antara 8,0 hingga 8,2 (Lahnsteiner et al. 1998).
and gonad histology during the annual re-
pH sperma yang diberi perlakuan ECJ memiliki productive cycle of river catfish Hemiba-
grus nemurus in captivity. Fish Physiolo-
kisaran antara 8,0-8,7 namun jika dibandingkan
gy and Biochemistry, 39(3): 547-557.
dengan kontrol negatif menunjukkan kisaran
Affandi R, Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan
yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pH sper- Air. Unri Press. Riau. 213 hlm.
ma yang diberi perlakuan ekstrak cabe jawa ma- Billard R, Fostier A, Weil C, Breton B. 1982.
Endocrine control of spermatogenesis in
suk dalam kisaran normal meskipun bukan dalam
teleost fish. Canadian Journal of Fishe-
kisaran optimum. ries and Aquatic Sciences, 39(1): 65-79
Penggunaan ECJ pada penelitian tidak Billard R, Cosson MP. 1992. Some problems re-
lated to the assessment of sperm motility
memengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan
in freshwater fish. Journal of Experimen-
uji (p>0,05) (Gambar 3). Hal ini menunjukkan tal Zoology, 261 (2): 122-131.
bahwa perlakuan ekstrak cabe jawa yang diberi- Contreras-Sanchez WM, Fitzpatrick MS, Schreck
kan tidak berpengaruh terhadap metabolisme CB. 2001. Fate of methyltestosterone in
the pond environment: Impact of mt-con-
ikan uji. Wahyoedi et al. (2004) menyatakan taminated soil on tilapia sex differentia-
bahwa hasil uji toksisitas akut (LD-50) tidak me- tion. PD/A CRSP Eighteenth Annual
Technical Report. Effluents and Pollution
nemukan kelainan yang spesifik dan gejala lain Research. pp 83-86.
pada hati, jantung, ginjal, usus, lambung, testes Dean LO, Boyd LC. 2004. Biological effect and
maupun ovarium hewan uji sebagai akibat pem- safety aspects of phytosterol oxide. In:
Dutta PC (ed.). Phytosterols as Functional
berian ekstrak etanol cabe jawa. Penelitian yang Food Components and Nutraceuticals.
dilakukan oleh Isnawati et al. (2002) menunjuk- Marcel Dekker Inc. New York. pp. 419-
430.
kan bahwa ekstrak buah cabe jawa 50% yang di-
Fostier A, Jalabert B, Billard R, Breton B, Zohar
uji dengan metoda Ames tidak memperlihatkan Y. 1983. The gonadal steroid. In: Hoar
adanya efek mutagenik pada bakteri uji sehingga WS, Randall DJ, Donaldson EM (ed.).
Fish Physiology Volume IX Reproduction
aman untuk dikonsumsi. Part A Endocrine Tissues and Hormones.
Academic Press. London. pp. 277-372.
buah cabe jawa Piper retrofractum. Jurnal Nagahama Y. 1994. Endocrine regulation of
Bahan Alam Indonesia, 1(2): 63-67. gametogenesis in fish. The International
Journal Developmental Biology, 38: 217-
Kime DE, Van Look KJW, McAllister BG,
229.
Huyskens G, Rurangwa E, Ollevier F.
2001. Computer-assisted Sperm Analysis Rurangwa E, Kime DE, Ollevier F, Nash JP.
(CASA) as a tool for monitoring sperm 2004. Review: The measurement of sperm
quality in fish. Comparative Biochemistry motility and factors affecting sperm quali-
and Physiology, 130(4): 425-433. ty in cultured fish. Aquaculture 234(1-4):
1-28.
Lahnsteiner F, Berger B, Weismann T, Patzner
RA. 1998. Determination of semen quality Schwassmann HO. 1971. Biological rhythms. In:
of the rainbow trout Oncorhynchus Hoar WS, Randall DJ (ed.). Fish Physio-
mykiss, by sperm motility, seminal plasma logy Volume VI. Environmental Relation
parameters, and spermatozoal metabolism. and Behaviour. Academic Press. New
Aquaculture, 163(1-2): 163-81. York. pp. 371-428.
Liley NR. 1969. Hormone and reproductive be- Tang UM, Affandi R. 2001. Biologi Reproduksi
havior in fishes. In: Hoar WS, Randall DJ Ikan. Unri Press. Riau. 208 hlm.
(ed.). Fish Physiology Volume III. Repro-
Tremblay L, Kraak GVD. 1998. Use of a series
duction and Growth, Bioluminescence,
of homologous in vitro and in vivo assays
Pigments, and Poisons. Academic Press.
to evaluate the endocrine modulating
New York. pp. 73-116.
actions of β sitosterol in rainbow trout.
Lin H, Tsai SC, Chen JJ, Chiao YC, Wang SW, Aquatic Toxicology, 43(2-3): 149-162.
Wang GJ, Chen CF, Wang PS. 1999. Ef-
Wahjoedi B, Pudjiastuti, Adjirni, Nuratmi B, As-
fects of evodiamine on the secretion of
tuti Y. 2004. Efek androgenik ekstrak eta-
testosterone in rat testicular interstitial
nol cabe jawa Piper retrofractum pada
cells. Metabolism, 48(12): 1532-1535.
anak ayam. Jurnal Bahan Alam Indonesia,
Lowerre-Barbieri SK, Brown-Peterson NJ, Mu- 3(2): 201-204.
rua H, Tomkiewicz J, Wyanski DM, Sa-
Weltzien F, Taranger GL, Karlsen Ø, Norberg B.
borido-Rey F. 2011. Emerging issues and
2002. Spermatogenesis and related plas-
methodological advances in fisheries re-
ma androgen levels in Atlantic halibut
productive biology. Marine and Coastal
(Hippoglossus hippoglossus L.). Com-
Fisheries, 3(1): 32–51.
parative Biochemistry and Physiology,
Mengamphan K, Phromya C, Manosroi C, Ma- 132(3): 567-575.
nosroi A. 2008. Maturation induction of
Yakubu MT. 2012. Effect of a 60-day oral ga-
Pangasius hypophthalmus using different
vage of a crude alkaloid extract from
dosage of hormone in soybean oil suspen-
Chromolaena odorata leaves on hor-
sion (May-Jun 2004). Food and Agricul-
monal and spermatogenic indices of
ture Organization of the United Nation.
male rats. Journal of Andrology, 33(6):
Abstract.
199-207.
Moeloek N, Lestari SW, Yurnadi, Wahjoedi B.
Yurnadi, Sari P, Suryandari DA. 2006. Pengaruh
2010. Uji klinik ekstrak cabe jawa Piper
kombinasi Muira puama, Damiana, dan
retrofractum sebagai fitofarmaka andro-
Siberian Ginseng (MDS) terhadap berat
genik pada laki-laki hipogonad. Majalah
badan, testis, tubulus seminiferus, dan
Kedokteran Indonesia, 60(6): 255-262.
sel ledyik tikus strain Sprague-Dawley.
Muslichah S. 2011. Pengaruh pemberian piperin Majalah Kedokteran Indonesia, 56:
dan fraksi tak larut heksan bebas piperin 357-63.
ekstrak etanolik buah cabe jawa Piper re-
Zeyl JN, Love OP, Higgs DM. 2013. Evaluating
trofractum terhadap perilaku seksual dan
gonadosomatic index as an estimator of
kadar testosteron tikus jantan. Tesis. Pro-
reproductive condition in the invasive
gram Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
round goby Neogobius melanostomus.
Abstrak.
Journal of Great Lakes Research, 40(1):
164-171.