PBL Blok 5 Sken 10
PBL Blok 5 Sken 10
Abstrak
Hampir seluruh manusia yang ada di muka bumi ini dapat bergerak, berjalan dan
melakukan aktivitas lainnya. Di dalam tubuh seluruh manusia ada jaringan otot. Otot ini
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seluruh manusia. Tanpa adanya otot
manusia tidak dapat bergerak. Otot juga merupakan alat gerak manusia yang aktif.
Manusia menggunakan otot untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Maka dari itu, otot
memiliki suatu mekanisme kerja otot yang meliputi dua hal, yaitu kontraksi dan relaksasi.
Namun, otot tidak dapat bekerja apabila sumber energi habis ataupun tidak cukup.
Sumber energi di otot tapi di dapatkan dengan melalui tiga proses, yaitu kreatin fosfat,
glikolisis, dan fosforilasi oksidatif. Sumber energi tersebut dapat berkurang bahkan habis
dan hal itu akan menimbulkan terjadinya kelelahan otot. Untuk menghindari kelelahan
otot maka diperlukan latihan sebelum beraktivitas.
Abstract
Most of humans on this earth can move, walk and do other activities. In the
human body there are muscle tissue. The muscle is something that very important for
humans. Without the muscles human cannot move. Muscles are also active human
organs. Humans use muscles to carry out daily activities. Therefore, muscles have a
muscle working mechanism which includes two things, namely contraction and
relaxation. However, muscles cannot work if the energy source is depleted or
insufficient. The source of energy in muscles is obtained through three processes,
namely creatine phosphate, glycolysis, and oxidative phosphorylation. The source of
energy can be reduced or even depleted and this will cause muscle fatigue. To avoid
muscle fatigue, human needs to exercise before doing activities.
A. Pendahuluan
Otot merupakan sesuatu yang penting bagi tubuh semua manusia. Tanpa adanya
otot tubuh manusia tidak dapat bergerak. Otot juga biasa digunakan untuk melalukan
suatu perkerjaan, baik pekerjaaan ringan maupun berat. Hampir di seluruh bagian
anggota tubuh manusia terdapat otot. Terdapat beberapa jenis otot, yaitu otot polos, otot
skelet, dan otot jantung. Ketiga jenis otot tersebut memiliki cara kerja dan bentuk yang
berbeda-beda. Letak ketiga otot tersebut juga pada tempat yang berbeda-beda.
Pada saat seseorang melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas biasanya otot akan
bekerja. Otot bekerja dengan cara melakukan mekanisme kerja otot yang meliputi
kontraksi dan relaksasi1. Pada saat otot berkontraksi dibutuhkan suatu sumber energi
(ATP)2. Otot yang dikontraksi dalam jangka waktu yang panjang akan memimbulkan
kelelahan otot. Kelelahan otot biasanya disebabkan oleh berkurangnya sumber energi 2.
Kelelahan otot juga dapat terjadi karena sedikitnya ketersediaan oksigen di dalam fase
aerob3. Hal ini menyebabkan asam laktat tidak bisa berubah menjadi asam piruvat. Oleh
karena itu, terjadilah penumpukan asam laktat3.
Kontraksi otot yang berlebih dapat dicegah dengan cara melakukan latihan
terhadap suatu aktivitas yang akan dilakukan. 4 Latihan seperti ini dapat dilakukan secara
berkala. Selain itu, untuk mencegah terjadinya kontraksi otot yang berlebihan dapat
dilakukan dengan cara menyimpan cadangan energi4. Cadangan energi yang tinggi di
dalam otot menyebabkan energi yang dikeluarkan semakin tinggi4. Oleh karena itu
makalah ini ditulis dengan tujuan memberikan pengetahuan mengenai pengaruh kontraksi
otot yang berlebih terhadap otot.
B. Otot
Otot mempunyai fungsi yang paling utama sebagai alat gerak aktif5. Sel-sel otot
yang biasa digunakan untuk mengerakan suatu organisme biasa disebut fibra otot,
sedangkan untuk pengaturan serta pengawasan kepada energi penggerak biasanya
dilakukan oleh sel-sel syaraf yang biasanya disebut nervus 5. Otot memiliki mekanisme
kerja, yaitu kontraksi dan relaksasi. Otot memiliki beberapa fungsi, yaitu
1. Otot sebagai alat gerak aktif bearti otot dapat bekerja membentuk gerakan
sesuai yang di ingin kan seseorang.
2. Otot sebagai antagonis bearti otot memiliki fungsi untuk mengatur dan
memperhalis kecepatan serta kekuatan Gerakan yang dilakukan otot.
3. Otot sebagai fiksasi bearti otot memiliki dungsi untuk menjaga
keseimbangan sendi dan juga menjaga supaya sendi tetap pada posisi yang
sama atau tidak terlepas serta menjaga posisi sendi.
C. Struktur Makroskopik Otot Tungkai Bawah
Otot-otot di bagian anterior memiliki fungsi kerja plantar fleksi dan dorsidleksi. .
Musculus gastrocnemius dan musculus soleus merupakan otot fleksor plantar yang
bersifat kuat dan berfungsi dalam membantu mempertahankan keseimbangan, kekuatan
utama saat berlari, berjalan serta melompat, dan dapat membantu menstabilkan lutut.
Otot-otot peroneus longus dan brevis memiliki fungsi yang dapat membantu melakukan
gerak plantarfleksi di sendi pergelangan kaki saat tendon ada di belakang sumbu fleksi-
ekstensi. Selain itu juga, kontraksi yang mengarah ke eversi atau pronasi juga biasa diatur
oleh sendi pergelangan kaki bawah. Sementara itu, tendon dari otot peroneus longus
mendukung lengkung longitudinal lateral dan melintang kaki.
Otot di kaki dibedakan menjadi dua bagian, yaitu otot dorsum pedis dan otot
plantar pedis. Di bagian otot dorsum pedis terdapat dua kelompok, yaitu ekstensor
digitorum brevis dan ekstensor hallucis brevis. Otot yang ada di bagian dalam fascia datar
pada dorsum kaki (fascia dorsalis pedis) dan dipersarafi oleh saraf fibula atau peroneum
yang dalam. Musculus ekstensor digitorum brevis yang asalnya dari permukaan
superolateral os. calcaneus yang membelah menjadi tiga otot yang tendonnya menyatu
pada aponeurosis dorsal dan phalang tengah jari-jari kedua hingga keempat. Sementara
itu, musculus ekstensor hallucis brevis yang berasal dari permukaan superolateral os.
calcaneus dan memasukkan aponeurosis dorsal dan phalanx proksimal dari jempol kaki.
Adanya kontraksi di bagian otot ekstensor digitorum brevis menyebabkan adanya
dorsofleksi, atau hiperekstensi dari jari kaki kedua sampai jari kaki keempat, yang terjadi
pada sendi metatarsophalangeal dari jari yang sama. Sedangkan, di bagian otot ekstensor
hallucis brevis mengakibatkan terjadinya dorsofleksi sendi metatarsophalangeal dari
jempol kaki.
Gambar mm. interossei dorsales dan palmares Gambar . m. quadratus plantae dan m.
lumbricales
D. Struktur Mikroskopok Otot Tungkai
Musculus quadriceps femoris termasuk dalam otot rangka atau biasa disebut otot
skelet. Otot rangka bekerja secara voluntary atau bekerja dipengaruhi kemauan diri atau
berkontraksi dan berelaksasi di bawah kesadaran. Otot rangka menempel pada tulang
ataupun ke organnya seperti pada mata serta kulit dan memiliki fungsi untuk
menggerakan bagian skeleton6. Menempelnya otot rangka ke tulang bisa dilalui dengan
dua acara, yaitu langsung dan melewati perantara tendon atau aponeurosis, cartilage,
fascia, dan ligamentum5. Otot rangka memiliki fungsi adalah melakukan kontraksi untuk
menggerakan anggota tubuh, membuat panas tubuh, membuat tubuh menjadi berbentuk,
dan dapat menjadi perlindungan organ dalam6.
Otot rangka memiliki serabut yang berbentuk menyilang satu ataupun lebih sendi.
Otot ini memiliki banyak inti di tepinya. Otot ini memiliki sifat yang tahan lama dan juga
otot ini juga sulit untuk lelah. Terdapat beratus-ratus sampai dengan beribu-ribu serat
yang Panjang dan berbentuk silindris disebut fiber6. Serat otot ini memiliki struktur yang
sejajar antara satu dengan yang lain6. Serat ini memiliki diameter 10- 100 µm dan
panjang 100 µm, ada juga yang dapat mencapai 30cm 6. Serat-serat ini berasal dari fusi
banyak sel yang kecil pada masa embrio. Maka dari itu, di setiap serat otot rangka ini
memiliki banyak inti.
Gambar struktur gambar mikroskopik otot rangka6
E. Metabolisme Otot
ATP merupakan hal yang sangat diperlukan sebagai energi untuk
kontraksi otot dan juga daur ulang cross-bridge selama proses kontraktil4. ATP
yang tersimpan di dalam otot jumlahnya terbatas dan cukup tersedia hanya untuk
satu detik4. Untuk itu ATP akan digantikan. Pergantian ATP biasanya dapat
dilakukan jika cadangan molekul bahan dakar, seperti lemak dan karbohidrat akan
dipecah dan digunakan untuk menyediakan energi bebas yang bisa dipakai untuk
membuat ADP dan PI bersatu membentuk ATP4. Proses-proses metabolisme
kontraksi-relaksasi otot, yaitu
1. ATP akan berikatan dengan kepala miosin ATPase. ATPase akan
menghidrolisis ATP >> ADP + Pi8 . Energi yang sudah
terhidrolisis ini akan dipakai untuk mengaktivasi kepala miosin
agar bisa dipakai untuk mengikat F aktin8.
2. Miosin (ADP + Pi) dan F aktin terikat sehingga terbentuklah suatu
kompleks.
3. Setelah miosin-aktin sudah beriikatan, ADP + Pi di dalamnya akan
terlepaskan dan disertai dengan adanya perubahan konformasi
yang besar dikepala miosin di dalam kaitan dengan ekornya
sehingga aktin akan tertarik sejauh 10 nm ke arah pusar sarkomer.
Sekarang miosin dapat dikatakan dalam keadaan energi yang
rendah.
4. Molekul ATP dalam bentuk lain akan masuk dan berikatan dengan
aktin-miosin sehingga membentuk kompleks aktin-miosin-ATP
5. Miosin-ATP mempunyai afinitas yang mengarah ke rendah
terhdap aktin sehingga aktin akan terlepas. Aktin sudah terlepas
dan ini menandakan proses relaksasi.
Gambar metabolisme otot pada saat kontraksi dan relaksasi
Sumber energi yang digunakan untuk kontraksi otot juga dapat di dapatkan dari
tiga proses. Proses-proses tersebut di antaranya :
1. Kreatin Fosfat
2. Glikolisis
3. Fosforilasi Oksidatif
G. Kelelahan Otot
Kelelahan sentral merupakan kelalahan yang biasa terjadi ketika sistem saraf
pusat sudak tidak lagi secara adekuat mengaktifkan neuron motorik yang membantu
mempersyarafi otot yang sedang bekerja 9. Penyebab terjadinya kelelahan sentral adalah
faktor psikologis10. Ketika latihan berat, biasanya kelelahan sentral bermunculan dari rasa
kurang nyaman yang berkaitan dengan aktivitas yang sedang dilakukan yang biasanya
mulai timbul rasa nyeri9. Kelelahan sentral juga dapat mengurangi kinerja-kinerja fisik
yang ada kaitannya dengan kebosananan dan kemonotonan. Hal ini berasal karena adanya
peningkatan kadar serotonin dan tripofan di dalam otak.
H. Kesimpulan
Otot merupakan suatu jaringan fungsi yang paling utama sebagai alat gerak aktif
Selain itu, otot juga memiliki banyak fungsi lainnya. Otot hampir terdapat di seluruh
bagian tubuh manusia. Manusia menggunakan otot ketika melakukan suatu aktivitas.
Pada saat manusia beraktivitas otot akan bekerja dengan cara berkontraksi dan
berelaksasi. Sarkomer pada otot yang sedang berkontraksi akan memendek. Ketika tubuh
mengalami kontraksi yang berlebihan akan menimbulkan suatu kelelahan otot. Kelelahan
otot merupakan bentuk mekanisme pertahanan yang berfungsi melindungi otot agar otot
tidak mencapai titik saat ATP tidak lagi dapat di produksi. Kelelahan otot ditandai
dengan rasa nyeri pada saat melakukan suatu aktivitas atau setelah melakukan aktivitas
tersebut. Untuk menghindari kontraksi otot seseorang biasanya harus banyak melakukan
latihan. Oleh karena itu, seseorang disarankan melakukan latihan untuk menghindari
terjadinya kontraksi otot yang berlebihan atau juga disebut kelelahan otot.
Daftar Pustaka
1. Parwata IM. Kelelahan dan recovery dalam olahraga. Jurnal pendidikan kesehatan
rekreasi. 2015 Jun 3;1(1):2-13.
Available from: https://ojs.ikippgribali.ac.id/index.php/jpkr/article/view/2
2. Rianti CR, Syauqy A. Pengaruh pemberian pisang (Musa paradisiaca) terhadap
kelelahan otot aerob pada atlet sepak takraw (Doctoral dissertation, Diponegoro
University).
Available from: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpor/article/view/3726
3. Rianti CR, Syauqy A. Pengaruh pemberian pisang (Musa paradisiaca) terhadap
kelelahan otot aerob pada atlet sepak takraw (Doctoral dissertation, Diponegoro
University).
4. Akhmad I. Efek latihan berbeban terhadap fungsi kerja otot. Jurnal Pedagogik Olahraga.
2015;1(2):80-102.
Available from: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpor/article/view/3726
5. Decheline G, Sukendro S. BUKU AJAR ANATOMI OLAHRAGA.
Available from: https://repository.unja.ac.id/14832/1/BUKU%20AJAR%20ANATOMI
%20OLAHRAGA.pdf
6. Wangko S. Jaringan Otot Rangka Sistem membran dan struktur halus unit kontraktil.
Jurnal Biomedik: JBM. 2014;6(3).
Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/6330
7. Madri M. Kontraksi otot skelet. Jurnal Menssana. 2017 Oct 17;2(2):69-79.
Available from: http://menssana.ppj.unp.ac.id/index.php/jm/article/view/25
8. Murray, RK, Granner, DK, & Rodwell, VW 2017. Biokimia harper (edisi 30),
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
9. Sherwood, L. Fisiologi Manusia. Ed 9. Jakarta: ECG;2016.h.302-313.
10. Sirait PA, Abrori C, Suswati E. Pengaruh Pemberian Jus Semangka terhadap Kelelahan
Otot dan Delayed Onset Muscle Soreness setelah Latihan Beban (The effect of
Watermelon Juice on Muscle Fatigue and Delayed Onset Muscle Soreness after Weight
Training). Pustaka Kesehatan. 2016 Jan 19;4(1):132-5.
Available from: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2559
11. P B Waschke. Buku ajar anatomi sobotta. G Santoso , Liem K Isabella, editor.
Singapura:Elsevier;2018.p.221.
12. Sherwood, L. Fisiologi Manusia. Ed 9. Jakarta: ECG;2016.h.302-313.
13. Artner J. Atlas of human skeletal anatomy. Ebook. 2002.
14. P B Waschke. Buku ajar anatomi sobotta. G Santoso , Liem K Isabella, editor.
Singapura:Elsevier;2018.p.221.