445 1129 1 PB
445 1129 1 PB
ABSTRACT
After harvesting technology drying process was an important knowledge for a rice farmer. The paddy
was usually dried within 6 day in the raining season. In order to solve the problem, a drying technology has
been developed by utilizing farm waste, such as husk alternative fuel. The aim of the research is to design an
effective and efficient of rice dryer by using energy as result of sekam burned.
Dryer scheme use the simple equipments and economically. Frame of dryer construction can be using the
log while wall from Plywood. Burned chamber of sekam fuel was made to be separated from dryer space.
Heat combustion was transfer to the drier space by a number of small pipes. Evaluated of dryer conducted by
filling 3 kg shell of rice into dryer space after sekam begin to burning. Temperatures of each tray dryer’s
chamber and external air were measured.
Result of research show the device of dryer space by using heater from sekam burned was very effective
for rice paddy dryer. Temperature in dryer space can be reached 40 oC to 55oC where the temperature was
near the maximum temperature reached by direct sun irradiating.
Key words: Drier, Combustion, Biomass Energy
10
Metropilar Volume 6 Nomor 1 Januari 2008
1
Dosen Tetap Pada Fakultas Teknik Universitas Haluoleo
konveksi dapat terjadi secara konveksi paksa (force
Pengeringan gabah merupakan suatu perlakuan
convection) dan konveksi alami (natural
yang bertujuan menurunkan kadar air sehingga
gabah dapat dinyatakan aman untuk disimpan lama, convection). Konveksi paksa terjadi bila aliran
daya kecambah dapat dipertahankan, mutu gabah disebabkan oleh adanya kerja tambahan dari luar
(external means) seperti kipas, pompa, atau tiupan
dapat dijaga agar tetap baik (tidak kuning, tidak
udara atmosfir. Konveksi alami terjadi akibat gaya
berkecambah dan tidak berjamur), memudahkan
apung dalam fluida. Radiasi merupakan proses
proses penggilingan dan untuk meningkatkan
rendemen serta menghasilkan beras gilingan yang perpindahan panas dimana panas mengalir dari
baik. Pengeringan juga dimaksudkan untuk benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
bila benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan bila
menghindari aksi-aksi enzim yang terdapat pada
terdapat ruang hampa. Panas radiasi adalah energi
kulit atau biji-bijian itu sendiri. Aksi enzim ini
yang diemisi oleh suatu permukaan panas.
dapat menyebabkan pembusukan dan penghancuran
yang menyebabkan penurunan kualitas hasil panen.
PERANCANGAN PENGERING DAN OPERASI
Alat pengering gabah merupakan suatu sistem
yang terdiri dari beberapa komponen alat yang a. Perancangan Komponen Pengering
dapat mengeringkan gabah hasil panen tanpa Tungku sekam yang digunakan pada alat
menjemur secara langsung di bawah sinar matahari. pengering ini adalah suatu tungku pembakaran
Alat pengering tersebut mempunyai beberapa sederhana yang dirancang khusus sesui dengan
keuntungan diantaranya terjaminnya kebersihan dan besarnya ruang pengering. Tungku tersebut
kualitas bahan yang dikeringkan serta tidak merupakan tempat berlangsungnya pembakaran
bergantung kepada kondisi cuaca atau penyinaran bahan-bakar sekam yang akan memanaskan udara
matahari. dalam ruang pengering. Tungku sekam terbuat dari
Sekam merupakan salah satu sumber energi lembaran besi plat yang dibuat sedemikian rupa
biomassa yang sangat potensial dikembangkan untuk sehingga dapat menampung sekam untuk dibakar
mengantisipasi ancaman krisis energi dimasa akan secara sempurna. Pada tungku tersebut dapat pula
datang. Menurut laporan IEA (2003) bahwa di negara dilengkapi dengan sebuah kipas kecil untuk
yang sedang berkembang, ketersediaan sumber energi mempercepat terjadinya proses pembakaran.
biomassa dapat memenuhi 25% kebutuhan energi. Sekam yang digunakan merupakan produk
Meskipun nilai kalornya relatif kecil tetapi sangat limbah dari pengolahan padi (penggilingan padi).
potensial dikembangkan dan diekspose Dalam pembakarannya sekam yang digunakan
keberlanjutannya untuk memenuhi kebutuhan energi sebaiknya sudah kering sehingga proses
rumah tangga (Karekesi dkk., 2004). pembakarannya dapat lebih sempurna untuk
Salah satu hal terpenting dalam sistem menghasilkan panas lebih optimal dan pembakaran
pengeringan secara umum adalah proses dapat berkurang. Pada pembakaran bahan bakar
perpindahan atau aliran panas. Perpindahan panas padat, pemanasan awal atau pengeringan itu
merupakan energy yang berpindah sebagai hasil dimaksudkan untuk mengusir uap air (moisture)
dari perbedaan temperatur (Incropera dan DeWitt, dari bahan bakar tersebut.
1981). Ketika ada perbedaan temperatur dalam Udara panas yang masuk ke dalam pengering
suatu medium maka akan terjadi perpindahan berfungsi mengeluarkan/mengusir uap air dari
panas. Laju perpindahan panas adalah sejumlah bahan-bahan yang dikeringkan. Sirkulasi udara
panas yang berpindah per satuan waktu. panas dalam ruangan tersebut menjadi sangat
perpindahan panas tersebut dapat berlangsung penting untuk menghasilkan pengeringan secara
secara konduksi, konveksi dan radiasi. merata dalam ruang pengering. Sirkulasi panas
Konduksi merupakan suatu proses perpindahan dalam ruang pengering dapat berlangsung secara
panas dimana panas mengalir dari daerah yang alami ataupun secara paksa. Pada sirkulasi alami
bersuhu lebih tinggi ke daerah bersuhu rendah di dalam ruang pengering, pertukaran panas terjadi
dalam suatu medium baik padat, cair maupun gas, akibat gaya tarikan yang dihasilkan oleh cerobong
atau antara medium-medium yang berlainan yang dipasang pada bagian atas (Arismunandar,
jenisnya yang bersinggungan secara langsung. 1995). Cerobong ini memberikan tarikan akibat
Perpindahan secara konveksi adalah proses adanya perbedaan temperatur udara pada bagian
transport energi dengan kerja gabungan dari atas dan bawah dari tumpukan bahan yang
konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan dikeringkan.
mencampur (mixing) dari fluida. Perpindahan kalor
11
Metropilar Volume 6 Nomor 1 Januari 2008
Cerobong
T2 h2
Lapisan
Gabah
T1 h1
Kaca
Aliran Udara
Uap air yang keluar akibat proses pemanasan dapat sehingga dapat digunakan untuk mengeringkan bahan-
ditentukan pula dengan data empiris saat bahan yang diletakkan dalam rak-rak pengering (Trays).
melakukan pengujian. Dengan menggunakan
persamaan perbedaan kadar air maka berat bahan EVALUASI PENGERINGAN
yang akan dikeringkan dapat diketahui secara
empiris yakni menggunakan rumus berikut Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan
(Arismunandar, 1995): pemasukan bahan bakar sekam secukupnya ke
dalam tungku yang telah disediakan. Bahan bakar
sekam dibakar dengan menggunakan korek api.
M air (1 L ) Selama proses pembakaran bahan bakar sekam
Mbahan = ........... (1)
( H L ) secara berangsur-angsur udara dalam pipa mulai
Dimana : M air = kandungan air (kg) panas dan kemudian mengalir secara alami ke
λL = % kandungan air terendah dalam ruang pengering. Bila pemanasan sudah
λH = % kandungan air tertinggi mulai stabil maka pengeringan gabah mulai
dilakukan.
Sebelum gabah dimasukkan ke dalam ruang
b. Prinsip Kerja /Operasi pengering terlebih dahulu diukur temperatur udara luar
Pengering ini dirancang untuk dioperasikan dengan dan temperatur ruang dalam setiap rak-rak pengeringan.
menggunakan sekam padi sebagai sumber sumber energi Setelah itu kemudian gabah mulai dimasukkan ke dalam
pemanasan bagi ruang pengering. Cara kerja dari alat rak-rak pengeringan yang telah disiapkan. Pengukuran
pengering ini adalah sebagai berikut: panas/kalor dari dilakukan dalam setiap 10 menit selama 60 menit dalam
pembakaran sekam di dalam tungku ditransfer secara ruang pengering. Gabah yang telah dikeringkan
konduksi, konveksi ataupun radiasi melalui dinding pipa- dikeluarkan dari rak untuk ditimbang. Hal ini
pipa silindris yang terpasang di atas tungku pembakaran. dimaksudkan untuk mengetahui laju pengeringan yang
Udara dalam tabung pipa tersebut menjadi panas dan terjadi dalam ruang pengeringan. Data hasil pengukuran
mengalir ke dalam ruang pengering secara alami dan hasil analisis dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
(konveksi alami). hasil penelitian untuk menganalisis karakteristik
pengeringan dan laju pengeringan yang terjadi selama
Hal ini terjadi karena pada saat temperatur udara proses pengeringan.
dalam tabung pipa meningkat maka massa jenis udara
semakin ringan sehingga akan naik ke dalam ruang
pengering dan diganti oleh udara yang lebih dingin.
Sirkulasi ini berlangsung terus-menerus selama proses
pemanasan pipa-pipa berlangsung. Akibat pemanasan
dari pembakaran sekam tadi maka temperatur udara
dalam ruang pengeringan berangsur-angsur naik
12
Metropilar Volume 6 Nomor 1 Januari 2008
tempat pengeringan dan penurunan massa gabah
dapat dilihat pada tabel berikut:
Cerobong
13
Metropilar Volume 6 Nomor 1 Januari 2008
Temperatur yang dihasilkan berkisar antara 40oC 2. Aliran udara panas dari pipa-pipa penukar kalor
sampai 55oC Temperatur tersebut sangat baik untuk terjadi secara alami tanpa bantuan perangkat luar
proses pengeringan jika dibandingkan dengan seperti kipas. Aliran udara panas secara alami ini
temperatur matahari pada siang hari. Dari hasil dibantu oleh cerobong yang terdapat pada
hitungan tersebut dapat dihasilkan laju pengeringan bagian atas ruang pengering. Tarikan yang
dalam ruang temperatur untuk setiap rak pengering terjadi relatif kecil sehingga sangat mendukung
berbeda-beda karena temperaturnya juga berbeda. proses pengeringan dalam ruangan dan dari hasil
Untuk rak I, rak II, Rak III masing-masing terjadi laju hitungan tarikan yang terjadi sebesar 0,013 Pa
pengeringan sebesar 0,3 kg/jam, 0,2 kg/jam dan 0,15 3. Ruang pengering menggunakan dinding papan
kg/jam untuk 1 kg gabah yang dikeringkan dalam rak- tripleks untuk menghindari kerugian panas yang
rak pengering. besar ke lingkungan. Rugi kalor yang terjadi
berdasarkan hasil perhitungan sebesar
Disrtibusi temperatur dalam ruangan pengering
12,119W.
dapat dilihat dalam grafik berikut ini. Semakin
lama proses pembakaran makin tinggi suhu dalam
ruang pengeringan, namun pada menit ke 40 terlihat
kondisi temperaturnya mulai stabil. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
disebabkan oleh distribusi temperatur yang baik
Arismunandar, W., 1995, Teknologi Rekayasa
dalam ruang pengering meskipun proses
Surya ” Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.
perpindahan panasnya hanya berlangsung secara
Borman, G.L., and Ragland, K.W., 1998,
alamaih. Tarikan pada cerobong menyebabkan
udara panas yang berasal dari ruang paling bawah “Combustion engineering”, International
akan naik secara alamiah ke ruang di atasnya. Edition, McGraw-Hill.
Incropera, F.P.dan DeWitt, D.P., 1981,
Karena pengukuran yang dilakukan hanya dalam 1
“Fundamental of Heat Transfer, John Wiley&
jam maka sulit untuk mengetahui temperatur
Sons
maksimum yang dapat dicapai dalam ruang
International Energy Agency, 2003,” Energy
pengeringan. Pada grafik terlihat bahwa semakin
lama pemanasan ruang maka temperatur ruangan Balance of Non-OECD countries 2000-2001”,
cenderung semakin uniform antara rak bagian IEA, Paris
Karekesi, S., Lata, K., dan Coelo, S.T., 2004,
bawah dengan rak paling atas (top).
“Traditional Biomass Energy- Improving Its
Use and Moving to Modern Energy Use”,
Karakteristik Suhu Ruang Pemanas PROCEEDINGS International Conference for
Renewable Energi, Born.
45
To Noble, P dan Andrizal, 2003, ”Teknologi
Suhu Ruang
14
Metropilar Volume 6 Nomor 1 Januari 2008
15