Anda di halaman 1dari 17

Gangguan Cerebellum pada Gerak Tubuh

Gregorius Dimas Vasian R. Mahardika

102020091

Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: gregorius.102020091@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Otak merupakan pusat sistem syaraf dan berfungsi sebagai pusat kendali dan koordinasi seluruh
aktivitas tubuh. Salah satu bagian otak adalah cerebellum. Cerebellum berfungsi sebagai fungsi
motorik untuk mengendalikan koordinasi, keseimbangan serta kontrol pada otot. Dari segi
anatomi dan histologi, cerebellum terbagi atas beberapa bagian yang memiliki fungsinya masing-
masing pada tubuh. Pada cerebellum, terdapat pendarahan ( vaskularisasi ) yang didalamnya
terdapat arteri dan vena. Pada cerebellum juga terdapat beberapa sistem yang disebut traktus,
terdiri atas traktus piramidalis dan traktus ekstrapiramidalis. Cerebellum terdapat gangguan yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan pada tubuh.

Kata kunci: anatomi, histologi, traktus, vaskularisasi

Cerebellum Disorders in Body Movement

Abstract
The brain is the center of the nervous system and functions as a center for control and
coordination of all body activities. One part of the brain is the cerebellum. The cerebellum
functions as a motor function to control coordination, balance and control of muscles. In terms
of anatomy and histology, the cerebellum is divided into several parts that have their respective
functions in the body. In the cerebellum, there is bleeding (vascularization) in which there are
arteries and veins. In the cerebellum there are also several systems called tracts, consisting of
the pyramidal tract and the extrapyramid tract. Cerebellum is a disorder that causes disruption
of balance in the body.
Key words: anatomy, histology, tract, vascularization

1
2
Pendahuluan

Berbagai sistem pada tubuh manusia mempunyai fungsi untuk menjaga keseimbangan,
melakukan gerak serta melihat. Tempat untuk mengatur atau mengontrol tubuh adalah otak. Otak
memiliki beberapa bagian, salah satunya adalah otak kecil atau disebut cerebellum. Letak otak
kecil atau cerebellum berada di punggung pons dan medula yang merupakan salah satu struktur
utama otak belakang. Letak cerebellum berada di bawah lobus oksipital dan temporal dari
korteks cerebral. Cerebellum merupakan struktur integral yang berfungsi untuk mentransmisikan
atau mengirimkan sinyal sensorik menuju bagian motorik otak. 1,2,3

Struktur dan fungsi otak kecil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu vestibulocerebellum
(anrcheocerebellum), terdiri atas flocculonodular lobe dan lingula, berfungsi untuk mengontrol
keseimbangan, otot aksial dan proksimal, irama pernafasan, pergerakan kepala serta mata
(stabilisasi pandangan). Yang kedua ada spinocerebellum (paleocerebellum) yang berfungsi
dalam mengontrol otot-otot yang berkaitan dengan postur dan keseimbangan. Ketiga,
pontocerebellum (neocerebellum) yang berfungsi untuk keseimbangan tubuh, kecepatan serta
ketepatan pergerakan tubuh dan perkataan.4

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui anatomi dan histologi cerebellum, fungsi dan peran
cerebellum dalam koordinasi gerak, vaskularisasi cerebellum, lintasan traktus piramidalis dan
traktus ekstrapiramidalis, serta efek atau akibat pada tubuh jika terjadi gangguan pada
cerebellum.

Struktur Makroskopis Cerebellum

3
Gambar 1: Cerebellum, pandangan posterior atas ( permukaan superior )

Cerebellum terdiri atas vermis otak kecil ( vermis cerebelli ) dan dua hemisphere. Sebagai
bagian vermis, tampak tuber, folium, declive dan culmen serta lobulus centralis dan lingula
cerebelli. Hemispherium cerebelli dibagi menjadi tiga lobus secara berurutan yaitu lobus
cerebelli anterior, lobus cerebelli posterior dan lobus flocculonodularis.5

Gambar 2: Cerebellum, pandangan posterior bawah (permukaan inferior)

Permukaan inferior terletak berhadapan dengan Os occipital dan cisterna cerebellomedullaris.


Pada sisi ini dapat dilihat vermis dan kedua Hemispherium cerebelli. Selain itu, dapat dilihat
sepasang tonsil otak kecil ( Tonsila cerebelli ) serta lobuli semilunaris superior dan inferior, yang
dipisahkan oleh fissure horizontalis. Lobulus biventer bergabung dengan Lobulus semilunaris
inferior di sisi bawah.5

4
Gambar 3: Cerebellum, pandangan anterior, setelah memotong pedunculus cerebellaris

Permukaan anterior ini menunjukkan pedunculus cerebellaris, yakni Pedunculi cerebellares


superior, medius, dan inferior, yang dipotong untuk memutuskan cerebellum dari batang otak.
Vermis otak kecil ( vermis cerebelli ) terlihat karena velum medullare superius yang
menghubungkan kedua pedunculus cerebellaris diputus. Sepasang velum medullare inferius
terletak pada sisi kiri dan kanan nodulus dan berlanjut pada kedua sisi flocculus. Hemispherium
cerebelli berada di bagian luar.5

Cerebellum penting dalam keseimbangan, perencanaan dan eksekusi gerakan volunter. Di


cerebellum ditemukan neuron individual dalam jumlah empat kali lebih banyak dibandingkan
dengan bagian otak lainnya. Cerebellum terdiri dari tiga bagian yang memiliki fungsinya
masing-masing, berkaitan dengan kontrol bawah-sadar aktivitas motorik. Secara spesifik, bagian-
bagian cerebellum melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut: 6

1. Daerah terkeci yaitu lobus flocculonodular, disebut juga vestibulocerebellum,


berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan serta mengontrol gerakan mata.
Koneksi utamanya adalah dengan nuklei vestibular, meskipun juga menerima input
sensorik dan visual lainnya.3,6
2. Zona medial lobus anterior dan posterior merupakan spinocerebellum, dikenal sebagai
paleocerebellum. Ia menerima input propriosepsi dari kolom dorsal medula spinalis

5
(termasuk traktus spinocerebellar) dan dari saraf trigeminal, serta dari sistem visual
dan auditori. Berfungsi untuk mengirimkan serat ke nuklei serebelar yang dalam yang
pada gilirannya memproyeksikan baik ke korteks serebral dan batang otak, sehingga
memberikan modulasi sistem motor descending.3,6
Spinocerebellum berfungsi untuk meningkatkan tonus otot dan mengoordinasikan
gerakan volunter. Bagian otak ini sangat penting dalam memastikan waktu yang tepat
bagi kontraksi berbagai otot untuk mengoordinasikan gerakan yang melibatkan banyak
sendi. Ketika daerah-daerah korteks mentransmisikan pesan ke otot-otot untuk
mengeksekusi gerakan tertentu, spinocerebelum diberi informasi tentang perintah
motorik yang diinginkan. Bagian ini juga menerima masukan dari reseptor-reseptor
perifer tentang gerakan tubuh dan posisi yang sebenarnya terjadi.3,6
3. Zona lateral, merupakan bagian terbesar yang disebut serebrocerebellum, juga dikenal
sebagai neocerebellum. Ia menerima input secara eksklusif dari korteks serebral
(terutama lobus parietal) melalui nukleus pontine (membentuk jalur
corticopontocerebellar), dan mengirimkan atau mentransmisikan output terutama ke
thalamus ventrolateral (pada gilirannya terhubung ke area motorik korteks premotor
dan area motorik primer korteks serebral) dan ke nukleus merah. 3,6 Serebrocerebellum
berperan dalam perencanaan aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke
daerah motorik korteks.6

Struktur Mikroskopis Cerebellum

Setelah cerebellum diiris, cerebellum memiliki kemiripan yang mirip dengan kembang kol.
Hal ini disebabkan oleh penampilan batang materi putih yang disusun oleh materi abu-abu pada
luar korteks. Ketika dilihat bagian histologis jaringan serebelar di bawah mikroskop, lobulasi dan
folia otak kecil segera terlihat.2

Folia adalah gyri, seperti daun dari korteks serebelar. Suplai vaskular akan jelas karena aliran
darah yang besar diperlukan untuk memenuhi tuntutan aktivitas saraf otak kecil. Pia mater,
lapisan terdalam pada meninges, yang menutupi dan melindungi cerebellum juga kemungkinan
muncul mengelilingi perimeter.2

6
Gambar 4: Mikroskopis Cerebellum 6

Korteks Serebelar

Korteks adalah materi abu-abu pada cerebellum, dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan
molekuler, lapisan sel purkinje dan lapisan granular. Di korteks terdapat banyak neuron, sel glial
dan serat yang berkontribusi pada fungsi motoric cerebellum.2,7

Lapisan Molekuler

Lapisan molekuler adalah sinaptik yang mengandung akson sel granular dan dendrit dari
sel purkinje yang memiliki kepadatan sel terendah. Sel stellate terletak di permukaan dan pada
lapisan ini ditemukannya sel keranjang. Sel-sel stellate mengandung dendrit pendek yang
berkontak dengan beberapa dendrit sel purkinje. Sel keranjang memiliki proses dendritik luas
yang dapat melakukan kontak dengan jumlah sel purkinje yang jauh lebih besar. Kedua sel ini
berfungsi untuk menerima input rangsang dari serat paralel dan memperlihatkan adanya
pengaruh penghambat pada sel-sel purkinje. Sel stellate dan keranjang terletak di antara
percabangan dendritik dan banyak akson tipis yang bergerak sejajar dengan sumbu panjang
folia.2,7

Lapisan Sel Purkinje

Sel purkinje terbesar berada di otak kecil dengan ciri yang unik. Dendrit sel-sel ini terletak di
lapisan molekular, sedangkan aksonnya menonjol ke dalam melalui lapisan granular dan
bersinapsis ke dalam nukleus cerebellum. Akson sel Purkinje menyediakan jalur eferen ke inti
serebelar yang dalam sehingga sel Purkinje merupakan output tunggal dari semua koordinasi
motorik di korteks serebelar.2,7

7
Lapisan Granular

Pada lapisan granular, terdapat banyak sel-sel granular dan sel golgi tipe II. Sel granular
merupakan salah satu neuron terkecil yang berada di otak dengan diameter 5μm, serta memiliki
bentuk dari bulat hingga oval. Setiap sel melepaskan empat hingga lima dendrit, yang membuat
kontak sinaptik dengan serat berlumut aferen. Akson sel granul naik secara vertikal ke dalam
lapisan molekul, di mana mereka bercabang di persimpangan T membentuk serat paralel,
cabang-cabang berjalan sejajar dengan sumbu panjang folium serebelar dan bersinapsis dengan
dendrit sel purkinje, sel keranjang, dan sel stellate. Sel-sel Golgi juga terdapat di seluruh lapisan
granular, dengan dendritnya yang bercabang di lapisan molekuler, sementara aksonnya bersinap
dengan sel granular.2,7

Gambar 5: Mikroskopis Korteks Cerebellum

Vaskularisasi Cerebellum

1. Arteri
Otak kecil berfungsi untuk menerima suplai vascular dari tiga sistem utama yang
berasal dari sistem anterior vertebrobasilar: arteri serebelar superior (SCA), arteri
serebelar anterior inferior (AICA), dan arteri serebelar posterior inferior (PICA).2,8
Percabangan SCA bermacam-macam berdasarkan pada embriologi, mampu
bercabang baik dari titik persimpangan arteri basilar dan arteri serebri posterior dan
melewati di bawah saraf oculomotor, atau langsung dari arteri serebral posterior dan
melewati di atas saraf oculomotor.2,8

8
Pada sebagian besar orang, SCA mengelilingi batang otak di bawah saraf
okulomotor dan di atas saraf trigeminal. SCA dibagi menjadi dua cabang yaitu medial
dan lateral. Cabang medial dari SCA selanjutnya dibagi menjadi dua cabang; satu
memasok mesencephalon, dan inferior dan superior colliculi. Sementara yang kedua
memasok bagian superior dari vermis dan korteks serebelar superomedial. Cabang
lateral SCA memasok korteks serebelar superolateral. 2,8
AICA bercabang dari batang basilar di hampir semua orang. Arteri ini melewati
saraf abducens dan bertemu dengan saraf facialis dan vestibulocochlear di sudut
cerebellopontine. Setelah itu, membelah menjadi dua cabang: satu memasok anterior
inferior cerebellum, sedangkan yang lain memasok flocculus, plexus koroidea dan
pedunculus cerebellar tengah.2,8
PICA adalah cabang arteri vertebralis terbesar. PICA lewat di antara cerebellum dan
medula oblongata dan memasok nuklei serebelar, permukaan inferior vermis dan
daerah permukaan bawah serebelum. Medulla oblongata dan plexus koroidea ventrikel
keempat dipasok oleh PICA, yang dapat menimbulkan arteri spinal posterior dalam
beberapa variasi anatomi.2,8

Gambar 6: Arteri Cerebellar 9


2. Vena

Drainase vena serebelum dibagi menjadi tiga macam yaitu vena superfisial, vena dalam
dan kelompok drainase. Vena superfisial dibagi menurut permukaan kortikal yang mereka

9
tiriskan: superior hemispheric dan superior vermian (permukaan tentorial), inferior
hemispheric dan inferior vermian veins (permukaan suboccipital), dan vena hemispheric
anterior (permukaan petrosal). Jalur vena profunda utama terletak di dalam celah antara
cerebellum dan batang otak. Sehingga ini ditetapkan sebagai vena celah
cerebellomesencephalic, cerebellopontine dan cerebellomedulary. Vena yang mengalirkan
pedunculus cerebellar disebut sebagai vena pedunculus cerebellar superior, medial, dan
inferior. Ada penyebaran anastomosis antara vena sebelum mereka dikumpulkan ke dalam
kelompok pengeringan. Kelompok-kelompok tersebut dipilih sesuai dengan sinus dural
tempat mereka mengeringkannya. Kelompok Galenic menyalurkan melalui vena Galen dan
sinus lurus. Kelompok petrosal mengalir melalui sinus petrosal sedangkan kelompok tentorial
mengalir ke torcula dan sinus melintang.2,10

Vena superior dan inferior dari cerebellum dikumpulkan dan dialirkan ke kelompok
drainase garis tengah: vena Galen (vena serebral besar), sinus lurus, atau torcular. Banyak
vena kecil mengalir ke vena vermian superior atau inferior sebelum hubungannya dengan
vena Galen atau sinus lurus. Beberapa vena superior dan inferior berjalan lateral ke sinus
sigmoid transversal, atau ke sinus petrosal superior atau inferior. Sinus petrosal superior
mengumpulkan vena serebelar anterior, termasuk cabang-cabang dari fisura presentral, vena
tonsilar medial, vena reses lateral, dan beberapa anak sungai yang berkaitan dengan hemisfer
serebelar.2,10

10
Area internal hemisfer dan anak-anak sungai dari vena serebral besar dan sinus lurus
dikeringkan oleh pembuluh darah.11

Traktus Piramidalis dan Traktus Ekstrapiramidalis

1) Traktus piramidal adalah bagian dari sistem neuron motorik atas (UMN) yang berasal
dari korteks serebral, dan terbagi menjadi dua traktus utama yaitu traktus kortikospinal
dan traktus kortikobulbar, masing-masing traktus tersebut mengantarkan sinyal eferen ke
sumsum tulang belakang dan batang otak.12
 Traktus kortikospinalis
Traktus kortikospinalis terdiri atas neuron-neuron yang bersinapsis pada sumsum
tulang belakang yang mengontrol gerakan-gerakan pada tungkai dan batang
tubuh. Terletak di beberapa area otak, terutama di korteks motorik primer
(Brodmann area 4) dan di area premotor (Brodmann area 6). Selain itu, berasal
dari korteks somatosensori, cingulate gyrus, dan lobus parietal. Selanjutnya, ia
akan turun melalui korona radiata, kapsul internal, pedunculus cerebrallis, pons,
dan medula atas. Setelah mencapai medula yang lebih rendah, sekitar 85-90%
serat akan menyilang atau "decussate" pada persilangan piramidal untuk
membentuk traktus kortikospinalis lateral (LCST). Mereka melanjutkan
penurunan mereka di funiculus lateral dan berakhir di semua tingkat sumsum
tulang belakang.12 Beberapa serat ini bertanggung jawab dalam fungsi motorik
halus seperti mengendalikan atau mengatur gerakan jari dan tangan akan
bersinaps langsung pada neuron motorik bawah. Namun, kebanyakan akan
berakhir di "kumpulan" neuron motorik yang lebih rendah (kelompok interneuron
yang memproses dan mengintegrasikan informasi sebelum melanjutkannya ke
neuron motorik yang lebih rendah). Pada persilangan piramidal, 10 hingga 15%
dari serat yang tidak bersilang akan terus turun tanpa diselingi sebagai traktus
kortikospinal anterior (ACST). Serat-serat ini berkontribusi dalam mengendalikan
otot proksimal seperti yang ada di batang tubuh. Biasanya lesi ACST cenderung
memiliki efek klinis minimal.12 Persilangan piramidal adalah suatu hal penting
untuk dipahami. Karena penyilangan serat, lokasi lesi akan menentukan sisi mana
gejala akan muncul. Lesi di atas persilangan akan menyebabkan gejala di sisi

11
kontralateral tubuh, sedangkan lesi di bawah persilangan (biasanya berada di
sumsum tulang belakang) akan menyebabkan gejala di sisi ipsilateral.12
 Traktus Kortikobulbar
Traktus kortikobulbar bersinapsis pada saraf kranial yang mengontrol otot-otot
wajah, kepala, dan leher. Traktus Kortikobulbar berasal dari korteks motorik
lobus frontal dan mengikuti jalur yang hampir sama dengan traktus
kortikospinalis dan turun melewati korona radiata dan kapsul internal. Selanjutnya
mereka akan keluar dan bersinapsis langsung pada neuron motorik bawah dari
saraf kranial. Serat-serat traktus kortikobulbar secara bilateral menginervasi
hampir setiap saraf kranial kecuali untuk saraf kranial VII dan XII, yang disarafi
oleh korteks kontralateral. Ini artinya lesi traktus kortikobulbar di sisi kiri wajah
akan menyebabkan kelemahan di sisi kanan. Namun, karena setiap saraf kranial
lain kecuali VII dan XII diinervasi secara bilateral (baik hemisfer kiri dan kanan),
lesi pada kedua sisi traktus kortikobulbar perlu muncul agar gejala muncul.12
2) Sistem ekstrapiramidal (EPS) bersifat polisinaptik. Ini terdiri dari beberapa saluran dan
inti. Traktus terdiri atas traktus retikulospinal, vestibulospinal, rubrospinal, dan
tektospinal.13
 Traktus Retikulospinal
Traktus ini mengirimkan perintah motorik dari formasi reticular. Traktus
retikulospinal medial (pontine) berasal dari formasi reticular pontine dan
memproyeksikan ke medula spinalis ventromedial melewati funiculus anterior
ipsilateral, yang berisi neuron motor alfa dan gamma dari otot ekstensor. Traktus
spinothalamikus ascenden juga merangsang traktus retikulospinalis medial.
Traktus retikulospinalis lateral (meduler) ordinat dalam formasi reticular meduler
dan memproyeksikan neuron motorik di medula spinalis melewati funiculus
lateral bilateral.13
 Traktus Vestibulospinal
Traktus vestibulospinal medial berasal dari nukleus vestibular medial, atau
nukleus Schwalbe, di medula dan berakhir di neuron motorik tungkai. Traktus
vestibulospinal bertanggung jawab untuk menginervasi otot-otot tubuh bagian
atas, terutama otot-otot leher dan kaki depan. Saluran vestibulospinal lateral

12
berasal dari nuklei vestibular lateral, atau nukleus Deiter pada pons dan secara
ipsilateral turun ke lamina Rexed VII dan VIII. Lamina ini memiliki interneuron
premotor dan neuron motorik alfa dan gamma lainnya yang bertanggung jawab
untuk menginervasi otot ekstensor yang melawan gravitasi serta menghambat otot
fleksor. Saluran vestibulospinal memainkan peran penting dalam
mempertahankan postur tegak.13
 Traktus Rubrospinal
Traktus Rubrospinal berasal dari nukleus merah midbrain tegmentum dan
melewati garis tengah dalam decussation tegmental ventral yang terletak di otak
tengah caudal. Traktus membentuk traktus kontralateral di bagian dorsolateral
funiculus lateral dan terletak di bagian ventrolateral medula spinalis. Secara
keseluruhan, saluran rubrospinal terutama mengirimkan sinyal yang masuk ke
nukleus merah dari motor korteks dan otak kecil ke sumsum tulang belakang dan
klakson ventral lamina V, VI, dan VII. Dalam lamina ini, saluran rubrospinal
sinapsis dengan neuron motorik alfa dan gamma yang merangsang otot fleksor.
Pentingnya traktus terdapat pada pemeliharaan tonus otot dan pengaturan
keterampilan motorik rudimenter yang disempurnakan oleh kontrol kortikospinal.
Dengan traktus kortikospinal, kontrol traktus rubrospinal, dan gerakan jari selain
otot fleksor.13
 Traktus Tectospinal
Traktus tectospinal berasal dari colliculus superior otak tengah dan mendapat
stimulasi dari retina dan area asosiasi visual kortikal, kursus ventromedial ke
materi abu-abu periaqueductal (PAG), dan berakhir di lamina tanduk abu-abu
anterior kontralateral, VII, dan VIII dari segmen serviks dan toraks atas dari
sumsum tulang belakang. Ini melayani fungsi kritis dalam orientasi kepala, leher,
mata, dan ekstremitas atas dalam menanggapi gerakan tiba-tiba, suara keras, dan
lampu terang.13

Gangguan pada Cerebellum

1) Bila tekanan intrakarnial naik (akibat tumor atau perdarahan), struktur cerebellum yang
paling kaudal, yakni area tonsillar cerebelli, berisiko terjepit di antara tulang dan medulla

13
oblongata di daerah foramen magnum. Tekanan yang dikirimkan ke medulla oblongata
dapat menyebabkan hilangnya fungsi penting seperti pernapasan dan dapat menyebabkan
kematian. Herniasi tonsil ini, bisa disebut juga herniasi cerebellar, menyerupai herniasi
tipe infratentorial, yang harus dibedakan dengan herniasi supratentorial, seperti herniasi
sentral, dinamai pula herniasi trantentorial. Pada herniasi ini, penjepitan bagian-bagian
diencephalon dan mesensephalon di incisura tentoria bisa menyebabkan hilangnya fungsi
dari formation reticularis dan traktus kortikobulbar dan rubrospinal. Herniasi
supratentorial bisa mendahului terjadinya herniasi infratentorial.4
2) Lesi Spinocerebellum menyebabkan berkurangnya urutan koordinasi gerak yang sebagian
besar tidak bisa sembuh. Hilangnya, atau beratnya gangguan, koordinasi antara agonis
dan antagonis otot yang menyebabkan penyesuaian postur tubuh yang aneh, berupa
langkah yang lebar, ataksia gaya berjalan dan hilangnya koordinasi pada gerakan
(dismetria).5
3) Lesi Pontocerebellum memiliki gejala yang sangat khusus, yaitu tremor intensi. Tremor
ini menjadi lebih berat di ekstremitas selama gerakan sadar dan khususnya berat pada
akhir pergerakan. Gangguan koordinasi pada otot melibatkan asinergi, seperti yang
ditunjukkan lewat dismetria (gangguan koordinasi gerakan tangan, lengan, tungkai, atau
mata melihat ke bawah atau atas posisi yang diinginkan) dan disdiadokokinesis
(ketidakmampuan melakukan perubahan gerak antagonistik dengan cepat).5
4) Lesi Vestibulocerebellum dapat menyebabkan gangguan keseimbangan dan pengendalian
gerakan mata, gangguan ini merupakan ketidakmampuan menerjemahkan asupan
vestibular sewaktu kepala sedang berputar menjadi gerakan mata yang terkoordinasi dan
menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan atau mengontrol otot-otot postur selagi
berdiri, berjalan, atau duduk (ataksia mėmengaruhi torso, posisi kuda-kuda, dan gaya
berjalan; inkoordinasi gerakan). Inkoordinasi gerakan mata menyebabkan nistagmus
spontan dan gerakan mata sakadik bawah sadar.5
5) Lesi Tractus pyramidalis dapat menyebabkan paralisis flaccid otot-otot di sisi
kontralateral, walaupun penyampaian potensial aksi tetap berjalan dengan baik di sistem
saraf perifer dan otot. Secara khusus, keterampilan motorik halus tangan dan kaki
mengalami gangguan, sementara pola pergerakan kasar di ekstremitas proksimal dan
torso biasanya tidak terganggu. Lesi piramidal mencetuskan refleks primitif yang dahulu

14
dihambat oleh sistem motorik kortikospinal, seperti refleks BABINSKI. Hingga usia 2
tahun, serabut-serabut saraf tractus pyramidalis belum sepenuhnya diselubungi myelin
sehingga refleks-refleks primitif, seperti refleks BABINSKI (penggoresan sisi lateral
telapak kaki akan menyebabkan ekstensi ibu jari kaki ke arah dorsal), dianggap sebagai
hal normal dan bila muncul di atas usia 2 tahun, refleks ini dianggap sebagai respons
refleks patologis. Dengan berjalannya waktu, penderita lesi tractus pyramidalis akan
mengalami peningkatan tonus otot dan refleks ekstensor, tetapi kekuatan refleks fleksor
akan menurun. Namun, sindrom paralisis spastik ini mencerminkan cedera tambahan
terhadap tractus reticulospinalis (ekstrapiramidal).4

Simpulan

Gangguan gerak progresif pada skenario disebabkan karena adanya gangguan pada
cerebellum. Pria berusia 50 tahun tersebut memiliki gejala-gejala lesi spinocerebellum dan lesi
pontocerebellum, yaitu ataksia dan tremor intensi. Hal ini dapat mempengaruhi pergerakan pada
tubuhnya.

15
Daftar Pustaka

1. Group Project 6 - Embryology [Internet]. Embryology.med.unsw.edu.au. 2017 [cited


18 April 2021]. Available from:
https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/2017_Group_Project_6#
Cerebellum
2. Human anatomy [Internet]. Kenhub. [cited 18 April 2021]. Available from:
https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/
3. The Cerebellum | Boundless Anatomy and Physiology [Internet].
Courses.lumenlearning.com. [cited 18 April 2021]. Available from:
https://courses.lumenlearning.com/boundless-ap/chapter/the-cerebellum/
4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi manusia. 24rd ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran, EGC; 2019.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 8th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2016.
6. Eroschenko V, Di Fiore M. DiFiore's atlas of histology with functional correlations.
12th ed. Baltimore: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2013.
7. Aunapuu M, Arend A. The cerebellum [Internet]. Sisu.ut.ee. 2013 [cited 11 April
2020]. Available from: https://sisu.ut.ee/histology/cerebellum
8. Jimsheleishvili S, Dididze M. Neuroanatomy, Cerebellum [Internet].
Ncbi.nlm.nih.gov. 2019 [cited 18 April 2021]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538167/
9. Ioannides K, Tadi P, A. Naqvi I, Petit B. [Figure, Cerebellar Arteries Table and
Figure. Contributed by B. Petit, CC BY-SA 4.0] [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2019
[cited 18 April 2021]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470416/figure/article-19165.image.f1/
10. Wang Q, R. Caplan L. Vascular Supply and Territories of the Cerebellum [Internet].
Link Springer. 2016 [cited 18 April 2021]. Available from:
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-24551-5_5

16
11. E.Haines D. Chapter 8 - A Survey of the Cerebrovascular System [Internet]. Science
Direct. 2018 [cited 12 April 2020]. Available from:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323396325000086
12. Lohia A, McKenzie J. Neuroanatomy, Pyramidal Tract Lesions [Internet].
Ncbi.nlm.nih.gov. 2019 [cited 18 April 2021]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540976/
13. Lee J, Rosaria Muzio M. Neuroanatomy, Extrapyramidal System [Internet].
Ncbi.nlm.nih.gov. 2020 [cited 18 April 2021]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554542/

17

Anda mungkin juga menyukai