BLOK 3.6
MODUL 1
OLEH :
TIARA PUSPA AMELIA
1810313015
13B
KELAINAN KONGENITAL YANG SERING TERJADI
PENGERTIAN Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertubuhan
struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan hasil konsepsi
sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahi mati, atau kematian segera setelah
lahir
2. Faktor mekanik
3. Faktor infeksi
4. Faktor obat
5. Faktor hormonal
6. Faktor radiasi
7. Faktor gizi
gangguan perkembangan
mikrosefalus
gangguan penglihatan
ataksia
kejang.
kondisinya.
Unilateral Incomplete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi
bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
Unilateral complete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu
bibir dan memanjang hingga ke hidung.
Bilateral complete
Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
Radiasi
Stress emosional
- Aspirasi
- Distress pernafasan
ATRESIA ANI DAN Tidak adanya lubang tetap pada anus atau tidak
komplit perkembangan embrionik pada distal usus
RECTI ( anus ) atau tertutupnya secara abnormal.
DEFENISI
PENYEBAB Ketidaksempurnaan proses pemisahan septum
anorektal.
DIAGNOSIS a) Antepartum
Adanya pola abnormal (nonreaktif) pada nonstress fetal heart
monitoring, serta terjadi pola deselerasi lanjut pada conctraction stress
test.
b) Intrapartum
Terjadi bradikardi, yaitu denyutan dibawah 100 per menit antara
kontraksi rahim atau pola yang abnormal, adanya iregularitas denyut
jantung janin yang jelas, terjadi trakikardi yaitu denyutan di atas 160 kali
per menit (terjadi silih berganti dengan bradikardi), pola deselerasi lanjut
pada frekuensi denyut jantung janin dan keluarnya mekonium pada
presentasi kepala.
c) Postpartum
Keadaan bayi ditentukan dengan skor Appearance, Pulse, Grimace,
Activity, Respiration (APGAR). APGAR merupakan suatu metode untuk
menentukan tingkatan keadaan bayi baru lahir: angka 0, 1 atau 2 untuk
masing-masing dari lima tanda, yang bergantung pada ada atau tidaknya
tanda tersebut. Penentuan tingkatan ini dilakukan 1 menit setelah lahir
dan diulang setelah 5 menit
c) Asfiksia berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100 kali/menit, tonus otot buruk, sianosis berat yang kadang-
kadang pucat dan refleks iritabilitas tidak ada.
EVALUASI
Pemeriksaan Penunjang :
PENYEBAB
1. Kerusakan Hipotalamus
5. Malnutrisi
GEJALA a. Mayor
1) Kulit teraba dingin
2) Menggigil
0
3) Suhu tubuh di bawah nilai normal (Normal 36,5 C-
0
37,5 C)
b. Minor
1) Akrosianosis
2) Bradikardi ( Normal 120-160 x/menit) 3) Dasar kuku
sianotik
4) Hipoglikemia
5) Hipoksia
6) Pengisian kapiler > 3 detik
7) Konsumsi oksigen meningkat
8) Ventilasi menurun
9) Piloereksi
10) Takikardi
11) Vasokontriksi perifer
12) Kutis memorata ( pada neonatus)
ETIOLOGI Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan
memiliki cadangan glukosa yang rendah yang disimpan dalam
bentuk glikogen, ( Novyana 2010).
Penyebab Hipoglikemia pada neonatus berbeda sedikit dari pada
bayi yang lebih tua dan anak –anak.menurut ( Judarwanto, 2012),
etilogi Hipoglikemia pada neonatus meliputi :
glukoncogenesis
d) Hipoglikemiaberulang(recurrent)
disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolism
insulin terganggu.
hipoglikemia , maka
pemberian infus.
vii. Jika glukosa darah 45 mg/dl ( 2.6 mmol/l) atau lebih dalam
dua kali pemberian berturut – turut lanjutkan infus glukosa.
DEFENISI Neonatus adalah periode bayi lahir sampai 4 minggu sesudah lahir.
B. Infeksi virus
Yang sering menyebabkan infeksi kongenital/transplasenta
9
antara lain CMV/Cytomegalo virus, Rubella, Parvo virus, HIV.
Sedangkan yang sering menyebabkan infeksi yang didapat antara lain
Herpes simplex virus, Varicella-zoster virus, hepatitis, RSV/Respiratory
syncial virus.
9,10
maupun sistemik, infeksi biasanya adalah infeksi yang didapat. Infeksi
kongenital yang sering ditemukan adalah toxoplasma dan syphilis,
keduanya sering menimbulkan kelainan/cacat kongenital
EPIDEMIOLO Infeksi neonatus memiliki beragam insiden menurut definisinya, dari 1-
GI 4/1000 kelahiran hidup di negara maju dengan fluktuasi yang besar
9
sepanjang waktu dan tempat geografis. Keragaman insidens dari rumah
sakit ke rumah sakit lainnya dapat dihubungkan dengan angka
prematuritas, perawatan prenatal, pelakanaan persalinan dan kondisi
9
lingkungan di ruang perawatan. Angka kejadian infeksi neonatus
meningkat secara bermakna pada bayi dengan berat badan lahir rendah
dan bila ada faktor resiko ibu atau tanda-tanda seperti ketuban pecah lama
o
(>18 jam), demam intrapartum ibu (>37,5 C), leukosit ibu (>18.000),
pelunakan uterus dan takikardia janin (>180 kali/menit)
FAKTOR beragam faktor resiko diantaranya adalah faktor resiko dari host meliputi
RISIKO jenis kelamin laki-laki, cacat imun didapat atau kongenital, galaktosemia,
pemberian zat besi intramuskuler, anomali kongenital, omfalitis dan
9
kembar. Prematuritas merupakan faktor resiko baik pada infeksi mulai-
awal maupun mulai-akhir.
PATOGENESIS Infeksi neonatus dapat terjadi segera atau lambat, kejadiannya sangat
dipengaruhi oleh paparan organisme pada saat lahir, walaupun dapat juga
disebabkan oleh kualitas perawatan bayi baru lahir atau keadaan
9
lingkungan rumah. Onset infeksi neonatus sering dimulai dari uterus dan
biasanya disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada traktus
9,10
urogenitalia ibu.
11
Infeksi neonatus dapat terjadi akibat infeksi di daerah vagina. Demikian
pula jika ibu mengalami infeksi segera setelah melahirkan dengan suhu >
o
37,8 C, maka sekitar 9,2 – 38,2% di antara bayi yang dilahirkan akan
11
menderita infeksi neonatus. Bayi yang terinfeksi akan menunjukkan
gejala-gejala kardiorespirasi, seperti “ grunting “, takipneu dan sianosis
saat kelahiran
TANDA DAN Manifestasi klinis dari infeksi neonatus di mulai tanpa gejala, tanda-tanda
GEJALA ringan, menggigit, iritabel, letargi, gelisah, dan keinginan menyusu yang
kurang dapat menjadi tanda-tanda utama.Temperatur yang tidak stabil
dapat meninggi atau kurang dari normal (biasanya hipotermia terjadi pada
bayi BBLR).Perubahan warna kulit, lambatnya waktu pengisian kapiler,
perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, berat badan tiba-tiba turun,
pergerakan kurang, muntah dan diare menjadi nyata pada keadaan
penyakit yang progresif. Selain itu, dapat terjadi edema, salerema purpura
atau perdarahan, ikterus, hepatosplenomegali, dan kejang. Umumnya dapat
dikatakan bila bayi itu “not doing well” kemungkinan besar ia menderita
infeksi.
3. Pemeriksaan sinar X
DIAGNOSIS Diagnosis infeksi pada neonatus ditegakkan atas dasar gejala klinis dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis ini tergantung pada isolasi agen
etiologik dari darah, cairan spinal, air kemih, atau cairan tubuh lain.
Biakan dari bagian tubuh lainnya seperti aspirasi cairan selulitis atau
abses, usapan dari kotoran mata yang purulen, sekret di umbilikus dan
luka sebaiknya dilakukan pula, mengingat mikroorganisme pada bahan
tersebut mungkin sesuai dengan penyebab infeksi.
PROGNOSIS Angka kematian infeksi neonatus berkisar antara 10-40% dan pada
meningitis 15-50%.Tinggi rendahnya angka kematian tergantung dari
waktu timbulnya penyakit, penyebabnya, besar kecilnya bayi, beratnya
penyakit, dan tempat perawatannya.Gejala sisa neurologik yang jelas
tampak adanya hidrosefalus, retardasi mental, buta, tuli, dan cara bicara
yang tidak normal. Kejadian gejala sisa ini adalah sekitar 30-50% pada
bayi yang sembuh dari meningitis neonatus.Gejala sisa yang ringan seperti
gangguan penglihatan, kesukaran belajar, dan kelainan tingkah laku dapat
pula terjadi.
HIPERBILIRUBINEMIA PADANEONATUS
DEFENISI Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan kuning pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin
indirek yang berlebih
Ikterus Patologis
DIAGNOSIS
DEFENISI Masalah nutrisi merupakan salah satu dari beberapa masalah serius
pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini sangat erat berkaitan
dengan berbagai kondisi ataupun komplikasi pada berbagai sistem
atau organ tubuh seperti saluran nafas, susunan saraf pusat, saluran
cerna, hati, ginjal, dan lainnya.
DEFENISI Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
lahirnya
FAKTOR RISIKO Usia ibu :Kehamilan pada masa remaja (umur <20 tahun)
menimbulkan tantangan bagi remaja dan janin yang dikandungnya.
ibu hamil. Dampak negatif KEK untuk ibu hamil dan janin yang
dikandung antara lain peningkatan kematian ibu, bayi berisiko
mengalami BBLR, kematian dan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
Status penambahan berat badan : Status gizi ibu selama hamil dapat
ditentukan dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA), mengukur
kadar hemoglobin dan memantau pernambahan berat badan selama
hamil
KLASIFIKASI a.Menurut harapan hidupnya
1)Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2)Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3)Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram. b.
b. Menurut masa gestasinya
1)Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37
minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKB-SMK).
2)Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi
kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
2. 2) Ibu
2. b) Aktivitasfisikyangberlebihan
2. Faktor janin
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
4. Faktor lingkungan
2. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang
lain
sebagai penggantinya.
2) Pemancar pemanas
3) Ruanganyanghangat
4) Inkubator