Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1

1. Paradigma bidang administrasi yang dikemukakan Nicholas Henry terdapat 5 Paradigma,


menurut pandangan anda kondisi Administrasi Negara di Negara Republik Indonesia
termasuk pada paradigma yang mana?, jelaskan
2. Ada 6 (enam) ciri Birokrasi dari pendapatnya Max Weber, menurut pandangan anda kondisi
Birokrasi di Pemerintah Republik Indonesia sudah sesuai atau tidak dengan pendapatnya Max
Weber?, jelaskan!
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pendelegasian wewenang? menurut
pandangan anda kondisi pendelegasian wewenang di Pemerintah Republik Indonesia sudah
sesuai atau tidak dengan pedoman pendelegasian wewenang?, jelaskan!

Petunjuk dalam mengerjakan soal :

Dalam menjawab soal ini, silahkan pergunakan BMP ADPU4217 Organisasi dan Manajemen.

Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah :


1. Mengerjakan tugas dengan berdasar pada BMP ADPU4217 Organisasi dan Manajemen.
2. Membuat tulisan berdasarkan analisis/kalimat sendiri.
3. Mencantumkan daftar pustaka.
4. Copy paste tidak akan diberikan penilaian

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa tugas
anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx hanya diunggah pada tempat
unggah tugas pada Tuton ini.

Salam sukses
Nama : Naparin Jurusan : Administrasi Negara
NIM : 041771625 Jawaban Tugas 1 Organisasi dan Manajemen

1. Menurut saya Administrasi negara yang ada di negara Indonesia termasuk pada paradigma V :
Administrasi negara sebagai Administrasi negara (1970). Karena yang menjadi titik utama dari
teori organisasi pada masa itu adalah bagaimana dan mengapa organisasi bekerja, bagaimana dan
mengapa orang bertindak atau berbuat, dan bagaimana serta mengapa keputusan dibuat. Jadi
organisasi pada masa itu lebih berfokus pada teori organisasi dan ilmu manajemen, dan lokusnya
adalah kepentingan publik dan kesejahteraan publik. Dalam konteks Indonesia misalnya, tujuan
dari dibentuknya pemerintahan sebagaimana termaksud dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 diantaranya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Menurut saya tidak sesuai, karena ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber adalah :

 Jabatan administrasi yang diorganisir atau tersusun secara hierarkis.


 Masing-masing jabatan mempunyai area kompetensi sendiri-sendiri.
 Pegawai negeri ditetapkan, tidak dipilih menurut pada kualitas teknik yang ditunjukan
dengan ijazah atau ujian.
 Pegawai negeri mendapatkan gaji tetap sesuai dengan pangkat atau kedudukannya.
 Pekerjaan adalah karier yang terbatas, atau pada intinya, pekerjaannya sebagai pegawai
negeri.
 Para pejabat tidak mempunyai kantor sendiri
 Para pejabat sebagai subjek untuk melakukan pengontrolan dan pendisiplinan
 Promosi didasarkan dari pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata.

Sedangkan Birokrasi di Indonesia memiliki 7 kebobrokan birokrasi, yaitu :

1. Pola pikir para birokrasi di Indonesia terlalu sesuai aturan.


2. Orientasi budaya kerjanya lemah.
3. Birokrasi di Indonesia secara organisasi terlalu gemuk.
4. Peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis.
5. Banyak seorang birokrasi ditempatkan di posisi yang tidak sesuai dengan
kemampuannya.
6. Soal kewenangan yang tumpang tindih atau overlapping sehingga ada kecenderungan
penyalahgunaan kewenangan oleh birokrat.
7. Pelayanan publik yang buruk.

Walaupun muncul kebijakan reformasi birokrasi serta telah disahkan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menegaskan dalam Pasal 5 UU ini bahwa
aparatur negara bebas dari intervensi partai politik. Reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh
pemerintah bahkan ada departemen khusus untuk menangani sistem birokrasi di Indonesia ini
masih ditemukan banyak celah-celah kelemahan yang masih kelihatan dan menjadi rahasia
umum bahwa aparatur sipil negara tidak maksimal dalam mencurahkan kinerjanya dan
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk peningkatan pelayanan publik.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mendelegasikan wewenang adalah :
1. Tanggung jawab tidak boleh di delegasikan
2. Hindari subordinasi rangkap
3. Wewenang seimbang dengan tanggung jawab

Menurut saya delegasi wewenang di indonesia masih tidak sesuai dengan pedoman
pendelegasian wewenang. Karena Dalam pelaksanaan delegasi kewenangan dalam pengelolaan
kepegawaian di daerah terdapat overlapping peraturan. Ada beberapa kebijakan yang terkait
dengan masalah delegasi kewenangan dalam pengelolaan kepegawaian, yaitu Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 mengatur
mengenai pengelolaan kepegawaian (PNS) secara umum, sementara Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 lebih spesifik mengatur mengenai PNS Daerah. Kedua undang-undang ini dengan
berbagai turunan peraturan pelaksanaannya seringkali membingungkan daerah, mana yang harus
dijadikan dasar kebijakan dalam pengelolaan kepegawaian. Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 identik dengan BKN sementara Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 identik dengan
Departemen Dalam Negeri.
Demikian pula halnya dengan kelembagaan pengelola kepegawaian, juga terdapat overlapping
kewenangan, khususnya antara Kantor Kementerian PAN, BKN dan DDN. Kebijakan yang
dikeluarkan oleh ketiga instansi ini seringkali membingungkan pengelola kepegawaian di daerah.
Tidak ada ketegasan dan kejelasan instansi mana yang berwenang pada tataran kebijakan dan
implementasi. Tidak ada ketegasan dan kejelasan instansi mana yang berwenang mengawal,
membantu atau memberikan sanksi pada pelaksanaan delegasi kewenangan dalam pengelolaan
kepegawaian. Koordinasi di tingkat pemerintah pusat terlihat belum bisa dijalankan dengan baik.

Sumber referensi :
BMP ADPU4217 (Organisasi dan Manajemen)
https://www.pa-cilegon.go.id/artikel/248-dinamika-birokrasi-indonesia-dan-sistem-pengawasan-
untuk-mewujudkan-good-governance
http://ppid.lan.go.id/wp-content/uploads/2014/10/ES-Delegasi-Wewenang-2009.pdf

Anda mungkin juga menyukai