Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 61

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN


TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK UTAMA TAMAN SARI 1 KOTA PEKANBARU

Isye Fadmiyanor1, Elly Susilawati1, Wirda Tuljannah2


2
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau
2
Mahasiswa Prodi D-IV

Abstrak

Nyeri persalinan terjadi dengan intensitas yang semakin lama semakin kuat dan sering.
Kondisi ini menstimulasi tubuh mengeluarkan hormon stressor yang membuat ibu tidak bisa
menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan sehingga terjadinya hipoksia janin dan
persalinan menjadi lama. Metode nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri dapat berupa
terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin terhadap intensitas
nyeri persalinan kala I fase aktif. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan
rancangan two group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di Klinik Utama Taman
Sari 1 Kota Pekanbaru pada bulan September 2017 s/d Juni 2018. Populasi pada penelitian ini
adalah ibu bersalin di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru. Pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling sebanyak 20 orang ibu bersalin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata skor intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres
hangat yaitu 7,00 dan sesudah dilakukan yaitu 5,50, sedangkan rata-rata skor intensitas nyeri
sebelum dilakukan intervensi kompres dingin yaitu 7,10 dan sesudah dilakukan yaitu 5,50.
Hasil uji Mann Whitney pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan ada perbedaan
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin dengan terapi kompres hangat
dan terapi kompres dingin di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru (p= 0,023).
Diharapkan kepada tenaga kesehatan di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru agar
lebih mensosialisasikan metode terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin yang
bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.

Kata kunci: Nyeri persalinan, kala I fase aktif, kompres hangat, kompres dingin
Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 62

PENDAHULUAN tenaga kesehatan mempengaruhi


penurunan AKI. Seorang ibu hamil yang
Nyeri persalinan terjadi pada kala I memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan
oleh kontraksi yang berlangsung secara dapat mengantisipasi kemungkinan resiko
regular dengan intensitas yang semakin yang terjadi sebelum persalinan, saat
lama semakin kuat dan sering. Secara persalinan, dan sesudah persalinan,
umum, ibu bersalin merasakan peningkatan sehingga hal tersebut mempengaruhi ibu
ketidaknyamanan seperti nyeri punggung, untuk datang ke tenaga kesehatan (Dinkes
berkeringat, mual dan muntah. Kondisi ini Kota Pekanbaru, 2015).
merangsang tubuh mengeluarkan hormon Banyak metode untuk
stressor yaitu hormon katekolamin dan mengendalikan rasa nyeri dalam persalinan
adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan yaitu manajemen farmakologis dan
dalam konsentrasi tinggi saat persalinan nonfarmakologis. Metode secara
jika ibu tidak bisa menghilangkan rasa farmakologis yaitu dengan memberikan
takutnya sebelum melahirkan. Akibatnya, obat-obatan seperti sedatif, opioid,
uterus menjadi semakin tegang sehingga analgesia, dan anestesia. Metode secara
aliran darah dan oksigen ke dalam otot nonfarmakologis yaitu dengan relaksasi,
uterus berkurang karena arteri mengecil kompres hangat, kompres dingin,
dan menyempit yang dapat menyebabkan hidroterapi, hipnoterapi, akupuntur, TENS
rasa nyeri yang sangat kuat dan tidak (Transcutaneonus Electrical Nerve
tertahankan. Hal tersebut menimbulkan Stimulation) (Andarmoyo & Suharti,
gangguan sirkulasi uteroplasenta seperti 2014).
pengurangan aliran darah dan oksigen ke Metode untuk mengurangan nyeri
uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang persalinan dalam penelitian ini yaitu
membuat impuls nyeri bertambah banyak kompres, yang secara ilmiah dapat
sehingga terjadinya hipoksia janin. Maka mengurangi rasa nyeri dalam persalinan
dari itu, nyeri yang tidak bisa dikendalikan tanpa farmakologi. Bukan hanya untuk
dapat mempengaruhi angka kematian ibu nyeri persalinan, tetapi juga dapat
dan janin (Reeder, 2011). mengatasi cedera dan nyeri otot.
Angka Kematian Ibu (AKI) Penggunaan kompres lebih mudah dan
merupakan salah satu indikator yang praktis melalui prosedur tanpa harus
mempengaruhi pelayanan kesehatan mengikuti pelatihan. Kompres hangat
sebagai alat ukur derajat kesehatan ibu di bersifat vasodilatasi yang dapat
suatu wilayah. Berdasarkan hasil Survei meningkatkan suhu lokal pada kulit
Penduduk Antar Sensus (SUPAS), AKI di sehingga meningkatkan sirkulasi pada
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 359 per jaringan untuk proses mengurangi spasme
100.000 kelahiran hidup sedangkan pada otot dan mengurangi nyeri. Kompres
tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 dingin bersifat vasokontrksi yang berguna
kelahiran hidup. Angka tersebut untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi
menggambarkan terjadinya penurunan dan otot, anastesi lokal mengurangi
tetapi angka ini masih sangat jauh dari pembengkakan, dan menyejukkan kulit
target Sustainable Develtopment Goals (Rohani dkk, 2011).
(SDGs) yaitu 70 per 100.000 kelahiran Berdasarkan data persalinan 1 tahun
hidup pada tahun 2030. AKI di Kota terakhir di Klinik Utama Taman Sari 1
Pekanbaru pada tahun 2014 sebesar 10 adalah 325 orang ibu bersalin, dengan
orang ibu per 21.692 jumlah kelahiran jumlah rata-rata persalinan 25 orang
hidup, sedangkan tahun 2015 sebesar 5 perbulan. Selain angka persalinan yang
orang ibu per 20.751 kelahiran hidup. Data cukup banyak, metode kompres belum ada
tersebut menunjukkan bahwa terjadi digunakan untuk mengurangi nyeri di
penurunan jumlah kasus kematian ibu pada Klinik Utama Taman Sari 1, hanya cara
masa hamil, bersalin dan nifas. Angka ibu konvensional seperti teknik relaksasi
hamil, bersalin, dan nifas yang ditangani pernafasan dan pijatan ringan. Alternatif
Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 63

yang juga bisa dilakukan untuk kelompok eksperimen maka jumlah


menurunkan intensitas nyeri persalinan anggota sampel untuk masing masing
kala I yaitu kompres hangat dan kompres kelompok minimal adalah 10.
dingin. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian “Perbedaan Kompres HASIL DAN PEMBAHASAN
Hangat Dan Kompres Dingin Terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase HASIL
Aktif Di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Analisis Univariat
Pekanbaru”.
Tabel 1
TUJUAN PENELITIAN Gambaran Intensitas Nyeri Persalinan
Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Untuk mengetahui perbedaan kompres Terapi Kompres Hangat
hangat dan kompres dingin terhadap
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif di Perlakuan n Mean SD
Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru. Kompres
Hangat
METODE PENELITIAN Sebelum 7,00 0,816
10
Jenis penelitian ini adalah quasy Sesudah 5,50 0,850
eksperiment yaitu penelitian yang dimana
peneliti melakukan intervensi/perlakuan Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa
pada subjek, tetapi tidak dilakukan terdapat perbedaan nilai rata rata intensitas
randomisasi. nyeri persalinan sebelum dan sesudah
Desain yang digunakan dalam diberikan terapi kompres hangat. Nilai
penelitian ini adalah two group pretest rata-rata intensitas nyeri persalinan kala I
posttest design yaitu dengan fase aktif sebelum diberikan terapi
membandingkan hasil intervensi yang kompres hangat adalah 7,00 (SD = 0,816)
dilakukan pada dua kelompok yang dan rata-rata intensitas nyeri persalinan
diberikan pretest berupa pengukuran kala I fase aktif sesudah diberikan terapi
intensitas nyeri. Kemudian kedua kompres hangat adalah 5,50 (SD = 0,850).
kelompok eksperimen diberikan perlakuan Hasil tersebut menunjukkan bahwa
berupa kompres hangat dan kompres terdapat penurunan intensitas nyeri
dingin. Setelah itu akan dilakukan persalinan sebelum dan sesudah diberikan
pengukuran intensitas nyeri posttest pada terapi kompres hangat.
kedua kelompok tersebut. Hasil yang
didapat dari pengukuran pada kedua Tabel 2
kelompok tersebut akan dibandingkan dan Gambaran Intensitas Nyeri Persalinan
dianalisis. Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Waktu penelitian dilaksanakan pada Terapi Kompres Dingin
bulan September 2017 hingga Juni 2018 di Perlakuan n Mean SD
klinik Utama Taman Sari 1 Kota Kompres
Pekanbaru. Dingin
Populasi dalam penelitian ini adalah Sebelum 7,10 0,876
seluruh ibu bersalin normal di klinik 10
Utama Taman Sari 1 kota Pekanbaru. Sesudah 6,40 0,699
Besar sampel dalam penelitian ini
adalah 20 sampel yang ditentukan dengan Demikian halnya dengan terapi
menggunakan pendapat Roscoe dalam kompres dingin, pada tabel 2 dapat dilihat
Sugiyono (2011) yang menyatakan bahwa bahwa terdapat perbedaan nilai rata rata
untuk jenis penelitian eksperimen intensitas nyeri persalinan sebelum dan
sederhana dengan menggunakan dua sesudah diberikan terapi kompres dingin.
Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 64

Nilai rata-rata intensitas nyeri persalinan belakang akan mengurangi nyeri, panas
kala I fase aktif sebelum diberikan terapi akan meningkatkan sirkulasi ke area
kompres dingin adalah 7,10 (SD = 0,876) tersebut sehingga memperbaiki anoksia
dan rata-rata intensitas nyeri persalinan jaringan yang disebabkan oleh tekanan.
sesudah diberikan terapi kompres dingin Nyeri akibat spasme otot berespon baik
adalah 6,40 (SD = 0,699). Hasil tersebut terhadap panas, karena panas melebarkan
juga menunjukkan bahwa terdapat pembuluh darah dan meningkatkan aliran
penurunan intensitas nyeri persalinan darah lokal. Panas juga merangsang serat
sesudah diberikan terapi kompres dingin. saraf yang menutup gerbang nyeri
kemudian transmisi impuls nyeri ke
Analisis Bivariat medulla spinalis dan otak dapat dihambat
Selain itu kompres hangat dapat memicu
Tabel 3 tubuh untuk menghasilkan endorphin
Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan dengan cara menghasilkan perasaan
Kala I Fase Aktif Pada relaksasi, mendistraksi perhatian, dan
Kelompok Kompres Hangat dan mengurangi stress. Hormon endorphin
Kelompok Kompres Dingin dapat berfungsi sebagai obat penenang
alami yang di produksi otak sehingga
Kelompok N Mean p- menimbulkan rasa nyaman (Judha, 2012).
Rank value Hasil penelitian ini sejalan dengan
Pretest : penelitian yang dilakukan oleh Manurung
Kompres Hangat 10 10,15 0,779 dkk (2013) yang berjudul pengaruh tehnik
Kompres Dingin 10,85 pemberian kompres hangat terhadap
Posttest : perubahan skala nyeri persalinan pada
Kompres Hangat 10 7,65 0,023 klien primigravida. Hasil penelitian
Kompres Dingin 13,35 tersebut menunjukkan bahwa kompres
hangat dapat menurunkan intensitas nyeri
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa persalinan dengan p value = 0,002. Terapi
hasil uji Mann Whitney didapatkan tidak kompres hangat juga telah banyak
ada perbedaan intensitas nyeri sebelum digunakan sebagai terapi nyeri dibidang
perlakuan antara kelompok kompres keilmuan lain misalnya mengurangi nyeri
hangat dan kelompok kompres dingin persendian, nyeri postoperasi. Pemberian
(p=0,779) dan ada perbedaan intensitas kompres hangat pada daerah tubuh akan
nyeri setelah perlakuan antara kelompok memberikan signal ke hipotalamus melalui
kompres hangat dan kelompok kompres spinal cord. Ketika reseptor yang peka
dingin (p=0,023), dengan mean rank terhadap panas di hipotalamus dirangsang,
kelompok terapi kompres hangat lebih sistem efektor mengeluarkan signal yang
rendah yaitu 7,65 dibanding ibu bersalin memulai vasodilatasi perifer. Perubahan
yang diberikan terapi kompres dingin yaitu ukuran pembuluh darah akan
13,35 yang artinya rata-rata intensitas nyeri memperlancar sirkulasi oksigen, membuat
ibu bersalin yang diberikan terapi kompres otot tubuh lebih rileks, dan menurunkan
hangat lebih rendah dibandingkan terapi rasa nyeri.
kompres dingin.
Intensitas Nyeri Persalinan Dengan
PEMBAHASAN Terapi Kompres Dingin
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
Intensitas Nyeri Persalinan Dengan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri
Terapi Kompres Hangat persalinan sebelum dan sesudah diberikan
Penurunan skala nyeri tersebut terapi kompres dingin. Respos fisiologi
disebabkan karena terapi kompres hangat dingin yaitu Vasokontriksi yang bersifat
yang diberikan pada punggung bawah di sebagai anastesi local (mengurangi nyeri
area tempat kepala janin menekan tulang local) menjadi kebas (mati rasa). Dingin
Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 65

juga memperlambat transmisi impuls nyeri didukung oleh teori yang dikemukakan
di sepanjang alur saraf (Rohani dkk, oleh Manurung S (2012) dan Potter &
2011). Perry (2009) yang menyatakan bahwa
Penelitian terkait kompres dingin terdapat beberapa faktor yang
yang dilakukan oleh Turlina dkk (2015) mempengaruhi pengalaman nyeri masing-
tentang pengaruh kompres dingin terhadap masing individu antara lain faktor
penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif psikologi, usia, perhatian, pengalaman
didapatkan hasil p : < 0,00 artinya ada sebelumnya, keluarga dan dukungan
pengaruh kompres dingin terhadap social, kecemasan, teknik koping, dan
penurunan nyeri persalinan kala I fase makna nyeri. (Prawirohardjo, 2010).
aktif. Kompres dingin ini berguna untuk Berdasarkan data yang diperoleh
mengurangi ketegangan nyeri sendi dan dapat diketahui bahwa hampir seluruh ibu
otot, mengurangi pembengkakan, dan bersalin sebelum diberikan intervensi
menyejukkan kulit. Kompres dingin akan mengalami nyeri berat. Hal ini dapat
membuat daerah yang terkena dengan dilihat pada tabel 5.2 dari hasil uji Mann
memperlambat transmisi nyeri melalui Whitney yaitu tidak ada perbedaan
neuron-neuron sensorik. Mekanisme intensitas nyeri sebelum perlakuan antara
terjadinya penurunan nyeri akibat kelompok kompres hangat dan kelompok
dilakukan kompres dingin karena dingin kompres dingin (p=0,779). Sesudah
menyebabkan vasokonstriksi untuk diberikan terapi kompres hangat dan terapi
menurunkan aliran darah ke daerah tubuh kompres dingin ibu bersalin mengalami
yang mengalami cedera, mencegah nyeri sedang dan ada beberapa yang masih
terbentuknya edema, mengurangi mengalami nyeri berat. Hal ini dilihat dari
inflamasi. Penelitian Ganji (2013) tentang hasil uji Mann Whitney yaitu ada
efek ice pack dalam mengatasi nyeri perbedaan intensitas nyeri sesudah
persalinan di Iran menunjukkan pemberian perlakuan antara kelompok kompres
ice pack pada punggung dan perut ibu hangat dan kelompok kompres dingin
bersalin dapat menurunkan nyeri saat (p=0,023). Maka dari itu, kompres hangat
persalinan kala I fase aktif. dan kompres dingin sangat mempengaruhi
penurunan nyeri persalinan kala I fase
Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan aktif.
Antara Terapi Kompres Hangat dan Terapi kompres hangat dan terapi
Terapi Kompres Dingin kompres dingin diberikan pada punggung
Penelitian ini menjelaskan bahwa bagian bawah (lumbal 5 – sacrum 1) di
sebagian besar intensitas nyeri persalinan area tempat kepala janin menekan tulang
kala I fase aktif tergolong nyeri berat. belakang. Terapi ini diberikan selama 20
Selama persalinan kala I, tidak ada seorang menit pada saat ibu sudah memasuki
pun responden yang tidak mengalami nyeri persalinan kala I fase aktif. Tujuan utama
walaupun tingkat nyeri setiap responden dari pemberian terapi ini adalah relaksasi.
berbeda, terutama dialami karena Respon neurohormonal dari terapi ini
rangsangan nosiseptor dalam adneksa, adalah pelepasan endorfin, (Mardliyana et
uterus, dan ligamin pelvis. Banyak al., 2011).
penelitian yang mendukung bahwa nyeri Terjadinya perbedaan intensitas nyeri
persalinan kala I adalah akibat dilatasi antara kelompok kompres hangat dan
serviks dan segmen uterus bawah, dengan kompres dingin karena respon fisiologi
distensi lanjut peregangan dan trauma pada yang saling berbeda. Respon fisiologi
serat otot dan ligamen yang menyokong panas yaitu vasodilatasi (meningkatkan
struktur ini. Setiap ibu bersalin aliran darah ke bagian tubuh yang
kemungkinan memiliki teknik koping yang mengalami nyeri), menurunkan ketegangan
berbeda sehingga masing-masing otot, meningkatkan relaksasi otot dan
kelompok responden memiliki intensitas mengurangi nyeri. Sedangkan Respon
nyeri persalinan yang berbeda. Hal ini fisiologi dingin yaitu Vasokontriksi yang
Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 66

bersifat sebagai anastesi lokal (mengurangi hangat terhadap penurunan intensitas nyeri
nyeri lokal) dan membuat daerah yang persalinan menurut teori disebabkan oleh
nyeri menjadi kebas (mati rasa). Stimulasi panas yang disalurkan melalui kompres
dari kedua terapi ini bersifat menghambat hangat dapat meredakan nyeri dengan
sensasi nyeri yang diterima oleh medulla menyingkirkan produk-produk inflamasi,
spinalis, sehingga sensasi nyeri yang seperti bradikinin, histamine, dan
dirasakan ibu bersalin lebih dapat prostaglandin yang akan menimbulkan
dikendalikan (Potter & Perry, 2012). rasa nyeri lokal. Panas mengurangi spasme
Hasil mean rank kelompok terapi otot yang disebabkan oleh iskemia,
kompres hangat lebih rendah yaitu 7,65 merangsang neuron yang memblok
dibanding ibu bersalin yang diberikan transmisi lanjut rangsang nyeri,
terapi kompres dingin yaitu 13,35 yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan
artinya kompres hangat lebih efektif aliran darah ke area yang dilakukan
menurunkan intensitas nyeri persalinan pengompresan.
dibandingkan terapi kompres dingin. Hal
ini disebabkan karena efek dari panas KESIMPULAN
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
dan efek relaksasi sehingga membantu 1. Rata-rata skor intensitas nyeri sebelum
meningkatkan aliran darah kebagian tubuh diberikan kompres hangatadalah
yang cedera, mengurangi ketegangan otot 7,00(SD=0,816) dan sesudah diberikan
dan kekakuan sendi. Kompres hangat terapi kompres hangatadalah
merupakan tindakan yang memberikan 5,50(SD=0,850).
kompres panas yang bertujuan memenuhi 2. Rata-rata skor intensitas nyeri sebelum
rasa nyaman, menguranggi atau diberikan kompres dingin yaitu
membebaskan nyeri, mengurangi atau 7,10(SD=0,876) dan sesudah diberikan
mencegah terjadinya spasme otot karena terapi kompres dingin adalah
memberikan rasa hangat. 6,40(SD=0,699).
Hasil penelitian ini sama dengan 3. Ada perbedaan rata rata intensitas nyeri
penelitian yang dilakukan oleh Lilin persalinan kala I fase aktif pada terapi
Turlina dan Heny Ekawati tentang kompres hangat dan terapi kompres
perbedaan efektifitas terapi kompres panas dingin (p = 0,023).
dan kompres dingin terhadap penurunan
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. SARAN
Hasil penelitian tersebut disimpulkan
bahwa ada perbedaan efektifitaas kompres 1. Bagi Tempat Penelitian
panas dan kompres dingin terhadap Diharapkan kepada tenaga kesehatan
penurunan intensitas nyeri persalinan kala I khususnya yang di Klinik Taman Sari 1
fase aktif. Berdasarkan hasil uji statistic Pekanbaru agar dapat menerapkan metode
Wilcoxon sign rank test menunjukan nilai terapi kompres hangat sebagai alternative
signifikan pada kompres panas (Psign untuk mengurangi intensitas nyeri
0,001) dimana Z hitung (-3,286), dan nilai persalinan pada ibu bersalin kala I fase
signifikan pada kompres dingin (Psign aktif dikombinasikan dengan teknik
0,003) dimana Z hitung (-3.000) dan P < relaksasi pernafasan.
0,05. b. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian yang dilakukan oleh Diharapkan bagi institusi pendidikan
Yenny Safitri (2015) tentang efektivitas menambahkan informasi terapi kompres
kompres hangat terhadap penurunan hangat sebagai alternative untuk
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif mengurangi intensitas nyeri persalinan
didapatkan hasil bahwa kompres hangat ke dalam mata kuliah asuhan kebidanan
efektif dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan. Diharapkan mahasiswa
persalinan dimana didapat p value uji T dalam praktik klinik dapat menerapkan
sebesar 0,001 < 0,05. Pengaruh kompres ilmu pengetahuan khususnya dalam
Jurnal Ibu dan Anak, Volume 6, Nomor 2, November 2018 67

penanganan nyeri persalinan yang Potter & Perry. 2012. Buku Ajar
bersifat nonfarmakologis yaitu terapi Fundamental Keperawatan. Edisi
kompres hangat. 4. Jakarta: EGC.
c. Bagi Peneliti Lain Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan.
Diharapkan bagi peneliti lain dapat Edisi 4 Cetakan 3. Jakarta: PT Bina
sebagai bahan masukan dan informasi Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
yang digunakan untuk penelitian Rohani., Saswita, R & Marisah. 2011.
selanjutnya dan juga Asuhan Kebidanan Pada Masa
mengkombinasikannya dengan metode Persalinan. Jakarta: Salemba
non farmokologi yang lainnya untuk Medika.
mengatasi nyeri pada ibu bersalin kala I Reeder., Martin & Griffin, K. 2013.
fase aktif. Keperawatan Maternitas
Kesehatan Wanita, Bayi, &
DAFTAR PUSTAKA Keluarga. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk
Andarmoyo, S & Suharti. 2014. Persalinan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tanpa Nyeri Berlebihan. SUPAS. 2015. Laporan Tahunan
Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Direktorat Kesehatan Keluarga.
Dinkes Kota Pekanbaru. 2015. Profil Jakarta. Direktur Kesehatan
Kesehatan Provinsi Riau 2015 Keluarga.
[online 10 November 2017] Turlina, L. dan Ratnasari, NVE. 2015.
www.depkes.go.id Pengaruh Kompres Dingin
Ganji, Z., Shirvani, MA., Rezaei-Abhari, F Terhadap Penurunan Nyeri
& Danesh, M. 2013. The effect of Persalinan Kala I Fase Aktif Di
intermittent local heat and cold on Bps Ny. Mujiyati Kabupaten
labor pain and child birth outcome. Lamongan,[ online 10 November
Iranian Journal of Nursing and 2017]
Midwifery Research, 18(4), 298–
303. [online 1 November 201
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
rticles/PMC3872865/
Judha, M, dkk. 2012. Asuhan Pertumbuhan
Kehamilan, Persalinan, Neonatus,
Bayi dan Balita. Yogyakarta: Nuha
Medika
Manurung, S. 2011. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas Asuhan
Keperawatan Intranatal. Jakarta:
CV. Trans Info Media.
Manurung, S. et al. 2013. Pengaruh Tehnik
Pemberian Kompres Hangat
Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Persalinan Pada Klien
Primigravida dan Puskesmas
Cilandak Jakarta Selatan. Vol 4(1),
hal. 1–8.
Mardliyana, N. E. et al. 2011. Effect of ice
gel compress towards labor pain
during Active Phase Stage I at
private midwivery clinics in
Surabaya City area,” 25(1), hal. 1–
4.

Anda mungkin juga menyukai