Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL RENCANA USAHA LEWU BORNEO

PALANGKARAYA 2024

Disusun oleh :

Kelompok 05 Kelas XII-2

1. Ratis Maharanidewi C. (Ketua)

2. Roofita Firlia Justisia (Sekretaris)

3. R. A. Aishalda Kuslardiyani (Anggota)

4. Haseena Waheda Ernandi (Anggota)

5. Najah Hafilah Mardiah Lunggana (Anggota)


PROPOSAL RENCANA USAHA

BAB I PENDAHULUAN

A. Nama Usaha

Wisata Budaya dan Kuliner Lewu Borneo. Nama ‘Lewu’ diambil dari bahasa Dayak
yang berarti kampung dan ‘Borneo’ sendiri berarti Pulau Kalimantan. Jika
digabungkan, maka Lewu Borneo berarti kampung khas masyarakat Kalimantan.
B. Latar belakang pemilihan usaha
Zaman yang semakin maju dan berkembang membuat kita harus bisa
menempatkan diri dan memilah mana budaya yang cocok mana budaya yang kurang
cocok.Apalagi dengan gen-z yang harus bisa menjaga budaya yang ada agar tidak
tergerus.Pemilihan usaha ini dilakukan agar kita bisa menjaga dan melestarikan
budaya yang ada agar tidak tergerus oleh zaman. Maka daripada itu kami membuat
sebuah usaha untuk menggabungkan antara pariwisata dan edukasi. Usaha pariwisata
ini ditargetkan untuk setiap kalangan masyarkat yang ingin mengenal dan
mempelajari lebih tentang budaya yang ada.
Menjadikan usaha dibidang pariwisata yang bisa diandalkan untuk semua
kalangan.Membuat tempat pariwisata yang bisa dijadikan sarana edukasi budaya bagi
anak anak. Membuat tempat kuliner khas nusantara yang bisa dinikmati bersama.
Sekaligus sebagai pengembangan UMKM bagi masyarakat sekitar yang harus dan
lebih diperhatikan oleh pemerintah.
BAB II DESKRIPSI DAN ANALISIS USAHA
A. Deskripsi usaha
Globalisasi mungkin tidak asing bagi seluruh masyarakat yaitu proses
integrasi kedalam ruang lingkup dunia. Dimana budaya yang ada di dalam negeri
harus bersaing dengan budaya luar yang mencoba masuk dan mengikis budaya asli.
Sebagai generasi yang akan datang sudah seharusnya kita untuk menjaga dan
melestarikan keasliannya. Oleh karena itu kami memiliki ide dan inovasi yang cukup
menarik untuk belajar tentang budaya negeri sendiri dalam satu tempat.
Ide yang dibuat adalah sebuah usaha untuk menggabungkan keunikan dan
budaya daerah lokal dalam satu tempat. Usaha ini bergerak dalam bidang
pariwisata,rekreasi,edukasi,dan kuliner. Menjadikan usaha yang bisa dinikmati oleh
seluruh kalangan lapisan masyarakat apalagi anak-anak. Usaha ini sengaja dibuat agar
daerah lain di Indonesia bisa datang kesini,membuat ramai daerah tempat usaha
tersebut dan dapat dilirik oleh pemerintah untuk mempermudah dalam akses dan
perawatan.
Dalam bidang rekreasi kami menyediakan tempat yang cocok untuk
berkumpul, bersantai bersama keluarga untuk menghabiskan akhir pecan setelah
beberapa hari bekerja. Edukasi kami menyediakan sarana bagi anak-anak dan remaja
untuk lebih mengenal lagi tentang budaya nya. Kuliner tempat kami menghidangkan
makanan khas daerah tersebut sekaligus sebagai membantu UMKM di masyarakat
sekitar.
B. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
 Usaha yang membawahi beberapa bidang yaitu kuliner, edukasi, rekreasi,
pariwisata dan budaya
2. Weakness (Kelemahan)
 Budaya yang ditampilkan belum lengkap
3. Opportunity (Peluang)
 Jumlah pesaing masih sedikit
 Dibuat di daerah dengan jumlah objek wisata yang cukup sedikit
4. Threat (Ancaman)
 Akses yang agak sulit menuju ke lokasi wisata
 Terdapat pesaing di bidang usaha yang sama
BAB III. ASPEK PRODUKSI, MANAJEMEN DAN PEMASARAN

A. Aspek Produksi
1. Kebutuhan produksi
A. Bahan yang di perlukan
1. Membangun rumah adat
1. Kayu
2. Paku
3. Semen
4. Pasir
5. Cat kayu
2. Membangun food court
1. Tenda
2. Besi penyangga
3.Mengolah Amplang
1. ikan tenggiri
2. tepung terigu
3. telur
4. garam
5. gula
B. Perlengkapan yang diperlukan
1. Alat bangunan
2. Meteran untuk mengukur jarak tenda
3. Kompor untuk menggoreng
4. Kemasan
5. Gas
6. Wajan
7. Blender

2.Proses produksi dan pengemasan amplang


1. haluskan ikan tenggiri dan campurkan ke telur,gula,garam
2. masukkan tepungkanji
3. rendam adonan amplang diminyak dingin lalu nyalakan kompor dengan api besar
4. amplang di timbang dengan timbangan yang sama lalu di masukkan ke dalam
kemasan
5. amplang siap dijual

B. Aspek Manajemen dan Organisasi


1.identitas usaha
Nama Usaha : PT Lewu Borneo
Badan Hukum Usaha : Perseroan Terbatas (PT)
Jenis Usaha : Wisata dan kuliner khas Kalimantan
Tahun Berdiri : 2024
Nama Pemilik dan Pengelola : a. Najah Hafilah M.L
b. R.A aishalda
c. Haseena W.E
d. Ratis M.C
e. Roofita F.J
Alamat : Jalan P. Diponegoro No 05
Email : info@lewuborneo@gmail.com
Instagram : @lewu_borneo
Twitter : @lewu_borneo
Nomor Telepon/WA : 085364892477

2.Struktur Organisasi

Penanggung Jawab
Ratis M.C

Direktur Utama
Seksi Bidang Rumah Seksi Bidang Wahana &
Seksi Bidang Kuliner
Adat Keamanan
Najah H.M.L
R.A Aishalda Roofita F.J
3.Analisis Kebutuhan SDM
Berdasarkan bagan struktur organisasi yang sudah disajikan diatas maka untuk kebutu
han di setiap bagan sudah terpebuhi dengan jumlah 5 orang. Kemudian kebutuhan SDM tamb
ahan diperlukan pada seksi bidang rumah adat yaitu sebanyak 3 orang, pada seksi bidang
kuliner 5 orang dan seksi bidang wahana sebanyak 3 orang, Jumlah SDM yang dibutuhkan ak
an terus bertambah seiring pertambahan target penjualan.
C. Aspek Pemasaran
1. Analisis Pasar
a. Bentuk pasar, Peluang pasar dan Proyek Penjualan
1) Bentuk Pasar
Dalam usaha ini, bentuk pasar yang akan kami jalankan adalah pasar
monopoli. Pada pasar monopoli ini, kami sebagai pelaku bisnis yang juga
menjadi price maker di dalamnya. Hal ini tentu dikarenakan jumlah bisnis
yang sejenis masih terbilang sedikit, khususnya di wilayah Kalimantan. Maka
dari itu, kami memiliki banyak kemungkinan untuk menjadi pelaku monopoli
pasar di wilayah tersebut.
2) Peluang Pasar
Usaha prasarana wisata dan edukasi ini juga cukup menjanjikan. Selain
karena belum banyak yang menciptakan tempat wisata edukasi di Pulau
Kalimantan, usaha ini tentu dapat menarik minat masyarakat karena bertempat
di lokasi yang strategis serta didesain dengan hiasan yang menarik.
3) Proyek Penjualan
Proyek yang akan dilakukan dalam usaha ini adalah pameran kesenian
adat dari Kalimantan disertai dengan penjualan aneka kuliner khas
Kalimantan.
b. Segmen, target, posisi pasar
1) Segmen pasar
Segmen pasar yang menjadi sasaran dalam usaha wisata edukasi ini
adalah semua kalangan masyarakat secara umum. Namun, karena usaha kami
lebih menekankan pada edukasi kebudayaan, maka segmen pasar lebih
terfokus pada anak-anak dan remaja. Akan tetapi, dapat juga ditujukan pada
orang-orang dewasa yang senang mempelajari kebudayaan daerah.
2) Target Pasar
Target pasar dalam usaha wisata edukasi ini adalah anak-anak hingga para
remaja di daerah Pontianak dan sekitarnya. Target pasar ini dipilih berdasarkan
aspek sosial bahwa pada usia anak-anak dan remaja, memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi segala sesuatu. Maka dari itu, objek wisata edukasi ini diharapkan
dapat membawa manfaat dan memberikan pengetahuan kepada mereka.
3) Posisi Pasar
Dalam menghadapi pesaing usahanya, usaha prasarana wisata edukasi ini
harus dapat menempati posisinya dengan baik di lingkungan masyarakat. Cara
yang digunakan untuk dapat menempatkan posisi usaha wisata edukasi ini agar
tidak kalah dalam bersaing dengan objek wisata lain adalah dengan
menanamkan beberapa strategi. Strategi yang digunakan adalah dengan
menciptakan konsep wisata baru yang didasarkan pada konsep budaya, namun
tetap dengan detail kelola objek yang modern.
c. Kompetisi
Usaha tempat wisata edukasi ini didirikan di wilayah ibukota, sehingga hal
tersebut menjadi poin lebih bagi usaha kami. Terlebih lagi, di wilayah ini belum
banyak terdapat objek-objek wisata, terutama yang menawarkan unsur edukasi di
dalamnya. Di daerah Kalimantan, baru terdapat satu kompetitor dengan usaha yang
sejenis, yaitu Desa Budaya Pampang di Samarinda, Kalimantan Timur. Maka, hal
tersebut memberikan sebuah peluang bagi kami untuk menjalankan usaha yang
sejenis di wilayah lainnya, yaitu di daerah Kalimantan Barat.

2. Strategi Pemasaran
a. Product (produk)
Berbagai sarana hiburan yang ditawarkan dalam wisata edukasi ini antara lain
adalah pameran seni dan budaya Kalimantan serta berbagai kuliner yang khas dari
daerah Kalimantan.
b. Price (harga)
Kami menawarkan bermacam-macam kuliner khas dari daerah Kalimantan.
Diantaranya adalah soto banjar, yang dijual dengan harga lima belas ribu rupiah
per porsinya. Tak hanya itu, kami juga menyediakan makanan ringan khas
Kalimantan yang bisa dijadikan oleh-oleh, yaitu amplang yang dijual seharga
delapan ribu rupiah per plastiknya.
c. Place (tempat)
Dalam pendistribusian menu kuliner khas Kalimantan yang kami tawarkan
tidak menggunakan jasa perantara. Seluruh menu kuliner daerah yang kami
tawarkan kepada pengunjung hanya dapat dibeli langsung di lokasi wisata edukasi
kami.
d. Proces (proses)
Pada proses pelaksanaan usaha, kami akan memberikan pelayanan terbaik
kepada para pengunjung/konsumen dari awal pelaksanaan pameran seni dan
budaya serta produksi menu-menu kuliner khas daerah Kalimantan untuk
meningkatkan kepuasan para pengunjung. Para pengunjung diperlihatkan berbagai
pementasan kesenian yang beragam dan menarik serta penyajian menu-menu
kuliner yang terjamin kualitasnya.
e. Promotion (promosi)
Dalam melakukan kegiatan promosi, kamu menerapkan beberapa strategi agar
usaha kami dapat dikenal oleh masyarakat luas melalui :
1) Kami memanfaatkan sarana media sosial seperti Instagram dan TikTok, karena
di era digital ini media-media sosial tersebut selain banyak digunakan oleh ma
syarakat, juga sangat berguna untuk membantu mempromosikan usaha kami.
2) Mengundang public figure atau vlogger untuk mempromosikan produk kami s
ehingga ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan dimana kami
dapat memberikan pelayanan dalam usaha kami dan mereka mempromosikan
usaha kami melalui perjanjian yang sudah dibuat.
3) Membuat papan iklan dan brosur di wilayah yang banyak dilewati atau dikunju
ngi masyarakat seperti jalan raya di pusat kota, atau tempat-tempat di sekitar lo
kasi-lokasi yang terdapat fasilitas umum.
f. People (orang)
Pada bagian pengerjaan usaha, kami merekrut pegawai sebanyak 20 orang.
Seluruh pegawai tersebut akan kami beri pembagian kerja dalam urusan inside
marketing dan outside marketing. Sebanyak 3 orang kami pekerjakan untuk
mengurus berbagai metode promosi usaha. Sedangkan sisanya akan kami
pekerjakan untuk mengurus usaha pada bagian intern saja.

3. Program Pemasaran
a. Kami selalu mengusahakan yang terbaik dalam menyiapkan seluruh pementasan
dan pameran kesenian daerah serta menjamin kualitas menu-menu kuliner yang
ditawarkan kepada para pengunjung.
b. Kami akan melakukan pemeriksaan berkala untuk setiap peralatan dan
perlengkapan yang kami gunakan untuk menunjang usaha kami demi keamanan
dan kenyamanan bersama.
c. Melakukan kegiatan promosi melalui strategi-strategi yang sudah ditentukan
dengan pertimbangan yang kuat agar tidak menghasilkan rugi.
d. Mengelola berbagai sumber daya dengan mempekerjakan tenaga-tenaga yang
profesional dan taat pada ketentuan yang sudah ditetapkan saat bekerja.

BAB IV ASPEK FINANSIAL DAN SOSIAL EKONOMI

A. Aspek Finansial/ Keuangan


B. Aspek Sosial Ekonomi
Usaha wisata dan kuliner “Lewu” memiliki strategi bisnis yang mendukung ekonomi
lokal. Hal tersebut diwujudkan dengan dibukanya partisipasi UKM dari masyarakat setempat
yang bergerak dalam bidang kuliner untuk menjadi mitra bisnis. Perusahaan juga membuka
peluang kerja bagi penduduk sebagai pegawai pengelola objek wisata. Diharapkan dari
dibukanya usaha ini, perekonomian masyarakat setempat menjadi aktif dan berkembang
secara dinamis.
Tak hanya itu, pembangunan objek wisata ini diproyeksikan dapat membuka
lowongan kerja baru yang dapat mendukung sarana objek wisata seperti penyediaan lahan
parkir, penyediaan toilet umum, retail makanan dan minuman ringan, dsb. Dengan demikian,
perekonomian wilayah Palangkaraya dapat meningkat dan memberi kontribusi yang berarti
bagi perekonomian nasional.

BAB V KESIMPULAN
Objek wisata “Lewu” pada intinya suatu usaha yang bisa diandalkan untuk semua
kalangan masyarakat dan bisa dijadikan sarana edukasi budaya bagi masyarakat
terutama anak – anak. Usaha ini sengaja dibuat agar daerah lain di Indonesia bisa
datang untuk membuat ramai daerah tempat usaha tersebut dan dapat dilirik
pemerintah untuk mempermudah dalam akses dan perawatan. Selain karena belum
banyak yang menciptakan tempat wisata edukasi di Pulau Kalimantan usaha ini tentu
dapat menarik minat masyarakat karena bertempat di lokasi yang strategis serta di
desain dengan hiasan yang menarik. Seperti yang kita ketahui, ibu kota negara
Indonesia sendiri direncanakan dipindahkan ke wilayah Kalimantan Timur. Hal ini
membuka peluang bagi wilayah di sekitarnya, untuk menjadi daerah ramai (sub-
urban). Cara yang digunakan untuk dapat menempatkan posisi usaha wisata edukasi
ini agar tidak kalam saing dengan objek wisata lain dengan menanamkan beberapa
strategi. Strategi yang digunakan adalah dengan menciptakan konsep wisata baru yang
didasarkan pada konsep budaya, namun tetap dengan detail kelola objek yang modern
dengan mengundang public figure atau vlogger dalam mempromosikannya.

Anda mungkin juga menyukai