Anda di halaman 1dari 16

DINAMIKA KEWENANGAN PEMERINTAH DALAM

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI INDONESIA

Hanantyo Sri Nugroho


Universitas Gajah Mada, Jl.Bulaksumur No. 1 Yogyakarta, 55281
hanantyosrinugroho@gmail.com

Abstrak
Dalam kenyataannya, tidak ada pasar yang bebas dari intervensi pemerintah
sebagaimana yang disebut dengan pasar bebas. Meskipun, penentuan peran pemerintah
maupun swasta ditentukan oleh kapasitas dan kebutuhan dari masing-masing pihak.
Dalam hal ini, hasil dari interaksi politik adalah keseimbangan rasional agar terdapat
sinergi diantara keduanya. Di sisi lain, interaksi politik tersebut juga dianggap sebagai
sebagai sebuah panggung dimana semua pihak bersaing. Di titik inilah, bagaimana
peran pemerintah dan pihak swasta secara efektif dapat saling bersinergi. Apabila hal
tersebut tidak tercapai maka keseimbangan politik yang terbentuk mungkin tidak dapat
bertahan dalam jangka panjang.

Kata Kunci: ekonomi politik, kewenangan pemerintah, pengelolaan sumberdaya air

Abstract
In reality, there is no market that is free from government intervention as the
so-called free market. Although, the determination of the role of government and private
determined by the capacity and needs of each party. In this case, the results from the
interaction of politics is a rational balance so that there are synergies between the
two. On the other hand, the political interaction is also considered as an arena where
all parties compete. At this point, the role of government and the private sector can
effectively work in synergy. If, it has not achieved the political balance established may
not be able to survive in the long term.

Keywords: political economy, government authority, management of water resources

Ada baiknya memulai memahami dinamika juga berangkat dari konflik kepentingan
antara pemerintah dan sektor swasta dalam kebijakan tersebut yakni antara
terkait dengan pengelolaan sumber daya yang menekankan efisiensi dengan yang
air dengan merujuk pada konstruksi teori menekankan pemerataan. Di satu sisi, hal
yang memadukan pendekatan yang tepat. tersebut dikarenakan persoalan yang muncul
Analisis ekonomi politik menekankan adalah fakta terbatasnya sumberdaya dalam
asumsi bahwa, karena kelangkaan sumber mengalokasikan dan menggunakan sumber
daya, tidak ada kebijakan politik yang bisa daya.2 Hal tersebut yang kemudian dirasakan
memuaskan semua pihak secara optimal.1 bahwa jalan keluar dalam mengatasi
Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat terbatasnya sumberdaya adalah dengan
tentunya menghasilkan keuntungan bagi berjalannya mekanisme pasar. Di sisi lain,
salah satu pihak dan juga dapat merugikan peningkatan kehidupan ekonomi seorang
pihak lainnya. Lebih lanjut, pemahaman individu dan anggota masyarakat tidak
terkait dengan analisis ekonomi politik hanya tergantung pada peranan pasar dan
2
Hudiyanto. 2004. Ekonomi Politik. PT Bumi
1
Rahmanto, Isnan. 2009. Ibid. hlm 32 Akasara. hlm 1
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 151

keberadaan organisasi-organisasi ekonomi baru, yakni Ti-Yong. Dalam versi tersebut,


swasta saja, akan tetapi bergantung pula kapitalisme dan keterlibatan dalam dunia
pada peranan negara.3 Artinya, dari sini ekonomi, di satu pihak, dipadukan dengan
terjadi interaksi politik antara kedua logika otoritarianisme politis dan rekomitmen
tersebut. Hasil dari interaksi politik adalah terhadap kebudayaan tradisional Cina, di
keseimbangan rasional agar memuaskan lain pihak, telah menjadikan nasionalisme
berbagai kepentingan. Sebagaimana yang Cina sebagai sebuah sumber legitimasi
terjadi pada pelaksanaan penguasaan negara baru. 6 Proses sinergi tersebut, menjadi
atas sumber daya air. Dengan demikian, sanggahan paling penting terhadap tesis
pada gilirannya hal ini akan menyebabkan dominasi Amerika dan Barat, yakni
perubahan sistem politik yang memunculkan pandangan yang melihat proses globalisasi
suatu struktur hubungan ekonomi baru.4 justru berujung pada heterogenisasi dan
Dalam perkembangan sejarah, suatu pencampuran budaya.7 Di sisi lain, Robinson
struktur hubungan ekonomi baru muncul dan Chapponniere menjelaskan skema
dikarenakan adanya sinergi sebagai jalan dalam proses pengambilan keputusan
pintas di dalam interaksi perdebatan teoritik ekonomi-politik di Indonesia, yakni
yang ada terkait dengan sistem ekonomi. terdapat teknokrat yang berada di lingkar
Artinya, bukan hanya bagaimana mencari pertama pemerintahan yang membenarkan
sinergi antara sektor publik dan swasta intervensi negara dalam politik ekonomi
dengan tetap memanfaatkan dinamisme untuk memperoleh pertumbuhan maksimum
pasar, namun tetap juga memperhatikan dan pemerataan sekaligus atau biasa disebut
kepentingan publik. Oleh karena sebuah dengan “kebebasan pasar yang terkendali”.8
pendulum yang bergerak pasti tidak berhenti Kewenangan pemerintah Indonesia
di salah satu ujung kutub, melainkan dalam pengelolaan sumberdaya air juga tidak
berhenti ditengah-tengah kedua kutub terlepas dari perkembangan yang terkait
tersebut. Sinergi tersebut dapat muncul pada dengan pengaruh sistem ekonomi yang
konsep politik jalan ketiga yang mendukung dominan pada saat itu. Hal tersebut dapat
ekonomi campuran baru.5 Sinergi antara terlihat dari adanya privatisasi sumberdaya
paham Keynesian dengan peranan negara- air di Indonesia, meskipun hal tersebut
nya dan mekanisme pasar dengan laissez- bertentangan dengan nilai yang dianut
faire-nya, terdapat juga dalam masyarakat oleh negara kita, dimana diharuskannya
Cina yang memiliki sebuah versi leadership terciptanya instrumen hak menguasai oleh
6
Huntington, Samuel P. 2012. Benturan Antar
3
Ilmar, Aminuddin. 2012. Hak Menguasai Negara Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. hlm
dalam Privatisasi BUMN. hlm xii-xiii 172
4
Mas’oed, Mohtar. 1989. Ekonomi dan Struktur 7
Hiariej, Eric. 2012. Globalisasi, Kapitalisme,
Politik Orde Baru 1966−1971. Jakarta : LP3ES. dan Perlawanan. hlm. 177
hlm xvi 8
Damanhuri. 1996. Ekonomi Politik alternatif:
5
Giddens, Anthony. 2000. The Third Way : Jalan Agenda Reformasi Abad 21. Pustaka Sinar
Ketiga Pembaharuan Demokrasi Sosial. Hal 114 Harapan. hlm 93
152 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

negara. Oleh karena itu, menjadi penting sumber daya. Namun, pada tahun 1930-
untuk melacak pergeseran kewenangan an pemerintah kolonial Belanda tidak lagi
pemerintah Indonesia dalam pengelolaan menggunakan naluri ekonomi laisser-
sumberdaya air. Disisi lain, juga perlu faire-nya dalam rangka meredakan tingkat
dicari bagaimana posisi air bersih dalam bencana, dimana pemerintah kolonial
barang publik - barang privat. Pelacakan Belanda merestrukturisasi produksi
tersebut pada akhirnya memungkinkan karet, menggunakan skema pembatasan
untuk menunjukkan bagaimana sinergi dan cukai penjualan yang jauh lebih
sebagai jalan pintas yang telah digunakan merugikan pemilik perkebunan kecil yang
pemerintah dalam proses pengambilan dimiliki pribumi dibandingkan dengan
keputusan ekonomi politik terkait dengan pemilik perkebunan besar.11 Hal tersebut
sumberdaya di Indonesia. Tentunya, sinergi dipengaruhi oleh kondisi depresi ekonomi
yang digunakan oleh pemerintah tersebut yang melanda dunia pada 1930-an. Pada
diharapkan dapat menjadi keputusan saat itu, penyebab kondisi ekonomi yang
yang sesuai dengan nilai yang dianut oleh mengalami depresi adalah negara-negara
negara kita, yakni terkait dengan adanya industri mengalami krisis dan kejatuhan
prinsip tentang sebesar-besarnya untuk Wall Street. Dalam mengatasi kondisi
kemakmuran rakyat. tersebut, muncul gagasan kembalinya
peran negara yang didorong oleh paham
Pembahasan Keynesian. Doktrin makroekonomi Keynes
Pada periode pra-kemerdekaan, yang mendukung intervensi aktif negara
sulit menemukan data tentang kondisi melalui pembelajaan defisit dan keajaiban
penguasaan sumberdaya air, namun terdapat ‘multiplier’ untuk menyembuhkan defisiensi
beberapa catatan terkait dengan kondisi demand agregat dengan menyuntikkan
ekonomi-politik masa itu. Kondisi ekonomi- dana pada perekonomian yang lesu, seperti
politik Hindia Belanda saat itu mengalami dianggap sangat sempurna bagi kondisi
perubahan di dalam penguasaan negara atas ekonomi negara-negara sedang berkembang
sumberdaya. Antara tahun 1815 sampai yang berbeda dengan di negara maju, yakni
1870, Hindia Belanda setuju menerapkan model kompetitif statik teori ekonomi
laisser-faire.9 Hal tersebut dijelaskan bahwa neo-klasik tak bisa diterapkan dengan
sistem kerja paksa saat itu perlahan-lahan mudah dan tidak banyak gunanya untuk
dibatalkan dan pada 1870 dimulailah apa menganalisis dan menyelesaikan problem
yang dinamakan periode liberal.10 Artinya, yang dihadapi negara-negara maju.12
pemerintah Hindia Belanda menerapkan Lebih lanjut, bahwa Keynes
mekanisme pasar dalam penguasaan mengakui adanya peranan negara secara
11
Ricklefs, M. C. 2008. Sejarah Indonesia Modern
9
Furnivall, J. S. 1939. Hindia Belanda : Studi 1200-2008. hlm 401
tentang Ekonomi Majemuk. hlm 187 12
Sugiono, Muhadi. 2006. Kritik Antonio Gramci
10
Uhlin, Anders. 1998. Oposisi Berserak. hlm 31 Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Hal 100
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 153

langsung dalam kegiatan ekonomi, yakni Dari konsep tersebut, Negara Indonesia
dalam bentuk pengeluaran pemerintah menerapkan paham negara kesejahteraan.
(government expenditures) dan pengaturan Oleh karena itu, pemerintah berperan
kegiatan ekonomi yang suportif dalam dalam aktivitas perekonomian untuk
mengatasi depresi pada tahun 1930-an.13 mencapai kemakmuran rakyat. Terkait
Artinya, peranan negara menjadi lebih dengan penguasaan negara atas sumberdaya
penting, terlebih ketika banyak ahli ekonomi air juga terdapat secara eksplisit dalam
kesejahteraan yang begitu percaya bahwa Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Hal tersebut
sistem atau mekanisme pasar tidak akan juga terdapat dalam beberapa kontinuitas
dapat menyelesaikan sepenuhnya semua yang menonjol antara kekuasaan Soekarno
persoalan ekonomi. Oleh karena peran dan kekuasaan Soeharto tentang adanya
negara tidak bisa digantikan oleh peran komitmen ideologis terhadap pandangan,
organisasi komersial, dimana pertarungan dimana negara mempunyai kewajiban
dominasi dan pembiaran atau penelantaran untuk mendistribusikan kembali kekayaan
menjadi wilayah keadilan yang perlu dari pihak kaya ke pihak miskin.15 Dengan
dibangun oleh pemerintah. 14 Dengan demikian, Pemerintah Pra Orde Baru saat
demikian, kondisi pasca 1930-an, banyak itu meletakkan peranan negara dalam
negara yang menghadirkan kembali peran penguasaan sumberdaya.
negara dalam sistem ekonomi, termasuk Pada periode Orde Baru, terjadi
penguasaan sumberdaya, untuk mengurangi perubahan peranan negara dalam
dampak kegagalan pasar (market failure), penguasaan sumberdaya. Sesuatu yang
kekakuan harga (price rigidities), dan sangat menarik, konstruksi negara Orde
dampak eksternalitas pada lingkungan Baru dan seluruh gagasan pembangunan
maupun sosial. yang diproduksi rezim tersebut memiliki
Penguasaan negara atas sumberdaya hubungan kuat dengan pandangan dunia
yang terjadi akibat kondisi ekonomi Barat, khususnya gagasan Amerika
dunia pasca 1930-an tersebut juga yang Serikat.16 Hal tersebut menunjukkan bahwa
mempengaruhi kondisi penguasaan Indonesia mengalami Globalisasi. Dalam
sumberdaya di Indonesia pasca perspektif imperialisme budaya, Globalisasi
kemerdekaan. Pada Pemerintahan Soekarno, tak lain dari Amerikanisasi.17 Tentunya,
atau pra Orde Baru, peran negara dalam proses pembangunan yang berlangsung
penguasaan sumberdaya terlihat pada pasal pada Orde Baru tersebut mengikuti model
33 dan 34 UUD 1945, yang terkandung pembangunan Amerika. Pada saat itu,
didalamnya konsep penguasaan negara,
15
Hadiz, Vedi R. 2005. Dinamika Kekuasaan:
cabang produksi, kemakmuran rakyat. Ekonomi Politik Pasca Soeharto. hlm 211
16
Wirasenjaya, Ade M. 2013. Negara, Pasar dan
13
Ilmar, Aminuddin. 2012. Hak Menguasai Negara Labirin Demokrasi. hlm 42-43
dalam Privatisasi BUMN. hlm xiii 17
Kusasi, Rahayu. 2010. Globucksisasi: Meracik
14
Gunawan. 2005. Berdaulat di Daerah. hlm 8 Globalisasi melalui Secangkir Kopi. hlm 31
154 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

kondisi ekonomi Amerika kembali kepada tuntutan dari adanya globalisasi.


paham neo-liberal, dimana menganut sistem Menghadapi trend globalisasi, negara-
mekanisme pasar. Konsep neo-liberalisme negara miskin dan berkembang mengalami
itu sendiri muncul ketika kepemimpinan dilema utama, yaitu di satu sisi, turut serta
Margareth Thathcer dan Ronald Reagan,18 dalam arus globalisasi dan liberalisasi
bagaimana mereka menolak Keynesianisme tidak memberi jaminan akan taraf hidup
yang mengemukakan konsep negara dan kesempatan yang lebih baik, namun
intervensionis dalam mewujudkan full disisi lain, kelompok negara miskin dan
employment, melainkan lebih memilih berkembang merasa berkewajiban untuk
pandangan Milton Friedman yang turut serta dalam arus globalisasi, karena
mengutarakan konsep bahwa negara menarik diri dari kompleksitas sistem
tidak boleh mencampuri perekonomian ekonomi politik dunia, sama artinya dengan
dan menarik pajak dari rakyatnya karena bunuh diri atau yang sering diistilahkan
telah terbukti bahwa krisis ekonomi dengan free trade is better than no trade
semakin memburuk jika negara berusaha at all.20
mengatasinya. Hal tersebut mengacu pada Oleh karena itu, pertama kalinya
tidak seorang pun mencegah kita, jika mau, sejak masa boom minyak tahun 1973, para
untuk membangun sebuah masyarakat teknokrat di Bappenas dapat melaksanakan
yang bergantung terutama pada kerjasama kebijakan mereka yang berdasar pada
sukarela guna mengelola kegiatan ekonomi strategi industrialisasi ekonomi pasar
maupun lainnya, suatu komunitas yang bebas yang didukung oleh institusi-
memelihara serta memperluas kebebasan institusi keuangan Barat seperti Bank
manusia, yang mempertahankan Dunia dan Dana Moneter Internasional, dan
pemerintahan agar tetap berada di tempatnya, dibawah tekanan kelompok negara-negara
mempertahankannya menjadi pelayan kita pemberi utang, Kelompok Antarpemerintah
dan tidak membiarkannya menjadi tuan Untuk Indonesia (IGGI), maka Presiden
kita.19 Perubahan pendulum peranan negara Soeharto mulai memperhatikan para
tersebut karena mendapat pengaruh dari ekonom berpendidikan Barat tersebut
perubahan kontelasi dunia, dimana terdapat dalam menyokong usaha pembangunan
dua kutub kekuatan ekonomi di dunia, yang d i I n d o n e s i a . 21 H a l t e r s e b u t j u g a
pada akhirnya dimenangkan oleh Amerika. mengakibatkan, terlihat sejak pertengahan
Lebih lanjut, perubahan peranan
20
Mariana, Annisa F. 2011. Faktor Ekonomi Politik
negara dalam penguasaan sumberdaya yang dalam Kerangka Kerjasama ASEAN, Australia,
terjadi pada Orde Baru lebih dikarenakan dan New Zealand: Indonesia sebagai Epicenter
Geopolitik dalam Ekonomi Politik Kemitraan
18 Hertz, Noreena. 2005. Perampok ASEAN: Sebuah Potret Kerjasama. hlm 161
Negara Kuasa Kapitalisme Global dan Matinya 21
Seda, Francisia SSE. 2014. Dinamika Sumber
Demokrasi. hlm.4 Daya Alam, Negara Developmentalis, dan
19
Friedman, Rose & Milton. 2013. Free to choose Masyarakat: Perspektif Sosiologi Perubahan
a personal statement. hlm 42 Ekonomi. hlm 39
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 155

1980-an, semakin banyak analisis yang terhadap lembaga keuangan Internasional


justru melihat penyebab utama banyak Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, dan
kerepotan dalam pembangunan adalah Asian Development Bank (ADB) sebagai
kegagalan pemerintah untuk menyesuaikan institusi dari globalisme ekonomi yang
mekanisme kerjanya terhadap dinamika sarat kepentingan Amerika Serikat menjadi
pasar.22 Secara sederhana, strategi itu bisa semakin mengakar kuat.24 Selain itu, dari
dilihat sebagai kebijaksanaan yang anti- pelajaran krisis 1998, banyak hal yang bisa
Keynesianisme, dimana pengurangan peran dipetik terkait dengan relasi antara negara
pemerintah dalam proses produksi dan dan pasar yang berjalan timpang, dimana
investasi, dan juga pro-Monetaris semisal negara yang berperan dalam melindungi
dengan adanya deregulasi perbankan dan rakyatnya justru semakin lemah perannya
berbagai paket kebijaksanaan moneter dalam pasar.25 Salah satu contoh keterikatan
lain.23 Kebijakan tersebut juga berdampak Indonesia dengan kepentingan dunia
pada penguasaan negara atas sumberdaya dan lemah perannya dalam pasar adalah
air. Pada saat Orde Baru, ketelibatan dengan hadirnya proyek-proyek dalam
pihak swasta, baik dalam maupun luar Masterplan Percepatan dan Perluasan
negeri, dapat menjalankan penguasaannya Pembangunan Ekonomi Indonesia
terhadap sumberdaya air melaui proses (MP3EI). Dengan hadirnya MIFEE dalam
penanaman modal, dimana perusahaan MP3EI maka membuktikan keterikatan
sebagai pemilik sumber air. Hal tersebut Indonesia dalam sistem produksi pangan
memberikan kekuasaan kepada swasta global yang berlandaskan akumulasi
untuk memiliki, mengelola, menyediakan, kapital.26 Hal tersebut telah menunjukkan
dan mendistribusikan sumberdaya air. agenda neo-liberal untuk mendorong
Kepemilikan sumberdaya air membuat investasi dan peningkatan konsumsi massa
menjamurnya perusahaan air minum dalam demi pertumbuhan ekonomi makro, dan
kemasan (AMDK). Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi surga bagi para
pemerintah Orde Baru membuka peran investor dan pasar bagi produk asing. Hal
pihak swasta dalam kepemilikan air baku. tersebut terjadi karena sejak awal reformasi,
Pada Orde Reformasi, keterlibatan elit politis melihat bahwa kebijakan neo-
pihak swasta dalam kepemilikan liberal dapat menyembuhkan Indonesia
sumberdaya, dimana menjadi cabang dari krisis ekonomi yang mendera di tahun
produksi penting, tetap berlangsung. Hal 24
Gunawan, Jamil. 2013. Membangun Paradigma
tersebut dikarenakan ketergantungan Baru Demokratisasi dan Multikulturalisme :
Ekonomi Politik Globalisasi dan Desentralisasi
Indonesia, dengan potensi jebakan utang, dalam Desentralisasi Globalisasi dan Demokrasi
Lokal. hlm 67
22
Mas’oed, Mohtar. 2008. Politik, Birokrasi dan 25
Ma’arif, Aliful. 2009. Bab IV Modal, Bisnis dan
Pembangunan. hlm 54 Demokrasi dalam Bisnis dan Demokrasi. hlm 69
23
Mas’oed, Mohtar. 2008. Ekonomi-Politik 26
Savitri, Laksmi A.2013. Korporasi Politik &
Internasional dan Pembangunan. hlm 182 Perampasan Tanah. hlm. 6-7
156 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

1997.27 Sebagaimana dengan hal tersebut, bahwa perubahan sistem ekonomi yang
ada banyak kekuatan sosial yang tidak berkembang di dunia mempengaruhi kepada
mampu dilawan oleh para aktor.28 Dengan kebijakan politik pengelolaan sumberdaya
demikian, terdapat perkembangan dan air. Artinya, kebijakan maupun sistem
juga pergeseran penguasaan sumber daya politik berusaha untuk mengakomodir
air di Indonesia. Berikut ini tabel sejarah percepatan dari sistem ekonomi yang
perubahan penguasaan sumber daya air di sedang dominan pada saat itu. Terdapatnya
Indonesia :29 pengaruh dari arus globalisasi pada urusan

Tabel 1.
Perubahan Penguasaan Sumber Daya Air di Indonesia

Pra
Pra Orde Baru Orde Baru Orde Reformasi
Kemerdekaan
- Hak milik - Hak milik - Hak milik negara. - Hak milik negara.
komunal. negara.

- Masyarakat - Masyarakat - Terbit UU No.6/1968 tentang - Terbit UU No.7/2004 tentang


sebagai sebagai penanaman modal dalam negeri Sumber Daya Air.
pemilik. pengguna. dan UU No.12/1970 tentang
perubahan UU No.6/1968.
- Air tidak hanya fungsi sosial,
- UU itu memberikan kekuasaan tetapi juga fungsi ekonomi.
kepada swasta untuk mengelola Air berubah dari public goods
sumber daya air. Perusahaan yang bisa diakses siapapun
sebagai pemilik pengelolaan menjadi economic goods yang
sumber air. diperdagangkan.

- Masyarakat sebagai pemakai. - Perusahaan sebagai pemilik


pengelolaan, masyarakat sebagai
pemakai.

Penjelasan mengenai perkembangan penyelengaraan penyediaan layanan publik


kewenangan pemerintah terkait dengan yang menciptakan pola struktur hubungan
pengelolaan sumberdaya air dalam setiap ekonomi baru, semula hanya melibatkan
periode pemerintahan, menunjukkan peran pemerintah dalam penyediaan
27
Hardiman, F. Budi. 2013. dalam moncong layanan publik, menjadi struktur hubungan
oligarkhi : skandal demokrasi di Indonesia. Hal 15 ekonomi baru yang juga melibatkan peran
28
Giddens, Anthony. 2010. Teori Strukturasi
: Dasar-dasar pembentukan struktur sosial swasta. Perubahan pola dalam struktur
masyarakat. hlm 276 hubungan ekonomi tersebut dapat dilihat
29
Ketersediaan Air Minum Terancam: Kehadiran
Negara Belum Memenuhi Hak Rakyat, artikel, dalam gambar berikut :
Kompas, tanggal 2 Maret 2015. hlm 1
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 157

Gambar 1.
Perubahan Pola dalam Struktur Hubungan Ekonomi

Pemerintah Pemerintah Swasta

Masyarakat Masyarakat

Masuknya keterlibatan pihak kawasan lindung sumber air, melaksanakan


swasta dalam kepemilikan dan pengelolaan pengelolaan sumber air, memenuhi
sumberdaya tidak hanya terjadi pada kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas air
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas,
pusat, namun juga terjadi dalam kebijakan dan ketertiban pelaksaan pengelolaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah. sumberdaya air pada wilayahnya merupakan
Seiring dengan adanya tranformasi kewenangan otonomi pengelolaan sumber
penyelenggaraan pemerintah, yakni terkait daya air.31
dengan desentralisasi dan otonomi daerah, Keterlibatan pihak swasta dalam
maka kapasitas pemerintah daerah dituntut kepemilikan dan pengelolaan sumberdaya
untuk dapat mengoptimalisasi pengelolaan di daerah mengakibatkan pemerintah
sumberdaya. 30 Artinya, kewenangan daerah berhadapan langsung dengan
tersebut menjadi bagian dari pelayanan korporasi besar, dan secara relatif kapasitas
publik yang dilakukan oleh pemerintah pemerintah daerah tersebut cenderung tidak
daerah. Sebagaimana dalam Undang- memiliki daya tawar yang kuat. Beberapa
Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber kajian mengenai privatisasi sumber daya air
Daya Air, bahwa terdapat pembagian memperlihatkan temuan tersebut. Pertama,
kewenangan teknis dan substantif yang terdapat Skripsi yang ditulis oleh Erwin
merupakan kewenangan pemerintah pusat Endaryanta, yakni Politik Air di Indonesia:
dan daerah. Kewenangan substantif berupa Penjarahan Sigedhang Oleh Korporasi Aqua
kebijakan pengelolaan sumberdaya air, Danone. Tulisan ini menganalisis bencana
menetapkan pola pengelolaan sumber industrial dan resiko yang muncul dari
daya air, menetapkan rencana pengelolaan proses privatisasi sumber air oleh industri
sumberdaya air, menetapkan dan mengelola pengelolaan sumber air tanah Si-Gedhang–
30
Dalam Modul Mengelola Dinamika Politik dan 31
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah
Sumberdaya Daerah, S2 PLOD. hlm. v Republik Indonesia 2014 Ibid. hlm 2
158 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

Klaten, Jawa Tengah, yang menjadi Air seringkali dihadapkan dengan tuntutan
Minum Dalam Kemasan (AMDK), Aqua- pelayanan publik yang lebih banyak dari
Danone. Skripsi ini melihat pada pemetaan masyarakat dan menjadikan tanggungan
kuasa dan eksploitasi sumber air. Kedua, pemerintah daerah juga lebih banyak.
penulisan Tesis oleh Syaharuddin Idris Dihadapkan pada permasalahan kompleks
mengenai kasus privatisasi pengelolaan terkait dengan pembangunan daerah, yakni
air minum di PDAM Kota Makasar; dari kemiskinan, pendidikan, kesehatan, serta
investasi ke komodifikasi. Penelitian ini sarana dan prasarana, membuat pemerintah
menjelaskan mengenai bagaimana skema daerah melakukan transformasi dalam
kebijakan privatisasi dan rencana investasi di penyelenggaraan urusan daerah. Terlebih,
PDAM Kota Makassar berikut pengaruhnya terbatasnya sumber daya, terutama APBD,
terhadap terjadinya komodifikasi air di yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam
PDAM Kota Makassar. pemenuhan pelayanan publik tersebut. Oleh
Dengan adanya pelibatan peran karena itu, perlu adanya jalan pintas untuk
swasta dalam penyedia layanan publik, mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh
sebagaimana dalam Undang-Undang pemerintah daerah.
No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Dalam perkembangan terbaru,
Air, menimbulkan konflik kepentingan terkait dengan pembatalan Undang-Undang
dalam keterlibatan peran swasta tersebut. Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi,
Kebijakan pemerintah dituntut sesuai Negara hadir kembali dalam pengusahaan
dengan logika pasar. Pasar menjadi elemen atas air. 32 Putusan tersebut tentunya
kunci dalam membentuk pola pikir dan memberikan konsekuensi kepada hilangnya
juga pertimbangan peran negara dalam payung hukum swastanisasi air. Namun,
pelayanan publik. Pelayanan publik tidak ada kendala dalam mengimplementasikan
menempatkan kepentingan pemerintahan keputusan Mahkamah Kontitusi tersebut.
dan penyedia layanan publik sebagai dasar. Sebagaimana pendapat Menteri Pekerjaan
Bagaimana kebijakan publik diserahkan Umum dan Perumahan Rakyat, yang
kepada mekanisme pasar untuk bekerja menyatakan pemerintah tidak mungkin
yang dianggap dapat melahirkan efisiensi. menggantikan langsung peran swasta. Hal
Melalui dasar efisiensi kebijakan publik tersebut dikarenakan kemampuan anggaran
inilah yang digunakan untuk membuka pemerintah terbatas. Oleh karena itu,
pemodal besar dalam transformasi kekuatan pemerintah tetap dapat bekerjasama dengan
modal sebagai penyedia layanan publik. pihak swasta. Yang menjadi titik tekan
Lebih lanjut, lemahnya kapasitas atas putusan Mahkamah Konstitusi adalah
pemerintah daerah disebabkan ketidaksiapan bagaimana peran negara lebih kuat dalam
dengan telah adanya prinsip desentralisasi wujud membatasi keuntungan swasta.
dan otonomi daerah, pemerintah daerah
32
Kompas, hal 15 tanggal 2 Maret 2015.
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 159

Artinya, peran pemerintah diharapkan oleh pihak swasta atas sumberdaya air.
dapat menjadi pengawasan, fasilitator, Secara teoritik, kerjasama terbentuk
dan evaluator dan juga tetap memberikan karena adanya prinsip vrij bestuur, dimana
stimulus agar kerjasama tidak merugikan terdapat kebebasan kepala daerah dalam
semua pihak. bertindak untuk menyelenggarakan urusan
Putusan Mahkamah Konstitusi pemerintahnnya, baik melalui kerjasama
tersebut membuat perubahan kembali ataupun sendiri. Artinya, kebebasan
dalam tata kelola penguasaan sumber daya tersebut tergantung pada bagaimana
air. Sekali lagi pendulum penguasaan dan kepala daerah mengintrepretasikan maupun
peran negara atas sumberdaya air bergerak memutus sendiri dalam memecahkan
kembali. Perubahan yang terjadi dalam permasalahan yang terdapat pada wilayah
tata kelola sumberdaya air dalam putusan administrasinya. Hal tersebut juga terkait
Mahkamah Kontitusi tersebut terdapat bagaimana pemerintah daerah dapat
pada konsep hak dalam Hak Guna Air meningkatkan pelayanan publik yang
yang haruslah sejalan dengan konsep res telah ada. Peningkatan kesejahteraan
commune33. Artinya, Hak Guna Air, yakni rakyat dan terciptanya sinergisitas dan
Hak Guna Pakai Air dalam UU SDA harus saling menguntungkan merupakan tujuan
ditafsirkan sebagai derivasi dari hak yang dilakukannya kerjasama daerah dengan
dijamin UUD 1945. Sedangkan di sisi pihak ketiga. Setidaknya, hal tersebut yang
lain, Hak Guna Usaha Air harus melalui dapat kita lihat dalam Undang-Undang
permohonan izin kepada pemerintah. No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
Selanjutnya, hal tersebut memposisikan daerah, PP No.50 Tahun 2007 tentang Tata
Hak Guna Usaha Air menjadi instrumen Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah, dan
dalam sistem perijinan yang digunakan juga Permendagri N0.22 Tahun 2009 tentang
oleh pemerintah untuk membatasi jumlah Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama
volume air yang diperoleh dan digunakan Daerah. Selanjutnya, kerjasama daerah
oleh pihak ketiga. Artinya, instrumen dan pihak ketiga juga memberikan hak dan
tersebut menjadi titik tekan pengendalian kewajiban bagi masing-masing pihak.
pemerintah terhadap penggunaaan Hak Menarik untuk melihat kembali
Guna Usaha Air oleh pihak ketiga. Oleh apakah terdapat skema kerjasama pemerintah
karenanya, tidak ada lagi kepemilikan dan dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya
penguasaan atas sumberdaya air tersebut. air yang menekankan pengendalian
Dengan demikian, kerjasama pemerintah pemerintah terhadap penggunaaan Hak
dan swasta masih dapat berlangsung, tanpa Guna Usaha Air oleh pihak ketiga dan juga
ada lagi kepemilikan dan juga penguasaan tanpa ada kepemilikan dan juga penguasaan
33
Dalam berita sidang Mahkamah Konstitusi, oleh pihak swasta. Pada perkembangannya,
seluruh UU SDA Dibatalkan MK, dapat diakses
pada http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index. pernah terdapat Kerjasama pemerintah-
php?page=web.Berita&id=10634#.VP7x4dKsUc0
160 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

swasta (KPS) sebagai suatu struktur (KPS) dalam mengatasi permasalahan


hubungan ekonomi baru yang membentuk penyediaan air bersih. Sistem kontrak ini
konsep penyedia layanan publik pada lebih cocok dalam penyediaan air bersih
sisi supply-side. Dalam skema kerjasama dikarenakan dalam sistem kontrak ini
pemerintah-swasta terdapat beberapa sistem dapat menjadi instrumen dalam sistem
kontrak kerjasama yang dapat dipilih. perijinan yang digunakan oleh pemerintah
Sistem kontrak kerjasama tersebut berupa untuk membatasi jumlah volume air yang
kontrak pelayanan, kontrak bangun, kontrak diperoleh dan digunakan oleh pihak ketiga.
rehabilitasi, dan juga kontrak patungan. Artinya, sistem kontrak tersebut menjadi
Dari studi yang telah dilakukan, dapat titik tekan pengendalian pemerintah
diketahui bahwa terdapat instrumen yang terhadap penggunaaan Hak Guna Usaha
dapat digunakan untuk mempertahankan Air oleh pihak ketiga. Oleh karenanya, tidak
kepentingan negara dalam privatisasi.34 ada lagi kepemilikan dan penguasaan atas
Gambaran kontrol negara terhadap proses sumberdaya air tersebut.
privatisasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2.
Kutub pengendalian negara terhadap proses privatisasi
Kontrol Negara Kontrol Negara
Sangat Kuat Sangat Lemah
(pro-pasar)

APBN PMP / LOAN Obligasi BOO Divestasi Private


BOT

Sumber : Muhamad Machmudin Jusuf Dengan demikian, skema kerjasama


(2005 : 187)35 pemerintah-swasta dengan sistem kontrak
Instrumen sistem kontrak bangun- BOT dapat menjadi struktur hubungan
sewa-serah (BOT) dapat digunakan oleh ekonomi baru, dimana struktur hubungan
pemerintah sebagai jalan pintas terkait ekonomi tersebut juga tidak bertentangan
dengan kerjasama pemerintah-swasta dengan nilai yang ada. Nilai yang ada
tersebut terkait dengan penekanan terhadap
34
Muhamad Machmudin Jusuf. 2005. Disertasi,
Privatisasi Layanan Publik : Studi tentang pengendalian pemerintah terhadap
Dimensi Politik Kebijakan Pembangunan Jalan penggunaaan Hak Guna Usaha Air oleh
Tol Cawang-Tanjung Priok Yogyakarta. UGM .
hlm 187 pihak ketiga dan tanpa ada kepemilikan
35
Muhamad Machmudin Jusuf, Ibid.
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 161

dan penguasaan oleh pihak swasta. Selain Apabila terjadi kemacetan lalu lintas
itu, skema kerjasama pemerintah-swasta jalan, yang merupakan ketidakseimbangan
dengan sistem kontrak BOT terdapat adanya dinamika dan kemampuan antara dua
prinsip tentang sebesar-besarnya untuk sistem yaitu swasta dan pemerintah, maka
kemakmuran rakyat, dimana memaksa sering terjadi barang publik digeser lebih
terciptanya instrumen hak menguasai oleh bersifat komersial. Hal tersebut kemudian
negara dalam menjalankan pembangunan memberikan peran pihak swasta untuk
dan pengelolaan sumber daya alam. Hal menambah jalan tol dengan memungut
tersebut yang kemudian dapat digunakan biaya (toll fee) dari pengguna, seperti jual-
sebagai perwujudan kepentingan orang beli dalam komoditi ekonomi individu
yang lebih banyak. biasa. Artinya, jalan memiliki sifat non-
Lebih lanjut, perlu untuk didalami excludable tetapi kemudian menyebabkan
bahwa Kerjasama pemerintah-swasta rivalry.
(KPS) terdapat pada kondisi tertentu yang Analogi sederhana dari Rachbini
memaksa barang / jasa yang terkategori terhadap jalan tersebut, dapat digunakan juga
dalam konsep quasi-public goods. Quasi dalam penyediaan air bersih. Hal tersebut
disini merupakan sinergi atau kerjasama dikarenakan semua orang membutuhkan
antara pemerintah dengan swasta. Sinergi air bersih. Oleh karena itu, air bersih
atau kerjasama tersebut terjadi pada quasi- dapat digolongkan kedalam public goods,
public goods, dimana terciptanya kondisi sebagaimana sifat non-excludable yang
tertentu yang memaksa public goods tidak terlekat didalamnya, dimana penggunaan
dapat memenuhi yang sifatnya secara air bersih dapat optimal jika melimpahnya
absolut. Artinya, terdapat jenis barang dan sumberdaya air dan ketersediaan air bersih
jasa yang memiliki variasi, yakni campuran atau jika pengunaanya tidak terlalu banyak.
barang publik dan barang privat. Akan tetapi, jika sumberdaya air langka dan
Konsep quasi-public goods terlihat ketersediaan air bersih terbatas atau juga
juga pada penyediaan air bersih. Dalam jika jumlah penggunaan air bersih banyak
mendudukannya, terdapat analogi yang bisa maka kondisi tersebut dapat mengurangi
dipakai untuk menggambarkan kedudukan kesempatan orang lain untuk menggunakan
air bersih. Sebagai contoh, produksi air bersih. Artinya, penggunaan air
kendaraan adalah barang privat sebagai bersih kemudian menciptakan rivalrous
representasi dinamika ekonomi masyarakat, consumption dalam penggunaannya.
sedangkan pertambahan panjang jalan Dengan demikian, sifat yang terdapat dalam
adalah barang publik yang merupakan air bersih adalah non-excludable tetapi
representasi dinamika pemerintah, dalam pemanfaatannya kemudian menyebabkan
hal ini birokrasi dan teknokratnya. 36 rivalry.
36
Rachbini, Didik J. 2006. Ekonomi Politik dan
Teori Pilihan Publik. hlm 51-52
162 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

Oleh karena itu, dalam konteks tangan pemerintah dalam mekanisme kerja
penyediaan air bersih oleh pihak swasta, PDAM. Ketidakmampuan masyarakat
air bersih dapat menjadi privat ketika dalam mengakses air bersih tersebut
terjadi ketidakmampuan pemerintah dalam yang kemudian seringkali memunculkan
menyediakan air bersih. Hal tersebut asumsi bahwa permasalahan yang muncul
memberikan ruang bagi pihak swasta tersebut dapat teratasi dengan pemberian
untuk memanfaatkan air permukaan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah.
dengan ketentuan tertentu sehingga dapat Akan tetapi, kebijakan pemberian subsidi
memberikan pelayanan yang selama ini yang menjadi tanggungan pemerintah ini,
menggunakan air bawah tanah karena justru tidak memberikan jalan keluar. Hal
belum bisa tertangani oleh pemerintah ini dikarenakan ketidaksesuaian logika
dan juga menjaga ketersediaan air bersih, pemberian subsidi yang menjadi tanggung
terkait dengan berkurangnya penggunaan jawab pemerintah, sedangkan di sisi lain
air bawah tanah. Artinya, posisi air bersih alasan yang mendasar untuk digunakan
dapat berubah jika terjadi ketidakmampuan dalam mengadakan kerjasama pemerintah-
dan ketidakseimbangan yang diakibatkan swasta adalah keterbatasan dana bagi
dari pemanfaatan barang publik tersebut. penyediaan layanan air bersih tersebut.
Meskipun demikian, sistem kontrak Oleh karena itu, perlu adanya
bangun-sewa-serah (BOT) tidak dapat terobosan yang lebih rinci dalam sistem
menjawab sempurna terhadap persoalan kontrak kerjasama yang kemudian lebih
pelayanan dalam penyediaan air bersih. Hal inovatif. Hal tersebut sangat memungkinkan
tersebut dikarenakan pengelolaannya diberi karena sistem kontrak bangun-sewa-
hak untuk menarik iuran dalam jangka serah (BOT) bersifat sangat kontraktual.
waktu tertentu agar dapat mengembalikan Artinya, sistem kontrak kerjasama tersebut
modal investasi dan juga memperoleh dapat dinegosiasikan dalam perencanaan
keuntungan yang wajar. Sebagaimana kerjasama. Hal tersebut berdasar pada
yang terlihat dalam kerjasama yang terjadi kondisi lapangan, kapasitas pihak swasta,
di PDAM Kota Makasar. 37 Kerjasama dan kapasitas dari pemerintah daerah.
pemerintah dan swasta tersebut kemudian Dengan demikian, dapat diketahui
mengakibatkan adanya peningkatan bahwa kewenangan pemerintah dalam
tarif air bersih yang berdampak pada pengelolaan sumberdaya air tetap
ketidakmampuan masyarakat dalam menemukan hambatan. Meskipun telah
mengakses air bersih. Artinya, masuknya diperkuat melalui putusan Mahkamah
peran swasta kemudian mengurangi campur Konstitusi, pengelolaan sumberdaya air
bersih tetap didasarkan pada motif dan
37
Idris, Syaharuddin. 2013 Tesis, Kasus Privatisasi
Pengelolaan Air Minum di PDAM Kota Makasar;
tujuan dari masing-masing pihak untuk
dari Investasi ke komodifikasi. Yogyakarta : UGM. bagaimana memenangkan permainan.
hlm xiii
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 163

Idealnya kerjasama antara pemerintah di dalam interaksi perdebatan teoritik


dengan swasta sepenuhnya pada prinsip yang ada terkait dengan sistem ekonomi.
saling menguntungkan bagi kedua belah Seperti sebuah pendulum yang bergerak
pihak, namun kebijakan yang dibuat pasti tidak berhenti di salah satu ujung,
tentunya menghasilkan keuntungan bagi melainkan berhenti ditengah-tengah kedua
salah satu pihak sehingga kemudian dapat ujung tersebut. Artinya, bagaimana mencari
merugikan pihak lainnya. Hal tersebut sinergi antara sektor publik dan swasta
dikarenakan kerjasama antara pemerintah dengan tetap memanfaatkan dinamisme
dengan swasta dalam pengelolaan air pasar, namun tetap juga memperhatikan
dibangun berdasarkan pada pengalaman, kepentingan publik. Oleh karena itu, tentu
situasi, dan juga kondisi di lapangan. menjadi penting dalam mencarikan sinergi
diantara kedua paham tersebut. Hal tersebut
Simpulan dikarenakan eksistensi penyediaan layanan
Dari pergeseran penguasaan air bersih masih membutuhkan suatu bentuk
pemerintah atas sumber daya air di kerjasama.
Indonesia menunjukkan terdapat dua Sinergi antara sektor publik dan
kelompok ekonomi berbeda yang swasta dengan tetap memanfaatkan
mempengaruhi perubahan penguasaan dinamisme pasar dan tetap memperhatikan
pemerintah atas sumberdaya tersebut, kepentingan publik juga terbentuk di
yakni paham Keynesian dengan peranan Indonesia. Pada perkembangannya, terdapat
negara-nya dan mekanisme pasar dengan pola relasi dalam pengelolaan sumber daya
laissez-faire-nya. Penjelasan mengenai air yakni kerjasama pemerintah-swasta
perkembangan kewenangan pemerintah (KPS). Dalam pola relasi ini, sistem kontrak
terkait dengan pengelolaan sumberdaya bangun-guna-serah yang dapat digunakan
air dalam setiap periode pemerintahan, sebagai instrumen untuk menjadi titik
menunjukkan bahwa perubahan sistem tekan pengendalian pemerintah terhadap
ekonomi yang berkembang di dunia penggunaaan Hak Guna Usaha Air oleh
telah mempengaruhi kebijakan politik pihak ketiga dan juga tidak ada kepemilikan
pengelolaan sumberdaya air di Indonesia. atau penguasaan atas sumberdaya air
Artinya, kebijakan maupun sistem politik tersebut. Kerjasama pemerintah-swasta
berusaha untuk mengakomodir percepatan merupakan suatu struktur hubungan pola
dari sistem ekonomi yang sedang dominan relasi yang membentuk konsep penyedia
pada saat itu. layanan publik pada sisi supply-side.
Meskipun demikian, pada Meskipun demikian, belum ada skema
perkembangannya akan muncul suatu kerjasama pemerintah-swasta yang dapat
struktur hubungan ekonomi baru yang menjawab sempurna terhadap persoalan
dikarenakan sinergi sebagai jalan pintas pelayanan dalam penyediaan air bersih.
164 Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol. 2 Nomor 2, Juli 2016 hlm. 150 - 165

Pengelolaan sumberdaya air bersih tetap dibangun atas pengalaman, situasi, dan juga
didasarkan pada motif dan tujuan dari kondisi di lapangan. Dengan demikian, dapat
masing-masing pihak untuk bagaimana diketahui bahwa kewenangan pemerintah
memenangkan permainan. Hal tersebut dalam pengelolaan sumberdaya air tetap
dikarenakan kerjasama antara pemerintah menemukan hambatan.
dengan swasta dalam pengelolaan air

Daftar Pustaka

Caporaso, James A, & David P. Levine. Hadiz, Vedi R. 2005. Dinamika Kekuasaan:
2008. Teori-Teori Ekonomi Politik. Ekonomi Politik Pasca Soeharto.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta. LP3ES. Jakarta.

Damanhuri. 1996. Ekonomi Politik Hardiman, F. Budi. 2013. dalam moncong


alternatif: Agenda Reformasi Abad oligarkhi : skandal demokrasi di
21. Pustaka Sinar Harapan. Indonesia

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Erlangga. Hertz, Noreena. 2005. Perampok Negara
Jakarta. Kuasa Kapitalisme Global dan
Matinya Demokrasi.
Erwin, Endaryanta. 2007. Politik Air :
Studi Politik Privatisasi Air dalam Hiariej, Eric. 2012. Globalisasi, Kapitalisme,
Relasi Ekonomi Politik Negara dan dan Perlawanan
Trans National Corporations (TNC),
Studi Kasus Pemetaan Kuasa dan Hudiyanto. 2004. Ekonomi Politik . PT
Eksploitasi Sumber Air Si Gedhang Bumi Akasara. Jakarta
Klaten oleh PT Aqua Danone. UGM
: Laboratorium Fisipol UGM. Huntington, Samuel P. 2012. Benturan
Antar Peradaban dan Masa Depan
Furnivall, J. S. 1939. Hindia Belanda : Studi Politik Dunia
tentang Ekonomi Majemuk.
Idris, Syaharuddin. 2013. Tesis, Kasus
Giddens, Anthony. The Third Way : Jalan Privatisasi Pengelolaan Air Minum
Ketiga Pembaharuan Demokrasi di PDAM Kota Makasar; dari
Sosial. Investasi ke komodifikasi. UGM.
Yogyakarta.
Gunawan, Jamil. 2013. Membangun
Paradigma Baru Demokratisasi dan Ilmar, Aminuddin. 2012. Hak Menguasai
Multikulturalisme: Ekonomi Politik Negara dalam Privatisasi BUMN
Globalisasi dan Desentralisasi
dalam Desentralisasi Globalisasi Jusuf, Muhamad Machmudin. 2005.
dan Demokrasi Lokal. LP3ES. Disertasi, Privatisasi Layanan
Jakarta. Publik: Studi tentang Dimensi
Politik Kebijakan Pembangunan
Gunawan. 2015. Berdaulat di Daerah. Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok.
IHCS. Jakarta. UGM. Yogyakarta
Nugroho, Dinamika Kewenangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia 165

Modern 1200-2008.
Kusasi, Rahayu. 2010. Globucksisasi:
Meracik Globalisasi melalui Rose, & Milton Friedman. 2013. Free to
Secangkir Kopi. choose a personal statement.

Ma’arif, Aliful.2009. Bab IV Modal, Bisnis Savitri, Laksmi A. 2013. Korporasi Politik
dan Demokrasi dalam Bisnis dan & Perampasan Tanah.
Demokrasi.
Seda, Francisia SSE. 2014. Dinamika
Mariana, Annisa F. 2011. Faktor Sumber Daya Alam, Negara
Ekonomi Politik dalam Kerangka Developmentalis, dan Masyarakat:
Kerjasama ASEAN, Australia, Perspektif Sosiologis Perubahan
dan New Zealand: Indonesia Ekonomi . UI-Press. Jakarta.
sebagai Epicenter Geopolitik
dalam Ekonomi Politik Kemitraan Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
ASEAN: Sebuah Potret Kerjasama Daerah Republik Indonesia. 2014.

Mas’oed, Mohtar. 1989. Ekonomi dan Sugiono, Muhadi. 2006. Kritik Antonio
Struktur Politik Orde Baru 1966- Gramci Terhadap Pembangunan
1971. LP3ES. Jakarta. Dunia Ketiga

Mas’oed, Mohtar. 2008. Ekonomi-Politik Tim Peneliti S2 PLOD. 2009. Laporan


Internasional dan Pembangunan. Kajian Pengembangan
Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kelembagaan Kawasan Terpadu
Terminal Giwangan. PLOD UGM.
Mas’oed, Mohtar. 2008. Politik, Birokrasi Yogyakarta.
dan Pembangunan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. Tim Peneliti S2 PLOD. Modul Mengelola
Dinamika Politik dan Sumberdaya
Nasution, Indra Kesuma. 2005. Tesis, Daerah. S2 PLOD. Yogyakarta
Rezim Komodifikasi Air Dunia:
Studi Kasus Peranan Bank Dunia Uhlin, Anders. 1998. Oposisi Berserak.
dalam Privatisasi Air di Indonesia. Averroes. Malang
UGM. Yogyakarta.
Wirasenjaya, Ade M. 2013. Negara, Pasar
Rachbini, Didik J. 2006. Ekonomi Politik dan Labirin Demokrasi . The Phinisi
dan Teori Pilihan Publik. Ghalia. Press. Yogyakarta.
Bogor.
Yustika, Ahmad Erani. 2014. Ekonomi
Rahmanto, Isnan. 2009. Tesis, Ekonomi Politik: Kajian Teoritis dan
Politik Kebijakan Publik Sektor Analisis Empiris. Pustaka Pelajar.
Air Minum: Studi Kasus Privatisasi Yogyakarta.
Pamjaya. UGM. Yogyakarta.

Ricklefs, M. C. 2008. Sejarah Indonesia

Anda mungkin juga menyukai