Anda di halaman 1dari 2

Masih Adakah Tempat untuk Negara

Mazhab neoklasik mengijinkan peran Negara dalam perekonomian jika terdapat kasus eksternalitas
dan barang-barang public. Sedangkan paham Keynesian berpandangan bahwa fungsi Negara
diperlukan untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi akibat rendahnya agregat permintaan.

Masih Adakah Tempat untuk Negara?

Dalam perguliran pemikiran ekonomi, secara konservatif terdapat beberapa argumentasi yang
muncul berkenaan pentingnya peran negara untuk melindungi setiap pelaku ekonomi. Terdapat
banyak paham ekonomi yang dipakai dalam sistem suatu negara seperti mazhab neoklasik dan
paham Keynesian yang menjelaskan bahwa negara dalam momen-momen tertentu harus bertindak
untuk menjaga tingkat kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya, yang dalam keadaan normal
sebenarnya suda terbiasa dijalankan masyarakat secara sukarela.

Di samping memiliki fungsi rasional, negara juga wajib mengemban peran etis untuk menyelamatkan
setiap jengkal wilayah dan penduduk yang menjadi bagian dari eksistensinya. Maksud etika di sini
bukan sekadar suatu pemikiran sistematis tentang moral, melainkan lebih dari itu adanya suatu
pemahaman yang selalu menanyakan secara kritis dan mendasar terhadap segala hal, atau
keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana
manusia (negara) seharusnya menjalankan kehidupannya. Dari kacamata ini, tidak dibenarkan
sebuah upaya apapun dikerjakan dengan jalan menenggelamkan individu (komunitas) yang satu di
atas hura-hura individu (komunitas) yang lain. Program-program rasional dari pembangunan pada
ujungnya tetap harus dihadapkan dengan pertanggungjawaban etis negara. Jika setiap pergerakan
rakyat Cuma mengajak segelintir pelaku ekonomi, maka peran etis negara wajib menghentikan
program pembangunan tersebut.

Cara pandang ini tentu saja tidak berseberangan dengan upaya modernisasi, tetapi hanya
memastikan bahwa proses menuju kemajuan harus berlandaskan kepada cita-cita filsafat politik
yang sudah dirumuskan. Fakta yang tidak bisa ditolak adalah setiap kebijakan pembangunan pasti
dianggap merupakan proses menuju kemajuan dan kemakmuran bersama. Tetapi yang sering
dilupakan, apakah proses pembangunan tersebut benar-benar telah didalami dan dipandu dengan
nilai-nilai dasar negara sehingga pengerjaannya tidak mencederai sekelompok masyarakat tertentu.

Peran etis semacam itu menjadi relevan ketika proses liberalisasi ekonomi tidak bisa dibendung dan
tiba-tiba telah di depan mata akan terjadi. Terdapat dua implikasi penting dari Liberalisasi bisa
dijelaskan seperti berikut. Pertama,efek dari penguatan pelaku ekonomi berskala besar, yang
mempengaruhi pemerintahan atau negara sehingga itu pula mempengaruhi kebijakan pemerintah
dikarenakan itu juga mempertanggungjawabkan kepentingan rakyat banyak. Kedua, efek Liberalisasi
yaitu terbukanya pasar bebas untuk membeli kebijakan pemerintah melalui politik uang. Dengan dua
implikasi yang bermakna negatif tersebut tentu saja negara dituntut untuk melaksanakan perannya
dengan baik, negara tidak lagi sekedar menghindari terjadinya resesi ekonomi ataupun melakukan
praktik ekonomi yang merugikan pihak lain, melainkan melindungi kepentingan publik dengan
mengeluarkan regulasi-regulasi yang bisa mengurangi terjadinya sifat pelaku ekonomi yang serakah
terhadap modal. Modal dan pasar adalah dua hal yang saling berhubungan dan dua modal ekonomi
yang tidak boleh dibiarkan berjalan tanpa asupan regulasi sehingga mampu menerkam ke seluruh
penjuru pelaku ekonomi. Lebih dari itu, negara harus melindungi dan menjamin bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan jaminan hidup melalui jaminan sosial yang matang.

Dalam perspektif ekonomi kelembagaan, peran negara difokuskan untuk membentuk kerangka
kelembagaan yang dapat mengatur kegiatan ekonomi, hak kepemilikan, penegakan, dan eksekusi
hukum yang menghasilkan biaya transaksi. Dengan begitu, jika peran negara dalam kegiatan
ekonomi bisa dibagi dalam empat klasifikasi, yakni stabilisasi makro ekonomi, mengoreksi kegagalan
pasar, redistribusi pendapatan, dan mengarahkan proses penyatuan kegiatan ekonomi; maka peran
yang terakhir merupakan wilayah yang menjadi konsentrasi peran negara dalam perspektif ekonomi
kelembagaan. Maksudnya, peran negara lebih diarahkan untuk mendesain kegiatan ekonomi secara
lebih efisien berdasarkan kesetaraan informasi dan posisi tawar menawar antar aktornya.

Anda mungkin juga menyukai