Data Mentah Entomologi
Data Mentah Entomologi
PENDAHULUAN
Lalat dimata manusia pada umumnya memiliki reputasi yang menjijikan dan cukup
buruk, yang dimana banyak dikenal sebagai salah satu penyebab gagal panen, biang
penyebar penyakit, diare sampai penyakit tidur. Serangga yang hanya memiliki
sepasang sayap ini memang memiliki sejarah yang cukup panjang dengan manusia.
Tercatat sejak 245 juta tahun yang lalu telah berada di bumi ini, dipercaya sebagai
organisme multisel yang sedikit sebanyak mempengaruhi evolusi manusia. 1
Lalat, dan juga nyamuk, diklasifikasikan sebagai ordo dipteral, merupakan serangga
yang cukup unik, dikarenakan serangga pada kategori ordo ini hanya memiliki 1
pasang sayap yg dimana pada umumnya serangga yg lain memiliki dua pasang
sayap. Nama dipteral diambil dari bahasa yunani yang berarti dua sayap, Di
bermaksud dua dan ptera bermaksud sayap. Sayap belakang pada serangga ordo
diptera ini berkembang menjadi alat penyeimbang yang biasa disebut halter, yang
berguna sebagai alat penyeimbang sewaktu terbang dan juga sebagai alat peredam
getaran yg terjadi pada sayap sewaktu terbang.Walaupun sayap dari ordo diptera ini
hanya sepasang, tetapi kemampuan terbang mungkin tidak kalah atau pun melebihi
dari serangga- serangga yang memiliki dua pasang sayap. 1,2
Serangga dari ordo diptera ini juga memiliki frequensi beat tercepat dari serangga
lainnya. Midge atau di Indonesia dikenal sebagai agas memegang rekor sekitar 1,000
kepak sayap per detik dan serangga jantan dari jenis nyamuk memiliki antena yang
indah dan memiliki banyak sensor untuk menangkap getaran dari sayap lawan jenis-
nya. Seperti layaknya serangga yg lain, order diptera ini juga memiliki 6 buah
tungkai. Serangga dari ordo diptera ini memiliki metamorfosa sempurna dari fase
telur, larva, pupa dan adult atau imago. 1
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2. 1 Definisi
Entomologi forensik merupakan ilmu yang mengkaji tentang serangga dan artropoda
yang lain untuk kegunaan peradilan. Aplikasi yang dapat digunakan dari bidang
ilmu ini adalah luas namun kegunaan yang paling sering adalah untuk menentukan
lama kematian minimum atau juga dikenal sebagai, minimum post-mortem interval,
PMI pada penyelidikan kematian yang mencurigakan. PMI diketahui dengan
mengidentifikasi umur serangga yang ada pada mayat dan cara ini dapat
menyediakan estimasi yang tepat tentang lama kematian. Asumsi pada metode ini
merupakan lama kematian mayat yang ditemukan tidak melebihi lama serangga
sampai kepada mangsa dan berkembang. Oleh itu, umur serangga yang paling tua
yang ditemui pada tubuh mayat menentukan PMI minimum. 2
3
2.2. Jenis Serangga
Serangga yang paling penting dalam metode penentuan PMI adalah lalat.
Houseflies (Muscidae)
Toraks berukuran 5.5-9 mm, berwarna abu- abu, diliputi rambut. Boleh
menghasilkan 500 telur
2
Blowfly(Calliphoridae)
Toraks berukuran 9.5-12 mm. Memiliki tiga segment antena. Lebih gemar berada di
lingkungan panas dan tropikal. Blowfly adalah sejenis lalat berasal dari famili
Calliphoridae. Lalat ini merupakan serangga yang pertama yang berkolonisasi pada
tubuh mayat, selalunya dalam beberapa jam. Oleh karena itu, umur larva dari lalat
dapat digunakan untuk menentukan PMI.
Fleshfly(Sarcophagidae)
Membiak pada daging atau bangkai yang sudah membusuk. Juga memiliki toraks
dengan tiga segmen. Lalat jenis ini tidak menghasilkan telur tetapi langsung
menghasilkan larva.
3
Serangga lain
Coleoptera / Beetles
Tungau
4
(Macrocheles) (Rostrozetes)
Lepidoptera
Moths mengkomsumsi rambut pada tubuh mayat. Kewujudan moths pada mayat
selalunya pada fase akhir dekomposisi. Serangga lain ini cenderung datang setelah
blowfly berinfestasi di tubuh mayat, menyebabkan kegunaannya bagi menentukan
PMI adalah kurang berguna.
5
- Telur dengan ukuran 2 mm diletakkan berkelompok dengan jumlah 100- 200
butir atau lebih. Telur ini berwarna putih
- Setelah 18- 24 jam telur menetas dan menjadi Larva instar I dengan ukuran 5
mm dalam 1- 2 hari, berwarna putih dengan sedikit gerakan
- Dalam 1- 2 hari kemudian menjadi Larva instar II dengan ukuran di bawah
10 mm, mulai berwarna agak gelap karena badan telah berisi darah, gerakan
makin lincah
- Larva ini kemudiannya berkembang menjadi Larva instar III dengan ukuran
15- 17 mm dalam waktu 1- 2 hari, warna makin gelap dan telah didapati
adanya internal skeleton, gerakan larva sangat aktif
- Setelah stadium ini ukuran larva kembali memendek yang dikenal sebagai
Larva instar III (post feeding) dengan ukuran 10- 12 mm, gerakan mulai
lambat, bentuk ini bisa ditemukan 8- 12 hari sejak telur diletakkan, pada
tahap ini mulai menjauhi jaringan busuk mencari tempat yang kering untuk
kemudian berubah menjadi Prepupa. Larva ini bisa bergerak sejauh beberapa
6
meter sebelum masuk kedalam tanah atau dibawah batu dan jika pada indoor
bisa ditemukan dibawah permadani dan perabot.
- Prepupa dengan ukuran 8-9 mm, berbentuk bulat seperti bantal guling,
berwarna kemerahan yang dalam beberapa hari menjadi Pupa dengan warna
coklat kehitaman, dan dalam waktu 1- 2 hari kemudian akan menetas
menjadi lalat. Lalat yang menetas akan meninggalkan selubung pupa yang
merupakan bukti dari perkembangan lalat ini.
-
7
-
8
1. Kumpulkan larva yang terdapat di tubuh mayat bersama- sama dengan
serangga lain yang juga turut dijumpai pada tubuh mayat
9
2.5 Kepentingan Entomologi Forensik 1
10
telah disimpan di tempat yang aman dari hinggapan lalat atau didinginkan
(es) atau dikubur cukup dalam
- Sebagai petunjuk adanya keterlibatan kriminil.
Pemeriksaan entomologi juga dapat memberi petunjuk adanya peristiwa
kriminil seperti luka di tubuh korban yang sudah mengalami pembusukan.
Lalat betina biasanya manaruh telur di tempat yang lembab dan berair,
seperti di rongga mulut, mata, anus atau vagina. Pertumbuhan larva lalat
yang menonjol di tempat lain merupakan adanya sesuatu (biasanya cairan
darah akibat luka) yang menyebabkan lalat menaruh telur di tempat ini. Pada
korban yang tidak berdaya karena diikat, keracunan dan lain- lain, sehingga
defekasi dan terkencing di tempat, juga akan mengundang serangga menaruh
telur di tempat ini. Akibatnya pertumbuhan larva lalat akan lebih banyak atau
dimulai dari daerah ini. Demikian pula pada kasus pemerkosaan. Luka, dan
pendarahan di sekitar vagina juga mengundang datangnya lalat untuk
meletakkan telurnya, sehingga dapat dipakai sebagai petunjuk.
- Sebagai bahan uji untuk menentukan sebab kematian
Pada peristiwa orang meninggal karena keracunan, apabila sampel untuk uji
toksikologi tidak memungkinkan lagi diambil dari tubuh mayat seperti isi
lambung, darah, urin atau jaringan lunak, dikarenakan telah tubuh mayat
telah dipenuhi oleh larva lalat, maka larva, pupa atau sisa kulit pupa dapat
dipakai untuk pemeriksaan karena bahan kimia ini juga terserap ke dalam
tubuh larva. Pada penggunaan kokain sebelumnya oleh korban, ini akan
mempercepat perkembangan hidup larva Sarcophage, insektisida malation
pula akan memperlambat dan amitryptiline akan memperpanjang siklus
hidup larva. Dengan demikian, pemeriksaan larva dan pupa lalat bisa pula
menentukan kemungkinan sebab kematian korban
11
Di beberapa negara maju, pemeriksaan entomologi forensik telah memasuki
teknologi masa kini yaitu dengan pemeriksaan DNA untuk menentukan jenis
serangga. Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) digunakan untuk
menetukan jenis serangga.
Penggunaan teknologi DNA juga digunakan dalam identifikasi darah korban
dan tersangka dengan memeriksa darah dalam serangga pengisap (blood
feeding insect). Pembuktian adanya darah tertuduh dan atau korban dalam
saluran pencernaan serangga yang ditangkap di TKP, menunjukkan
kehadirannya di sekitar tempat kejadian perkara.
BAB 3
KESIMPULAN
Aplikasi yang dapat digunakan dari bidang ilmu entomlogi forensik adalah
luas namun kegunaan yang paling sering adalah untuk menentukan lama
kematian minimum atau juga dikenal sebagai, minimum post-mortem
interval, PMI pada penyelidikan kematian yang mencurigakan. PMI
diketahui dengan mengidentifikasi umur serangga yang ada pada mayat dan
cara ini dapat menyediakan estimasi yang tepat tentang lama kematian.
Serangga yang sangat penting dalam penentuan merupakan lalat yang paling
dikenal di Indonesia adalah lalat dari famili Calliphoridae dan
12
Sarcophagidae. Namun terdapat lalat dari famili lain serta serangga lain yang
juga dapat membantu menentukan PMI yaitu, housefly, beetles, mites, dan
moth.
DAFTAR PUSTAKA
13
Diakses dari situs:
http://xnet.rrc.mb.ca/davidb/entomology.htm
(Akses pada 13 Okt 2011)
14