Anda di halaman 1dari 5

Antara Bermedia Sosial dan Membaca 

Al-Qur’an

‫ َوأَ ْش َه ُد‬،‫ك ْالقُد ُّْوسُ ْال َع ِز ْي ُز ْال َعاَّل ْم‬ ُ ِ‫ْك لَ ُه ْال َمل‬ َ ‫ أَ ْش َه ُد أَنْ اَل إِلَ َه إِاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري‬.‫ان َما لَ ْم َيعْ لَ ْم‬ َ ‫هلل الَّذِيْ َعلَّ َم اإْل ِ ْن َس‬
ِ ‫ اَ ْل َحمْ ُد‬،‫هلل‬ ْ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
،‫ان مِنْ َي ْو ِم َنا َه َذا إِلَى َي ْو ِم ْالقِ َي ِام‬ َ ‫صاَل ًة َتمْ أَل ُ اأْل َ ْك َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم َف‬.‫أَنَّ َسيِّدَ َنا َو َن ِب َّي َنا َو َم ْواَل َنا م َُحمَّداً َخي َْر اأْل َ َن ِام‬
َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬
‫ أ ُ ْوصِ ْينِيْ َن ْفسِ يْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َت ْق َوى‬،‫هللا‬ِ َ‫ َف َيا عِ َباد‬   ‫ أمّا بعد‬.‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َسان‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫آن‬ َ ْ‫َوه َُو الَّذِيْ أَ ْن َزل َ هللاُ ِالَ ْي ِه ْالقُر‬
‫ون‬
َ ‫ِظ‬ ُ ‫الذ ْك َر َوإِ َّنا لَ ُه لَ َحاف‬
ِّ ‫ إِ َّنا َنحْ نُ َن َّز ْل َنا‬،‫ وقال تعالى في كتابه الكريم‬   .‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬ َ ‫ َف َق ْد َف‬.‫هللا‬
ِ  

Ma’asyiral Hadhirin, jamaah jumah hafidhakumullah,   

Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada hadirin sekalian. Marilah kita
senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Semoga kita kelak dimasukkan surga Allah bersama orang-orang yang bertakwa, amin.   

Hadirin hafidhakumullah,  

Kita sekarang berada dalam era digital. Semua serbacanggih. Hampir semua aktivitas
kita selalu berkawan dengan mesin. Mayoritas masyarakat yang hidup di atas tanah air
bumi pertiwi ini setiap saat bisa mengakses informasi. Tidak harus menunggu
tetangganya bercerita dari mulut ke mulut, atau menunggu media-media konvensional
seperti televisi, radio, koran dan lain sebagainya melakukan siaran atau mengabarkan
sesuatu. Kini informasi cukup didapat lewat telepon genggam melalui jaringan internet
yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.  

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna


internet di Indonesia mencapai 10,12 persen pada April 2019.  Persentase itu setara
dengan 171 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta jiwa.
Dengan telepon seluler, informasi setiap detik bisa diperbarui, diperbarui lagi, dan
mengalami pembaruan secara terus-menerus.   Banyak di antara kita yang merasa
sayang bila ketinggalan informasi dari ponsel-ponsel kita. Mengecek handphone (HP)
sesering mungkin, hanya dalam rangka berbagi dan mengakses informasi. Atau bahkan
sekadar bermain game atau media sosial. Saat antre di kendaraan umum, kita
membuka HP. Istirahat belajar di kampus, kantor, rutinitas pekerjaan, yang dibuka HP.
Mau tidur, bangun tidur, saat-saat senggang, kita juga membuka HP.   

Hadirin...   

Dengan sedemikian besarnya pengakses informasi ini, mari kita muhasabah, introspeksi


diri. Mari kita tanyakan kepada pribadi kita masing-masing, waktu kita untuk membuka
HP di luar kebutuhan pokok keluarga dan kantor, apakah seimbang atau minimal sejajar
dengan waktu yang kita luangkan untuk mengakses informasi dari Allah subhanahu wa
ta’ala yang Maha Menciptakan kita?   Dalam sehari, berapa jam kita membuka HP, dan
berapa jam kita membuka Al-Qur’an?    Jika informasi-informasi tidak penting, atau
bahkan informasi buruk saja yang selalu kita akses sepanjang hari, tidak heran bila kita
kian menjauh dari agama. Sebab, sikap yang kita ambil, teladan yang kita tiru, tidak
bersumber dari Al-Qur’an.   

Bagaimana orang akan mendapatkan keberkahan Al-Qur’an jika mengakses Al-Qur’an


saja jarang-jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali? Apakah artis-artis yang selalu
kita ikuti kabar aktivitasnya di dunia ini, kelak saat dia mati, akan peduli dengan kita?
Apabila jawabannya adalah “tidak”, maka selayaknya kita mengakses informasi yang 
kelak memberikan syafaatnya kepada kita di hari kiamat, yaitu Al-Qur’anul Karim.    Abu
Umamah al-Bahili menceritakan, ia pernah mendengar dari Rasulullah ‫ﷺ‬
ْ َ ‫فِيعًا أِل‬v‫ ِة َش‬v‫و َم ْالقِ َيا َم‬vْ v‫آن َفإِ َّن ُه َيأْتِي َي‬
bersabda:    ‫ َح ِاب ِه‬v‫ص‬ َ ْ‫ ا ْق َرءُوا ْالقُر‬  Artinya: “Bacalah kalian Al-Qur’an.
Sesungguhnya besok pada hari kiamat, ia akan menjadi pemberi syafa’at (penolong)
bagi pembacanya. (HR Muslim)   

Hadhirin hafidhakumullah,   

Di dalam hadits, Rasulullah ‫ﷺ‬, sangat banyak menyebutkan bagaimana


keutamaan-keutamaan Al-Qur’an. Di antaranya adalah:    ‫هللا َفلَ ُه َح َس َن ٌة‬
ِ ‫ب‬ ِ ‫ َمنْ َق َرأَ َحرْ فا ً مِنْ ِك َتا‬ 

“Barangsiapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah (Al-Qur’an), maka ia
mendapatkan satu kebaikan.”   ‫و ْال َح َس َن ُة ِب َع ْش ِر أَمْ َثالِ َها‬ َ   “Padahal setiap satu kebaikan, akan
dibalas oleh Allah sepuluh kebaikan.”    ٌ‫ اَل أَقُ ْو ُل الم َحرْ ف‬  “Aku tidak mengatakan Alif Lam
Mim itu terdiri dari satu huruf.”    ٌ‫ َو ِم ْي ٌم َحرْ ف‬، ٌ‫ َواَل ٌم َحرْ ف‬، ٌ‫ َولَكِنْ أَلِفٌ َحرْ ف‬  “Tapi Alif dihitung satu
huruf, Lam dihitung satu huruf, dan Mim dihitung satu huruf,” (HR at-Tirmidzi).  

Bararti, para hadirin, jika Alif Lam Mim dihitung tiga huruf, maka tiga huruf tersebut
masing-masing dikalikan sepuluh menjadi 30 balasan pahala kebaikan yang akan
diberikan Allah kepada orang yang membaca Al-Qur’an baru Alif Lam Mim saja. Tentu
hal ini tidak akan sama dengan apa yang kita dapatkan saat kita membaca media sosial
di HP selama apa pun itu. Mengakses medsos boleh-boleh saja, tidak haram, selama
tak ada maksiat di dalamnya. Tapi jangan sampai dengan mangakses medsos itu, kita
lantas melupakan aktivitas membaca Al-Qur’an.   

Hadhirin, hafidhakumullah,   
Siapa yang tidak bergembira apabila semua hidupnya diatur secara baik sedangkan
yang mengatur itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala? Hidup baik tidak mesti diartikan
kaya dengan harta. Tidak. Ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak harmonis. Ada
orang kaya tapi meninggal justru dengan cara bunuh diri. Artinya kita jangan mempunyai
anggapan bahwa diberi kebaikan oleh Allah pasti melalui jalan kekayaan harta. Dan
jangan pula kita mesti su’udhan bahwa orang kaya itu buruk. Karena orang kaya yang
baik juga banyak, asalkan semua taat atas aturan Allah subbhanahu wa ta’ala.   

َّ ْ‫ا أُعْ طِ ي‬vvv‫ َل َم‬vvv‫ض‬


Dalam hadits dikatakan:   ‫ا ِئلِي َْن‬vvv‫الس‬ َ ‫ ُه أَ ْف‬vvv‫أَلَتِيْ أَعْ َط ْي ُت‬vvv‫ ِريْ َعنْ َم ْس‬vvv‫رْ آنُ َوذ ِْك‬vvv‫غَ َل ُه ْال ُق‬vvv‫ َمنْ َش‬،   
“Barangsiapa yang selalu sibuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada-Ku (Allah)
sampai-sampai ia tidak sempat meminta (berdoa) kepada-Ku, Aku lah yang akan
memberikan kepada dia dengan pemberian terbaik sebagaimana yang saya berikan
kepada orang-orang yang pernah meminta.

”   ‫ ِه‬vvِ‫ الَى َعلَى َخ ْلق‬vv‫هللا َت َع‬ ْ ‫ائ ِِر ْال َكاَل ِم َك َف‬vv‫ الَى َعلَى َس‬vv‫ب َْحا َن ُه َو َت َع‬vv‫هللا ُس‬
ِ ‫ل‬vِ vv‫ض‬ ِ ‫ ُل َكاَل ِم‬vv‫ض‬
ْ ‫ َف َف‬  “Keutamaan Al-Qur’an
(kalamullah) dibandingkan dengan semua perkataan itu bagaikan keutamaan Allah
dibandingkan dengan semua makhluknya,” (HR a-Tirmidzi).  

Dengan demikian, kita menjadi tahu, apabila kita ingin mendapatkan keutamaan yang
setinggi-tingginya, maka kita perlu membaca Al-Qur’an. Keutamaan bacaan Al-Qur’an
tak akan sebanding dengan bacaan mana pun, termasuk yang tersebar di media sosial.
Oleh karena itu, mari kita mulai membenahi diri kita. Jangan sampai kita merasa tidak
punya waktu membaca Al-Qur’an, tapi nyatanya kita punya waktu lama untuk bermedia
sosial.    Kita sekarang sudah tidak punya alasan untuk kerepotan membawa mushaf Al-
Qur’an, karena di dalam HP, sekarang kita bisa memasang aplikasi mushaf Al-Qur’an.   
ِ ‫ت ْال َخ ِر‬
Kata Rasulullah ‫ب‬ ِ ‫آن َك ْال َب ْي‬
ِ ْ‫ْس فِيْ َج ْوفِ ِه َشيْ ٌء م َِن ْالقُر‬
َ ‫ إِنَّ الَّذِيْ لَي‬   :‫ ﷺ‬  “Orang yang di
dalam tubuhnya tidak ada sama sekali Al-Qur’an, itu bagaikan rumah yang rusak,” (HR
at-Tirmidzi).  

Hadirin…  

Lalu minimal berapa banyak idealnya kita membaca Al-Qur’an dalam sebulan?    Berikut
penuturan Abdullah bin Umar yang mengisahkan percakapannya dengan Baginda Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam: 

  ‫س‬ ْ :‫ا َل‬vv‫ك َق‬v


ٍ ْ‫ ُه فِي َخم‬vْ‫«اختِم‬ َ vِ‫ض َل مِنْ َذل‬ ُ ِ‫ إِ ِّني أُط‬:‫ت‬
َ ‫يق أَ ْف‬ ُ ‫«اختِمْ ُه فِي ُك ِّل َشه ٍْر» ُق ْل‬
ْ :‫آن؟ َقا َل‬ َ ْ‫ فِي َك ْم أَ ْخ ِت ُم ْالقُر‬،‫هللا‬ ُ ‫قُ ْل‬
ِ ‫ َيا َرسُو َل‬:‫ت‬
َ vِ‫ َل مِنْ َذل‬v‫ض‬
ْ :‫ا َل‬vv‫ك َق‬v
‫ ُه فِي‬vْ‫«اختِم‬ ُ v‫ إِ ِّني أُطِ ي‬:‫ت‬
َ ‫ق أَ ْف‬v ُ ‫رة» قُ ْل‬vv‫«اختِمْ ُه فِي خمس عش‬ ْ :‫ض َل مِنْ َذل َِك َقا َل‬ َ ‫يق أَ ْف‬ ُ ِ‫ إِ ِّني أُط‬:‫ت‬
ُ ‫وعشرين» قُ ْل‬
َ ‫ « َف َما َر َّخ‬:‫ض َل مِنْ َذل َِك َقا َل‬
‫ص لِي‬ ُ ِ‫ إِ ِّني أُط‬:‫س» َقا َل‬
َ ‫يق أَ ْف‬ ْ :‫ض َل مِنْ َذل َِك َقا َل‬
ٍ ْ‫«اختِمْ ُه فِي َخم‬ ُ ِ‫ إِ ِّني أُط‬:‫ت‬
َ ‫يق أَ ْف‬ ُ ‫»ع ْش ٍر» قُ ْل‬
َ  
Artinya: “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulallah, sebaiknya dalam sebulan
saya mengkhatamkan Al-Qur’an berapa kali?’ Rasul menjawab, ‘Khatamkan satu kali
dalam sebulan!’ Aku kembali bertanya, ‘Saya kuat khatam melebihi itu, Ya Rasul.’ Beliau
menjawab, ‘Khatamkan dalam 25 hari.’ Saya masih kuat lebih dari itu. ‘Khatamkan
dalam 15 hari.’ ‘Saya masih mampu lebih dari itu.’ ‘Khatamkan dalam 10 hari.’ ‘Saya
masih kuat lebih dari itu.’ ‘Khatamkan dalam 5 hari.’ ‘Saya masih kuat lebih dari itu, Ya
Rasul.’ Kemudian setelah aku menyatakan mampu mengkhatamkan Al-Qur’an kurang
dari lima hari, Rasul tidak memberikan keringanan lebih lanjut,” (As-Sunan Al-
Kubra 8011).    Standarnya, orang membaca Al-Qur’an adalah sebulan sekali khatam.
Dengan begitu berarti jika dibagi, maka setiap hari kita hendaknya membaca Al-Qur’an
paling tidak satu juz. Satu juz ini terdapat sepuluh lembar. Kalau dibagi setiap kali bakda
shalat, maka kita perlu meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an dua lembar atau
empat halaman. Bagi orang yang sudah lancar, mungkin tidak sampai lima menit
selesai. Bagi yang masih terbata-bata mungkin sekitar 10 menit.    Mari kita menabung
untuk kepentingan pribadi kita sebagai bekal akhirat, dengan meluangkan waktu lima
sampai sepuluh menit saja dari 24 jam sehari yang diberikan Allah sebagai fasilitas
hidup kita.    Semoga kita dan keluarga kita termasuk orang yang diberi pertolongan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala untuk bisa menjalankan ibadah membaca Al-Qur’an dengan
sesuai tuntunan syariat sehingga kita tergolong orang yang bertakwa, kelak kita semua
meninggal dalam keadaan husnul khatimah, amin.   ‫ َو َج َعلَنِيْ َوإِيَّا ُك ْم‬،‫آن ْال َعظِ ي ِْم‬ ِ ْ‫ار َك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫َب‬
ُ ‫ أع‬.‫ إِ َّن ُه ه َُو البَرُّ ال َّت َّوابُ الرَّ ؤُ ْوفُ الرَّ ِح ْي ُم‬.‫الذ ْكر ْال َح ِكيْم‬
ِّ
،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ْطان الرَّ ِجيْم‬ ِ ‫هلل م َِن ال َّشي‬ ِ ‫ُوذ ِبا‬ ِ ِ ‫ِب َما ِف ْي ِه م َِن اآْل َياِت َو‬
ِّ‫ ْل َرب‬v ُ‫ َوق‬  ‫) ـ‬٣( ‫صب ِْر‬ َ ‫اص ْوا ِب ْال َح ِّق َو َت َو‬
َّ ‫اص ْوا ِبال‬ ِ ‫ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬
َ ‫ت َو َت َو‬ َ ‫) إِاَّل الَّذ‬٢( ‫ان َلفِي ُخسْ ٍر‬ َ ‫) إِنَّ اإْل ِ ْن َس‬١( ‫َو ْال َعصْ ِر‬
‫اغفِرْ َوارْ َح ْم َوأَ ْنتَ أَرْ َح ُم الرّ ا ِح ِمي َْن ـ‬ 
ْ  

Khutbah II   ‫ْك لَ ُه َوأَ ْش َه ُد‬ َ ُ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنْ الَ ِالَ َه إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَ ه‬.ِ‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َواِمْ ِت َنا ِنه‬
َ ‫ال َش ِري‬ َ ‫لى إِحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َع‬ َ ‫هلل َع‬ ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
‫ أَمَّا‬  ‫ثيْرً ا‬vv‫لِ ْيمًا ِك‬v ‫لِّ ْم َت ْس‬v ‫ َح ِاب ِه َو َس‬v ‫ص‬
ْ َ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوأ‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.ِ‫إلى ِرضْ َوا ِنه‬ َ ‫أنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ي‬
‫ا َل‬v‫ ِه َو َق‬v‫ ِه ِبقُ ْد ِس‬vِ‫ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َكت‬v‫ ِه ِب َن ْف ِس‬vْ‫دَأَ فِي‬v‫أَمْ ٍر َب‬v‫َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُوا هللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ لَم ُْوا أَنَّ هللاَ أَ َم َر ُك ْم ِب‬
َ ‫ الل ُه َّم‬.‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‬
ِ ‫ َو َعلَى‬،ٍ‫ ِّي ِد َنا م َُح َّمد‬v ‫ ِّل َعلَى َس‬v ‫ص‬
‫آل‬ َ ‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا‬
َ ‫ُصلُّ ْو َن َع‬
َ ‫َتعاَلَى إِنَّ هللاَ َو َمآل ِئ َك َت ُه ي‬
ْ‫ َو َعلِى َو َعن‬v‫ان‬v‫ر َوع ُْث َم‬v‫ ٍر َو ُع َم‬v‫ ِدي َْن أَ ِبى َب ْك‬v‫اش‬
ِ َّ‫ا ِء الر‬v‫ض اللَّ ُه َّم َع ِن ْال ُخلَ َف‬َ ْ‫ْن َوار‬vَ ‫رَّ ِبي‬v‫ِك َو ُر ُسل َِك َو َمآل ِئ َك ِة ْال ُم َق‬ َ ‫َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْن ِبيآئ‬
ْ‫ر‬vvِ‫اغف‬ْ ‫ اَلل ُه َّم‬  ‫رَّ ا ِح ِمي َْن‬vv‫ا أَرْ َح َم ال‬vv‫ك َي‬v َ v‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َم ِت‬َ ْ‫ْن َوار‬ ِ ‫ ِّدي‬v‫ان ِالَى َي ْو ِم ال‬
ٍ ‫ْن لَ ُه ْم ِباِحْ َس‬vَ ‫ْن َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي‬vَ ‫َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي‬
‫ ِر ِكي َْن‬v‫رْ َك َو ْالم ُْش‬v‫الش‬ ِّ ‫لِ ِمي َْن َوأَ ِذ َّل‬v‫الَ َم َو ْالم ُْس‬v‫ َّز ْاإلِ ْس‬vِ‫ الل ُه َّم أَع‬،ِ‫ َوات‬vْ‫آ ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَم‬v‫ت اَالَحْ ي‬ ِ ‫لِ َما‬v‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالم ُْس‬ ِ ‫ل ِْلم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا‬
‫و ِم‬vْ v‫ك إِلَى َي‬v َ v‫ ِل َكلِ َما ِت‬vْ‫ْن َوأَع‬ ِ ‫ ِّدي‬v‫ْن َودَ مِّرْ أَعْ دَ ا َئ َك أَعْ دَ ا َء ال‬vَ ‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي‬ ْ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو‬ َ ‫ َوا ْنصُرْ َمنْ َن‬،‫َوا ْنصُرْ عِ َبادَ َك ْالم َُوحِّ ِدي َْن‬
ْ‫ ًة َو َعن‬v‫آص‬ َّ ‫يَّا َخ‬v‫ ِد َنا ِا ْن ُدو ِني ِْس‬vَ‫ َعنْ َبل‬،‫ا َب َط َن‬v‫ا َو َم‬v‫ر ِم ْن َه‬vَ ‫ا َظ َه‬v‫ َم‬،‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْالفِ َت ِن‬ َّ ‫ الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو‬.‫ْن‬
ِ ‫ال ِّدي‬
‫ َنا‬v‫ا اَ ْنفُ َس‬vv‫ا َظلَمْ َن‬vv‫ َر َّب َن‬.‫ار‬ َ ‫ َذ‬v‫ا َع‬vv‫ َن ًة َوقِ َن‬v‫ َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس‬.‫َّة َيا َربَّ ْا َلعالَ ِمي َْن‬vً ‫ان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآم‬
ِ ‫اب ال َّن‬ ِ َ‫َسائ ِِر ْالب ُْلد‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء‬
َ ْ‫ان َوإِيْتآ ِء ذِي ْالقُر‬ ْ
ِ ‫هللا َيأ ُم ُر ُك ْم ِباْ َلع ْد ِل َو ْا‬
ِ ‫إلحْ َس‬ َ َّ‫هللا ! إِن‬ َ ‫َوإِنْ لَ ْم َت ْغفِرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا‬
ِ َ‫ عِ َباد‬.‫لخاسِ ِري َْن‬
ْ‫ر‬vv‫هللا أَ ْك َب‬
ِ ‫ذ ِْك ُر‬vَ‫ز ْد ُك ْم َول‬v ْ ‫ذ ُكرْ ُك ْم َو‬vْ v‫هللا ْا َلعظِ ْي َم َي‬
َ ‫ ُكر ُْوهُ َع‬v‫اش‬
ِ v‫ ِه َي‬v‫لى ن َِع ِم‬ َ ‫ رُوا‬v‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُك‬
ُ ‫ َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع‬    Ustadz
ِ ِ
Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang 

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/111413/khutbah-jumat--antara-bermedia-sosial-
dan-membaca-al-qur-an

Anda mungkin juga menyukai