Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat

Antara Bermedia Sosial dan Membaca Al-Qur’an

Khutbah I

‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه اْلَم ِلُك اْلُقُّد ْو ُس‬. ‫ َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ْي َع َّلَم اِإْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬،‫َاْلَحْم ُد ْهلل‬
‫ َالَّلُهَّم َفَص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َص اَل ًة‬. ‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا َو َنِبَّيَنا َو َم ْو اَل َنا ُمَحَّم دًا َخ ْيَر اَأْلَناِم‬، ‫اْلَع ِز ْيُز اْلَع اَّل ْم‬
‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم‬، ‫ َو ُهَو اَّلِذ ْي َأْنَز لَ ُهللا ِاَلْيِه اْلُقْر آَن‬، ‫َتْم ُأَل اَأْلْك َو اَن ِم ْن َيْو ِم َنا َهَذ ا ِإَلى َيْو ِم اْلِقَياِم‬
‫ِبِإْح َس ان‬
‫ ِإَّنا‬،‫ َو َقاَل َتَع اَلى في كتابه الكريم‬. ‫ َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬.‫ ُأْو ِص ْيِنْي َنْفِسْي َو ِإَّياُك ْم ِبَتْقَو ى ِهللا‬،‫ َفَيا ِعَباَد ِهللا‬،‫أّم ا بعد‬
‫َنْح ُن َنَّز ْلَنا الِّذْك َر َو ِإَّنا َله َلَح اِفًظْو َن‬

Ma’asyiral Hadhirin, jamaah jumah hafidhakumullah,

Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada hadirin sekalian. Marilah
kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-
Nya. Semoga kita kelak dimasukkan surga Allah bersama orang-orang yang
bertakwa, amin.

Hadirin hafidhakumullah,

Kita sekarang berada dalam era digital. Semua serbacanggih. Hampir semua
aktivitas kita selalu berkawan dengan mesin. Mayoritas masyarakat yang hidup di
atas tanah air bumi pertiwi ini setiap saat bisa mengakses informasi. Tidak harus
menunggu tetangganya bercerita dari mulut ke mulut, atau menunggu media-
media konvensional seperti televisi, radio, koran dan lain sebagainya melakukan
siaran atau mengabarkan sesuatu. Kini informasi cukup didapat lewat telepon
genggam melalui jaringan internet yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna


internet di Indonesia mencapai 10,12 persen pada April 2019. Persentase itu setara
dengan 171 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta
jiwa. Dengan telepon seluler, informasi setiap detik bisa diperbarui, diperbarui lagi,
dan mengalami pembaruan secara terus-menerus. Banyak di antara kita yang
merasa sayang bila ketinggalan informasi dari ponsel-ponsel kita. Mengecek
handphone (HP) sesering mungkin, hanya dalam rangka berbagi dan mengakses
informasi. Atau bahkan sekadar bermain game atau media sosial. Saat antre di
kendaraan umum, kita membuka HP. Istirahat belajar di kampus, kantor, rutinitas
pekerjaan, yang dibuka HP. Mau tidur, bangun tidur, saat-saat senggang, kita juga
membuka HP.
Hadirin... Dengan sedemikian besarnya pengakses informasi ini, mari
kita muhasabah, introspeksi diri. Mari kita tanyakan kepada pribadi kita masing-
masing, waktu kita untuk membuka HP di luar kebutuhan pokok keluarga dan
kantor, apakah seimbang atau minimal sejajar dengan waktu yang kita luangkan
untuk mengakses informasi dari Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Menciptakan
kita?

Dalam sehari, berapa jam kita membuka HP, dan berapa jam kita membuka Al-
Qur’an? Jika informasi-informasi tidak penting, atau bahkan informasi buruk saja
yang selalu kita akses sepanjang hari, tidak heran bila kita kian menjauh dari agama.
Sebab, sikap yang kita ambil, teladan yang kita tiru, tidak bersumber dari Al-Qur’an.
Bagaimana orang akan mendapatkan keberkahan Al-Qur’an jika mengakses Al-
Qur’an saja jarang-jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali? Apakah artis-artis
yang selalu kita ikuti kabar aktivitasnya di dunia ini, kelak saat dia mati, akan peduli
dengan kita? Apabila jawabannya adalah “tidak”, maka selayaknya kita mengakses
informasi yang kelak memberikan syafaatnya kepada kita di hari kiamat, yaitu Al-
Qur’anul Karim.

Abu Umamah al-Bahili menceritakan, ia pernah mendengar dari Rasulullah ‫ﷺ‬


bersabda:

‫اْقَر ُء وا اْلُقْر آَن َفِإَّنُه َيْأِتي َيْو َم اْلِقَياَم ِة َش ِفيًعا َأِلْص َح اِبِه‬
Artinya: “Bacalah kalian Al-Qur’an. Sesungguhnya besok pada hari kiamat, ia akan
menjadi pemberi syafa’at (penolong) bagi pembacanya. (HR Muslim)

Hadhirin hafidhakumullah,

Di dalam hadits, Rasulullah ‫ﷺ‬, sangat banyak menyebutkan bagaimana


keutamaan-keutamaan Al-Qur’an. Di antaranya adalah:

‫َم ْن َقَر َأ َح ْر فًا ِم ْن ِكَتاِب ِهللا َفَلُه َحَس َنٌة‬

“Barangsiapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah (Al-Qur’an), maka ia
mendapatkan satu kebaikan.”

‫َو اْلَحَس َنُة ِبَع ْش ِر َأْم َثاِلَها‬


“Padahal setiap satu kebaikan, akan dibalas oleh Allah sepuluh kebaikan.”

‫اَل َأُقْو ُل الم َح ْر ٌف‬


“Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu terdiri dari satu huruf.”

‫ َو ِم ْيٌم َح ْر ٌف‬، ‫ َو اَل ٌم َح ْر ٌف‬، ‫َو َلِكْن َأِلٌف َح ْر ٌف‬


“Tapi Alif dihitung satu huruf, Lam dihitung satu huruf, dan Mim dihitung satu
huruf,” (HR at-Tirmidzi).

Bararti, para hadirin, jika Alif Lam Mim dihitung tiga huruf, maka tiga huruf
tersebut masing-masing dikalikan sepuluh menjadi 30 balasan pahala kebaikan
yang akan diberikan Allah kepada orang yang membaca Al-Qur’an baru Alif Lam
Mim saja. Tentu hal ini tidak akan sama dengan apa yang kita dapatkan saat kita
membaca media sosial di HP selama apa pun itu. Mengakses medsos boleh-boleh
saja, tidak haram, selama tak ada maksiat di dalamnya. Tapi jangan sampai dengan
mangakses medsos itu, kita lantas melupakan aktivitas membaca Al-Qur’an.

Hadhirin, hafidhakumullah,

Siapa yang tidak bergembira apabila semua hidupnya diatur secara baik sedangkan
yang mengatur itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala? Hidup baik tidak mesti
diartikan kaya dengan harta. Tidak. Ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak
harmonis. Ada orang kaya tapi meninggal justru dengan cara bunuh diri. Artinya kita
jangan mempunyai anggapan bahwa diberi kebaikan oleh Allah pasti melalui jalan
kekayaan harta. Dan jangan pula kita mesti su’udhan bahwa orang kaya itu buruk.
Karena orang kaya yang baik juga banyak, asalkan semua taat atas aturan
Allah subbhanahu wa ta’ala.

Dalam hadits dikatakan:

‫َم ْن َشَغ َلُه اْلُقْر آُن َو ِذ ْك ِرْي َع ْن َم ْس َأَلِتْي َأْع َطْيُتُه َأْفَض َل َم ا ُأْع ِط ْي الَّساِئِلْيَن‬
“Barangsiapa yang selalu sibuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada-Ku (Allah)
sampai-sampai ia tidak sempat meminta (berdoa) kepada-Ku, Aku lah yang akan
memberikan kepada dia dengan pemberian terbaik sebagaimana yang saya berikan
kepada orang-orang yang pernah meminta.”

‫َفَفْض ُل َكاَل ِم ِهللا ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى َع َلى َس اِئِر اْلَكاَل ِم َكَفْض ِل ِهللا َتَع اَلى َع َلى َخ ْلِقِه‬
“Keutamaan Al-Qur’an (kalamullah) dibandingkan dengan semua perkataan itu
bagaikan keutamaan Allah dibandingkan dengan semua makhluknya,” (HR a-
Tirmidzi).

Dengan demikian, kita menjadi tahu, apabila kita ingin mendapatkan keutamaan
yang setinggi-tingginya, maka kita perlu membaca Al-Qur’an. Keutamaan bacaan Al-
Qur’an tak akan sebanding dengan bacaan mana pun, termasuk yang tersebar di
media sosial. Oleh karena itu, mari kita mulai membenahi diri kita. Jangan sampai
kita merasa tidak punya waktu membaca Al-Qur’an, tapi nyatanya kita punya waktu
lama untuk bermedia sosial. Kita sekarang sudah tidak punya alasan untuk
kerepotan membawa mushaf Al-Qur’an, karena di dalam HP, sekarang kita bisa
memasang aplikasi mushaf Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda ‫ﷺ‬

: ‫ِإَّن اَّلِذ ْي َلْيَس ِفْي َج ْو ِفِه َش ْي ٌء ِم َن اْلُقْر آِن َك اْلَبْيِت اْلَخ ِر ِب‬
“Orang yang di dalam tubuhnya tidak ada sama sekali Al-Qur’an, itu bagaikan
rumah yang rusak,” (HR at-Tirmidzi).

Hadirin… Lalu minimal berapa banyak idealnya kita membaca Al-Qur’an dalam
sebulan?

Berikut penuturan Abdullah bin Umar yang mengisahkan percakapannya dengan


Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam:

: ‫ ِإِّني ُأِط يُق َأْفَض َل ِم ْن َذ ِلَك َقاَل‬: ‫ «اْخ ِتْم ُه ِفي ُك ِّل َشْهٍر » ُقْلُت‬: ‫ ِفي َك ْم َأْخ ِتُم اْلُقْر آَن ؟ َقاَل‬،‫ َيا َر ُسوَل ِهللا‬: ‫ُقْلُت‬
‫ ِإِّني‬: ‫ «اْخ ِتْم ُه ِفي خمس عشرة» ُقْلُت‬: ‫ ِإِّني ُأِط يُق َأْفَض َل ِم ْن َذ ِلَك َقاَل‬: ‫«اْخ ِتْم ُه ِفي َخ ْم ٍس وعشرين» ُقْلُت‬
: ‫ َقاَل‬،‫ اْخ ِتْم ُه ِفي َخ ْم ٍس‬: ‫ ِإِّني ُأِط يُق َأْفَض َل ِم ْن َذ ِلَك َقاَل‬: ‫ «اْخ ِتْم ُه ِفي َع ْش ٍر » ُقْلُت‬: ‫ُأِط يُق َأْفَض َل ِم ْن َذ ِلَك َقاَل‬
‫ َفَم ا َر َّخ َص ِلي‬: ‫ِإِّني ُأِط يُق َأْفَض َل ِم ْن َذ ِلَك َقاَل‬
Artinya: “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulallah, sebaiknya dalam sebulan
saya mengkhatamkan Al-Qur’an berapa kali?’ Rasul menjawab, ‘Khatamkan satu kali
dalam sebulan!’ Aku kembali bertanya, ‘Saya kuat khatam melebihi itu, Ya Rasul.’
Beliau menjawab, ‘Khatamkan dalam 25 hari.’ Saya masih kuat lebih dari itu.
‘Khatamkan dalam 15 hari.’ ‘Saya masih mampu lebih dari itu.’ ‘Khatamkan dalam 10
hari.’ ‘Saya masih kuat lebih dari itu.’ ‘Khatamkan dalam 5 hari.’ ‘Saya masih kuat
lebih dari itu, Ya Rasul.’ Kemudian setelah aku menyatakan mampu
mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari lima hari, Rasul tidak memberikan
keringanan lebih lanjut,” (As-Sunan Al-Kubra 8011).

Standarnya, orang membaca Al-Qur’an adalah sebulan sekali khatam. Dengan


begitu berarti jika dibagi, maka setiap hari kita hendaknya membaca Al-Qur’an
paling tidak satu juz. Satu juz ini terdapat sepuluh lembar. Kalau dibagi setiap kali
bakda shalat, maka kita perlu meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an dua
lembar atau empat halaman. Bagi orang yang sudah lancar, mungkin tidak sampai
lima menit selesai. Bagi yang masih terbata-bata mungkin sekitar 10 menit. Mari
kita menabung untuk kepentingan pribadi kita sebagai bekal akhirat, dengan
meluangkan waktu lima sampai sepuluh menit saja dari 24 jam sehari yang
diberikan Allah sebagai fasilitas hidup kita.

Semoga kita dan keluarga kita termasuk orang yang diberi pertolongan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala untuk bisa menjalankan ibadah membaca Al-Qur’an
dengan sesuai tuntunan syariat sehingga kita tergolong orang yang bertakwa, kelak
kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah, amin.

‫ ِإَّنُه ُهَو الَبُّر‬. ‫ َو َج َع َلِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َيِات َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم‬، ‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم‬
‫) ِإَّن‬١( ‫ َو اْلَع ْص ِر‬،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ أُعوُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيطاِن الَّر ِج ْيم‬. ‫الَّتَّواُب الَّرُؤ ْو ُف الَّر ِح ْيُم‬
‫اِإْل ْنَس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر (‪ِ )٢‬إاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر (‪َ )٣‬و ُقْل‬
‫َر ِّب اْغ ِفْر َو اْر َحْم َو َأْنَت َأْر َحُم الّراِحِم ْيَن‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهّلِل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه‬
‫َو َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ي إلَى ِرْض َو اِنِه‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد ِو َع َلى َاِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا َأَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقوا َهللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا‬
‫َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِس ِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاَلى ِإَّن َهللا َو َم آلِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها‬
‫اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد ‪َ ،‬و َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُم َحَّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك‬
‫َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة اْلُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الَّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِشِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر َو ُع َم ر َو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن َبِقَّيِة‬
‫الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلى َيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َأْر َح َم‬
‫الَّراِحِم ْيَن َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآِء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت‪ ،‬اللُهَّم َأِع َّز‬
‫ْاِإل ْس َالَم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو اْلُم ْش ِر ِكْيَن َو اْنُصْر ِعَباَدَك اْلُمَو ِّح ِد ْيَن ‪َ ،‬و اْنُصْر َم ْن َنَص َر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن‬
‫َخ َذ َل ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َأْع َد اَئَك َأْع َداَء الِّدْيِن َو َأْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو ِم الِّدْيِن ‪ .‬اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء‬
‫َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفَتِن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪َ ،‬ع ْن َبَلِد َنا ِاْنُدوِنْيِس َّيا َخ آَّص ًة َو َع ْن َس اِئِر ْالُبْلَداِن‬
‫ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخَر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا‬
‫َاْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخاِس ِر ْيَن ‪ِ .‬عَباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َيْأُم ُر ُك ْم ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي‬
‫ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو اْلُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُروا َهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه‬
‫َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai