Materi PKN Kelas Xi Semester 2: Bab Iv
Materi PKN Kelas Xi Semester 2: Bab Iv
BAB IV
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
4.4 Mengkaji Peranan organisasi Internasional ( ASEAN, AA, PBB ) dalam meningkatkan
hubungan internasional
4.5 Menghargai kerjasama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
URAIAN MATERI
Manusia sebagai makhluk sosial, baru memiliki arti apabila bekerja sama dengan sesamanya.
Manusia dalam hidup berbangsa dan negara akan dapat melangsungkan kehidupannya jika
mengadakan hubungan dengan bangsa lain. Tidak ada satu negara di dunia ini yang dapat hidup
sendiri dan tidak melibatkan diri dengan negara lain. Karena, pada dasarnya antara negara yang
satu dengan negara yang lain terdapat hubungan saling ketergantungan.
Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa Indonesia harus
mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi pro aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia
Internasional.
Bangsa Indonesia, dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan politik luar
negeri yang bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional, serta berlandaskan pada
prinsip persamaan derajat, serta tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Kesadaran akan prinsip hubungan internasional menegaskan perlunya kerja sama dengan
bangsa lain. Hal ini juga mempengaruhi sepak terjang bangsa Indonesia dalam masyarakat
Internasional, baik dalam melaksanakan politik luar negeri maupun keterlibatannya dalam
berbagai organisasi Internasional. Dengan demikian timbul permasalahan, Bagaimanakah negara
Indonesia membina hubungan dengan negara-negara di dunia ? Apa saja yang dilakukan bangsa
Indonesia dalam organisasi Internasional ?
Hubungan internasional adalah hubungan yang diadakan oleh suatu bangsa atau
negara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut buku Rencana Strategi
Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( Renstra ), hubungan internasional adalah
hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk
mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
Pengertian hubungan internasional juga dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
b. Warsito Sunaryo
c. Tygve Nathiessen
Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu
komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional,
organisasi dan administrasi internasional dan hukum internasional.
c. Hubungan regional, yaitu hubungan yang dilakukan oleh beberapa negara dalam satu
kawasan (region)
d. Hubungan internasional, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari dua negara dan
tidak terikat pada suatu kawasan.
2. Asas-asas hubungan internasional
Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah
dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-
masing.
Ada tiga asas dalam hubungan internasional yang saling mempengaruhi, yaitu:
a. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya.
Jadi terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut berlaku
hukum asing ( internasional sepenuhnya)
b. Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga negaranya. Menurut
asas ini, setiap warga negara dimanapun ia berada tetap mendapatkan perlakuan
hukum dari negaranya.Asas ini mempunyai kekuatan extraterritorial, artinya hukum
dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun di negara
asing.
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara dapat menyesuaikan
diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan
umum. Jadi hukum tidak tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Hubungan Internasioal menjadi penting bagi suatu negara, karena di masa sekarang diyakini
bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan adanya hubungan
internasional, pencapaian tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan perdamaian
dunia lebih mudah diciptakan.
Dengan demikian tak satu bangsa pun di dunia ini dapat membebaskan diri dari keterlibatan
dengan bangsa dan negara lain. Bagi suatu negara hubungan dan kerjasama internasional
sangat penting. Menurut Mochtar Kusumaatmadja (1982), hubungan dan kerja sama
tersebut timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia.
a. memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan
bangsa lain;
e. membantu bangsa lain yang terancam keberadaannya sebagai akibat pelanggaran atas
hak-hak kemerdekaan yang dimiliki;
b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa
suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara
lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam memecahkan masalah-masalah
ekonomi, politik, hukum sosial budaya dan pertahanan keamanan.
a. Faktor kodrat manusia sebagai makhluk social yang harus mengadakan kerjasama
dengan sesama.
b. Faktor wilayah yang saling berjauhan akan mengakibatkan timbulnya kerja sama
regional dan internasional
d. Faktor kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam negeri
sendiri.
e. Faktor tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan yang
aman, tertib serta damai.
Disamping itu hubungan kerjasama antar negara di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan
hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional,
disamping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan
dambaan setiap manusia dan negara di dunia.
Kerjasama antarbangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling
menguntungkan. Kerja sama internasional antara lain bertujuan untuk :
TUGAS INDIVIDU
c. ……………… c. ………………..
d. .....…………… d. ………………..
a. ………………. a. ………………..
b. ……………….. b. ………………..
c. ………………. c. ……………….
d. ………………. d. ……………….
Prof. Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik mengatakan bahwa politik adalah
bermacam-macam kegiatan dalam sutu sistem politik (negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Luar Negeri adalah daerah, tempat atau wilayah yang bukan merupakan bagian dari
daerah, tempat, atau wilayah sendiri. Dalam pengertian kita sehari-hari, luar negeri
diartikan negara-negara lain di luar negara Indonesia.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa politik luar negeri adalah
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan itu
dalam mengadakan hubungan dengan negara-negara lain atau dalam pergaulan
internasional. Atau dengan kata lain politik luar negeri adalah kebijakan yang di
tetapkan suatu negara untuk mengatur mekanisme hubungan dengan negara lain.
Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah Indonesia mengumumkan pendirian politik luar
negerinya dihadapan badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat yang antara
lain berbunyi : “….. tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan
kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara pro – Rusia atau
pro – Amerika ? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam
mengejar cita-cita kita”.
Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian untuk
menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi harus tetap menjadi
subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri,
yaitu Indonesia merdeka seluruhnya. Keterangan inilah yang kemudian menjadi
dasar pertimbangan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Landasan pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Dalam pasal 2 UU
No. 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa hubungan luar negeri dan politik luar negeri
didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan Garis-Garis Besar haluan Negara.
Dengan demikian Landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah
sebagai berikut :
c. Landasan operasional :
- Ketetapan-Ketetapan MPR
a. Pembentukan satu negara Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara
kebangsaan yang demokrasi dengan wilayah kekuasaan dari sabang sampai
merauke.
b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur materialo dan spiritual
dalam wadah negara kesatuan RI.
c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara RI dan semua negara di dunia.
Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, Drs. Moh.
Hatta dalam bukunya Dasar Politik Luar negeri Republik Indonesia, merumuskan
sebagai berikut :
Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan pada faktor-faktor sebagai
berikut :
b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri
dengan kerja sama regional.
b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai
dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-
masing.
c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan organisasi
internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal.
Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus
tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.
a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap
masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan
raksasa dunia yang secara ideologis bertentangan.
Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat dilihat dari
contoh sebagai berikiut :
b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non Blok tahun
1961 yang berusaha membantu dunia Internasional untuk meredakan
ketegangan perang dingin antara Blok barat dan Blok Timur.
1) Pengertian Diplomasi
Kata diplomasi berasal dari bahasa yunani dan Latin, yaitu diploma, yang
artinya piagam atau surat perjanjian. Dalam perkembangannya, diplomasi
diartikan kegiatan yang menyangkut hubungan antarnegara atau hubungan
resmi suatu negara dengan negara lain. Segala hal ihwal yang berkenaan
dengan diplomasi disebut dengan diplomatic, sedangkan petugas-petugas yang
melaksanakantugas diplomatic atau kegiatan disebut diplomat.
a) Kejujuran ( aruthulness)
b) Ketelitian (precision)
c) Ketenangan (calm)
f) Kesetiaan (loyalty)
2) Kegiatan dan Tujuan Diplomasi
a) Perwakilan diplomatik
DISKUSI KELOMPOK
Carilah melalui media massa contoh-contoh hubungan internasional yang dilakukan oleh
bangsa Indonesia !
Gunakan matrik berikut ini sebagai panduan. Setelah selesai laporkan hasilnya kepada Guru.
Deskripsi singkat
Hubungan dengan
Negara
No. mengenai hubungan Sarana yang digunakan
……
tersebut
1.
2.
3.
4.
a. Oppenheimer - Lauterpacht
b. G. Schwarzenberger
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau
lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya
perjanjian internasional mengatur perjanjian antar negara saja selaku subyek hukum
internasional
Perjanjian internasional yaitu perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang
diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak
dan kewajiban di bidang hukum publik.
3) Perjanjian antara sesame subyek hukum internasional lain selain negara, misalnya
antara ASEAN dengan MEE
2) Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh lebih dua negara/
banyak negara.
1) Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melalui tiga tahap,yaitu proses
perundingan, penandatanganan. dan ratifikasi.
2) Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu
perundingan dan penandatanganan.Biasanya digunakan kata persetujuan atau
agreement.
Proses pembuatan perjanjian internasional biasanya diatur oleh konstitusi/ undang-undang dasar
atau hukum kebiasaan masing-masing negara. Oleh karena itu dengan sendirinya tidak
ada keseragaman antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Berdasarkan
praktek dari berbagai negara terdapat dua macam proses pembuatan perjanjian
internasional, yaitu
2) Penandatanganan (signature)
1) Perundingan (negotiation)
2) Penandatanganan (signature)
3) Pengesahan (ratification)
a. Penjajakan
b. Perundingan
c. Perumusan naskah
d. Penerimaan
e. Penandatanganan
a. Perundingan (negotiation)
Menurut tatacara yang berlaku yang dapat mewakili perundingan adalah kepala
negara, menteri luar negeri atau wakil diplomatiknya. Dapat juga diwakili orang lain
yang mendapat surat kuasa penuh (full power). Perundingan ini dapat dilakukan
dalam acara resmi maupun tidak resmi. Cara ini sering disebut dengan istilah
“corridor talk” atau “lobbying” misalnya secara informal di waktu-waktu istirahat
saling bertukar pikiran, saling mempengaruhi dan lain-lain.
b. Penandatanganan (Signature)
Bagi traktat yang harus diratifikasi( melalui tiga tahap), penandatanganan hanya
memberikan arti bahwa utusan-utusan telah menyetujui teks dan bersedia menerima,
serta akan meneruskannya kepada pemerintah yang berhak menolak atau menerima
traktat itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa penandatanganan ini masih bersifat
sementara dan masih harus disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
Namun bagi perjanjian yang melalui dua tahap, setelah penandatanganan dilakukan,
perjanjian itu telah berlaku sehingga memiliki kekuatan mengikat bagi negara-negara
yang mengadakan perjanjian.
c. Pengesahan (ratification)
2) Persetujuan terhadap rencana perjanjian itu agar supaya menjadi suatu perjanjian
yang berlaku bagi masing-masing negara peserta.
1) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan eksekutif. Sistem ini
biasa dilakukan oleh raja-raja absolute dan pemerintahan otoriter.
2) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan legislative. Cara ini jarang
digunakan.
3) Sistem campuran yang dilakukan oleh badan eksekutif dan legislative (Pemerintah dan DPR).
Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan legislative dan eksekutif
sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian internasional.
Dalam Konvensi Wina tahun 1969, pasal 24 disebutkan bahwa berlakunya sebuah
perjanjian internasional adalah sebagai berikut:
1) Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian tersebut.
2) Pada saat peserta perjanjian mengikat diri dengan perjanjian tersebut bila dalam
naskah tidak disebutkan saat berlakunya. Persetujuan untuk mengikat diri dapat
dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya
dengan penandatanganan, ratifikasi, pernyataan turut serta (accession) ataupun
pernyataan menerima(acceptance) dan dapat juga dengan pertukaran naskah yang
telah ditandatangani.
2) Perubahan batas wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik Indonesia
Berikut ini beberapa contoh yang dapat dikemukakan dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia.
3) Persetujua garis batas landas kontinen antara Indonesia dengan Singapura tentang
selat Singapura, 25 Mei 1973. Sebenarnya materi persetujuan ini cukup penting,
namun dalam pengesahannya tidak meminta persetujuan DPR melainkan
dituangkan dalam bentuk keputusan presiden.
a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara-
negara perunding.
b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah
perjanjian diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.
c. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu
berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut, kecuali
bila perjanjian menentukan lain.
d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengesahan teks, pernyataan persetujuan,suatu
negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,
fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul sebelum
berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.
a. Penandatanganan;
b. Pengesahan;
Berdasrkan Konvensi Wina 1969 karena berbagai alasan suatu perjanjian dapat batal,
antara lain :
a. Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum nasionalnya
c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain pada
waktu pembentukan perjanjian.
e. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang
terdahulu
g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima
pihak lain.
a. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian;
TUGAS INDIVIDU !
1. Carilah arti dari istilah-istilah dibawah ini dan berilah contohnya masing-masing.
2. Tuliskan secara singkat hasil pekerjaan kalian ke dalam table seperti dibawah ini,
selanjutnya kumpulkan pekerjaan kalian pada guru.
Perwakilan diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina
hubungan politik dengan negara lain. Tugas dan wewenang ini dilakukan oleh perangkat
korps diplomatik, yaitu duta besar, kuasa usaha dan atase-atase. Ketentuan mengenai
perwakilan diplomatik diatur dalam UUD 1945, pasal 13 sebagai berikut :
Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain ada dalam
kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis pelaksanaannya,
diatur oleh Menteri Luar Negeri.
Untuk lebih jelasnya mengenai perwakilan diplomatik akan diuraikan sebagai berikut :
1. Perwakilan Diplomatik
Pada masa sekarang ini hampir setiap negara memiliki perwakilan diplomatik di negara-
negara lain karena perwakilan ini merupakan jalan atau cara yang paling baik dalam
mengadakan pembicaraan atau perundingan mengenai permasalahan nasional masing-
masing negara, baik masalah politik, perdagangan, ekonomi, kebudayaan maupun
bidang-bidang lain yang menyangkut masalah masyarakat internasional.
Menurut Sir H.. Nicolson, penetapan tingkat kepala perwakilan diplomatic suatu negara
ditentukan oleh beberapa pertimbangan, seperti:
a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan mengadakan pembukaan
atau pertukaran diplomatik. Kesepakatan tersebut berdasarkan Pasal 2 Konvensi
Wina 1961, dituangkan dalam bentuk persetujuan bersama (joint agreement) dan
komunikasi bersama (joint declaration)
b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat melakukan
hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan prinsip-prinsip
hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (resiprositas).
(b) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara itu dan
berusaha untuk menyelesaikannya.
(d) Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
pemberian paspor, dan sebagainya.
c. Observasi, dimaksudkan untuk menelaah dengan sangat teliti setiap kejadian atau
peristiwa yang terjadi di negara penerima yang mungkin dapat mempengauhi
kepentingan negaranya. Selanjutnya, jika dianggap penting maka pejabat diplomatik
mengirimkan laporan kepada pemerintahnya.
d. Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan warga negaranya yang
berada di luar negeri.
Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang berperan
sebagai berikut :
(a) Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai
tujuan tersebut.
(c) Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan
negara lain.
(d) Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada
umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara
menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan
militer dan ekonomi.
(b) Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima
b. Duta (gerzant), adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta
besar, Dalam menyelesaikn segala persoalan kedua negara dia harus
berkonsultasi dengan pemerintah negaranya.
c. Menteri Residen, seorang menteri residen dianggap bukan wakil pribadi kepala
negara. Dia hanya mengurus urusan negara dan pada dasarnya tidak berhak
mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana dia berugas.
d. Kuasa Usaha (charge d’Affair). Dia tidak ditempatkan oleh kepala negara kepada
kepala negara tetapi ditempatkan oleh menteri luar negeri kepada menteri luar
negeri.
e. Atase-atase, adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri
atas dua bagian, yaitu:
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan departemen
Luar negeri dan ditempatkan di kedutaan besar negara bersangkutan, serta
diberi kedudukan sebagai seorang diplomat. Tugasnya adalah memberikan
nasehat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar
berkuasa penuh.
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal
dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu
kedutaan besar untuk membantu duta besar. Dia berkuasa penuh dalam
melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari
departemennya sendiri. Misalnya Atase Perdagangan, Perindustrian,
Pendidikan Kebudayaan.
Istilah yang sering digunakan berkenaan dengan asas kekebalan dan keistimewaan
diplomatic adalah “exteritoriallity” atau “extra teritoriallity”. Istilah ini
mencerminkan bahwa para diplomat hampir dalam segala hal harus diperlakukan
sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara penerima. Para diplomat beserta
stafnya tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima.
Menurut Konvensi Wina 1961, para perwakilan diplomatic diberikan kekebalan dan
keistimewaan, dengan maksud :
(a) Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatic sebagai wakil negara.
(a) Pribadi pejabat diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat kekuasaan
negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap gangguan dari serangan
atas kebebasan dan kehormatannya, dan kekebalan dari kewajiban menjadi saksi.
(c) Korespondesi diplomatik, yaitu kekebalan yang mencakup surat menyurat, arsip,
dokumen termasuk kantor diplomatik dan sebagainya (semua kebal dari
pemeriksaan isinya).
(a) Pembebasan dari membayar pajak yaitu antara lain pajak penghasilan, kekayaan,
kendaraan bermotor, radio, televise, bumi dan bangunan, rumah tangga, dan
sebagainya.
(b) Pembebasan dari kwajiban pabean yaitu antara lain bea masuk, bea keluar, bea
cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang
keperluan sendiri, keperluan rumah tangga, dan sebagainya.
2. Perwakilan Konsuler
Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan timbal balik, baik secara sendiri
maupun tercakup dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatic. Walaupun demikian,
pemutusan hubungan diplomatic tidak otomatis berakibat pada putusnya hubungan konsuler.
Adapun fungsi perwakilan konsuler secara rinci disebut dalam pasal 5 Konvensi Wina mengenai
hubungan Konsuler dan Optimal Protokol tahun 1963 yaitu :
3) mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga negara-negara pengirim, dan
visa atau dokumen-dokumen yang pantas untuk orang yang ingin pergi ke negara
pengirim;
4) bertindak sebagai notaries dan panitera sipil dan di dalam kapasitas dari macam yang
sama, serta melakukan fungsi-fungsi tertentu yang bersifat administrasi, dengan syarat
tidak bertentangan dengan hokum dan peraturan dari negara penerima.
1) Konsul Jenderal. Konsul Jenderal mengepalai kantor Konsulat Jenderal yang dapat
membawahi beberapa konsuler.
2) Konsul. Konsul mengepalai kantor konsulat yang membawahi satu daerah kekonsulan.
Dapat saja seorang konsul diperbantukan kepada konsul jenderal atau konsul.
3) Konsul Muda. Konsul Muda mengepalai kantor wakil konsulat yang ada di dalam satu
daerah kekonsulan. Dapat saja seorang konsul muda diperbantukan kepada konsul
jenderal atau konsul.
4) Agen Konsul. Agen konsul diangkat oleh Konsul Jenderal atau oleh Konsul dan
ditugaskan menangani beberapa hal tertentu yang berhubungan dengan kekonsulan,
biasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan.
1) Bidang ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan
ekspor komoditas non migas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan
pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain.
2) Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, seperti tukar menukar pelajar, mahasiswa
dan lain-lain.
Memberikan paspor dan dokumentasi perjalanan kepada warga pengirim dan visa
atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi daerah pengirim;
Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan
lain di negara penerima.
Perbedaan diplomatik dan konsuler secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut:
4.1 Menkaji Peranan Organisasi Internasional ( ASEAN, AA, PBB ) dalam Meningkatkan
Hubungan Internasional
Dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan antar negara, bayak sekali organisasi
yang diadakan oleh beberapa negara. Bahkan saat ini organisasi internasional dapat
dikatakan telah menjadi lembaga hukum. Menurut perkembangannya, organisasi
internasional timbul pada tahun 1815 dan menjadi lembaga hukum internasional sejak
konggres Wina. Pada tahun 1920 didirikanlah LBB yang benar-benar merupakan organisasi
internasional dan anggota-anggotanya sanggup menjamin suatu perdamaian dunia. Tetapi
jaminan itu tidak berhasil, karena pada 1945 meletus Perang Dunia II.
Organisasi Internasional secara sederhamna dapat dimaknai sebagai badan hukum yang didirikan
oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki kepentingan dan tujuan
yang sama.
Sedang Clive Archer (1983) mendefinisikan organisasi internasional adalah sebagai struktur
formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota
(pemerintah dan non pemerintah) dari dua atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk
mengejar kepentingan bersama para anggotanya.
Dibawah ini akan kami uraikan beberapa organisasi internasional sebagai berikut :
Sebelum ASEAN berdiri di Asia Tenggara telah ada organisasi regional ASA
(Association of South East Asia) yang berdiri pada tanggal 31 Juli 1961 di Bangkok,
oleh Malaysia, Philipina dan Muang Thai. Pada tanggal 18 Agustus 1967 negara
anggota ASA dengan Indonesia dan Singapura, menetapkan persetujuan untuk
memperluas keanggotaan ASA dengan sebuah nama baru yaitu, ASEAN.
2) Faktor eksternal, yaitu adanya perang Vietnam dan sikap RRC ingin mendominasi
Asia Tenggara.
b. Asas ASEAN
c. Dasar ASEAN
2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari turut
campur subversi serta intervensi dari luar.
d. Tujuan ASEAN
2) Memelihara perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menaati keadilan tata
hukum dalam hubungan antara negara-negara Asia tenggara serta berpegang
teguh pada asas-asas Piagam PBB.
3) Memajukan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial budaya, teknik,
ilmu pengetahuan dan administrasi.
e. Struktur ASEAN
Untuk memperlancar tugas dan tujuan ASEAN, dibentuklah struktur organisasi sebagai
berikut :
b). Standing Committee (Badan yang bersidang di antara dua siding menlu
negara ASEAN untuk menangani persoalan-persoalan yang memerlukan
keputusan para menteri.)
d). Sekretariat nasioanal ASEAN pada setiap ibu kota negara-negara anggota
ASEAN.
Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur pada tahun 1977, peserta KTT telah
menyepakati dan mengesahkan struktur organisasi ASEAN sebagai berikut :
b) Standing Committee
c) Komite-komite ASEAN
Dalam KTT ini disetujui pula bahwa tempat Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Sekretariat ASEAN dipimpin oleh sekretaris jendral atas dasar pengangkatan
oleh para Menlu ASEAN secara bergilir. Sekretaris jendral ASEAN mempunyai
masa jabatan dua tahun. Dia dibantu staf regional dan staf nasional.
Setelah sepuluh tahun berakhirnya Perang Dunia II, usaha PBB dalam
menegakkan perdamaian dunia belum berhasil secara memuaskan. Sementara itu,
rakyat-rakyat di Asia Afrika terus bergolak untuk membebaskan diri dalam mencapai
kemerdekaan. Di pihak lain, Indonesia juga mengalami revolusi fisik sejak tahun
1945-1950.
Indonesia, sebagai salah satu Negara yang baru saja merdeka mengajukan
gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Gagasan ini diajukan
dalam Konferensi Kolombo di Sri Lanka Ternyata gagasan ini mendapat sambutan
dari perdana menteri negara-negara yang hadir. Konferensi Kolombo ini dihadiri oleh
lima negara, yaitu:
Secara lebih rinci gagasan lahirnya KAA di Bandung dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Tanggal 23 Agustus 1953, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di
Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara
negara-negara di Asia dan Afrika bagi perdamaian dunia.
b. Tujuan KAA
a. Meningkatkan kemauan baik dan kerjasama antara bangsa Asia Afrika, serta untuk
menjajagi dan melanjutkan baik kepentingan timbal balik maupun kepentingan
bersama
d. Meninjau posisi Asia Afrika dan rakyatnya dalam dunia masa kini dan sumbangan
yang dapat diberikan dalam peningkatan perdamaian dunia dan kerjasama
internasional.
a. menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat
dalam Piagam PBB;
d. tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri negara
lain;
1) Perjuangan bangsa Asia – Afrika seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bandung
ternyata sampai sekarang masih relevan. Pelaksanaannya selalu ditingkatkan
untuk menggalang solidaritas didalam melawan imperialisme.
2) Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih tegas terhadap
perjuangan kemerdekaan.
Atas usul Presiden AS, Woodrow Wilson pada tanggal 10 Januari 1920, dibentuk
suatu organisasi internasional yang diberi nama Liga bangsa-Bangsa (league of
nations). Tujuan dari Liga bangsa-Bangsa ini adalah mempertahankan perdamaian
internasional dan meningkatkan kerjasama internasional.
Akan tetapi, LBB tidak mampu menciptakan perdamaian dunia. Perang Dunia II
meletus. Hal ini terjadi karena munculnya kekuasaan kaum NAZI di bawah
pimpinan HITLER (Jerman), dan kaum Fasis dipimpin Mussolini dari Italia, serta
imperialis Jepang yang sudah mengkhianati isi Liga bangsa-Bangsa.
Pada saat perang dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi dunia untuk
mengadakan kerjasama antar bangsa untuk mengatasi kerusuhan yang melanda
dunia. Presiden AS, Franklin Delano Roosevelt dan PM Inggris Winston Churchill,
telah mengadakan pertemuan yang mengahasilkan Piagam Atlantik (Atlantic
Charter) yang isinya sebagai berikut :
3) Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdaganagan dunia
Pokok-Pokok Piagam Atlantik itu pada tanggal 14 Agustus 1941 menjadi dasar
konferensi-konferensi internasional dalam penyelesaian perang dunia kedua dan
menuju pembentukan PBB. Beberap pertemuan sebelum terbentuknya PBB, antara
lain adalah sebagai berikut ;
4) Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945 dan mulai
berlaku tanggal 24 Oktober 1945. Penandatanganan piagam itu diikuti oleh 50
negara, yaitu 47 negara penandatangan “Declarations of united nations”
ditambah dengan negara Ukraina, Belorusia dan Argentina. Kelima puluh
negara penandatangan tersebut dikenal sebagai negara pendiri (original
members). Tanggal inilah yang menjadi hari kelahiran PBB.
I. Mukadimah (4 alinia)
Isinya memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, badan khusus, tugas dan
kewajiaban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB.
Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggota PBB pada tanggal 28
September 1950, dan keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada
tanggal 28 September 1966.
Tujuan PBB yang terdapat dalam pasal 1 Piagam PBB adalah sebagai berikut ;
4) Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan bersama cita-cita
di atas.
Asas-asas PBB yang terdapat dalam pasal 2 Piagam PBB adalah sebagai berikut :
6) Sekretariat (Secretariay)
Majelis Umum atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam badan utama
PBB. Majelis ini terdiri atas anggota dari seluruh negara anggota PBB dan
bertemu setiap tahun di bawah pimpinan seorang Presiden Majelis Umum PBB
yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 10
Januari 1946 di Hall Tengah Westminster di London dan anggotanya wakil dari
51 negara.
Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir dalam Sidang Umum,
tetapi hanya berhak mengeluarkan satu suara. Dalam setiap sidang PBB, Majelis
Umum memilih seorang ketua. Sidang Umum mempunyai kekuasaan untuk
mengatur organisasi dan administrasi PBB, kecuali masalah yang sedang
diselesaikan Dewan Keamanan,. Bahasa resmi yang digunakan antara lain :
Bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, dan Cina.
e. Penetapan keanggotaan
g. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial,
Dewan Perwakilan, Hakim Mahkamah internasional, dan sebagainya
Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga
perdamaian dan keamanan antarnegara. Sedangkan badan PBB lainnya hanya
dapat memberikan rekomendasi kepada para anggota. Dewan keamanan
mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan para
anggota di bawah Piagam PBB.
Dewan Keamanan terdiri : 5 anggota tetap yang mempunyai hak veto, yaitu:
Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis dan Cina ditambah dengan 10 anggota
tidak tetap yang dipilih untuk masa 2 tahun oleh Majelis Umum. Hak Veto
adalah hak untuk membatalkan keputusan atau resolusi yang diajukan oleh PBB
atau Dewan Keamanan PBB. Hak Veto sampai sekarang hanya dimiliki oleh
negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Dewan keamanan diberi hak dan wewenang untuk menentukan suatu hal
atau masalah yang dianggap mengganggu perdamaian, mengancam perdamaian,
atau tindakan agresif. Dewan Keamanan diberikan wewenang untuk melakukan
tindakan segera guna menjaga ketertiban dan kemanan dunia.
Dewan Perwalian merupakan lembaga PBB yang dibentuk dalam rangka untuk
mendorong dan membantu mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian
untuk mencapai kemerdekaannya.
c) Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang Umum
d. Memberi nasehat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan
Keamanan.
6) Sekretariat (Secretariat)
Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama PBB dan dikepalai oleh seorang
Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh seorang staf pembantu pemerintah sedunia.
a. Sekretaris jenderal, dipilih oleh Sidang Umum atas usul Dewan keamanan dan
dapat dipilih kembali. Biasanya, Sekretaris Jendral berasal dari negara yang
tidak terlibat dalam politik besar
TUGAS INDIVIDU
TUGAS KELOMPOK
Pertanyaan:
2. Apakah yang menjadi pendorong dan penghambat peningkatan peran PBB sebagai
organisasi internasional khususnya dalam bidang pertahanan keamanan?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab sehingga perdamaian internasional
sulit untuk ditegakkan?
4.2 Menghargai Kerja Sama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat bagi Indonesia
Kerja sama dan perjanjian internasional dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok bagi
setiap negara. Mengapa demikian ? karena setiap negara merupakan bagian dari masyarakat
dunia, sehingga perlu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan
negara lain.
Bagi bangsa Indonesia, kerjasama internasional yang bermanfaat dapat diukur dari
perjuangan bangsa Indonesia untuk menuju kemerdekaan berdasarkan nilai-nilai yang
dikandung dalam pembukaan UUD 1945, sebagai berikut.
Dalam hal ini kerjasama dengan perjanjian internasional apapun bentuknya harus
didukung sepanjang perjuangan kemerdekaan suatu bangsa dan juga sebagai suatu usaha
menjamin kedaulatan bagi suatu negara.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia akan mendukung bentuk-
bentuk kerjasama internasional yang berkaitan dengan hal-hal berikut.
b. perlucutan senjata.
Selain itu, citra positif Indonesia dalam pergaulan internasional terus dikembang kan,
antara lain dengan usaha-usaha sebagai berikut.
2. Pertukaran pelajar, mahasiswa, pemuda dan kegiatan olahraga dalam skala internasional.
3. Berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan dunia yang bertentangan dengan nilai-
nilai kemanusiaan dan keadilan.
4. Kemampuan antisipasi dan penyesuaian terhadap perkembangan, perubahan dan gejolak
dunia melalui jalur diplomasi disertai dengan pendekatan yang tepat sesuai kepentingan
nasional.
Pelaksanaan kerja sama dengan negara lain baik dalam bentuk bilateral, maupun internasional
(perjanjian dan hukum internasional) bagi bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari
sebuah negara yang merdeka dan berdaulat serta menjadi salah satu negara yang ada di
dunia. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis/bentuk kerja sama dan perjanjian
internasional yang dilakukan oleh negara Indonesia.
a. Persetujuan antara RI dan RRC masalah Dwi Kewarganegaraan, yang telah disahkan
pada 11 Januari 1958 dengan keluarnya UU No. 2 Tahun 1958
b. Perjanjian RI – Malaysia tentang Penetapan Garis Landas Kontinen kedua negara (di
Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditanda tangani 27 Oktober 1969 dan mulai
berlaku 7 Nopember 1969.
Sementara itu, perjanjian internasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjamin kepastian hukum dan mengatur masalah kepentingan-kepentingan bersama
diantara para subjek hukum internasional. Dengan demikian tidak ada alas an bagi warga
negara untuk tidak menunjukkan sikap positif terhadap kerja sama dan perjanjian
internasional. Sikap positif terhadap kerjasama dan perjanjian internasional dapat
ditunjukkan dengan cara sebagai berikut :
2. Tidak muah mencurigai negara yang hendak melaksanakan kerja sama dan perjanjian
internasional;
TUGAS KELOMPOK
2.
3.
4.
5.
Dst.