Pencucian Batubara
Pencucian Batubara
1.Pendahuluan
Pencucian batubara ialah usaha yang dilkakukan untuk memperbaiki
kualitas batubara, agar batubara tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu
atau sesuai dengan permintaan pasar. (Nukman,2009).Fasilitas pencucian ini
dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batubara dari pengotor-
pengotornya (Tirasonjaya, F.,2006). Pengotor batubara dapat berupa pengotor
homogen yang terjadi di alam saat pembentukan batubara itu sendiri, yang disebut
dengan Inherent Impurities, maupun pengotor yang dihasilkan dari operasi
penambangan itu sendiri, yang disebut extraneous impurities.
Batubara dari ROM (run of mine) terdiri atas dua kategori yaitu; batubara
bersih dan batubara kotor.Masing–masing kategori dilakukan pereduksian
ukuran/peremukan sedangkan batubara kotor dilanjutkan dengan proses
pencucian. Sebelum didirikan pabrik pencucian batubara maka batuabra yang di
ROM di uji ketercucian batubara (washibility test ).Setelah dilakukan washibility
test batubara mempunyai sifat mudah tercuci maka didirikan pabrik pencucian
batubara (coal whasing plant). Recovery pencucian sangat tergantung pada
batubara ROM yang mengandung material pengotor berupa tanah (soil), parting,
dan kapasitas peralatan pengolahan serta perawatannya. Recovery pencucian
adalah berkisar lebih 90% ( R.Hutamadi dan Edie Kurnia Djunaedi,2005 ).Pada
prinsipnya coal whashing plant memiliki titik yield optimal dalam menghasilkan
produknya,tergantung dengan kualitaas dari feed yang masuk dalam washpalnt.
Pada industri pertambangan beberapa jenis metode pencucian batubara yang
umum di pakai dalam diantaranya jig method,dense medium separator method
(DMS),shaking table,flotation.
Karakteristik batubara dan impurities yang utama ditinjau dari segi
pencucian secara mekanis ialah komposisi ukuran yang disebut size consist,
perbedaan berat jenis dari material yang dipisahkan, kimia permukaan, friability
relatif dari batubara dan impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.Dalam proses
pencucian batubara untuk memisahkan dari mineral pengotor, dipakai berbagai
jenis peralatan konsentrasi berdasarkan sifat-sifat batubara dari mineral pengotor.
Perbedaan tersebut dapat berupa sifat fisik atau mekanik dari butiran tersebut,
seperti halnya berat jenis, ukuran, warna, gaya sentripetal, gaya sentrifugal
ataupun desain peralatan itu sendiri. Untuk menentukan kesesuaian alat yang
digunakan dalam mencuci batubara syarat yang diperlukan adalah ukuran butir
dari batubara yang akan dicuci, spesifik gravity dan kapasitas produksi yang
digunakan.Dalam coal washing plant terdapat 4 tahap yaitu preparasi,pra
pencucian batubara ,pencucian batubara dan pengeringan batubara
2. Washibility Test
Sebelum didirikan coal whasing plant batubara yang akan
ditambang dilakukan studi ketercucian batubara ( washibility test ) sehingga
dapat diketahui apakah batubara dapat di lakukan pencucian.
Tujuan dilakukan Studi Ketercucian Batubara adalah :
Mendapatkan gambaran mengenai kelakuan berbagi fraksi
batubara apabila dilakukan pencucian dengan memakai medium yang
beda – beda.
Mengetahui perolehan batubara untuk fraksi tertentu.
Mendapatkan Berat Jenis media yang paling baik,
sehingga didapatkan medium yang paling baik untuk media
pencucian dalam menapai persyaratan tertentu.
Meramalkan kesulitan yang mungkin dialami pada proses pencucian,
denganmemakai media tertentu dan untuk mengetahui Bj
pencucian yang palingbaik.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam studi ketercucian batubara adalah sbb :
o Mengambil conto yang representative
o Mengayak conto untuk mendapatkan fraksi – fraksi tertentu,
fraksi – fraksi tersebut adalah ;
Egg coal Ukuran butir -2 inch +1 inch
Nut Coal -1 inch +0,5 inch
Pea Coal -0,5inch +0,25 inch
Slag dan Fine ukurannya -0,25 inch
o Melakukan uji endap apung ( Sink & Float ) masing – masing fraksi.
o Menentukan kadar abu dan belerang pada masing – masing fraksi dan Bj.
o Mengolah data dengan tabulasi terhadap data yang didapat.
o Membuat daftar tabel
o Membuat kurva ketercucian
o Menginterpretasikan data dan kurva.
Contoh daftar tabel yang digunakan untuk washabily test dapat dilihat pada
(Gambar 1) dan contoh pembuatan kurva ketercucian batubara dapat dilihat pada
(Gambar 2) serta tabel 1 merupakan derajad kesulitan ketercucian batubara.
2. Produk menengah (middling) Produk menengah dari baum jig diangkut dengan
elevator A. dan ditumpahkan ke dalam bak penampung kotoran (discard bin)
b. Hydrocyclone
Umpan (feed) dari hydrocyclone berasal dari effluent sump dan main
sump. Material yang masuk ke dalam hyrocylone tersebut akan mengalami
konsentrasi gaya karena adanya gaya sentrifugal yang terjadi di dalam cyclone,
sehingga akan menghasilkan produk limpahan atas (overflow) dan produk
limpahan bawah (under flow). Limpahan bawah tersebut selanjutnya akan
menjadi umpanm pada slurry screen. Produk limpahan atas dari hydrocyclone
selanjutnya diproses pada peralatan sebagai berikut :
1. Head box
Pada head box produk limpahan atas dari cyclone tersebut terbagi lagi
menjadi dua macam produk, yaitu produk limpahan atas dari head box yang
dipompakan lagi pada lounder untuk dipakai pencucian kembali dan produk
limpahan bawah yang selanjutnya dialirkan ke thickener. Pengotor batubara yang
berasal dari lumpur dan juga batubara berbutir halus (fine coal) ikut bersama air
pencucian yang dialirkan ke tempat penampungan.( R.Hutamadi dan Edie Kurnia
Djunaedi,2005).
2. Bak pengendap (thickener)
Over flow dari cyclone dialirkan ke bak penampungan (thickener).
Material yang masuk ke thickener merupakan material pengotor yang telah
bercampur membentuk lumpur, walau pada kenyataannya masih banyak produk
batubara umuran 0,5 mm yang terbawa bersama kotorannya. Didalam thickener
dengan bantuan flocculant terjadi proses pengendapan.Air yang digunakan akan
diproses untuk dapat digunakan kembali batubara akan di ditambahkan reagen
sehingga batubara akan mengapung diatas cairan.air akan dialirkan kembali
kepencuian dan batubara bersih akan masuk ke mesin pengering. Skema dari
Water Clarification Circuit ditunjukkan pada (Gambar 6).
Kesimpulan :
1. Didirikan pabrik pencucian batubara tidak selalu menjadi opsi yang optimal
dalam meningkatan nilai BESR,perlu dilakukan pengkajian terlebih dahulu
terhadap factor-faktor yang mempengaruhi proses pencucian batubara.
2. Untuk mendirikan Coal whasing Plant harus direncanakan sesuai data- data
yang termutakhirkan serta faktor-faktor yang berpengaruh
didadalmnya,sehingga BESR dapat diimplementasikan
3. Faktor-faktor yang perlu di kaji dalam proses pencucian batubara adalah kadar
abu dari sumberdaya batubara,study ketercucian batubara (washibility
test),jenis metode pencucian (washplant) yang digunakan,recovery pasca yield
pencucian,kualitas produk hasil pencucian,dan biaya untuk proses pencucian
batubara.
4. Pengecilan ukuran partikel batubara akan mempenagruhi metode pencucian
(washplant) yang digunakan sehingga dapat mempengaruhi kualitas batubara.
5. Semakin kecil ukuran patikel batubara,maka kandungan IM dan VMnya akan
bertambah sehingga dapat mengurangi FC-nya.
Daftar Pustaka