Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PELATIHAN

KULTUR JARINGAN

PT. Intidaya Agro Lestari


Bogor
PENGANTAR BAB I
PENDAHULUAN
Perbanyakan tanaman secara vegetatif
merupakan alternatif untuk mendapatkan Sejarah kultur jaringan dimulai pada
tanaman baru yang mempunyai sifat yang tahun 1838 ketika Schwann dan Schleiden
sama dengan induknya dalam jumlah yang mengemukakan teori TOTIPOTENSI SEL,
banyak. Perbanyakan secara vegetatif secara yang menyatakan bahwa sel-sel bersifat
konvensional, umumnya membutuhkan otonom. Dan pada prinsipnya mampu
waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, saat ini beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
di beberapa negara maju telah banyak Berdasarkan teori TOTIPOTENSI SEL ini,
dikembangkan suatu sistem perbanyakan Haberlandt menyatakan bahwa jaringan
tanaman secara vegetatif yang lebih cepat tanaman dapat diisolasi dan dikultur menjadi
dengan hasil yang lebih banyak lagi. Yaitu tanaman normal dengan melakukan
dengan sistem ‘kultur jaringan’. manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan
Kultur jaringan sering disebut juga nutrisi.
dengan perbanyakan tanaman secara ‘in
Namun usaha Haberlandt menerapkan
vitro’. Yaitu budidaya tanaman yang
tehnik kultur jaringan tanaman pada tahun
dilakukan di dalam botol berisi nutrisi
1902 masih mengalami kegagalan.
unsur makro, mikro, vitamin, hormon,
Keberhasilan aplikasi tehnik kultur jaringan
pemadat dan tanaman dalam kondisi steril.
secara vegetatif pertama kali dilaporkan oleh
Tanaman baru yang dihasilkan nantinya
White pada tahun 1934, yaitu kultur akar
mempunyai sifat-sifat keturunan yang sama
tomat.
dengan induknya.
Pelaksanaan kultur jaringan di Kultur jaringan berasal dari kata
Indonesia saat ini telah banyak dilakukan. “Kultur” yaitu mengembangbiakan dan
Mulai dari skala industri sampai rumah “jaringan” yaitu kumpulan dari beberapa sel
tangga dengan peralatan yang canggih yang memiliki fungsi dan sifat yang sama.
hingga sangat sederhana sekali. Kultur jaringan adalah suatu metode
Buku panduan ini merupakan untuk mengisolasi bagian dari tanaman
ringkasan dari metode kultur jaringan yang seperti protoplasma, sel, sekelompok sel,
sangat luas sekali. Ringkasannya dibuat jaringan dan organ, serta menumbuhkannya
sesederhana mungkin, sehingga bagi dalam kondisi aseptik.
pemula tidak membingungkan. Semoga
Yaitu pada media steril yang berisi
buku panduan ini dapat bermanfaat bagi
unsur makro, mikro, vitamin, asam amino,
orang yang berminat bisnis tanaman dengan
hormon yang dipadatkan dengan
kultur jaringan.
penambahan agar-agar. Sehingga bagian-
bagian tersebut dapat memperbanyak diri
Bogor, Agustus 2019
dan beregenerasi menjadi tanaman utuh
Indarto
kembali.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 1


1. Ukuran bibit tanaman yang dihasilkan
Jenis tanaman yang secara ekonomi seragam
menguntungkan untuk diperbanyak secara 2. Sifat bibit tanaman yang dihasilkan sama
kultur jaringan sudah banyak. Namun harus persis seperti induknya
diakui bahwa ada beberapa tanaman yang 3. Bibit tanaman yang dihasilkan bebas
tidak menguntungkan bila dikembangkan virus
dengan kultur jaringan. Misalnya; kecepatan 4. Menghasilkan bibit tanaman dengan nilai
multiplikasinya rendah, terlalu banyak ekonomis tinggi setelah dilakukan
langkah untuk mencapai tanaman kegiatan pemuliaan tanaman
sempurna atau terlalu tinggi tingkat
penyimpangan genetiknya.
Manfaat perbanyakan melalui ***
kultur jaringan;
1. Memperbanyak tanaman dengan hasil
yang banyak dan dalam waktu yang
cepat
2. Pemuliaan tanaman ;
 Untuk menghasilkan tanaman bebas
virus dengan kultur meristem
 Menghasilkan tanaman tanpa biji
dengan kultur endosperma
 Menggandakan kromosom tanaman
sehingga ukuran buah, bunga dan
daun menjadi lebih besar
 Membuat mutasi tanaman dengan
bahan mutagen kimia
 Mendapatkan bibit tanaman yang
toleran dengan tanah asam
 Meningkatkan kandungan metabolit
sekunder
3. Melestarikan tanaman yang hampir
punah
4. Perbanyakan tanaman yang secara
konvensional lambat
5. Perbanyakan tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi

Kelebihan bibit tanaman hasil kultur


jaringan:

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 2


BAB II 4. Autoklaf
RUANGAN LABORATORIUM KULTUR 5. Kompor gas
JARINGAN 6. Tempat cuci
7. Labu takar, gelas piala, erlenmeyer,
Pertumbuhan eksplant dalam kultur pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet,
jaringan diusahakan dalam lingkungan yang botol kultur, pisau scapel.
aseptik dan terkendali. Laboratorium yang
efektif merupakan salah satu unsur penting
Ruang Kultur/Tanam
yang ikut menentukan keberhasilan
pekerjaan, baik untuk penelitian, maupun Ruang kultur/tanam merupakan ruang
produksi. Laboratorium sebaiknya di di mana pekerjaan aseptik dilakukan. Dalam
bangun di daerah yang udaranya bersih, ruangan ini dilakukan kegiatan isolasi
tidak banyak debu dan polutan. Bangunan
tanaman, sterilisasi dan penanaman eksplant
laboratorium kultur jaringan sebaiknya
dalam media. Ruangan ini sedapat mungkin
mempunyai pembagian ruangan yang diatur
bebas dari debu dan hewan kecil, serta
sedemikian rupa sehingga tiap kegiatan
terpisah dan tersekat dengan ruangan lain.
terpisah satu dengan yang lainnya, tetapi
mudah saling berhubungan dan mudah Penggunaan AC sangat dianjurkan dalam
dicapai. ruangan ini. Ruang kultur/tanam dilengkapi
Pembagian ruangan laboratorium peralatan sebagai berikut :
kultur jaringan berdasarkan kegiatan- 1. Laminar air flow cabinet, bisa juga enkas
kegiatannya adalah sebagai berikut :
2. Alat-alat diseksi; pisau bedah/scapel,
1. Ruang persiapan/preparasi pinset, spatula, dan gunting.
2. Ruang kultur/tanam 3. Hand sprayer yang berisi alkohol 70 %
3. Ruang inkubasi 4. Lampu bunsen
4. Ruang penyimpanan media
5. Ruang timbang/bahan kimia
Ruang Inkubasi

Merupakan ruang yang dipakai untuk


Ruang Persiapan
menumbuhkan tanaman botolan. Ruangan
Ruang ini dipergunakan untuk ini harus dijaga kebersihannya dan sedapat
memasak media kultur, persiapan bahan mungkin dihindari terlalu banyak keluar
tanaman yang akan dipergunakan, sebagai masuknya orang-orang yang tidak ber-
kepentingan. Ruangan ini berisi rak-rak
tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan
kultur yang berfungsi untuk menampung
tempat untuk menyimpan alat-alat gelas.
botol-botol kultur yang berisi tanaman. Rak
Sesuai dengan fungsinya, maka diruangan
ini juga dilengkapi dengan lampu-lampu
ini terdapat : sebagai sumber cahaya bagi tanaman kultur.
1. Hot plate dengan magnetic stirer Selain rak kultur, ruang kultur juga harus
2. Oven dilengkapi dengan AC, pengukur suhu dan
3. Pengukur pH, dapat berupa pH meter, kelembapan, serta timer yang digunakan
atau kertas pH indikator

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 3


untuk menghidupkan dan mematikan lampu cm, lebar 50 cm, tinggi dan panjang me-
secara otomatis. nyesuaikan kebutuhan.
Cahaya yang digunakan sebagai
penerangan, sebaiknya cahaya putih yang Ruang penyimpanan media
dihasilkan dari lampu flourescent. Lampu
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang
flourescent dipakai karena sangat baik dan
untuk menyimpan media tanam yang sudah
sangat efisien dalam penggunaan energi bila
di autoklaf (disterilisasi). Ruang stok tidak
dibanding dengan lampu pijar. Karena pada
harus ber-AC, dianjurkan penyimpanan
lampu pijar, hampir 90 % merupakan energi
pada suhu ruang. Media tanam akan
panas, sehingga mempengaruhi ruangan.
diinkubasi pada ruang ini selama 3 hari
Intensitas cahaya yang baik dari sebelum digunakan. Hal ini untuk
lampu flourescent adalah antara 100 – 400 ftc mengetahui kondisi media tanam apakah
(1000 – 4000 lux). Intensitas cahaya dapat steril atau terkontaminasi jamur/bakteri.
diatur dengan menempatkan jumlah lampu Apabila media terkontaminasi, sebaiknya
dengan kekuatan tertentu. segera dikeluar-kan dan disterilisasi selama 1
Lampu yang digunakan bisa berupa jam pada tekanan 0.14 Mpa.
lampu TL dengan daya 16 watt atau 40 watt,
tergantung panjang rak yang dibuat. Ruang Timbang/Bahan Kimia
Panjang penyinaran /lama penyinaran Ruang ini berisi stok bahan-bahan
yang dibutuhkan oleh tiap tanaman ber- kimia, timbangan analitik, magnetik stirer
beda-beda. Berapa lama penyinaran harus dan kulkas. Semua kegiatan penimbangan
diberikan, tergantung pada jenis tanaman bahan kimia dan pembuatan larutan stok
dan respon yang diinginkan. Ada kultur dilakukan di ruangan ini. Larutan stok yang
yang membutuhkan waktu pe-nyinaran yang sudah di buat di simpan di dalam kulkas.
terus menerus, ada yang 14 – 16 jam/hari, ada
yang 10 – 12 jam/hari. Rata-rata waktu Contoh Denah Ruangan Laboratorium
penyinaran yang efektif adalah 12 – 16 Modern
jam/hari.
Suhu ruang kultur diatur pada suhu 25 –
28o C. Pada suhu yang terlalu dingin, kultur Kantor R. R. Bahan
kadang tidak berkembang dengan baik, Preparasi/ Kimia
begitu juga jika suhu ruang kultur terlalu persiapan
panas, maka jamur dan bakteri akan
berkembang biak dengan cepat dan tanaman
R. Penyimpanan media
menjadi layu.
Rak bisa terbuat dari besi atau kayu R. Inkubasi
sebagai rangka. Alas bisa pakai kaca atau
triplek. Ukuran rak; jarak antar rak 30 – 35
R. Kultur/tanam

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 4


Contoh Denah Ruangan Laboratorium BAB III
Sederhana TEKNIK STERILISASI
Pada laboratorium sederhana, ruang
tanam, ruang inkubasi dan ruang media dapat Salah satu faktor penentu keberhasilan
digabung menjadi satu ruangan. Sedangkan kultur jaringan adalah tahap sterilisasi.
ruang preparasi/persiapan dapat digabung Kegiatan sterilisasi ini meliputi pada:
dengan ruang bahan kimia (seperti dalam 1. Sterilisasi pada lingkungan kerja.
gambar di bawah). Dari 2 ruangan ini, ruang 2. Sterilisasi pada alat-alat dan media tanam.
tanam + kultur harus memakai AC. Untuk
3. Sterilisasi bahan tanaman (eksplant).
daerah yang bersuhu dingin, tanpa memakai
Kegiatan sterilisasi ini sangat penting
AC tidak ada masalah.
untuk dilakukan, karena kontaminasi pada
Atau ruang tanam, ruang inkubasi, kultur jaringan dapat berasal dari:
ruang media, ruang bahan kimia bisa
1. Eksplant, baik kontaminasi eksternal
digabung menjadi satu ruangan. Sedangkan
maupun internal.
ruang preparasi bisa dilakukan di dapur
2. Organisme kecil yang masuk ke dalam
rumah tangga
media, seperti semut.
3. Botol kultur atau alat-alat yang kurang
steril.
4. Lingkungan kerja dan ruang kultur yang
4 kotor.
5. Kecerobohan dalam bekerja.
3
5
2
Sterilisasi Lingkungan Kerja

1 Lingkungan kerja laboratorium kultur


jaringan dapat dibagi atas lingkungan umum
dan lingkungan khusus. Yang dimaksud
dengan lingkungan umum adalah ruangan
Keterangan :
persiapan media (preparasi) dan ruang staf.
1. Laminar/entkas Ruangan ini hanya perlu dijaga kebersihannya
2. Media tanam siap pakai dengan mengepel lantai dengan disenfektan
3. Lemari bahan kimia minimal seminggu sekali.
4. Meja untuk penimbangan
5. Rak kultur Sedangkan ruangan khusus meliputi
ruang tanam, ruang media dan ruang
inkubasi. Ruang tanam sebaiknya disemprot
****
seminggu sekali dengan alkohol 70 % dan
dibersihkan lantainya dengan disenfektan
seminggu 1-3 kali. Khusus meja penabur
(laminar air flow cabinet) sebelum mulai

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 5


bekerja, permukaan tempat kerja disemprot Keterangan :
dan dilap dengan alkohol 70 %, setelah itu 1. Bahan dari kaca dengan tebal 0.4 -0.5 cm
laminar baru dihidupkan. 2. Lubang A adalah tempat masuknya tangan
Ada juga tipe laminar yang dilengkapi untuk bekerja. Diameter lubang A dibuat
dengan lampu ultra violet. Sebelum bekerja, berdasarkan diameter toples yang ter-
lampu UV dinyalakan selama ½ - 1 jam sedia. Sebaiknya toples yang ber-diameter
untuk mematikan kontaminan di permukaan 12 – 15 cm.
tempat kerja. Sehabis kerja, permukaan 3. Toples ini nantinya di ambil bagian
laminar dibersihkan dengan alkohol 70 % atasnya + tutup untuk digunakan menjepit
atau dengan lampu UV selama ½ - 1 jam. sarung tangan karet yang panjang.

Khusus meja tabur tipe entkas, 4. Lubang B juga dibuat dengan mengikuti
diameter toples yang tersedia, diameter-nya
sebelum dipakai semua bahan media,
16 – 20 cm.
eksplantt dan alat tanam dimasukkan.
5. Pada lubang B, toples juga di potong
Kemudian disemprot dengan alkohol 70 %
bagian atasnya + tutupnya dan direkatkan
pada seluruh ruang entkas dan ditutup
pada kaca.
selama ½ - 1 jam. Pemakaian lampu
6. Lubang B digunakan untuk memasukkan
bunsen/spiritus di dalam entkas dilarang,
tanaman, botol media dan peralatan.
karena dapat menyebabkan ledakan. Sebagai
penggantinya dapat menggunakan kapas
yang sudah dibasahi dengan bayclin/sunclin Sterilisasi Alat-Alat dan Media Tanam
tanpa diencerkan untuk mensterilkan mulut Alat-alat yang dipakai ketika penanaman
botol. harus dalam keadaan steril. Alat-alat logam,
Pada ruang inkubasi, kegiatan sterilisasi gelas dan media tanam disterilkan dengan
dapat dilakukan dengan menyemprotkan autoclave. Berikut tabel standart waktu,
alkohol 70 % keseluruh ruangan minimal 2 tekanan dan suhu untuk sterilisasi dengan
minggu sekali. Lantai juga harus dibersihkan menggunakan autoklaf :
dengan disenfektan minimal 1 minggu sekali.
Wakt Tekanan yang
Obyek dipakai Suh
N u
sterilisas u
Gambar entkas o (men Mpa Kg/c ps
i (oC)
it) m2 i
1 Botol 20-40 0.10 1.05- 15 121
kosong 5- 1.4 - -
0.14 20 126
2 Media 20 0.10 1.05- 15 121
tanam 5- 1.4 - -
0.14 20 126
3 Air steril 60 0.10 1.05- 15 121
5- 1.4 - -
0.14 20 126

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 6


4 Peralata 20-40 0.10 1.05- 15 121 3. Nyalakan kompor gas dengan nyala api
n tanam 5- 1.4 - - besar.
0.14 20 126
4. Tunggu sampai air mendidih dan keluar
5 Media 60 0.10 1.05- 15 121
tekanan uap dari katup ’release valve’,
kontami 5- 1.4 - -
nan 0.14 20 126 kemudian tutup katup tersebut.
5. Biarkan tekanan naik sampai pada tekanan
Autoklaf yang dapat di- 0.14 Mpa.
gunakan ada bermacam-macam, mulai
6. Kecilkan api kompor dan jaga jarum
dari yang sederhana sampai yang pro-
penunjuk tekanan pada angka 0.14 Mpa dan
gamable. Autoklaf yang sederhana mengguna hitung waktunya.
kan sumber panas dengan menggunakan
7. Waktu untuk autoklaf media tanam 20
kompor gas. Pada autoklaf yang sederhana ini, menit, air steril 1 jam, botol kosong dan
tekanan dan suhu diatur dengan mem- alat-alat tanam 30 – 45 menit serta botol
besarkan atau mengecilkan sumber api. kontaminan 1 jam.
Kelemahan autoklaf ini adalah perlunya 8. Apabila waktu sterilisasi sudah tercapai,
penjagaan dan pengaturan panas secara matikan kompor dan biarkan tekanan
manual selama masa sterilisasi dilakukan. turun dengan sendirinya ke angka nol.
Keuntungan penggunaan autoklaf ini adalah 9. Buka terlebih dahulu katup ’release valve’,
sederhana pengoperasianya, harganya relatif kemudian baru buka tutup autoklaf.
murah, tidak tergantung pada aliran listrik,
dan lebih cepat masak dibandingkan dengan
Sterilisasi Bahan Tanaman (eksplant)
autoklaf listrik.
Autoklaf yang progamable menggunakan Dalam kultur jaringan, inisiasi kultur
sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi yang bebas dari kontaminan merupakan
dengan timer dan thermostat. Bila pengatur langkah yang sangat penting, karena tanaman
automatik ini berjalan dengan baik, maka yang dari lapang mengandung debu, kotoran-
autoklaf ini dapat dijalankan sambil men- kotoran dan berbagai kontaminan hidup pada
gerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya permukaannya. Kontaminan hidup dapat
adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, berupa cendawan, bakteri, serangga dan
maka pekerjaan persiapan media menjadi sia- telurnya, tungau serta spora-spora. Bila
sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakan sumber kontaminan ini tidak dihilangkan,
total pada autoklaf. maka pada media yang mengandung gula,
vitamin dan mineral akan ditumbuhi oleh
Berikut adalah prosedur sterilisasi dengan
jamur dan bakteri. Apabila eksplant ter-
autoklaf sederhana (gas) :
kontaminasi, maka akan mati oleh per-
1. Autoklaf di isi air sampai batas ”sang-sang
senyawaan beracun yang di produksi dan
atau sarangan”.
dikeluarkan oleh bakteri atau jamur.
2. Kemudian botol dimasukkan sampai penuh
dan tutup rapat, dengan posisi katup Pada beberapa tanaman, ditemukan
’release valve’ terbuka dan ’savety valve’ juga kontaminan yang berasal dari dalam
tertutup. jaringan tanaman, terutama bakteri.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 7


Kontaminan internal ini sangat sulit diatasi, N Bahan Konsentrasi Lama
karena sterilisasi permukaan tidak me- o perendama
nyelesaikan masalah. Pada bahan tanaman n

yang mengandung kontaminan internal, 1 Kalsium 1 – 10 % 5 – 30


harus diberi perlakuan antibiotik atau hipoklorit menit

bakterisida yang sistemik. Bisa juga memakai 2 Natrium 1–2% 7 – 15


PPM yang dicampurkan ke dalam media hipoklorit menit

tanam dengan dosis 1-2 ml /liter media. 3 Hidrogen 3 – 10 % 5 – 15


peroksida menit
Tiap bahan tanaman mempunyai tingkat
kontaminasi permukaan yang berbeda-beda, 4 Perak nitrat 1% 5 – 30
tergantung dari : menit

1. Jenis tanamannya 5 Merkuri 0.1 – 0.2 10 – 20


klorit % menit
2. Bagian tanaman yang dipergunakan (HgCl2)
3. Morfologi permukaan (ex. Berbulu atau
6 Bethadine 2.5 – 10 5 – 10
tidak)
% menit
4. Lingkungan tumbuhnya (green house atau
7 Fungisida 2 g/l 20 – 30
lapangan)
menit
5. Musim waktu mengambil (musim hujan
8 Antibiotik 50 – 100 ½-1
atau kemarau)
mg/l jam
6. Umur tanaman (seedling atau tanaman
9 Alkohol 70 % 1 – 10
dewasa)
menit
7. Kondisi tanamannya (sehat atau sakit)
10 Bayclin/sunc 5 – 30 % 5 – 25
Keadaan ini menyukarkan penentuan lin menit
suatu prosedur sterilisasi standart yang
berlaku untuk semua tanaman. Juga sukar Bahan-bahan sterilisasi ini pada
untuk menentukan prosedur standart yang umumnya bersifat toxic/racun terhadap
dapat digunakan untuk suatu jenis tanaman jaringan tanaman. Pembilasan yang berkali-
yang berasal dari tempat yang berbeda. kali sesudah perendaman eksplant di dalam
Prosedur sterilisasi setiap tanaman harus larutan bahan streilisasi, sangat diperlukan
ditentukan melalui percobaan pendahuluan. untuk menghilangkan sisa-sisa bahan aktif
yang masih menempel dipermukaan bahan
Dalam sterilisasi bahan tanaman, hal
tanaman.
yang penting yang harus mendapat per-
hatian adalah; bahwa sel tanaman dan Dalam sterilisasi, kadang-kadang di-
kontaminan adalah sama-sama benda gunakan dua atau lebih bahan sterilisasi.
hidup. Kontaminan harus dihilangkan tanpa Misalnya; perendaman dalam alkohol dulu,
mematikan sel tanaman. kemudian dalam bayclin, setelah itu bilas
dengan air steril. Dapat juga perendaman di
Beberapa jenis bahan disenfektan yang
mulai dengan larutan fungisida atau
dapat digunakan untuk sterilisasi bahan
antibiotik, kemudian baru HgCl2 dan dibilas
tanaman :

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 8


dengan air steril. Prosedur mana yang efektif, rutin tiap minggu untuk mengurangi
harus ditentukan melalui percobaan pen- kontaminasi jamur
dahuluan. 3. Sebaiknya mother plant diletakkan di
dalam green house atau suatu tempat
Sterilisasi bahan tanaman dimulai
yang tertutup atau terlindung dari udara
dengan pencucian dan pembuangan bagian-
bebas
bagian yang kotor dan mati di bawah
4. Eksplan yang akan diambil sebaiknya
pancuran air bersih. Pencucian dapat tunas samping yang baru keluar, caranya
dilakukan dengan penyikatan menggunakan dengan memotong tunas apikal/tua, dan
detergent halus. Kadang-kadang bahan merangsang tanaman tersebut dengan
yang sudah bersih dibiarkan dibawah hormon supaya lebih cepat keluar tunas
pancuran air selama 30 menit. Hal ini sampingnya
dilakukan untuk memecah koloni 5. Eksplant setelah diambil, maka lakukan
kontaminan yang masih menempel kegiatan pembersihan dengan menyikat
dipermukaan agar koloni tersebut lebih peka eksplant menggunakan sikat gigi yang
terhadap bahan-bahan sterilisasi. Juga untuk sudah dicelupkan ke dalam larutan sabun
mengurangi dan menghilangkan senyawa cair (sun light dll). Lakukan beberapa kali
sampai yakin.
fenol, terutama pada tanaman yang
6. Untuk bagian-bagian yang masih
kandungan fenoliknya tinggi.
kelihatan kotor/gelap, lakukan
pengerokan bagian permukaanya dengan
Prosedur sterilisasi dapat dimodifikasi sesuai menggunakan pisau/cutter.
dengan kebutuhan, seperti : 7. Bila tanaman tersebut beruas, maka
potong tiap ruas atau 2 ruas tergantung
1. Fungisida – alkohol – bayclin – bayclin –
panjang pendeknya ruas.
aquades steril
8. Rendam eksplant tersebut selama 15 menit
2. Alkohol – bayclin – bayclin – aquades steril
dengan air steril untuk mengeluarkan
3. HgCl2 – alkohol – aquades steril senyawa fenol dalam jaringan. Setelah 15
4. Fungisida – bayclin – bayclin – bayclin – menit ganti lagi dengan air steril dan
aquades steril diamkan selama 15 menit, ulangi terus bila
fenol tetap masih keluar Apabila fenol
tidak keluar lagi bisa dilakukan kegiatan
Metode Sterilisasi Tanaman
inisiasi di dalam laminar.
A. Persyaratan eksplant dari jenis tanaman 9. Hindari pemakaian Rinso, perendaman
berkayu : bakterisida + fungisida, karena bisa
1. Usia mother plant yang akan di ambil memacu terjadinya browning pada
tunasnya berusia < 1 tahun, karena eksplan dan media tanam
semakin tua umur mother plant maka
kandungan fenolnya tinggi B. Persyaratan eksplant dari jenis tanaman
2. Mother plant sebaiknya diberi perlakuan non kayu :
awal dengan penyemprotan fungisida 1. Lebih baik tanaman terlebih dahulu
kontak dan bakterisida sistemik secara dikarantina dan diberi perlakuan

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 9


penyemprotan fungisida kontak dan clorox 15 % + 1 tetes tween 20 bila ada.
bakterisida sistemik secara rutin Gojok selama 10 menit. Bilas 3 kali dengan
2. Tanaman yang akan menjadi sumber air steril. Kemudian tiriskan di atas tissue
eksplant bukan tanaman sakit steril dan tanam
3. Potong tunas apikal dan rangsang dengan
penyemprotan hormon agar tumbuh Cara II.
tunas samping Eksplant di rendam dalam larutan clorox
4. Eksplant setelah diambil, maka lakukan 10 % + 1 tetes tween 20 (bila ada tween).
kegiatan pembersihan dengan menyikat Gojok selama 10 menit. Bilas sekali dengan
eksplant menggunakan sikat gigi yang air steril. Rendam dengan alkohol 70 %
sudah dicelupkan ke dalam larutan sabun selama 1 menit. Bilas dengan air steril 3
cair (sun light dll). Lakukan beberapa kali kali. Kemudian tiriskan di atas tissue steril
sampai yakin. dan tanam.
5. Potong bagian – bagian yang tidak penting
6. Untuk bagian-bagian yang masih kelihatan Cara III.
kotor/gelap, lakukan pengerokan bagian Eksplant di rendam dalam larutan clorox
permukaanya dengan menggunakan 10 % + 1 tetes tween 20 (bila ada tween).
pisau/cutter. Gojok selama 10 menit. Bilas sekali dengan
7. Bila tanaman tersebut beruas, maka air steril. Rendam dalam larutan HgCl2
potong tiap ruasnya. selama 1 menit. Bilas dengan air steril 3
8. Rendam eksplant tersebut selama 15 menit kali. Kemudian tiriskan di atas tissue steril
dengan air steril untuk mengeluarkan dan tanam.
senyawa fenol dalam jaringan. Setelah 15
menit ganti lagi dengan air steril dan Cara IV
diamkan selama 15 menit, ulangi terus bila Rendam dalam larutan HgCl2 selama 1
fenol tetap masih keluar Apabila fenol menit. Bilas sekali dengan air steril.
tidak keluar lagi bisa dilakukan kegiatan Rendam dalam larutan HgCl2 selama 1
inisiasi di dalam laminar. menit. Bilas dengan air steril 3 kali.
9. Hindari pemakaian Rinso, perendaman Kemudian tiriskan di atas tissue steril dan
bakterisida + fungisida, karena bisa tanam.
memacu terjadinya browning pada
eksplan dan media tanam Catatan:
Bila eksplant tersebut lunak, maka
C. Metode Sterilisasi Eksplant Berkayu dan konsentrasi dan waktu perendaman
Non Kayu dengan clorox bisa dikurangi
Cara I.
Setelah eksplant direndam beberapa kali
dalam air steril, kemudian eksplant di
bawa ke laminar. Bilas 1 kali dengan air
steril. Rendam dalam larutan clorox 10 % ***
(10 ml) + 1 tetes tween 20 (bila ada tween).
Gojok selama 10 menit. Bilas sekali dengan
air steril. Rendam kembali dengan larutan

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 10


BAB IV Unsur P terutama dibutuhkan tanaman untuk
MEDIA KULTUR JARINGAN pembentukan karbohidrat. Maka unsur P
ini dibutuhkan secara besar-besaran pada
Keberhasilan dalam penggunaan metode waktu pertumbuhan benih, pembungaan,
kultur jaringan sangat tergantung pada pemasakan buah dan bici
media yang digunakan. Media kultur jaringan 3. Kalium (K)
tanaman tidak hanya menyediakan unsur Unsur K berfungsi untuk memperkuat tubuh
hara makro, mikro, vitamin dan ZPT (zat tanaman, karena unsur ini dapat menguat-
pengatur tumbuh), tetapi juga karbohidrat kan serabut-serabut akar sehingga daun,
yang pada umumnya berupa gula untuk bunga dan buah tidak mudah gugur. Di
menggantikan karbon yang biasanya di samping itu, unsur K juga berfungsi mem-
dapat dari atmosphere melalui fotosintesis. perlancar metabolisme dan mempengaruhi
penyerapan makanan.
Unsur Makro
4. Sulfur (S)
Hara makro dalam media kultur jaring- Unsur S merupakan unsur yang penting
an adalah; N (nitrogen), P (phospor), K (kalium), untuk pembentukan beberapa jenis protein,
Mg (magnesium), Ca (kalsium) dan S (sulfur). seperti asam amino dan vitamin B1. Unsur
Fungsi masing-masing unsur adalah sebagai S juga berperanan penting dalam pem-
berikut: bentukan bintil-bintil akar. Di samping
itu, unsur S juga membantu pembentukan
1. Nitrogen (N)
anakan sehingga pertumbuhan dan ketahan-
Kegunaan nitrogen bagi tanaman adalah
an tanaman terjamin.
untuk menyuburkan tanaman, sebab unsur
5. Kalsium (Ca)
N dapat membentuk protein, lemak dan
berbagai persenyawaan organik lain. Yang Unsur Ca terdapat pada batang dan daun
paling penting dalam hal ini adalah tanaman. Unsur Ca ini bertugas merangsang
pembentukan protein atau lazim disebut pembentukan bulu-bulu akar, mengeras-
putih telur. Putih telur banyak terdapat kan batang dan merangsang pembentukan
pada sel-sel yang masih hidup, yaitu pada biji . Karena unsur Ca bersama-sama dengan
bagian yang sedang aktif tumbuh. Jadi unsur unsur Mg akan memproduksi cadangan
N dipergunakan terutama untuk pertumbuh- makanan.
an vegetatif tanaman. Kecuali itu, unsur 6. Magnesium (Mg)
N juga berperanan dalam pembentukan Dengan menambahkan unsur Mg, maka
hijau daun, di mana hijau daun ini berguna kandungan fosfat dalam tanaman dapat
untuk melaksanakan proses pemasakan meningkat. Sedangkan kegunaan dari fosfat
pada tanaman (proses fotosintesis) yang itu sendiri adalah sebagai bahan mentah
nantinya akan menghasilkan karbonhidrat. untuk pembentukan sejumlah protein.
2. Fosfor (P) Dengan terbentuknya sejumlah protein ini

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 11


maka pertumbuhan daun menjadi sempurna gejalanya adalah pucuk-pucuk daun yang
dan terbentuk karbohidrat, lemak dan minyak. mati dan lemas.
5. Boron (B)
Hara Mikro
Boron mempunyai peranan pada transpor-
Hara mikro dalam media kultur jaringan tasi di dalam tanaman. Pada tanaman yang
diantaranya adalah: Fe (besi), Mn (mangan), isi benihnya terdiri dari 2 bagian; boron
Zn (seng), B (boron), Cu (tembaga), Co berfungsi terhadap pembagian sel. Pada
(cobalt), Na (natrium), dan Mo (molib- tanaman semacam ini kekurangan B dapat
denum). Masing-masing fungsi dari unsur mengakibatkan terjadinya mati pucuk
tersebut adalah sebagai berikut: yang masih muda dan rusaknya titik-titik
1. Besi (Fe) tumbuh dari bagian-bagian tanaman yang
Unsur Fe dibutuhkan sedikit lebih banyak akhirnya menjadi busuk dan mati.
daripada unsur mikro lainnya. Unsur fe 6. Kobalt (Co)
biasa diberikan dalam bentuk FeSO4. 7H2O. Fungsi Co secara detail belum diketahui
Pada tanaman, unsur Fe berfungsi sebagai terhadap pertumbuhan tanaman. Tetapi
pembentuk hijau daun dan membantu pada ternak; ketiadaan unsur Co dapat me-
proses respirasi. nyebabkan terganggunya stok vitamin B 12.
2. Natrium (Na) 7. Molibdenum (Mo)
Natrium pada umumnya bagi tanaman tidak Molibdenum sebagai zat makanan tanaman.
mutlak diperlukan. Beberapa macam tana- Pada beberapa kasus tanaman yang ke-
man seperti; bit, rupanya mem-butuhkan kurangan zat ini gejalanya adalah tidak
natrium. Unsur ini sama perlunya seperti terbentuknya bunga, daun-daunnya tidak
kalium untuk pertumbuhan tanaman bit. tumbuh, dan tanaman kerdil. Tanaman
3. Mangan (Mn) yang menderita biasanya memperlihatkan
Mangan mempunyai peranan yang penting pertumbuhan daun yang buruk dan warna-
di dalam fisiologi tanaman, karena mangan nya hijau muda.
merupakan komponen berbagai enzim.
Juga diperlukan oleh tanaman untuk pem- Vitamin
bentukan hijau daun. Menurut Gerretsen, Vitamin yang paling sering diguna-
mangan juga mempunyai pengaruh ter- kan dalam media kultur jaringan adalah
hadap proses asimilasi karbon. thiamine (B1), nicotinic acid (niacin) dan
pyridoxine (B6). Thiamine merupakan vitamin
4. Tembaga (Cu)
yang essensial dalam kultur jaringan tanaman.
Mengenai fungsi Cu terhadap tanaman
Penambahan myo inositol ke dalam
masih sangat sedikit diketahui. Ia men-
media dapat memperbaiki pertumbuhan dan
dorong terbentuknya hijau daun dan ter-
morfogenesis. Menurut George dan Sherrington,
masuk komponen dari beberapa enzim.
kemungkinan peranannya melalui keikut-
Pada tanaman muda yang kekurangan Cu,
sertaannya dalam lintasan biosintesa asam D-

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 12


galakturonat yang menghasilkan vitamin C
dan pektin. Sumber Energi
Selain sebagai sumber energi, gula
Zat Pengatur Tumbuh juga berfungsi sebagai pengatur tekanan
osmotik media. Konsentrasi gula yang di-
Zat pengatur tumbuh adalah per se-
pakai antara 2 – 4 %, konsentrasi rata-rata
nyawaan organik selain nutrient yang
yang sering dipakai adalah 30 g/l.
dalam jumlah sedikit (1 mM) dapat me-
rangsang, menghambat, atau mengubah
Bahan Pemadat Media
pola pertumbuhan dan perkembangan tana-
Bahan pemadat yang sering banyak
man. Dalam kultur jaringan ada beberapa
digunakan adalah agar-agar. Keuntungan dari
golongan zat pengatur tumbuh, diantaranya
pemakaian agar-agar adalah :
adalah:
1. Agar-agar membeku pada suhu 45O C dan
Sitokinin. Adalah turunan dari adenine.
mencair pada suhu 100O C, sehingga dalam
Golongan ini penting dalam pengaturan pem-
kisaran suhu kultur, agar-agar akan berada
belahan sel dan morfogenesis. Manfaat dari dalam keadaan beku yang stabil.
hormon sitokinin ini diantaranya adalah;
2. Tidak dicerna oleh enzim tanaman.
untuk mempercepat pertumbuhan tunas, mem-
3. Tidak bereaksi dengan persenyawaan-per-
percepat penambahan jumlah daun, memper-
senyawaan media.
banyak anakan, dan menghambat penuaan
organ tanaman. Jenis-jenis sitokinin antara
Arang Aktif
lain; BAP (6 benzyl amino purine), kinetin, 2iP
Penambahan arang aktif dapat mem
(6-∂-∂ dimethiyl allylamino-purine), TDZ
bantu pertumbuhan dan perkembangan kultur,
(thidiazuron), dan Zeatin.
tergantung dari jenis kulturnya. Secara umum,
Auksin. Auksin secara luas digunakan
pengaruh arang aktif adalah sebagai berikut :
dalam kultur jaringan untuk merangsang per-
1. mengadsorpsi persenyawaan - persenyawaan
tumbuhan akar, kalus, suspensi sel dan
beracun yang terdapat dalam media yang
organ. Berikut jenis-jenis auksin yang sering
dapat menghambat pertumbuhan kultur.
dipakai dalam kultur jaringan, antara lain;
2. Mengadsorpsi zat pengatur tumbuh sehingga :
IBA (indole butyric acid), NAA (naphtaleine
a. Mencegah pertumbuhan kalus yang tidak
acetic acid), 2,4-D (2,4 dichlorophenoxy
diinginkan, seperti dalam androgenesis
acetic acid), dan IAA (indole acetic acid). IBA
dan pucuk yang ingin diakarkan.
sering dipakai untuk pengakaran tanaman
b. Membantu embriogenesis kultur dalam
karena sifatnya yang stabil dan tidak mudah
media regenerasi tanpa auksin.
rusak oleh suhu tinggi. IAA bersifat photo
3. Merangsang perakaran dengan mengurangi
oksidasi, mudah terurai oleh cahaya dan tidak
tingkat cahaya yang sampai ke bagian
tahan oleh suhu tinggi. 2,4-D dapat diguna-
eksplant yang terdapat dalam media.
kan untuk pembentukan kalus tanaman,
tetapi apabila dipakai secara terus menerus
dapat menyebabkan mutasi.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 13


Arang aktif ditambahkan dengan Hal yang perlu diperhatikan dalam
konsentrasi yang bervariasi. Mulai dari 0.5 pembuatan larutan stok adalah mengenai
% - 6 %, tergantung dari tujuan. penyimpanan larutan. Larutan yang sudah
mengalami pengendapan tidak dapat di-
pH Media gunakan lagi. Pengendapan larutan stok
Sel-sel tanaman membutuhkan pH yang biasa terjadi bila kepekatan larutan terlalu
sedikit asam, berkisar antara 5.5 – 5.8. tinggi atau pengadukannya tidak rata. Oleh
Pengaturan pH biasa dilakukan dengan karena itu pengendapan larutan dapat
penambahan KOH/NaOH dan HCL. Apabila dihindari dengan membuat larutan stok
media terlalu asam, media ditambah be- tidak terlalu pekat dan membuat campuran
berapa tetes NaOH/KOH 1 N, kemudian larutan stok sesuai dengan kelompoknya.
diukur dengan pH meter atau kertas pH
indikator. Juga kalau media terlalu basa, Larutan stok dikelompokkan dalam :
tambahkan HCl beberapa tetes, kemudian 1. Larutan stok A untuk persenyawaan KNO3
ukur. 2. Larutan stok B untuk persenyawaan NH4NO3
Sekalipun media sudah ditentukan pH- 3. Larutan stok C untuk persenyawaan KH2PO4
nya, seringkali setelah sterilisasi pH-nya ber- dan MgSO4
ubah. Pada umumnya terdapat penurunan pH 4. Larutan stok D untuk persenyawaan CaCl2
setelah disterilisasi dengan autoklaf. Untuk 5. Larutan stok E untuk persenyawaan FeSO4
itu lebih baik pH media sebelum di masak dan Na2EDTA
ditentukan di angka 6. 6. Larutan stok F untuk persenyawaan MnSO4,
ZnSO4, H3BO3, KI, Na2MoO4, CoCl2, dan
Pembuatan Media CuSO4

Dalam membuat media, langkah per- 7. Larutan stok G untuk vitamin; thiamine
HCl, Nicotinic acid, pyridoxin, dan glycine
tama adalah membagi senyawa penyusun
media ke dalam masing-masing kelompok 8. Larutan stok H untuk myo inositol
larutan stok sesuai dengan sifat dan tingkat
Cara membuatnya:
kelarutannya. Tujuan pembuatan larutan
stok adalah untuk menghemat dan memudah- 1. Larutan stok A 1 liter (100 x konsentrasi,
kan pekerjaan menimbang bahan kimia setiap ambil 10 ml)
kali pembuatan media. Stok vitamin tidak a. Dalam 1 liter media, KNO3 dibutuhkan
dapat disimpan lama, umumnya dibuat untuk sebanyak 1.900 mg/l. Karena larutan
digunakan dalam 1 - 2 minggu. Stok hormon stok yang akan dibuat konsentrasinya
dapat disimpan antara 2 – 4 minggu. Sedang- 100 kali, maka KNO3 yang harus di-
larutkan adalah 100 x 1.900 mg/l =
kan stok hara dapat disimpan 4 – 8 minggu.
190.000 mg/l atau 190 g/l.
Dengan adanya larutan stok, pembuatan
media selanjutnya dilakukan hanya dengan b. Kemudian larutkan dalam 700 ml aqua-
dest, aduk-aduk sampai larut.
teknik pengenceran dan pencampuran saja.
c. Setelah larut sempurna, tambahkan
aquadest sampai volume 1 liter.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 14


d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau
botol dan beri label ’A’. botol dan beri label ’C’.
e. Untuk membuat 1 liter media, ambil e. Untuk membuat 1 liter media, ambil
larutan stok A 10 ml. larutan stok C 10 ml.

2. Larutan stok B 1 liter (100 x konsentrasi, 4. Larutan stok D 1 liter (100 x konsentrasi,
ambil 10 ml) ambil 10 ml)
a. Dalam 1 liter media, NH4NO3 dibutuh- a. Dalam 1 liter media, CaCl2 dibutuhkan
kan sebanyak 1.650 mg/l. Karena sebanyak 332.02 mg/l. Karena larutan
larutan stok yang akan dibuat kon- stok yang akan dibuat konsentrasinya
sentrasinya 100 kali, maka NH4NO3 yang 100 kali, maka CaCl2 yang harus di-
harus dilarutkan adalah 100 x 1.650 larutkan adalah 100 x 332,02 mg/l =
mg/l = 165.000 mg/l atau 165 g/l. 33.200 mg/l atau 33,2 g/l.
b. Kemudian larutkan dalam 700 ml aqua- b. Kemudian larutkan senyawa tersebut
dest, aduk sampai larut. dalam 700 ml aquadest, aduk sampai
c. Setelah larut sempurna, tambahkan aqua- larut.
dest sampai volume 1 liter. c. Setelah larut sempurna, tambahkan
d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau aquadest sampai volume 1 liter.
botol dan beri label ’B’. d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau
e. Untuk membuat 1 liter media, ambil botol dan beri label ’D’.
larutan stok B 10 ml. e. Untuk membuat 1 liter media, ambil
larutan stok D 10 ml.
3. Larutan stok C 1 liter (100 x konsentrasi,
ambil 10 ml) 5. Larutan stok E 1 liter (100 x konsentrasi,
a. Dalam 1 liter media, KH2PO4 dibutuhkan ambil 10 ml)
sebanyak 170 mg/l. Karena larutan stok a. Dalam 1 liter media, FeSO4 dibutuhkan
yang akan dibuat konsentrasinya 100 sebanyak 27,8 mg/l. Karena larutan
kali, maka KH 2PO4 yang harus dilarut- stok yang akan dibuat konsentrasinya
kan adalah 100 x 170 mg/l =17.000 mg/l 100 kali, maka FeSO 4 yang harus di-
atau 17 g/l. MgSO4 dibutuhkan sebanyak larutkan adalah 100 x 27,8 mg/l = 2.780
180,5 mg/l. Karena larutan stok yang mg/l atau 2,78 g/l. Na2EDTA dibutuhkan
akan dibuat konsentrasinya 100 kali, sebanyak 37,3 mg/l. Karena larutan
maka MgSO4 yang harus dilarutkan stok yang akan dibuat konsentrasinya
adalah 100 x 180,5 mg/l =18.500 mg/l 100 kali, maka Na2EDTA yang harus
atau 18,5 g/l. dilarutkan adalah 100 x 37,3 mg/l = 3.730
b. Kemudian larutkan secara terpisah mg/l atau 3.730 g/l.
kedua senyawa tersebut dalam 350 ml b. Kemudian larutkan secara terpisah kedua
aquadest, aduk sampai larut. senyawa tersebut dalam 350 ml air aqua
c. Setelah larut sempurna, campurkan dest yang hangat atau panas dan aduk
kedua senyawa tersebut dan tambahkan sampai larut.
aquadest sampai volume 1 liter. c. Setelah larut sempurna, campurkan
Na2EDTA ke dalam botol FeSO 4 secara

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 15


perlahan-lahan sambil diaduk dan tambah- konsentrasi 100 kali, maka bahan-bahan
kan aquadest sampai volume 1 liter. tersebut harus diambil sebanyak;
d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau thiamine 10 mg/l, Nicotinic acid 5 mg/l,
botol dan beri label ’E’. pyridoxin 5 mg/l, dan glycine 200 mg/l.
e. Erlenmeyer atau botol seluruh sisi-sisinya b. Timbang dan larutkan senyawa-senyawa
harus ditutup dengan alumunium foil tersebut satu persatu sambil diaduk
atau kertas koran, karena larutan Fe ini hingga larut dalam 50 ml aquadest.
peka terhadap cahaya. Jangan memasukkan senyawa berikutnya
sebelum senyawa yang diaduk larut.
f. Setelah dingin, simpan dalam lemari es.
c. Setelah larut sempurna, tambahkan
g. Untuk membuat 1 liter media, ambil
aquadest sampai volume 100 ml.
larutan stok E 10 ml.
6. Larutan stok F 1 liter (100 x konsentrasi, d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau
ambil 10 ml) botol dan beri label ’G’.
e. Untuk membuat 1 liter media, ambil
a. Dalam 1 liter media, dibutuhkan MnSO4
larutan stok G 1 ml.
16,9 mg/l, ZnSO4 8,6 mg/l, H3BO3 6,2
mg/l, KI 0,83 mg/l, Na2MoO4 0,25 mg/l, 8. Larutan stok H 200 ml (20 x konsentrasi,
CoCl2 0,025 mg/l, dan CuSO4 0,025 mg/l. ambil 10 ml)
Untuk larutan stok 1 liter dengan
a. Dalam 1 liter media, myo inositol di-
konsentrasi 100 kali, maka bahan-bahan
butuhkan sebanyak 100 mg/l. Karena
tersebut harus diambil sebanyak; MnSO4
larutan stok yang akan dibuat konsen-
1.690 mg/l, ZnSO4 860 mg/l, H3BO3 620
trasinya 20 kali, maka myo inositol yang
mg/l, KI 83 mg/l, Na2MoO4 25 mg/l,
harus dilarutkan adalah 20 x 100 mg/l =
CoCl2 2,5/l, dan CuSO4 2,5 mg/l.
2.000 mg/l atau 2 g/l.
b. Timbang dan larutkan senyawa-senyawa
b. Kemudian larutkan dalam 100 ml aqua-
tersebut satu persatu sambil diaduk
dest, aduk sampai larut.
hingga larut dalam 700 ml aquadest.
Jangan memasukkan senyawa berikut- c. Setelah larut sempurna, tambahkan aqua-
nya sebelum senyawa yang diaduk larut. dest sampai volume 200 ml.
c. Setelah larut sempurna, tambahkan d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau
aquadest sampai volume 1 liter. botol dan beri label ’H’.
d. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau e. Untuk membuat 1 liter media, ambil
botol dan beri label ’F’. larutan stok H 10 ml.
e. Untuk membuat 1 liter media, ambil 9. Larutan stok zat pengatur tumbuh
larutan stok F 10 ml.
Zat pengatur tumbuh, umumnya hanya
7. Larutan stok G 100 ml (100 x konsentrasi, dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Larut-
ambil 1 ml) an stok dibuat dengan kepekatan 1 – 10 mg
a. Dalam 1 liter media, dibutuhkan thiamine /ml. Berikut ini akan diuraikan pembuatan
0,1 mg/l, Nicotinic acid 0,5 mg/l, larutan stok zat pengatur tumbuh dengan
pyridoxin 0,5 mg/l, dan glycine 2 mg/l. kepekatan 1 mg/ml sebanyak 100 ml.
Untuk larutan stok 100 ml dengan

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 16


a. Larutan stok auksin (IAA, IBA, NAA Cara membuat media dari media botolan
dan 2,4-D) Murashige and Skoog :
Timbang bahan sebanyak 100 mg, ke- 1. Siapakan panci dan isi air bersih 500 ml
mudian tuangkan ke dalam gelas piala 2. Timbang media MS jadi sebanyak 4,43
ukuran 100 ml yang berisi aquadest 50 gram dan masukkan ke dalam panci
ml. Sambil diaduk-aduk, teteskan sedikit sambil di aduk
demi sedikit larutan NaOH 1N hingga 3. Timbang gula sebanyak 30 gram dan
larut benar. Setelah larut merata, volume masukkan ke dalam panci dan aduk
ditepatkan 100 ml menambah aquadest. 4. Timbang agar-agar sebanyak 6,5 gram
Larutan yang telah ditepatkan volume- dan masukkan ke dalam panci
nya ini dapat dipindah ke botol lain dan 5. Tambahkan air sebanyak 500 ml dan
diberi label. Untuk membuat 1 liter aduk-aduk sampai gulanya larut
media dengan perlakuan hormon auksin 6. Tambahkan hormon sesuai jenis media
1 ppm, maka dibutuhkan 1 ml larutan yang akan dibuat
stok hormon. 7. Ukur pH dengan kertas pH indikator
b. Larutan stok sitokinin (BAP, dan kinetin) 8. Apabila pH di warna angka 5, maka
tambahkan NaOH setetes demi setetes
Timbang bahan sebanyak 100 mg, ke-
sampai ke warna pH 6 (hijau)
mudian tuangkan ke dalam gelas piala
9. Masak sampai mendidih
ukuran 100 ml yang berisi aquadest 50
10. Tuangkan ke dalam botol kultur dengan
ml. Sambil diaduk-aduk, teteskan sedikit
volume 20-30 ml/botol
demi sedikit larutan HCl 1N hingga
11. Autoklaf dengan tekanan 0,14 Mpa (garis
larut benar. Setelah larut merata, volume
merah) selama 18 menit.
ditepatkan 100 ml menambah aquadest.
***
Larutan yang telah ditepatkan volume-
nya ini dapat dipindah ke botol lain
dan diberi label. Untuk membuat 1 liter
media dengan perlakuan hormon sito- BAB V
kinin 1 ppm, maka dibutuhkan 1 ml MACAM-MACAM MEDIA DASAR
larutan stok hormon. KULTUR JARINGAN
Apabila hormon sukar untuk larut,
aquadest dapat dipanaskan sampai men-
Pada umumnya media kultur jaringan
didih terlebih dahulu. Kemudian di guna-
dibedakan menjadi media dasar dan media
kan untuk melarutkan hormon dengan
perlakuan. Resep media dasar adalah resep
ditambahkan zat pelarut (HCl atau NaOH)
kombinasi zat yang mengandung hara esensial
sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
(makro dan mikro), sumber energi dan
larut.
vitamin. Dalam teknik kultur jaringan dikenal
Cara Membuat media:
puluhan macam media dasar. Penamaan
Lihat lampiran 6 resep media dasar umumnya diambil dari

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 17


nama penemunya. Sedangkan media per- Berikut rincian berbagai komposisi media
lakuan adalah media dasar yang sudah dasar:
mengalami penambahan zat pengatur
1. Media dasar Murashige dan Skoog (MS)
tumbuh (ZPT) sesuai dengan jenis tanaman
yang akan di kultur. No Unsur Mg/liter

Berikut beberapa media dasar yang 1 KNO3 1900


banyak digunakan antara lain: 2 NH4NO3 1650
1. Media Murashige dan Skoog (MS) (1962) 3 MgSO4 180.5
yang dapat digunakan untuk hampir semua
4 KH2PO4 170
jenis kultur, terutama untuk tanaman
herbaceous. 5 CaCl2 332.02
2. Media dasar Gamborg B5 untuk kultur sel 6 FeSO4. 7H2O 27.8
kedelai, alfalfa dan legume lain.
7 Na2EDTA 37.3
3. Media dasar White (1934) yang sangat
cocok untuk kultur akar tanaman tomat. 8 CoCl2. 6H2O 0.025
4. Media dasar Vacin dan Went (VW) (1949) 9 CuSO4. 5H2O 0.025
yang biasa digunakan untuk kultur tanam- 10 H3BO3 6.2
an anggrek.
11 KI 0.83
5. Media dasar Nitsch dan Nitsch (1969) yang
biasa digunakan untuk kultur tepung sari 12 MnSO4. H2O 16.9
(pollen) dan kultur sel.
13 Na2MoO4. 2H2O 0.25
6. Media dasar Schenk dan Hildebrandt (SH)
14 ZnSO4. 7H2O 8.6
(1972) yang cocok untuk kultur jaringan
tanaman-tanaman monokotil. 15 Glycine 2
7. Media dasar Woody Plant Medium (WPM) 16 Myo inositol 100
(1981) yang khusus untuk kultur tanaman
17 Nicotinic acid 0.5
berkayu.
8. Media dasar N6 (1975) untuk serealia ter- 18 Pyridoxin HCl 0.5
utama padi. 19 Thiamine HCl 0.1
Dari sekian banyak media dasar yang
20 Agar-agar 6,5 – 7
paling sering dan banyak digunakan adalah
komposisi media dari Murashige dan Skoog. 21 Gula 30.000
Kadang-kadang untuk kultur tertentu kombi-
nasi zat kimia dari Murashige dan Skoog 2. Media dasar Gamborg B5
masih tetap digunakan tetapi konsentrasi-
No Unsur Mg/liter
nya diubah. Sebagai contoh media ½ MS,
berarti konsentrasi persenyawaan yang diguna- 1 KNO3 2500
kan adalah setengah konsentrasi media MS. 2 (NH4)2 SO4 134
3 MgSO4 121.56

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 18


4 NaH2PO4 130.44 No Unsur Mg/liter
5 CaCl2 113.23 1 Ca(NO3)2. 4H2O 471.26
6 FeSO4. 7H2O 27.8 2 NH4NO3 400
7 Na2EDTA 37.3 3 MgSO4 180.5
8 CoCl2. 6H2O 0.025 4 KH2PO4 170
9 CuSO4. 5H2O 0.025 5 CaCl2 72.5
10 H3BO3 3 6 K2SO4 990
11 KI 0.75 7 FeSO4. 7H2O 27.8
12 MnSO4. H2O 10 8 Na2EDTA 37.3
13 Na2MoO4. 2H2O 0.25 9 H3BO3 6.2
14 ZnSO4. 7H2O 2 10 MnSO4. H2O 16.9
15 Myo inositol 100 11 Na2MoO4. 2H2O 0.25
16 Nicotinic acid 1 12 ZnSO4. 7H2O 8.6
17 Pyridoxin HCl 1 13 Glycine 2
18 Thiamine HCl 10 14 Myo inositol 100
19 Agar-agar 6,5 – 7 15 Nicotinic acid 0.5
20 Gula 20.000 – 16 Pyridoxin HCl 0.5
30.000
17 Thiamine HCl 0.1
18 Agar-agar 6,5 – 7
3. Media dasar Vacin dan Went (VW)
19 Gula 20.000 –
No Unsur Mg/liter 30.000
1 KNO3 525

2 (NH4)2 SO4 500 ***


3 MgSO4 122
4 Ca3(PO4)2 200 BAB VI
5 KH2PO4 250 PROSES PENANAMAN EKSPLANT

6 Fe2(C4H4O6)3 23.13
Setelah media kultur dibiarkan selama
7 MnSO4. H2O 5.68
3 hari dan tidak menunjukkan adanya konta-
minan bakteri dan jamur pada permukaan
4. Media dasar Woody Plant Medium media, maka kegiatan penanaman eksplant
(WPM) dapat dilakukan. Eksplant sebelum ditanam

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 19


pada media kultur, terlebih dahulu di- f. Ambil eksplant dengan pinset dan masuk-
lakukan sterilisasi, seperti bahasan pada BAB kan langsung ke dalam botol kultur.
III. Eksplant yang telah di cuci dengan air g. Tutup rapat dan letakkan disebelah kanan.
steril diletakkan dalam petridish yang di- h. Agar tekanan dari luar tidak masuk,
dalamnya dialasi tissue steril. Fungsi tissue tutup botol dapat dilapisi plastik klin
ini adalah sebagai penyerap air bekas bilasan, wrap.
sehingga eksplant kering. i. Beri label tanggal penanaman, jenis ta-
naman dan nama media.
Peralatan dan bahan yang perlu di-
siapkan dan diletakkan di atas meja laminar
adalah ; pinset, gunting, pisau scapel, botol berisi 2. Proses penanaman eksplant hasil multi-
alkohol 96 % / spiritus, lampu bunsen, tissue plikasi (sub kultur)
gulung dan air steril. Peralatan dan bahan a. Langkah awal adalah, menata peralatan
ini disemprot terlebih dahulu dengan alkohol dan bahan sedemikian rupa sehingga
70 % sebelum dimasukkan ke dalam meja memudahkan proses penanaman. Se-
laminar. perti; botol media ditumpuk dan di-
letakkan di sebelah kiri, petridish tepat
di depan, lampu bunsen letakkan di
1. Proses penanaman eksplant hasil
depan sebelah kiri dari petridish, botol
inisiasi
alkohol dan botol tempat pinset letak-
a. Langkah awal adalah, menata peralatan kan di sebelah kanan.
dan bahan sedemikian rupa sehingga
b. Kemudian nyalakan lampu bunsen.
memudahkan proses penanaman. Seperti;
botol media ditumpuk dan diletakkan c. Semprot pinset dengan alkohol 70 %
di sebelah kiri, petridish tepat di depan, atau celupkan pada alkohol 96 % atau
lampu bunsen letakkan di depan sebelah pada spiritus, kemudian bakar di atas
kiri dari petridish, botol alkohol dan lampu bunsen dari pangkal sampai
botol tempat pinset letakkan di sebelah ujung. Lakukan 2 – 3 kali. Langkah ini
kanan. untuk memusnahkan spora jamur atau
bakteri yang masih menempel pada pinset.
b. Kemudian nyalakan lampu bunsen.
d. Ambil tanaman dari botol kultur yang
c. Semprot pinset dengan alkohol 70 %
akan di multiplikasi.
atau celupkan pada alkohol 96 % atau
pada spiritus, kemudian bakar di atas e. Letakkan tanaman di dalam petridish
lampu bunsen dari pangkal sampai dan dipotong-potong dengan meng-
ujung. Lakukan 2 – 3 kali. Langkah ini gunakan pisau scapel atau gunting.
untuk memusnahkan spora jamur atau f. Ukuran eksplant, bisa pernodlus untuk
bakteri yang masih menempel pada tanaman berkayu atau pertunas.
pinset. g. Kemudian tanam kembali eksplant pada
d. Letakkan pinset di atas petridish/botol media kultur yang baru. Isi 1 botol kultur
alkohol. bisa 5 -10 eksplant.
e. Ambil botol media dan buka. h. Tutup rapat dan letakkan disebelah kanan.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 20


i. Agar tekanan dari luar tidak masuk, tutup Media dasar : Murashige & Skoog,
botol dapat dilapisi plastik klin wrap. NH4NO3 75 % dan CaCl2
j. Beri label tanggal penanaman, jenis 150 %
tanaman dan nama media. ZPT : BAP 0.5 mg/l dan kinetin
0.5 mg/l
*** Cahaya : 12-16 jam penyinaran
dengan intensitas 1000 lux.
BAB VII Suhu : 28o ± 2o C
CONTOH PERBANYAKAN TANAMAN 3. Sterilisasi :
DENGAN KULTUR JARINGAN Eksplant dipotong-potong perbuku
/nodlus, kemudian digosok dengan
sikat gigi yang sudah diberi sabun cair.
Berikut adalah contoh-contoh perbanyak-
Setelah itu bawa eksplant ke dalam
an tanaman dengan metode kultur jaringan
laminar untuk disterilisasi. (Pembersih-
beserta cara sterilisasinya. Perlu diingat dalam
an eksplant dengan rinso dan fungisida
kultur jaringan; bahwa suatu media tanam
/bacterisida sebaiknya dihindari, karena
dan metode sterilisasi bagus di suatu
akan memacu keluarnya fenol yang
laboratorium tertentu, belum tentu bagus dan
berlebih dari dalam jaringan).
berhasil di laboratorium lain. Hal ini disebab-
kan oleh banyak faktor, seperti: tingkat kejelian Di dalam laminar, eksplant di
dan ketrampilan laboran, merk bahan kimia sterilisasi dengan ; HgCl2 0.2 % selama
yang dipakai, keakuratan pemakaian dosis 1 menit dengan digojok – bilas dengan
dan faktor lingkungan tempat eksplant air steril 2 kali – alkohol 70 % selama 1
tumbuh. Oleh karena itu apabila hasilnya menit – bilas dengan air steril 1 kali –
kurang bagus dan tingkat kontaminasinya bayclin 10 ml/100 ml air selama 10
tinggi, maka disarankan untuk memodifikasi menit – bilas dengan air steril 3 kali –
sendiri baik media tanam maupun metode kemudian tiriskan diatas tissue steril
sterilisasinya. dalam petridish dan tanam dalam media
steril. (larutan HgCl2 dan air bilasan
Tanaman Kehutanan HgCl2 jangan dibuang, simpan saja
karena berbahaya terhadap lingkungan).
A. Jati
B. Gaharu
1. Eksplant :
Batang tanaman muda, ambil bagian 2 1. Eksplant :
ruas dari ujung/pucuk (pucuk tidak Batang tanaman muda (pucuk tidak
dipakai karena kandungan fenoliknya dipakai karena kandungan fenoliknya
tinggi). tinggi).
2. Media : 2. Media :
Media dasar : Murashige & Skoog

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 21


ZPT : BAP 0.5 mg/l Cara 2 : eksplant disterilisasi dengan
Cahaya : 12-16 jam penyinaran alkohol 70 % selama 1 menit – bilas
dengan intensitas 1000 dengan air steril 1 kali – bayclin 10 % +
lux. tween-20 1 tetes selama 10 menit – bilas
dengan air steril 2 kali – bayclin 20 % +
Suhu : 28o ± 2o C
tween-20 1 tetes selama 10 menit – bilas
3. Sterilisasi :
dengan air steril 5 kali, kemudian tiriskan
Eksplant dipotong-potong perbuku
diatas tissue steril dalam petridish
/nodlus, kemudian gosok dengan sikat
dan tanam.
gigi dengan tambahan sabun cair.
Di dalam laminar, eksplant disterilisasi B. Phillodendron
dengan ; HgCl2 0.1 % selama 1 menit 1. Eksplant :
dengan digojok – bilas dengan air Pucuk dan batang muda
steril 2 kali – alkohol 70 % selama 1
2. Media :
menit – bilas dengan air steril 3 kali –
Media dasar : Murashige & Skoog,
kemudian tiriskan diatas tissue steril
NH4NO3 50 %
dalam petridish dan tanam dalam media
steril. ZPT : kinetin 0.5 mg/l atau
BAP 0.3 mg/l
Tanaman Hias Cahaya : 12 jam penyinaran.

A. Anthurium Suhu : 26o ± 2o C


3. Sterilisasi :
1. Eksplant :
Metode sterilisasi untuk jenis phillo
Pucuk tanaman muda atau biji.
berbatang putih/kuning dengan yang
2. Media : berbatang coklat/gelap berbeda. Hal
Media dasar : Murashige & Skoog, ini karena kandungan fenol pada phillo
NH4NO3 75 % berbatang gelap/coklat lebih banyak
ZPT : TDZ 0.05 mg/l dan BAP dan peka terhadap pestisida dan Bayclin.
0.2 mg/l  Metode sterilisasi untuk phillo
Cahaya : 12 jam penyinaran. berbatang coklat/gelap :
Suhu : 26o ± 2o C Pucuk atau batang terlebih dahulu
disikat dengan sabun cair, kemudian
3. Sterilisasi :
bilas dengan air bersih – dalam
Pucuk atau biji terlebih dahulu disikat
laminar disterilisasi dengan HgCl 2
dengan tambahan sabun cair. Bilas dengan
0.1 % selama 1 menit dengan digojok
air mengalir. Di dalam laminar, eksplant
– bilas dengan air steril 2 kali – alkohol
disterilisasi dengan ; HgCl2 0.1 % selama
70 % selama 1 menit – bilas dengan air
1 menit – bilas dengan air steril 1 kali –
steril 3 kali – kemudian tiriskan diatas
alkohol 70 % selama 1 menit – bilas
tissue steril dalam petridish dan tanam.
dengan air steril 3 kali, kemudian tanam.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 22


 Metode sterilisasi untuk phillo Media dasar : Murashige & Skoog
berbatang putih atau kuning : ZPT : TDZ 0.1 mg/l, BAP 2
Pucuk atau batang terlebih dahulu di- mg/l dan IAA 1 mg/l
sikat dengan sabun cair. Bilas dengan Cahaya : 12 jam penyinaran.
air mengalir. Langkah selanjutnya dengan
Suhu : 26o ± 2o C
memakai alkohol 70 % selama 1 menit
3. Sterilisasi :
– bilas dengan air steril 1 kali – bayclin
5 % selama 15 menit – bilas dengan air Pucuk atau batang terlebih dahulu
steril 1 kali – bayclin 10 % selama 10 disikat dengan sabun cair. Bilas dengan
menit – bilas dengan air steril 3 kali – air mengalir. Di dalam laminar disterili-
kemudian tiriskan diatas tissue steril sasi dengan bayclin 10 % selama 15
dalam petridish dan tanam. menit – bilas dengan air steril 1 kali –
sterilisasi dengan alkohol 70 % selama
C. Spatiphillum 1 menit – bilas dengan air steril 3 kali
1. Eksplant : – kemudian tiriskan diatas tissue steril
Tunas pucuk atau batang muda dalam petridish dan tanam.

2. Media : E. Anggrek
Media dasar : Murashige & Skoog
1. Eksplant :
ZPT : BAP 2 mg/l Keiki (tunas samping) dan biji.
Cahaya : 12 jam penyinaran. 2. Media :
Suhu : 26 ± 2 C
o o
Media dasar : Vacint & Went (VW)
3. Sterilisasi : atau ½ MS
Pucuk atau batang terlebih dahulu ZPT : BAP 0.1 - 0.5 mg/l
disikat dengan sabun cair. Bilas dengan Cahaya : 10 - 12 jam
air mengalir. Di dalam laminar di- penyinaran.
sterilisasi dengan memakai alkohol
Suhu : 26o ± 2o C
70 % selama 1 menit – bilas dengan air
steril 1 kali – bayclin 10 % selama 15 3. Sterilisasi :3
menit – bilas dengan air steril 1 kali – Pucuk terlebih dahulu disikat dengan
bayclin 15 % selama 10 menit – bilas sabun cair. Bilas dengan air mengalir. Di
dengan air steril 3 kali – kemudian tiris- dalam laminar disterilisasi dengan
kan diatas tissue steril dalam petridish memakai alkohol 70 % selama 1 menit
dan tanam. – bilas dengan air steril 1 kali – bayclin
10 % selama 10 menit – bilas dengan
D. Aglaonema air steril 1 kali – bayclin 15 % selama
1. Eksplant : 10 menit – bilas dengan air steril 3
Tunas pucuk atau batang muda kali – kemudian tiriskan diatas tissue
steril dalam petridish dan tanam.
2. Media :

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 23


Dengan biji : biji terlebih dahulu disikat Bisa juga sterilisasi dengan HgCl2 0,1
dengan sabun cair, kemudian bilas dengan % selama 1 menit – bilas dengan air
air bersih. Di dalam laminar, biji di- steril 1 kali – kupas 1 lapisan kulitnya
celupkan ke dalam spiritus dan di- – rendam lai dalam HgCl2 0,1 %
bakar. Setelah itu belah biji dengan selama 1 menit – kupas 1 lapisan kulit-
pisau scapel dan ambil biji-bijinya nya – bilas dengan air steril 3 kali –
dengan spatula dan masukkan langsung tiriskan ke dalam petridish – siap
ke dalam botol kultur. ditanam di dalam media.

B. Pepaya
Tanaman Buah
A. Pisang 1. Eksplant :
Tunas pucuk berukuran 0.5 - 1 cm
1. Eksplant :
2. Media :
Tunas pucuk atau tunas muda pada
bonggol Media dasar : Murashige & Skoog

2. Media : ZPT : NAA 2 mg/l dan kinetin


10 mg/l atau NAA 0.1
Media dasar : Murashige & Skoog
mg/l dan BAP 0.5 mg/l
ZPT : IAA 0.5 mg/l + BAP 4.5
Tambahan : Thiamine 0.4 mg/l,
mg/l, atau bisa pakai
Pyridoxine 0.1 mg/l,
Kinetin 2 mg/l + BAP 4
Nicotinic 0.4 mg/l
mg/l
Cahaya : 12 jam penyinaran.
Cahaya : 12 jam penyinaran.
Suhu : 26o ± 2o C
Suhu : 26o ± 2o C
3. Sterilisasi :
3. Sterilisasi :
Pucuk terlebih dahulu disikat dengan
Pucuk/tunas dikelupas dari kulitnya
sabun cair. Bilas dengan air mengalir. Di
sampai ukuran 2 cm. Sikat dengan sabun
dalam laminar disterilisasi dengan
cair sampai bersih, kemudian bilas
alkohol 70 % selama 1 menit - bilas
dibawah air yang mengalir selama 15 -
dengan air steril 1 kali – bayclin 10 %
30 menit. Di dalam laminar, eksplant
selama 15 menit – bilas dengan air steril
direndam dalam bayclin 30 % selama 2 kali – rendam lagi dengan bayclin 15 %
15 menit – bilas dengan air steril 2 kali selama 10 menit – bilas dengan air steril
– kupas 1 lapisan kulitnya – rendam 3 - 5 kali –tiriskan di atas tissue steril
lagi dengan bayclin 20 % selama 10 dalam petridish dan tanam dalam media
menit – bilas dengan air steril 2 kali – steril.
kupas 1 lapisan kulitnya – bilas dengan
air steril 3 kali – kemudian tiriskan diatas ***
tissue steril dalam petridish dan tanam
dalam media steril.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 24


BAB VIII 5. Karet ban motor/mobil yang telah dipotong
AKLIMATISASI kecil.
6. Media tanam, yang terdiri dari; kompos
Tanaman kultur atau plantlet yang
steril 1 bagian : tanah steril 1 bagian :
telah mengalami pertumbuhan maksimal dan
Pasir steril 1 bagian.
siap untuk dipindah tanam ke media tanah,
B. Pelaksanaan :
harus mengalami masa aklimatisasi. Yaitu
masa penyesuaian diri dengan lingkungan 1. Siapkan campuran media dalam baki.
Isinya kurang lebih 1/3 bagian. Usahakan
baru. Masa aklimatisasi merupakan masa
media tidak terlalu kering dan juga tidak
yang sangat kritis, karena plantlet in vitro
basah.
menunjukkan sifat yang tidak menguntung-
2. Keluarkan tanaman dari dalam botol
kan seperti :
dengan menggunakan pinset.
1. Lapisan lilin/cuticula tidak berkembang 3. Bersihkan tanaman dari sisa agar-agar
dengan baik. (agar-agar yang tertinggal akan menjadi
2. Lignifikasi batang kurang. sumber jamur dan bakteri).
3. Sel-sel palisade daun kurang. 4. Rendam tanaman dalam larutan Dithane
4. Jaringan pembuluh dari akar ke pucuk 2 g/l selama 10 menit.
kurang berkembang. 5. Kering anginkan.
5. Stomata seringkali tidak berfungsi (tidak 6. Tanam dalam media tanam dengan meng-
menutup pada penguapan tinggi). gunakan pinset.
Keadaan seperti ini menyebabkan 7. Tutup dengan plastik kemudian diikat
pucuk in vitro sangat peka terhadap : dengan karet.

1. Evapotranspirasi. 8. Biarkan tanaman ± 1 minggu (jangan


dibuka). Setelah itu dicek, kalau kurang
2. Serangan cendawan dan bakteri tanah.
air dapat disiram.
3. Cahaya dengan intensitas tinggi.
9. Bila setelah 2 minggu tanaman sudah
Oleh karena itu, kegiatan aklimatisasi berakar atau beradaptasi dengan baik
pucuk-pucuk in vitro memerlukan penanganan yang ditandai dengan pertumbuhan
khusus. Berikut prosedur aklimatisasinya : daun baru, tutup plastik dapat dibuka
A. Bahan dan alat : sedikit demi sedikit, lakukan beberapa
jam pada pagi hari saja, setelah itu
1. Pucuk in vitro dengan daun berwarna
tutup kembali.
hijau tua, batang gelap dan tidak me-
nunjukkan gejala nekrosis (batang dan 10. Apabila tanaman sudah tahan dengan
daun warna hijau muda dan transparan). kondisi luar, tutup plastik dapat dilepas.
Bila ada yang layu, sungkup kembali
2. Pinset.
dengan plastik.
3. Baki dengan ukuran tinggi ± 15 cm dan
panjang ± 35 cm. C. Cara membuat media tanam steril :

4. Plastik lembaran yang telah dipotong 1. Campurkan bahan-bahan yang akan di-
dengan ukuran 30 cm x 50 cm. sterilisasi. Haluskan dengan meremas-
remas dengan tangan.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 25


2. Masukkan ke dalam kantong plastik yang
tahan panas.
3. Masukkan ke dalam autoklaf, masak se-
lama 1 jam pada suhu 121 - 126o C.
4. Apabila tidak diautoklaf, maka dapat
menggunakan panci/dandang dengan
masa pemasakan selama 3 jam.
D. Catatan :
1. Berdasarkan pengalaman; media aklima-
tisasi dapat memakai media yang tidak
steril. Yaitu media campuran tanah liat
halus, pasir dan kompos yang sudah
difermentasi serta kapur dolomit sedikit
untuk meningkatkan pH media.
2. Pucuk in vitro yang sudah dikeluarkan dan
dicuci bersih, kemudian dicelupkan dalam
hormon akar yang sudah dicampur
bakterisida dan fungisida.
3. Tanam pada baki dan disungkup dengan
plastik.

PANDUAN PELATIHAN KULTUR JARINGAN PT. INTIDAYA AGRO LESTARI 26

Anda mungkin juga menyukai