Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


ANSIETAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:

NURUL KHOTIMAH

NIM 20317109

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI

KOTA TANGERANG

TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
ANSIETAS

1.1 Kasus (Keluhan Utama)


Ansietas merupakan perasaan tidak tenang yang samar–samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu) (Yusuf, A et al., 2019).
Stuart (2016), mendefinisikan ansietas sebagai perasaan tidak tenang yang
samar–samar karena ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai dengan
ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan. Perasaan takut
dan tidak menentu dapat mendatangkan sinyal peringatan tentang bahaya yang
akan datang dan membuat individu untuk siap mengambil tindakan
menghadapi ancaman. Adanya tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi
dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologi. Salah satu dampak kesehatan psikologi yaitu ansietas atau
kecemasan (Sutejo, 2019).

1.2 Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor Prediposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas.
Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian, ide dan super ego. Ide mewakili
dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma
budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas
juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan
kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga
diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa
individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan
yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan
selanjutnya.
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Kajian
biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan
kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

2. Faktor Presipitasi
Stresor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stresor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 katagori, (Videbeck,
2014):
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari- hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
3. Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme
koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi
ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku
patologis. Ansietas tingkat ringan sering ditanggulang tanpa yang serius.
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping:
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan
situasi stress.
b. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan
penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan
respons maladaptif terhadap stress.

4. Rentang Respons

a. Respons adaptif
Hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat menerima dan
mengatur kecemasan. Kecemasan dapat menjadi suatu tantangan,
motivasi yang kuat untuk menyelesaikan masalah dan merupakan sarana
untuk mendapatkan penghargaan yang tinggi. Strategi adaptif biasanya
digunakan seseorang untuk mengatur kecemasan antara lain dengan
berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan, dan menggunakan
teknik relaksasi.
b. Respons maladaptif
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme
koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lainnya.
Koping maladaptif mempunyai banyak jenis termasuk perilaku agresif,
bicara tidak jelas isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi,
dan penyalahgunaan obat terlarang.

5. Klarifikasi Jenis dan Sifat Masalah


a. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas
b. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah
c. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain
d. Tingkat panik dari ansietas, berhubungan dengan terperangah, ketakutan
dari orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus
dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat, bahkan
kematian (Abdul, 2015).

1.3 POHON MASALAH


• Pohon Masalah:

Risiko mencederai diri


sendiri, orang lain dan
lingkungan

Gangguan perilaku : kecemasan Core Problem

Koping individu tidak efektif

• Masalah yang sering muncul pada gangguan ansietas adalah sebagai


berikut:
a. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
b. Gangguan perilaku; kecemasan
c. Koping individu tak efektif

1.4 Diagnosa Keperawatan


a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan gangguan perilaku; kecemasan
b. Gangguan perilaku; kecemasan berhubungan dengan koping individu tidak
efektif ditandai dengan klien tampak gelisah, tegang
c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidakpastian ditandai
dengan klien kekhawatiran kronis

1.5 Rencana Tindakan Keperawatan


a. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
• Tujuan Umum: Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
• Tujuan Khusus: Klien mampu mengontrol rasa cemasnya
• Tindakan keperawatan:
a) BHSP dengan klien
- Memperkenalkan diri dengan sopan dan ekspresi wajah
bersahabat
- Tanyakan nama klien
- Jabat tangan klien
b) Pasien akan terlindung dari bahaya
- Terima dan dukung pertahanan klien
- Kenalkan realita yang berhubungan dengan mekanisme koping
klien
- Berikan umpan balik pada klien tentang perilaku, stressor dan
sumber koping
c) Ciptakan lingkungan tenang dan jauh dari kegaduhan
d) Jauhkan klien dari benda yang berbahaya seperti benda tajam

b. Gangguan perilaku: kecemasan


• Tujuan Umum: Klien dapat mengurangi dan mengontrol kecemasannya
• Tujuan Khusus: Klien mengenal cara- cara untuk mengurangi
kecemasannya
• Tindakan keperawatan:
a) Libatkan klien dalam aktivitas sehari- hari
- Beri aktivitas pada klien dan penguatan perilaku produktif.
- Berikan beberapa jenis latihan fisik
- Rencanakan jadwal atau daftar aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari
- Libatkan keluarga dan sistem pendukung lain sebanyak mungkin
b) Klien dapat mengidentifikasi dan menguraikan perasaan tentang
ansietas
- Bantu klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaan yang
mendasar
- Kaitkan perilaku klien dengan perilaku dan perasaan tersebut.
- Gunakan pertanyaan terbuka untuk menghindari konflik
c) Klien dapat menguraikan rencana koping maladaptif dan adaptif
- Gali cara pasien menurunkan ansietasnya dimasa lalu
- Tunjukkan efek maladaptif dan destruktif dari respon koping
sekarang
- Dorong klien menggunakan respon adaptif yang efektif dimasa
lalu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Stuart, G.W. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sutejo. 2019. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS.

Videbeck, S.L. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: EGC.

Yusuf, A; Fitriyasari, R; Nihayati, H.E; Tristiana, D. 2019. Kesehatan Jiwa :


Pendekatan Holistik dalam Asuhan Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Anda mungkin juga menyukai