Anda di halaman 1dari 16

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Penerapan Stakeholder Engagement dalam Corporate Social Responsibility:


Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

Chintia Syaninda Dachi1 , Chaerul D. Djakman2


Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

Abstract. The purpose of this research was to provide a corporate social responsibility (CSR) desig n program based
on stakeholder analysis at X Eye Hospital in accordance with hospital strategies and became a sustainable hospital.
Based on the initial observation, this hospital has done their corporate social responsibility (CSR) activities but did
not give value-added to the hospital. Therefore, this study is expected to answer research questions to find out
stakeholder engagement analysis and CSR design program at X Eye Hospital. The theory used in this research are
stakeholder theory and legitimacy theory. This study is a qualitative research using a case study approach in one
hospital unit that is X Eye Hospital. This study uses primary data in the form of direct data obtained by researchers
from the parties concerned and secondary data. Data collection methods were conducted by interviews, observations,
and document study. The result of the study shows several CSR design program and engagement activities adjusted
to the stakeholder categories i.e key player, context setter, and the crowd.

Keywords. Stakeholder Engagement; Corporate Social Responsibility; Sustainability; Eye Hospital.

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan desain program tanggung jawab sosial berdasarkan analisis
stakeholder di Rumah Sakit Mata X sehingga program tersebut sesuai dengan strategi rumah sakit dan terwujud rumah
sakit yang berkelanjutan. Berdasarkan observasi awal, rumah sakit ini telah melakukan aktivitas tanggung jawab sosial
namun tidak memberikan nilai tambah kepada rumah sakit. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
penelitian mengenai bagaimana analisis stakeholder engagement dan desain program tanggung jawab sosial Rumah
Sakit Mata X. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori stakeholder dan teori legitimasi. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada satu unit rumah sakit yaitu Ru mah Sakit Mata X.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa data yang bersifat langsung yang didapat oleh peneliti dari pihak yang
bersangkutan dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan beberapa program tanggung jawab sosial dan tindakan engagement yang
disesuaikan dengan beberapa kategori stakeholder rumah sakit yaitu key player, context setter, dan the crowd.

Kata kunci. Stakeholder Engagement; Tanggung Jawab Sosial; Keberlanjutan; Rumah Sakit Mata.

Corresponding author. Email: chintiasdachi@outlook.com


How to cite this article. Dachi, C. S., & Djakman, D. C. (2020). Penerapan Stakeholder Engagement dalam Corporate
Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 8(2), 291-306
History of article. Received: April 2020, Revision: Juni 2020, Published: Agustus 2020
Online ISSN: 2541-061X.Print ISSN: 2338-1507. DOI: 10.17509/ jrak.v8i2.21535
Copyright©2020. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI

PENDAHULUAN Program tanggung jawab sosial yang tepat


Semakin seriusnya implikasi dari krisis dan berkelanjutan dapat menjamin
lingkungan, krisis sosial, dan pemanasan keberlanjutan (sustainability) hidup entitas
global maka entitas dituntut untuk lebih ramah untuk terus beroperasi. Selain itu, pelaksanaan
lingkungan dan ramah masyarakat dalam corporate social responsibility (CSR) yang
rangka mengatasi krisis tersebut. Korporasi tepat akan meningkatkan reputasi, citra, serta
diminta merumuskan dan mengintegras ika n nilai entitas, meningkatkan kesejahteraan
visi, tujuan, sasaran, dan tanggung jawab masyarakat, dan melestarikan lingkunga n
korporasi pada laba, dan masyarakat dan dimana entitas tersebut beroperasi. Dengan
lingkungan secara terpadu dan berkelanjuta n demikian, CSR merupakan salah satu hal
(Lako, 2018). Ketiga tanggung jawab tersebut penting yang tidak bisa dipisahkan dari
dapat dintegrasikan dan diwujudkan dalam aktivitas bisnis entitas.
bentuk tanggung jawab sosial (corporate Agar pelaksanaan CSR dalam entitas
social responsibility). dapat berjalan dengan baik, maka CSR tidak

291 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

hanya merupakan suatu tambahan dalam bisnis CSR harus diterapkan sebagai alat yang
entitas, namun terletak pada inti bisnis entitas penting dan harus diimplementasikan secara
itu sendiri. CSR akan berdampak besar pada mendasar pada rumah sakit untuk
entitas jika hal tersebut menjadi bagian dari meningkatkan nilai rumah sakit.
DNA entitas itu sendiri. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit
Selama ini, keterlibatan para pemangku Mata X. Berdasarkan observasi awal, rumah
kepentingan dalam praktik CSR yang di sakit ini telah melakukan program CSR berupa
implementasikan oleh entitas masih sangat pembagian sumbangan kepada masyarakat
minim. Seperti yang dikatakan oleh (Visser, sekitar namun tidak memberikan nilai tambah
2010) saat ini konsep lama CSR telah bergeser kepada rumah sakit. Selanjutnya, rumah sakit
menjadi CSR 2.0 yang merupakan konsep ini belum melakukan analisis ikatan dengan
terbaru dari bisnis yang bertanggung jawab, pemangku kepentingan (stakeholder
tata kelola yang baik, kontribusi masyarakat, engagement) karena kedua hal tersebut belum
dan integritas lingkungan. Dalam konsep CSR menjadi prioritas rumah sakit dalam menyus un
2.0, entitas atau korporasi tidak dapat strategi CSR.
melaksanakan dan mengembangkan program Aktivitas utama pada rumah sakit berupa
corporate social responsibility (CSR) tanpa jasa untuk melayani pasien dengan sebaik-
melibatkan para pemangku kepentingan secara baiknya. Aktivitas atau proses bisnis yang
menyeluruh. Hal ini dikarenakan CSR harus dijalankan rumah sakit berhubungan erat
sejalan dengan strategi entitas yang dengan lingkungan dan sosial karena rumah
berorientasi pada keinginan pemangku sakit merupakan salah satu entitas yang
kepentingan (stakeholder) sehingga program menghasilkan limbah yang mengand ung
CSR dapat diterima dengan baik oleh unsur-unsur yang berbahaya yang dapat
stakeholder dan berdampak positif terhadap mencemari lingkungan. Selain itu, rumah sakit
kinerja perusahaan. Stakeholder engagement dalam aktivitasnya tidak terlepas dari
menjadi sangat penting karena stakeholder hubungan sosial dengan para pemangku
engagement dapat memfasilitasi identifikas i kepentingan seperti pasien, perawat, dokter,
dan pemahaman tentang masalah-masa la h pemasok, dan lain-lain padahal para pemangku
sustainability yang mencakup: isu- isu, kepentingan berperan penting terhadap
kepedulian, kebutuhan, dan harapan dari para keberlanjutan rumah sakit. Oleh karena itu,
stakeholder (Kaur dan Lodhia, 2011 dalam analisis ini penting untuk dilakukan sebelum
Lasmaria, 2014). Selain itu, sangat penting rumah sakit melakukan kegiatan tanggung
bagi sebuah perusahaan untuk memahami dan jawab sosialnya agar program CSR tersebut
mengelola hubungannya dengan setiap sesuai dengan strategi perusahaan dan
stakeholder dan mengoptimalkan kontribus i merupakan program yang menimbulkan rasa
masing- masing stakeholder sehingga dapat nyaman serta kesejahteraan bagi stakeholder.
diwujudkan suatu hubungan yang saling terkait Berdasarkan permasalahan yang terjadi
namun harmonis yang dapat menunja ng maka penelitian ini akan menjawab pertanyaan
tercapainya tujuan perusahaan (Kinanthi, penelitian berupa bagaimana analis is
2017). stakeholder engagement dan bagimana desain
Rumah sakit merupakan salah satu entitas program CSR di Rumah Sakit Mata X. Dengan
yang tidak luput dari tanggung jawab sosial. demikian tujuan penelitian ini adalah untuk
Rumah sakit semakin menyadari bahwa dalam mengetahui analisis stakeholder engagement
mempertahankan keberlangsungan kegiatan yang akan membentuk desain program CSR
usahanya, rumah sakit memerlukan dukungan sehingga rumah sakit mendapatkan manfaat
dari lingkungan sosial. Hal ini didukung oleh yang seimbang dalam pemenuhan tanggung
penelitian yang dilakukan oleh (Lubis, 2018) jawabnya dan terwujud rumah sakit yang
bahwa CSR berdampak positif terhadap nila i, berkelanjutan.
reputasi rumah sakit, dan loyalitas pasien.
Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa

292 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder nilai, kepercayaan, dan definisi yang dibangun
Theory) secara social (Suchman, 1995). Salah satu nila i
(Freeman & Dmytriyev, 2017) atau norma tersebut adalah nilai sosial dan
menyatakan bahwa dasar dari bisnis terletak lingkungan. Norma sosial adalah sekumpula n
pada membangun hubungan dan menciptaka n aturan yang diharapkan, dipatuhi, dan diikuti
nilai bagi semua pemangku kepentinga n oleh anggota masyarakat pada suatu entitas
(stakeholder). Meskipun masing- mas ing sosial tertentu (Maryani & Syamsudin, 2009).
perusahaan memiliki pemangku kepentinga n Rumah sakit harus meyakinka n
yang berbeda tergantung pada industri dan masyarakat disekitarnya bahwa rumah sakit
model bisnisnya, namun seluruh stakeholder tersebut sudah sesuai dengan norma dan nila i
memiliki peranan yang sama pentingnya bagi yang berlaku. Tanggung jawab sosial dan
perusahaan. Teori stakeholder berpendapat lingkungan yang dibebankan pada rumah sakit
bahwa para pemangku kepentingan akan saling harus dapat dipenuhi sehingga rumah sakit
bergantung atau terkait. dapat diterima oleh masyarakat. Dalam
Semakin berkembangnya teori penelitian ini, legitimasi yang terjadi adalah
stakeholder, entitas saat ini tidak hanya ketika rumah sakit melaksanakan program
berfokus dan bertanggung jawab kepada CSR dengan baik, maka hal tersebut juga
shareholders saja, namun juga kepada seluruh merupakan upaya entitas untuk mendapatkan
stakeholder (Siregar, 2014). Stakeholder legitimasi dari masyarakat sekitarnya. Selain
mencakup pelanggan, masyarakat, pemasok, itu, akan ada kesepakatan pada saat rumah sakit
karyawan, dan pihak lainnya yang memilik i membangun hubungan dengan para
kepentingan (interest) terhadap aktivitas yang stakeholder sehingga legitimasi diantara kedua
terjadi di dalam entitas. Hal ini didukung oleh belah pihak menjadi lebih konkrit
Elkington (2004) yang memperkenalkan suatu
konsep yang telah menggeser konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
shareholder ke arah konsep stakeholder dalam Corporate Social Responsibility (CSR)
menjalankan bisnis perusahaan (Mushka, merupakan tindakan yang menggabungka n
2015). Dengan demikian, manajemen harus kepedulian lingkungan dan sosial ke dalam
bertindak tidak hanya terbatas kepada bisnis perusahaan. Inti dari program CSR
kepentingan shareholder saja untuk adalah gagasan bahwa bisnis dapat membuat
memperoleh keuntungan yang sebesar- dunia menjadi tempat yang lebih baik. Dengan
besarnya, namun juga untuk kepentinga n kata lain, CSR merupakan upaya untuk
seluruh stakeholder. mengurangi dampak negatif dari aktivitas
Dalam rangka mengembangkan tujuan operasional perusahaan. Menurut Harold
entitas, manajer perlu memiliki kemampuan Bowen (1953) dalam (Schwartz, 2011) CSR
untuk dapat memahami keinginan para merupakan kewajiban dari para pelaku bisnis
stakeholder agar tujuan dan pengambila n untuk menerapkan kebijakan, melakukan
keputusan mendapat dukungan dari pengambilan keputusan atau melakukan
stakeholder (Siregar, 2014). Dukungan ini aktivitas yang sesuai dengan tujuan dan nila i
sangat diperlukan untuk keberlangsunga n yang berlaku di masyarakat.
entitas dalam jangka panjang. Apalagi rumah Keberhasilan kebijakan CSR di
sakit merupakan entitas sosial yang dampak perusahaan atau entitas tergantung pada
dari aktivitasnya berhubungan erat dengan bagaimana entitas menempatkan definisi CSR.
pemangku kepentingan di sekitarnya. Jika CSR terletak pada inti bisnis dan
merupakan salah satu pedoman di dalam
Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) entitas maka akan mendapatkan manfaat
Legitimasi merupakan persepsi atau langsung dari penerapan CSR tersebut. CSR
asumsi umum bahwa tindakan yang dilakukan yang dikelola dengan baik akan menciptaka n
oleh entitas adalah tindakan yang diinginka n, nilai sosial dan lingkungan, selagi mendukung
tepat, ataupun sesuai dengan sistem norma, tujuan bisnis dan mengurangi biaya operasi

293 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

serta dapat meningkatkan hubungan dengan Definisi stakeholder mapping adalah


para pemangku kepentingan (stakeholder) dan sebuah proses penelitian dan diskusi untuk
pelanggan utama (Rangan, Chase, & Karim, melihat kondisi terkini hubungan perusahaan
2012). CSR dianggap dapat menggamba rka n dengan berbagai pihak yang berkepentinga n
seberapa baik perusahaan mampu menjala nka n dan menentukan urutan pihak-pihak yang
bisnisnya, tetapi tetap memberikan perhatian berkepentingan tersebut sehingga dapat
kepada pihak-pihak yang terkait dengan mengidentifikasi siapa saja pihak yang utama
kegiatan bisnis perusahaan (stakeholders) bagi perusahaan (Morris & Baddache, 2012).
(Siregar, 2014). Dalam artikel yang diterbitkan oleh Jonathan
Morris dan Farid Baddache, terdapat 4 (empat)
Stakeholder Engagement tahap dalam melakukan stakeholder mapping
Stakeholder engagement didefinis ika n yaitu sebagai berikut: (1) Identification
sebagai praktek bahwa organisasi berusaha (Identifikasi) yaitu mengetahui dan
untuk melibatkan para stakeholder dengan cara menentukan siapa saja, baik kelompok maupun
yang positif dalam kegiatan organisas i individu, yang merupakan dan bukan
(Greenwood, 2007 dalam Kinanthi, 2017). merupakan stakeholder perusahaan; (2)
Dalam stakeholder engagement, dua aspek Analyzing (Analisis) yaitu memahami dan
penting yang paling sederhana adalah bisnis menemukan hubungan antara perusahaan
atau entitas dan stakeholder di dalamnya, dengan stakeholder dengan menggunaka n
keduanya akan menghasilkan hubungan yang variabel atau kriteria tertentu, sehingga dapat
saling menguntungkan dan kesepakatan disusun prioritas stakeholder; (3) Mapping
keduanya akan mengurangi konflik (Ihugba, (Pemetaan) yaitu menggambarkan hasil
2012). Perusahaan perlu memahami setiap identifikasi dan analisis stakeholder ke dalam
stakeholder dan bagaimana cara untuk sebuah bentuk visualisasi berupa model
melakukan engagement dengan masing- stakeholder mapping; (4) Prioritizing
masing pemangku kepentingan. (Memprioritaskan) yaitu menentukan sikap
Adanya berbagai macam stakeholder di atau tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
dalam perusahaan maka praktik keterlibata n mengelola hubungan secara optimal dengan
(engagement) dapat hadir di banyak bidang stakeholder yang telah sesuai dengan
kegiatan organisasi, termasuk public relations, stakeholder prioritas yang telah ditentukan.
layanan pelanggan, hubungan supplier,
manajemen akuntansi dan manajemen sumber Model Stakeholder Mapping
daya manusia (Greenwood, 2007 dalam (Ackermann & Eden, 2010) menyajika n
Kinanthi, 2017). Dalam upaya untuk mencapai grid matriks dengan 4 (empat) kuadran yang
keberhasilan stakeholder engagement, maka menggambarkan kelompok atau kategori
perusahaan harus memastikan dengan baik stakeholder. Pada matriks ini dijelaskan
tujuan engagement, metode yang digunaka n mengenai pentingnya mengidentifikasi tingkat
dalam melakukan engagement, harapan dan kepentingan masing- masing kelompok
persepsi serta kepentingan masing- mas ing stakeholder melalui seberapa besar dampak
stakeholder, dan daftar output yang akan yang timbul dari strategi perusahaan bagi
dicapai seperti keputusan, rekomendasi, dan kelompok stakeholder tersebut dan
kebijakan. Terdapat beberapa level of menganalisis apakah kelompok stakeholder
engagement yang dapat dilakukan oleh entitas tersebut memiliki kekuatan untuk
yaitu inform, consult, involve, collaborate, dan mempengaruhi perusahaan agar dapat
empower (International Association for Public memenuhi kepentingannya.
Participation, 2018). Setiap metode Dalam matriks tersebut terdapat 2 (dua)
engagement memiliki keuntungan dan limitas i sumbu yaitu power atau influence dan interest.
yang berbeda-beda. Masing-masing kategori akan menggamba rka n
tingkatan power atau influence dan interest
Stakeholder Mapping yang berbeda-beda.

294 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Penelitian ini menggunakan model the


Stakeholder power merupakan seberapa power/influence and interest grid karena
besar pengaruh stakeholder terhadap model tersebut lebih berfokus pada masing-
keputusan atau proyek organisasi baik masing stakeholder dan bukan pada
pengaruh menuju kesuksesan maupun keputusanatau proyek yang ingin dicapai. Pada
pengaruh negatif seperti kegagalan outcome. model ini proyek atau keputusan yang diambil
Sedangkan, tingkat kepentingan atau interest akan disesuaikan dengan pengaruh, keingina n
merupakan ditentukan dari seberapa besar dan harapan masing- masing kelompok
dampak (impact) proyek tersebut bagi stakeholder. Dengan menggunakan model ini
stakeholder. Kombinasi antara tingkat power entitas dapat mengetahui siapa saja stakeholder
atau influence dengan interest yang dimilik i yang harus diprioritaskan dan menentuka n
stakeholder akan menentukan tujuan atau hasil metode engagement dengan masing- mas ing
yang ingin dicapai pada proses melibatka n stakeholder, serta menghasilkan program CSR
stakeholder. yang sesuai dengan keinginan stakeholder.

Gambar 1 The Power/Influence and Interest Grid


Sumber: Ackermann & Eden (2010).

METODOLOGI PENELITIAN dimana untuk memahami keadaan dan konteks


Penelitian ini merupakan penelitian dengan yang alami, sehingga peneliti dapat memahami
pendekatan kualitatif. Metode penelitia n proses bisnis dan hubungan sosial yang terjadi
kualitatif didefinisikan sebagai suatu pada rumah sakit.
pendekatan atau penelusuran untuk Jenis penelitian yang digunakan adalah
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala studi kasus yang merupakan investigas i
sentral (Creswell, 2008 dalam Raco, 2010). empiris yang dilakukan untuk mendapatkan
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pemahaman yang mendalam tentang fenomena
pertanyaan penelitian mengenai analis is tertentu (Yin, 2009 dalam Kaur & Lodhia,
stakeholder engagement yang dapat digunaka n 2017). Studi kasus dipilih karena peneliti ingin
sebagai acuan rumah sakit dalam menyus un melihat permasalahan yang ada di rumah sakit
program CSR di masa yang akan datang. Oleh secara mendalam dan melakukan
karena itu, penelitian ini menggunaka n pengumpulan data secara mendetail dengan
pendekatan kualitatif karena data yang akan berbagai metode dalam waktu yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh berkelanjutan.
melalui interaksi sosial dengan stakeholder,
Unit Analisis

295 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

Penelitian ini menggunakan single case melakukan penyusunan kembali untuk


study yang dilakukan pada single unit analysis menghasilkan informasi yang lebih terperinc i,
yaitu Rumah Sakit Mata X. Penelitian ini sehingga seluruh data yang diperoleh melalui
menggunakan single case study karena kasus teknik pengumpulan data akan di reduksi dan
yang dipilih dianggap mampu menjadi bukti dipilih sesuai dengan tingkat kegunaannya agar
dari teori-teori yang telah dibangun lebih mudah dipahami untuk menghasilka n
sebelumnya. Objek penelitian yang akan kesimpulan.
diteliti pada penelitian ini adalah Rumah Sakit Data primer akan dianalisis dengan
Mata X. menggunakan content analysis. Content
Rumah Sakit Mata X dipilih untuk analysis memungkinkan peneliti untuk
menjadi objek penelitian karena penelitia n menganalisis kata-kata untuk dapat lebih
terdahulu dengan topik ini masih tergolong memahami data yang didapat (Elo & Kyngas,
sedikit pada sektor kesehatan dan didorong 2007). Pada penelitian ini, content analysis
oleh pentingnya pengungkapan lingkunga n digunakan dalam menganalisis hasil
atas adanya aktivitas CSR rumah sakit yang wawancara dengan menganalisis kata-kata
belum dimiliki oleh rumah sakit tersebut. yang digunakan oleh narasumber dan kata-kata
atau konten dari dokumen atau laporan yang
Teknik Pengumpulan Data digunakan untuk menganalisis permasalaha n
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam penelitian.
berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara (Sugiyono, 2017). Metode HASIL DAN PEMBAHASAN
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, Hasil Temuan Wawancara
dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan Wawancara dilakukan kepada beberapa
pada berbagai narasumber, baik di dalam narasumber yang merupakan stakeholder di
maupun di luar lingkungan rumah sakit. Jenis rumah sakit tersebut yang diantaranya adalah
wawancara yang dilakukan adalah wawancara manajemen rumah sakit, pasien, dan
semi-terstruktur (semistructure interview). masyarakat sekitar. Hasil dari wawancara yang
Sedangkan, observasi dilakukan pada Rumah dilakukan dengan manajemen rumah sakit
Sakit Mata X. Jenis observasi yang dilakukan berupa profil rumah sakit yang melip uti
adalah observasi parsitipatif (participant strategi, visi dan misi, serta program CSR yang
observation). telah dijalankan selama ini, bentuk pelayanan
Pada metode yang ketiga yaitu studi di dalam rumah sakit beserta prosesnya dan
dokumentasi, data pendukung yang digunaka n pihak-pihak yang terlibat didalamnya, kendala
berupa dokumen profil rumah sakit yang yang dialami pada masing- masing bagian,
menjadi objek penelitian dan laporan serta hubungan rumah sakit dengan para
keberlanjutan rumah sakit lain sebagai acuan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya.
dalam membuat desain program CSR. Sedangkan, hasil dari wawancara yang
dilakukan dengan pasien di rumah sakit berupa
Analisis Data program-program rumah sakit, kritik, saran,
Terdapat 2 (dua) jenis data yang diperoleh dan harapan pasien untuk rumah sakit. Selain
dalam penelitian ini yaitu data primer dan data itu, hasil dari wawancara yang dilakukan
sekunder. Data primer dalam penelitian ini dengan masyarakat sekitar berupa program-
berupa hasil wawancara dan hasil observasi program CSR rumah sakit, kritik dan saran
yang dilakukan peneliti. Sedangkan, data untuk rumah sakit, dan hubungan rumah sakit
sekunder dalam penelitian ini berupa laporan dengan masyarakat sekitarnya. Data-data yang
keberlanjutan rumah sakit lainnya yang diperoleh tersebut akan diolah dan digunaka n
diperoleh melalui studi dokumentasi. Analis is oleh peneliti untuk menganalisis pertanyaan
data pada penelitian studi kasus menurut (Yin, penelitian pada penelitian ini.
2014) merupakan teknik pembedahan data dan

296 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Hasil Temuan Observasi hingga pasien pulang. Proses observasi yang


Jenis observasi yang dilakukan oleh dijalankan oleh peneliti tersebut akan
peneliti dalam penelitian ini adalah observasi digunakan untuk memperkuat data yang
partisipatif (participant observation). Dalam sebelumnya telah di dapatkan melalui teknik
observasi parsitipatif, peneliti secara langsung wawancara.
terlibat dalam pemeriksaan mata di rumah sakit
untuk merasakan secara langsung pelayanan Analisis Stakeholder Engagement
yang diberikan kepada pasien selama Dalam rangka menganalisis stakeholder
pemeriksaan rawat jalan. Selama melakukan engagement, maka dibutuhkan analis is
observasi, peneliti dapat mengetahui dan stakeholder mapping terlebih dahulu. Tahap
menganalisis cara rumah sakit dalam pertama dalam membuat stakeholder mapping
berinteraksi guna membangun hubunga n adalah mengidentifikasi siapa saja stakeholder
dengan para pasien. Peneliti juga dapat di Rumah Sakit Mata X. Berikut ini merupakan
mengetahui lebih detail mengenai tahapan- daftar stakeholder yang terdapat di rumah sakit
tahapan atau proses yang harus diikuti oleh yaitu:
pasien yang dimulai dari proses registras i

Tabel 1 Identifikasi Stakeholder


Daftar Stakeholder Deskripsi
Dokter Tenaga kesehatan yang memiliki keahlian untuk
mengobati penyakit para pasien di rumah sakit.
Perawat Salah satu karyawan di rumah sakit yang bertugas
untuk melayani pasien dan bertanggung jawab
dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Instalasi Farmasi Terdiri dari staff bagian Gudang dan rawat jalan,
keduanya bertugas dalam pelayanan resep,
melakukan pengadaan obat-obatan, melakukan
penyimpanan obat, dan distribusi obat di rumah
sakit.
Supplier Pemasok obat-obatan dan alat medis yang
digunakan di dalam rumah sakit.
Instalasi Sanitasi dan Salah satu instalasi di rumah sakit yang bertanggung
Lingkungan jawab atas kebersihan seluruh area di rumah sakit,
sampah, dan limbah yang dihasilkan oleh rumah
sakit.
Satpam Karyawan outsourching rumah sakit yang
bertanggung jawab atas keamanan fisik dan barang
baik yang berjalan maupun tidak berjalan.
Pasien Pelanggan yang menerima perawatan medis dari
rumah sakit.
Masyarakat Sekelompok orang yang tinggal di sekitar rumah
sakit dan terkena dampak langsung atas aktivitas
yang dijalankan rumah sakit.

Sumber: Penulis (2019).

Tahap kedua yaitu analisis untuk dengan menggunakan 2 (dua) variabel yaitu
menemukan hubungan antara Rumah Sakit influence (pengaruh) dan interest (tingkat
Mata X dengan masing-masing stakeholder kepentingan). Berikut ini merupakan analis is
297 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020
CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

influence dan interest pada masing- mas ing farmasi harus selalu memperbaharui dokumen
stakeholder: formularium karena akan digunakan sebagai
- Dokter dasar pedoman perencanaan obat bagi
Tanpa adanya dokter, rumah sakit tidak manajemen rumah sakit dan bagi dokter dalam
akan berjalan dengan baik maka dari itu dokter melakukan peresepan di rumah sakit.
dinilai memiliki pengaruh (influence) yang Sebaliknya, tingkat kepentingan (interest) pada
tinggi. Masing-masing dokter di rumah sakit instalasi farmasi dinilai rendah karena tidak
memiliki keahlian yang berbeda-beda. terdapat reward atau insentif atas kinerja
Semakin tinggi keberagaman atau keahlian instalasi ini sehingga kebijakan atau strategi
dokter maka semakin banyak pasien yang rumah sakit tidak berdampak besar kepada
datang ke rumah sakit tersebut karena instalasi tersebut.
pelayanan yang diberikan akan semakin - Supplier
lengkap. Tingkat kepentingan (interest) yang Peran supplier sangat penting bagi rumah
dimiliki dokter juga dinilai tinggi karena sakit karena obat dan alat medis akan selalu
kebijakan yang diambil oleh manajeme n dibutuhkan dan harus selalu tersedia di rumah
rumah sakit akan mempengaruhi jalannya sakit. Selain itu, apabila supplier terjadi
aktivitas di dalam rumah sakit. Jika rumah kendala antara supplier dengan pihak rumah
sakit tidak memiliki mekanisme yang baik, sakit, maka supplier tidak bisa memenuhi
maka jalannya aktivitas pemeriksaan di rumah permintaan rumah sakit sehingga rumah sakit
sakit akan berantakan sehingga mengga nggu tidak bisa memenuhi kebutuhan pasien. Hal ini
pekerjaan atau profesi dokter di rumah sakit membuat, pengaruh (influence) supplier dinila i
tersebut. tinggi. Tingkat kepentingan (interest) yang
- Perawat dimiliki supplier juga dinilai tinggi karena jika
Perawat dinilai memiliki pengaruh supplier mampu memenuhi permintaan obat
(influence) tinggi karena walaupun perawat dan alat medis dengan baik dan mutu serta
merupakan salah satu karyawan di rumah sakit keaslian obat terjaga maka permintaan obat
yang tidak memiliki kekuatan untuk akan tinggi yang berdampak pada penjualan
memberikan masukan atas kebijakan- dan keuntungan bagi bisnis supplier.
kebijakan yang diambil oleh rumah sakit. - Instalasi Sanitasi dan Lingkungan
Namun, peran perawat sangat besar terhadap Instalasi sanitasi dan lingkungan dinila i
jalannya pemeriksaan di rumah sakit. memiliki pengaruh (influence) yang tinggi
Selanjutnya, perawat memiliki tingkat karena berperan penting dalam pencegahan
kepentingan (interest) yang tinggi karena penularan penyakit serta pencemaran
terdapat penilaian kinerja setiap bulannya yang lingkungan sekitar rumah sakit. Selain itu,
mencakup beberapa komponen penila ia n limbah yang dihasilkan rumah sakit cenderung
seperti kerapihan, inisiatif, hasil kerja, dan bersifat infeksius sehingga dapat
keluhan pasien yang akan dikalkulasi menjadi mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar
insentif yang nantinya akan didapatkan oleh dan kelestarian lingkungan apabila tidak
masing- masing perawat. Sehingga pendapatan dikelola dengan baik. Jika rumah sakit tidak
perawat setiap bulannya akan sangat dapat mengelola limbah tersebut maka
dipengaruhi dengan penilaian kinerja tersebut. berdampak pada reputasi dan citra rumah sakit
- Instalasi Farmasi di masa depan. Tingkat kepentingan (interest)
Pengaruh (influence) yang dimiliki oleh dinilai rendah karena beberapa karyawan
instalasi farmasi tinggi, hal ini dikarenakan instalasi ini merupakan karyawan
instalasi ini bertanggung jawab atas outsourching sehingga bukan merupakan
formularium yang terjadi di rumah sakit. Jika pegawai tetap dan tidak terpengaruh oleh
dalam proses ini instalasi farmasi tidak bisa strategi dan kebijakan yang diambil oleh
menjalankannya dengan baik dan terstruktur, rumah sakit.
maka akan berdampak pada pelayanan - Satpam
kefarmasian di rumah sakit. Selain itu, instalas i

298 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Pengaruh (influence) satpam dinila i dijalankan rumah sakit sangat berdampak pada
moderat karena perannya pada kelancaran kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit. Jika
jalannya rumah sakit sehari-hari yang dapat rumah sakit dapat mengelola limba hnya
menunjang kenyamanan pasien dan karyawan dengan baik, maka lingkungan sekitar tidak
rumah sakit. Namun, satpam tidak memilik i akan terkena dampak buruk dan terjaga dengan
kekuatan atau pengaruh atas kebijakan yang baik.
diambil oleh rumah sakit. Sedangkan, tingkat Tahap selanjutnya adalah melakukan
kepentingan (interest) dinilai rendah karena pemetaan (mapping) dengan menggunaka n
mayoritas karyawan satpam merupakan the power/ influence and interest grid. Mathur,
karyawan outsourching sehingga tidak Price, Austin, & Moobela (2007) mengataka n
terpengaruh oleh strategi dan kebijakan rumah bahwa matriks power/ influence and interest
sakit. Selain itu terdapat penilaian kinerja dan berguna untuk menghubungkan stakeholder
beberapa prestasi seperti keberhasilan dalam dengan kekuatan (power) mereka untuk
menangkap adanya pencurian di rumah sakit mempengaruhi (influence) suatu proyek atau
dan lainnya namun pihak rumah sakit tidak strategi atau kebijakan dan akan membantu
memberikan reward atau insentif apapun mengidentifikasi kelemahan dari pengaruh
kepada karyawan satpam. tersebut sehingga manajemen dapat mengatas i
- Pasien hal tersebut dengan baik.
Pengaruh (influence) pasien dinilai tinggi Agar dapat menghasilkan mapping yang
karena kepuasan dan kenyamanan pasien akurat dan jelas, maka pada saat melakukan
terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit wawancara, peneliti meminta narasumber
dapat berpengaruh terhadap loyalitas dan untuk memberikan penilaian dalam bentuk
intensi pasien untuk berobat kembali di rumah scoring terkait seberapa penting peran
sakit yang sama serta dapat mempengar uhi (influence) stakeholder bagi bisnis rumah
reputasi rumah sakit. Selanjutnya, tingkat sakit. Metode scoring yang diterapkan dalam
kepentingan (interest) juga dinilai tinggi bentuk pemberian nilai 1 (satu) hingga 10
karena dilihat dari kebutuhan pasien terhadap (sepuluh). Narasumber diminta untuk memilih
pelayanan kesehatan yang dimiliki rumah sakit 1 (satu) dari 10 (sepuluh) pilihan jawaban yang
yang merupakan rumah sakit khusus mata dituliskan dalam 1-10. Maksimal nilai yang
terlengkap di Jawa Timur dan memilik i dapat diberikan adalah 10 yang berarti benar-
kualitas yang baik. benar penting dan minimal nilai adalah 0 (nol)
- Masyarakat Sekitar yang berarti benar-benar tidak penting.
Masyarakat dinilai memiliki pengaruh Dapat terlihat bahwa pasien, instalas i
(influence) yang tinggi karena dapat sanitasi dan lingkungan, dokter, supplier,
mempengaruhi kebijakan dan strategi rumah instalasi farmasi, masyarakat sekitar, dan
sakit. Hal ini terbukti dengan kehadiran salah perawat memiliki influence yang tinggi.
satu tokoh masyarakat sekitar dalam rapat Sedangkan, satpam memiliki influence yang
tertentu yang diadakan oleh manajemen rumah moderat. Berikut ini merupakan hasil dari
sakit. Tingkat kepentingan (interest) penilaian yang diberikan oleh para stakeholder
masyarakat dinilai tinggi karena aktivitas yang bagi stakeholder lainnya:

Tabel 2 Score Influence (Pengaruh) Stakeholder

299 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

Sumber: Penulis (2019).

Berdasarkan pemetaan pada model context setter yaitu Instalasi Farmasi dan
matriks di bawah ini, terdapat tiga kategori Instalasi Sanitasi dan Lingkungan. Kategori
stakeholder pada Rumah Sakit Mata X. Ketiga yang terakhir yaitu the crowd yaitu Satpam.
kategori tersebut adalah key player yaitu Berikut ini merupakan pemetaan (mapping)
Dokter, Perawat, Supplier, Pasien, dan stakeholder berdasarkan analisis yang telah
Masyarakat. Kategori yang kedua adalah dilakukan sebelumnya:

Gambar 2 The Power/Influence and Interest Grid


Sumber: Penulis (2019).

300 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Pada tahap terakhir manajemen dapat - Kuadran C (Kategori Context Setter)


menentukan tindakan yang akan dilakukan Merupakan kategori yang memilik i
untuk mengelola hubungan baik dengan pengaruh (influence) yang tinggi dan tingkat
masing- masing stakeholder yang disesuaika n kepentingan (interest) yang rendah.
dengan hasil pemetaan sebelumnya. Masing- Tindakan engagement yang tepat bagi
masing kategori dalam kuadran akan stakeholder dengan kategori ini adalah
menentukan engagement yang tepat. Posisi involve/ consult yaitu dengan melakukan
stakeholder pada kuadran juga menentuka n perikatan dan konsultasi pada area atau
siapa saja yang merupakan stakeholder proyek dimana stakeholder tersebut terlibat.
prioritas rumah sakit. Berdasarkan analis is
yang ada maka stakeholder prioritas terletak - Kuadran A (Kategori The Crowd)
pada kuadran D dan posisi prioritas Merupakan kategori yang memilik i
selanjutnya akan berurutan dari kuadran C, pengaruh (influence) dan tingkat kepentinga n
B, dan A. Berikut ini merupakan analis is (interest) yang rendah. Tindakan
untuk setiap kuadran: engagement yang tepat bagi stakeholder
- Kuadran D (Kategori Key Player) dengan kategori ini adalah inform yaitu
Merupakan kategori yang memilik i hanya dengan memberikan informasi terkait
pengaruh (influence) dan tingkat kepentinga n proyek melalui komunikasi secara umum.
(interest) yang tinggi. Tindakan engagement
yang tepat bagi stakeholder dengan kategori Metode Stakeholder Engagement
ini adalah collaborate atau empower yaitu Berdasarkan model matriks pada
dengan melibatkan stakeholder pada saat Gambar 2 maka analisis stakeholder
rumah sakit akan melakukan pengambila n engagement yang sesuai dengan level of
keputusan. engagement adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Stakeholder Engagement


Stakeholder Rumah
Level of Engagement Methods of Engagement
Sakit
Dokter Collaborate/Empower Komunikasi secara terbuka yang
dilakukan setiap hari, Monthly
meeting
Perawat Collaborate/Empower Training, Monthly meeting
Instalasi Farmasi Consult/Involve Focus group
Supplier Collaborate/Empower Supplier Forum, E-mail
correspondence
Instalasi Sanitasi dan Consult/Involve Focus group
Lingkungan
Satpam Inform E-mail, Surat
Pasien Collaborate/Empower Media cetak, Survei kepuasan
pasien, Kotak kritik dan saran,
Layanan pasien melalui telepon
atau media sosial
Masyarakat Sekitar Collaborate/Empower Meeting dan dialog langsung
Sumber: Penulis (2019).

Tujuan rumah sakit dalam melakuka n stakeholder merupakan hal yang utama dalam
engagement dengan stakeholder adalah untuk bisnis. Hubungan baik yang dibangun dengan
melayani kepentingan stakeholder. Hal ini seluruh stakeholder akan semakin
sejalan dengan teori stakeholder yang menjadi memudahkan rumah sakit untuk memaha mi
acuan dalam penelitian ini bahwa kepentinga n keinginan stakeholder. Sehingga dalam
301 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020
CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

penyusunan strategi, perbaikan, dan - Menyusun laporan keberlanjutan dalam


pengambilan keputusan dapat disesuaika n rangka memberikan informasi yang
dengan kepentingan, pengaruh, serta keingina n transparan kepada seluruh stakeholder.
stakeholder. - Bekerja sama dengan pihak ketiga
bersertifikat untuk mengelola limba h
Desain Program Corporate Social Responsibility rumah sakit serta melakukan pengujian dan
Desain program CSR Rumah Sakit Mata evaluasi secara berkala atas hasil
X dibentuk dari acuan analisis stakeholder pengelolaan limbah cair seperti
engagement yang telah dilakukan sebelumnya pengawasan pH dan pemeriksaan
dan juga dari gambaran program CSR yang laboratorium sebelum limbah dibuang ke
terdapat pada sustainability reporting rumah lingkungan sekitar.
sakit lainnya. Keseluruhan program CSR di - Memberikan training dan seminar baik
bawah ini apabila diterapkan dengan baik akan pelatihan klinis maupun kemampua n
memberikan manfaat kepada rumah sakit. kepemimpinan dan manajerial kepada
Namun agar penerapan program CSR pada seluruh karyawan khususnya perawat
rumah sakit dapat lebih efektif, maka dibuat untuk meningkatkan kompetensi dan
urutan prioritas atau urutan program CSR yang kemampuan serta pelayanan rumah sakit.
perlu diutamakan. Berikut ini merupakan - Memberikan training berupa
desain program CSR bagi Rumah Sakit Mata environmental education and awareness
X menurut urutan prioritasnya: agar setiap karyawan memiliki kesadaran
- Memberikan jaminan kesehatan bagi dam kepekaan yang kuat terhadap
seluruh karyawan rumah sakit baik tetap lingkungan serta untuk memperlua s
maupun outsourcing dengan menciptaka n inisiatif melalui tindakan yang dilakuka n
rumah sakit yang sehat dan aman. Hal-hal oleh masing- masing karyawan.
yang dapat dilakukan oleh rumah sakit - Menyelenggarakan seminar medis atau
yaitu menambah ruang terbuka hijau, bincang kesehatan bagi para dokter untuk
meningkatkan sirkulasi udara yang bebas mendiskusikan perkembangan pelayanan
polusi dan asap rokok, melakukan fogging kesehatan terbaru.
(pengasapan) untuk mencegah penyakit - Menyelenggarakan seminar dengan para
dari nyamuk, pemberian vaksinasi serta dokter dalam rangka melakukan research
pemeriksaan kesehatan (medical check-up) dan diskusi tentang perkembangan alat
kepada para karyawan, dan memberika n medis sehingga dapat menyediakan alat
edukasi tentang pencegahan penulara n yang terbaru dan lebih efektif.
penyakit di lingkungan kerja. - Memberikan orientasi keselamatan kerja,
- Pemberian reward atas hasil kinerja bagi sosialisasi, dan simulasi prosedur tanggap
seluruh karyawan rumah sakit berupa darurat kepada para karyawan rumah sakit
insentif, penghargaan karyawan terbaik, untuk meningkatkan kesadaran pada saat
dan bonus akhir tahun. terjadi keadaan darurat.
- Mengadakan pengobatan mata gratis - Memberikan beasiswa kepada karyawan
seperti operasi katarak untuk masyarakat yang memenuhi kriteria untuk menemp uh
sekitar rumah sakit. Selain itu, rumah sakit pendidikan lanjutan guna meningkatk a n
juga dapat mengadakan kegiatan donor kompetensi.
darah. - Meningkatkan kebersihan lingkunga n
- Mengadakan penyuluhan atau health talk rumah sakit dan mengurangi limbah rumah
tentang topik kesehatan mata untuk sakit dengan menyediakan tempat sampah
meningkatkan kesadaran masyarakat dan daur ulang di beberapa bagian rumah sakit
mengurangi angka kebutaan. Selain itu, baik di dalam maupun di luar rumah sakit
rumah sakit juga dapat memberika n dan mengurangi penggunaan kertas dengan
pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) membentuk sistem informasi untuk
kepada masyarakat sekitar. menyimpan data atau rekam medis pasien.

302 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Adanya sistem informasi tersebut juga karyawan melalui insentif, penghargaan, atau
akan mengurangi pencurian data pasien bonus akhir tahun; (5) Memberikan jamina n
sehingga aman dan terjaga karena lebih kesehatan bagi seluruh karyawan rumah sakit
mudah diawasi dan telah dilengkapi fitur dengan cara menciptakan rumah sakit yang
keamanan sendiri seperti contohnya sehat dan aman; (6) Memberikan orientas i
password. Kedua hal tersebut juga akan keselamatan kerja, sosialisasi, dan simulas i
mendukung pemeliharaan lingkungan. prosedur tanggap darurat untuk meningkatk a n
- Mengadakan pemeriksaan mata gratis atau kesadaran pada saat terjadi keadaan darurat;
medical check-up bagi para supplier atau (7) Mengadakan pemeriksaan mata gratis atau
mitra kerja rumah sakit pada acara tertentu medical check-up bagi para supplier atau mitra
seperti pada ulang tahun rumah sakit atau kerja rumah sakit pada acara tertentu; (8)
hari mata sedunia untuk mengurangi risiko Memberikan training berupa environmental
gangguan mata seperti katarak dan education and awareness dan pelatihan terkait
glaucoma. pengolahan limbah; (9) Mengurangi limba h
rumah sakit dengan menyediakan tempat
sampah daur ulang dan mengura ngi
SIMPULAN penggunaan kertas dengan membentuk sistem
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi untuk menyimpan data atau rekam
terdapat 9 (sembilan) stakeholder di dalam medis pasien; (10) Bekerja sama dengan pihak
rumah sakit. Masing-masing stakeholder ketiga bersertifikat untuk mengelola limba h
memiliki metode engagement yang berbeda- rumah sakit serta melakukan pengujian dan
beda, yaitu: (1) Komunikasi secara terbuka evaluasi secara berkala atas hasil pengelola a n
yang dilakukan setiap hari dan monthly limbah cair; (11) Mengadakan kegiatan donor
meeting dengan Dokter; (2) Training dan darah dan pengobatan mata gratis seperti
monthly meeting dengan Perawat; (3) Focus operasi katarak untuk masyarakat sekitar
group dengan Instalasi Farmasi; (4) Supplier rumah sakit; (12) Mengadakan penyuluha n
forum dengan supplier; (5) Focus group atau health talk tentang topik kesehatan mata;
dengan Instalasi Sanitasi dan Lingkungan; (6) (13) Memberikan pelatihan bantuan hidup
E-mail atau surat kepada Satpam; (7) Media dasar (BHD) kepada masyarakat sekitar; (14)
cetak, Survei kepuasan pasien, Kotak kritik Menyusun laporan keberlanjutan dalam rangka
dan saran, Layanan telepon atau media sosial memberikan informasi yang transparan kepada
dengan Pasien; (8) Meeting dan dialog seluruh stakeholder.
langsung dengan Masyarakat Sekitar. Penelitian ini terbatas dengan objek
Beberapa desain program CSR bagi penelitian yang hanya berfokus pada sektor
Rumah Sakit Mata X antara lain: (1) kesehatan saja. Selain itu, untuk melakuka n
Menyelenggarakan seminar dalam rangka analisis stakeholder engagement, peneliti
melakukan research dan diskusi tentang memilih model power/influence and interest
perkembangan alat medis dan seminar medis grid untuk mengelompokkan stakeholder,
atau bincang kesehatan bagi para dokter untuk padahal terdapat banyak model lainnya yang
mendiskusikan perkembangan pelayanan dapat dipilih. Penelitian selanjutnya
kesehatan terbaru; (2) Memberikan training diharapkan dapat mengembangkan penelitia n
dan seminar baik pelatihan klinis maupun ini dengan melakukan penelitian mengena i
kemampuan kepemimpinan dan manajeria l stakeholder engagement pada sektor atau jenis
kepada seluruh karyawan untuk meningkatk a n industri yang lain dan dapat menggunak a n
kompetensi dan kemampuan serta pelayanan model mapping yang berbeda dengan
rumah sakit; (3) Memberikan beasiswa kepada penelitian ini.
karyawan yang memenuhi kriteria untuk
menempuh pendidikan lanjutan guna DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kompetensi; (4) Pemberian Ackermann, F., & Eden, C. (2010). Strategic
reward atas hasil kinerja bagi seluruh Management of Stakeholders : Theory

303 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

and Practice. International Journal of Lubis, A. N. (2018). Corporate Social


Strategic Management, 44(June 2011), Responsibility In Health Sector: A Case
179–196. Study In The Government Hospitals In
https://doi.org/10.1016/j.lrp.2010.08.001 Medan, Indonesia. Business: Theory and
Elkington, J. (2004). Enter the Triple Bottom Practice, 19, 25–36.
Line. The Triple Bottom Line: Does It All https://doi.org/10.3846/btp.2018.04
Add Up, 1, 1–16. Maryani, E., & Syamsudin, H. (2009).
https://doi.org/10.4324/9781849773348 Pengembangan Program Pembelajara n
Elo, S., & Kyngas, H. (2007). The Qualitative IPS Untuk Meningkatkan Kompetensi
Content Analysis Process. Journal of Keterampilan Sosial. Jurnal Penelitian,
Advanced Nursing, 62, 107–115. 9, 1–111.
Freeman, R. E., & Dmytriyev, S. (2017). Mathur, V. N., Price, A. D. F., Austin, S., &
Corporate Social Responsibility and Moobela, C. (2007). Defining ,
Stakeholder Theory : Learning From identifying and mapping stakeholders in
Each Other *. Symphonya Emerging the assessment of urban sustainability.
Issues in Management, 2, 7–15. Retrieved International Conference on Whole Life
from symphonya.unimib.it Urban Sustainability and Its Assessment.
Ihugba, B. U. (2012). CSR stakeholder Glasglow.
engagement and Nigerian tobacco Morris, J., & Baddache, F. (2012). Back to
manufacturing sub-sector. African Basics : How to Make Stakeholder
Journal of Economic and Management Engagement Meaningful for Your
Studies, 3(1), 42–63. Company. Retrieved from www.bsr.org
https://doi.org/10.1108/20400701211197 Mushka, D. (2015). Creating Value For
276 Corporate Sustainability: Stakeholder
International Association for Public Engagement. Lappeenranta University of
Participation. (2018). IAP2’S Public Technology.
Participation Spectrum. Retrieved Raco, R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif.
December 1, 2019, from Jakarta: Grasindo.
www.iap2.org.au Rangan, K., Chase, L. A., & Karim, S. (2012).
Kaur, A., & Lodhia, S. K. (2017). The Extent Why Every Company Needs a CSR
of Stakeholder Engagement in Stategy and How to Build It.
Sustainability Accounting and Reporting: Schwartz, M. S. (2011). Corporate Social
Does Empowerment of Stakeholders Responsibility: An Ethical Approach.
Really Exist? Modern Organisational Canada: Broadview Press.
Governance, 12, 129–145. Siregar, A. A. (2014). Analisis Pengaruh
https://doi.org/10.1108/S2043- Stakeholder Engagement Dan
052320170000012007 Pengungkapan Corporate Social
Kinanthi, E. S. (2017). Analisis Penerapan Responsibility Terhadap Cost Of Equity
Stakeholder Engagement Melalui Capital Pada Perusahaan Terbuka Di
Stakeholder Mapping: Studi Kasus pada Indonesia Periode 2011-2013.
Spare Part Division Perusahaan Universitas Indonesia.
Otomotif. Universitas Indonesia. Suchman, M. C. (1995). Managing
Lako, A. (2018). Akuntansi Hijau: Isu, Teori, Legitimacy : Strategic and Institutio na l
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat. Approaches. The Academy of
Lasmaria, K. (2014). Pengaruh Stakeholder Management Review, 20(3), 571–610.
Engagement Terhadap Pengungkapan Retrieved from
Sustainability Report (Studi pada https://www.jstor.org/stable/258788
Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Efek Indonesia Periode 2010-2012). Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Universitas Diponegoro. Bandung: Alfabeta.

304 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (2), 2020, 291-306

Visser, W. (2010). The Age of Responsibility  : Yin, R. K. (2014). Case Study Research
CSR 2.0 and the New DNA of Business. Design and Methods - Applied Social
Journal of Business Systems, Governance Research Methods Series (2nd ed.).
and Ethics, 5. Thousand Oaks: Sage Publications.
https://doi.org/10.15209/jbsge.v5i3.185

305 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020


CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X

306 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020

Anda mungkin juga menyukai