Stakeholder Mngt-123
Stakeholder Mngt-123
Abstract. The purpose of this research was to provide a corporate social responsibility (CSR) desig n program based
on stakeholder analysis at X Eye Hospital in accordance with hospital strategies and became a sustainable hospital.
Based on the initial observation, this hospital has done their corporate social responsibility (CSR) activities but did
not give value-added to the hospital. Therefore, this study is expected to answer research questions to find out
stakeholder engagement analysis and CSR design program at X Eye Hospital. The theory used in this research are
stakeholder theory and legitimacy theory. This study is a qualitative research using a case study approach in one
hospital unit that is X Eye Hospital. This study uses primary data in the form of direct data obtained by researchers
from the parties concerned and secondary data. Data collection methods were conducted by interviews, observations,
and document study. The result of the study shows several CSR design program and engagement activities adjusted
to the stakeholder categories i.e key player, context setter, and the crowd.
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan desain program tanggung jawab sosial berdasarkan analisis
stakeholder di Rumah Sakit Mata X sehingga program tersebut sesuai dengan strategi rumah sakit dan terwujud rumah
sakit yang berkelanjutan. Berdasarkan observasi awal, rumah sakit ini telah melakukan aktivitas tanggung jawab sosial
namun tidak memberikan nilai tambah kepada rumah sakit. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
penelitian mengenai bagaimana analisis stakeholder engagement dan desain program tanggung jawab sosial Rumah
Sakit Mata X. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori stakeholder dan teori legitimasi. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada satu unit rumah sakit yaitu Ru mah Sakit Mata X.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa data yang bersifat langsung yang didapat oleh peneliti dari pihak yang
bersangkutan dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan beberapa program tanggung jawab sosial dan tindakan engagement yang
disesuaikan dengan beberapa kategori stakeholder rumah sakit yaitu key player, context setter, dan the crowd.
Kata kunci. Stakeholder Engagement; Tanggung Jawab Sosial; Keberlanjutan; Rumah Sakit Mata.
hanya merupakan suatu tambahan dalam bisnis CSR harus diterapkan sebagai alat yang
entitas, namun terletak pada inti bisnis entitas penting dan harus diimplementasikan secara
itu sendiri. CSR akan berdampak besar pada mendasar pada rumah sakit untuk
entitas jika hal tersebut menjadi bagian dari meningkatkan nilai rumah sakit.
DNA entitas itu sendiri. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit
Selama ini, keterlibatan para pemangku Mata X. Berdasarkan observasi awal, rumah
kepentingan dalam praktik CSR yang di sakit ini telah melakukan program CSR berupa
implementasikan oleh entitas masih sangat pembagian sumbangan kepada masyarakat
minim. Seperti yang dikatakan oleh (Visser, sekitar namun tidak memberikan nilai tambah
2010) saat ini konsep lama CSR telah bergeser kepada rumah sakit. Selanjutnya, rumah sakit
menjadi CSR 2.0 yang merupakan konsep ini belum melakukan analisis ikatan dengan
terbaru dari bisnis yang bertanggung jawab, pemangku kepentingan (stakeholder
tata kelola yang baik, kontribusi masyarakat, engagement) karena kedua hal tersebut belum
dan integritas lingkungan. Dalam konsep CSR menjadi prioritas rumah sakit dalam menyus un
2.0, entitas atau korporasi tidak dapat strategi CSR.
melaksanakan dan mengembangkan program Aktivitas utama pada rumah sakit berupa
corporate social responsibility (CSR) tanpa jasa untuk melayani pasien dengan sebaik-
melibatkan para pemangku kepentingan secara baiknya. Aktivitas atau proses bisnis yang
menyeluruh. Hal ini dikarenakan CSR harus dijalankan rumah sakit berhubungan erat
sejalan dengan strategi entitas yang dengan lingkungan dan sosial karena rumah
berorientasi pada keinginan pemangku sakit merupakan salah satu entitas yang
kepentingan (stakeholder) sehingga program menghasilkan limbah yang mengand ung
CSR dapat diterima dengan baik oleh unsur-unsur yang berbahaya yang dapat
stakeholder dan berdampak positif terhadap mencemari lingkungan. Selain itu, rumah sakit
kinerja perusahaan. Stakeholder engagement dalam aktivitasnya tidak terlepas dari
menjadi sangat penting karena stakeholder hubungan sosial dengan para pemangku
engagement dapat memfasilitasi identifikas i kepentingan seperti pasien, perawat, dokter,
dan pemahaman tentang masalah-masa la h pemasok, dan lain-lain padahal para pemangku
sustainability yang mencakup: isu- isu, kepentingan berperan penting terhadap
kepedulian, kebutuhan, dan harapan dari para keberlanjutan rumah sakit. Oleh karena itu,
stakeholder (Kaur dan Lodhia, 2011 dalam analisis ini penting untuk dilakukan sebelum
Lasmaria, 2014). Selain itu, sangat penting rumah sakit melakukan kegiatan tanggung
bagi sebuah perusahaan untuk memahami dan jawab sosialnya agar program CSR tersebut
mengelola hubungannya dengan setiap sesuai dengan strategi perusahaan dan
stakeholder dan mengoptimalkan kontribus i merupakan program yang menimbulkan rasa
masing- masing stakeholder sehingga dapat nyaman serta kesejahteraan bagi stakeholder.
diwujudkan suatu hubungan yang saling terkait Berdasarkan permasalahan yang terjadi
namun harmonis yang dapat menunja ng maka penelitian ini akan menjawab pertanyaan
tercapainya tujuan perusahaan (Kinanthi, penelitian berupa bagaimana analis is
2017). stakeholder engagement dan bagimana desain
Rumah sakit merupakan salah satu entitas program CSR di Rumah Sakit Mata X. Dengan
yang tidak luput dari tanggung jawab sosial. demikian tujuan penelitian ini adalah untuk
Rumah sakit semakin menyadari bahwa dalam mengetahui analisis stakeholder engagement
mempertahankan keberlangsungan kegiatan yang akan membentuk desain program CSR
usahanya, rumah sakit memerlukan dukungan sehingga rumah sakit mendapatkan manfaat
dari lingkungan sosial. Hal ini didukung oleh yang seimbang dalam pemenuhan tanggung
penelitian yang dilakukan oleh (Lubis, 2018) jawabnya dan terwujud rumah sakit yang
bahwa CSR berdampak positif terhadap nila i, berkelanjutan.
reputasi rumah sakit, dan loyalitas pasien.
Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa
Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder nilai, kepercayaan, dan definisi yang dibangun
Theory) secara social (Suchman, 1995). Salah satu nila i
(Freeman & Dmytriyev, 2017) atau norma tersebut adalah nilai sosial dan
menyatakan bahwa dasar dari bisnis terletak lingkungan. Norma sosial adalah sekumpula n
pada membangun hubungan dan menciptaka n aturan yang diharapkan, dipatuhi, dan diikuti
nilai bagi semua pemangku kepentinga n oleh anggota masyarakat pada suatu entitas
(stakeholder). Meskipun masing- mas ing sosial tertentu (Maryani & Syamsudin, 2009).
perusahaan memiliki pemangku kepentinga n Rumah sakit harus meyakinka n
yang berbeda tergantung pada industri dan masyarakat disekitarnya bahwa rumah sakit
model bisnisnya, namun seluruh stakeholder tersebut sudah sesuai dengan norma dan nila i
memiliki peranan yang sama pentingnya bagi yang berlaku. Tanggung jawab sosial dan
perusahaan. Teori stakeholder berpendapat lingkungan yang dibebankan pada rumah sakit
bahwa para pemangku kepentingan akan saling harus dapat dipenuhi sehingga rumah sakit
bergantung atau terkait. dapat diterima oleh masyarakat. Dalam
Semakin berkembangnya teori penelitian ini, legitimasi yang terjadi adalah
stakeholder, entitas saat ini tidak hanya ketika rumah sakit melaksanakan program
berfokus dan bertanggung jawab kepada CSR dengan baik, maka hal tersebut juga
shareholders saja, namun juga kepada seluruh merupakan upaya entitas untuk mendapatkan
stakeholder (Siregar, 2014). Stakeholder legitimasi dari masyarakat sekitarnya. Selain
mencakup pelanggan, masyarakat, pemasok, itu, akan ada kesepakatan pada saat rumah sakit
karyawan, dan pihak lainnya yang memilik i membangun hubungan dengan para
kepentingan (interest) terhadap aktivitas yang stakeholder sehingga legitimasi diantara kedua
terjadi di dalam entitas. Hal ini didukung oleh belah pihak menjadi lebih konkrit
Elkington (2004) yang memperkenalkan suatu
konsep yang telah menggeser konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
shareholder ke arah konsep stakeholder dalam Corporate Social Responsibility (CSR)
menjalankan bisnis perusahaan (Mushka, merupakan tindakan yang menggabungka n
2015). Dengan demikian, manajemen harus kepedulian lingkungan dan sosial ke dalam
bertindak tidak hanya terbatas kepada bisnis perusahaan. Inti dari program CSR
kepentingan shareholder saja untuk adalah gagasan bahwa bisnis dapat membuat
memperoleh keuntungan yang sebesar- dunia menjadi tempat yang lebih baik. Dengan
besarnya, namun juga untuk kepentinga n kata lain, CSR merupakan upaya untuk
seluruh stakeholder. mengurangi dampak negatif dari aktivitas
Dalam rangka mengembangkan tujuan operasional perusahaan. Menurut Harold
entitas, manajer perlu memiliki kemampuan Bowen (1953) dalam (Schwartz, 2011) CSR
untuk dapat memahami keinginan para merupakan kewajiban dari para pelaku bisnis
stakeholder agar tujuan dan pengambila n untuk menerapkan kebijakan, melakukan
keputusan mendapat dukungan dari pengambilan keputusan atau melakukan
stakeholder (Siregar, 2014). Dukungan ini aktivitas yang sesuai dengan tujuan dan nila i
sangat diperlukan untuk keberlangsunga n yang berlaku di masyarakat.
entitas dalam jangka panjang. Apalagi rumah Keberhasilan kebijakan CSR di
sakit merupakan entitas sosial yang dampak perusahaan atau entitas tergantung pada
dari aktivitasnya berhubungan erat dengan bagaimana entitas menempatkan definisi CSR.
pemangku kepentingan di sekitarnya. Jika CSR terletak pada inti bisnis dan
merupakan salah satu pedoman di dalam
Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) entitas maka akan mendapatkan manfaat
Legitimasi merupakan persepsi atau langsung dari penerapan CSR tersebut. CSR
asumsi umum bahwa tindakan yang dilakukan yang dikelola dengan baik akan menciptaka n
oleh entitas adalah tindakan yang diinginka n, nilai sosial dan lingkungan, selagi mendukung
tepat, ataupun sesuai dengan sistem norma, tujuan bisnis dan mengurangi biaya operasi
Tahap kedua yaitu analisis untuk dengan menggunakan 2 (dua) variabel yaitu
menemukan hubungan antara Rumah Sakit influence (pengaruh) dan interest (tingkat
Mata X dengan masing-masing stakeholder kepentingan). Berikut ini merupakan analis is
297 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020
CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X
influence dan interest pada masing- mas ing farmasi harus selalu memperbaharui dokumen
stakeholder: formularium karena akan digunakan sebagai
- Dokter dasar pedoman perencanaan obat bagi
Tanpa adanya dokter, rumah sakit tidak manajemen rumah sakit dan bagi dokter dalam
akan berjalan dengan baik maka dari itu dokter melakukan peresepan di rumah sakit.
dinilai memiliki pengaruh (influence) yang Sebaliknya, tingkat kepentingan (interest) pada
tinggi. Masing-masing dokter di rumah sakit instalasi farmasi dinilai rendah karena tidak
memiliki keahlian yang berbeda-beda. terdapat reward atau insentif atas kinerja
Semakin tinggi keberagaman atau keahlian instalasi ini sehingga kebijakan atau strategi
dokter maka semakin banyak pasien yang rumah sakit tidak berdampak besar kepada
datang ke rumah sakit tersebut karena instalasi tersebut.
pelayanan yang diberikan akan semakin - Supplier
lengkap. Tingkat kepentingan (interest) yang Peran supplier sangat penting bagi rumah
dimiliki dokter juga dinilai tinggi karena sakit karena obat dan alat medis akan selalu
kebijakan yang diambil oleh manajeme n dibutuhkan dan harus selalu tersedia di rumah
rumah sakit akan mempengaruhi jalannya sakit. Selain itu, apabila supplier terjadi
aktivitas di dalam rumah sakit. Jika rumah kendala antara supplier dengan pihak rumah
sakit tidak memiliki mekanisme yang baik, sakit, maka supplier tidak bisa memenuhi
maka jalannya aktivitas pemeriksaan di rumah permintaan rumah sakit sehingga rumah sakit
sakit akan berantakan sehingga mengga nggu tidak bisa memenuhi kebutuhan pasien. Hal ini
pekerjaan atau profesi dokter di rumah sakit membuat, pengaruh (influence) supplier dinila i
tersebut. tinggi. Tingkat kepentingan (interest) yang
- Perawat dimiliki supplier juga dinilai tinggi karena jika
Perawat dinilai memiliki pengaruh supplier mampu memenuhi permintaan obat
(influence) tinggi karena walaupun perawat dan alat medis dengan baik dan mutu serta
merupakan salah satu karyawan di rumah sakit keaslian obat terjaga maka permintaan obat
yang tidak memiliki kekuatan untuk akan tinggi yang berdampak pada penjualan
memberikan masukan atas kebijakan- dan keuntungan bagi bisnis supplier.
kebijakan yang diambil oleh rumah sakit. - Instalasi Sanitasi dan Lingkungan
Namun, peran perawat sangat besar terhadap Instalasi sanitasi dan lingkungan dinila i
jalannya pemeriksaan di rumah sakit. memiliki pengaruh (influence) yang tinggi
Selanjutnya, perawat memiliki tingkat karena berperan penting dalam pencegahan
kepentingan (interest) yang tinggi karena penularan penyakit serta pencemaran
terdapat penilaian kinerja setiap bulannya yang lingkungan sekitar rumah sakit. Selain itu,
mencakup beberapa komponen penila ia n limbah yang dihasilkan rumah sakit cenderung
seperti kerapihan, inisiatif, hasil kerja, dan bersifat infeksius sehingga dapat
keluhan pasien yang akan dikalkulasi menjadi mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar
insentif yang nantinya akan didapatkan oleh dan kelestarian lingkungan apabila tidak
masing- masing perawat. Sehingga pendapatan dikelola dengan baik. Jika rumah sakit tidak
perawat setiap bulannya akan sangat dapat mengelola limbah tersebut maka
dipengaruhi dengan penilaian kinerja tersebut. berdampak pada reputasi dan citra rumah sakit
- Instalasi Farmasi di masa depan. Tingkat kepentingan (interest)
Pengaruh (influence) yang dimiliki oleh dinilai rendah karena beberapa karyawan
instalasi farmasi tinggi, hal ini dikarenakan instalasi ini merupakan karyawan
instalasi ini bertanggung jawab atas outsourching sehingga bukan merupakan
formularium yang terjadi di rumah sakit. Jika pegawai tetap dan tidak terpengaruh oleh
dalam proses ini instalasi farmasi tidak bisa strategi dan kebijakan yang diambil oleh
menjalankannya dengan baik dan terstruktur, rumah sakit.
maka akan berdampak pada pelayanan - Satpam
kefarmasian di rumah sakit. Selain itu, instalas i
Pengaruh (influence) satpam dinila i dijalankan rumah sakit sangat berdampak pada
moderat karena perannya pada kelancaran kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit. Jika
jalannya rumah sakit sehari-hari yang dapat rumah sakit dapat mengelola limba hnya
menunjang kenyamanan pasien dan karyawan dengan baik, maka lingkungan sekitar tidak
rumah sakit. Namun, satpam tidak memilik i akan terkena dampak buruk dan terjaga dengan
kekuatan atau pengaruh atas kebijakan yang baik.
diambil oleh rumah sakit. Sedangkan, tingkat Tahap selanjutnya adalah melakukan
kepentingan (interest) dinilai rendah karena pemetaan (mapping) dengan menggunaka n
mayoritas karyawan satpam merupakan the power/ influence and interest grid. Mathur,
karyawan outsourching sehingga tidak Price, Austin, & Moobela (2007) mengataka n
terpengaruh oleh strategi dan kebijakan rumah bahwa matriks power/ influence and interest
sakit. Selain itu terdapat penilaian kinerja dan berguna untuk menghubungkan stakeholder
beberapa prestasi seperti keberhasilan dalam dengan kekuatan (power) mereka untuk
menangkap adanya pencurian di rumah sakit mempengaruhi (influence) suatu proyek atau
dan lainnya namun pihak rumah sakit tidak strategi atau kebijakan dan akan membantu
memberikan reward atau insentif apapun mengidentifikasi kelemahan dari pengaruh
kepada karyawan satpam. tersebut sehingga manajemen dapat mengatas i
- Pasien hal tersebut dengan baik.
Pengaruh (influence) pasien dinilai tinggi Agar dapat menghasilkan mapping yang
karena kepuasan dan kenyamanan pasien akurat dan jelas, maka pada saat melakukan
terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit wawancara, peneliti meminta narasumber
dapat berpengaruh terhadap loyalitas dan untuk memberikan penilaian dalam bentuk
intensi pasien untuk berobat kembali di rumah scoring terkait seberapa penting peran
sakit yang sama serta dapat mempengar uhi (influence) stakeholder bagi bisnis rumah
reputasi rumah sakit. Selanjutnya, tingkat sakit. Metode scoring yang diterapkan dalam
kepentingan (interest) juga dinilai tinggi bentuk pemberian nilai 1 (satu) hingga 10
karena dilihat dari kebutuhan pasien terhadap (sepuluh). Narasumber diminta untuk memilih
pelayanan kesehatan yang dimiliki rumah sakit 1 (satu) dari 10 (sepuluh) pilihan jawaban yang
yang merupakan rumah sakit khusus mata dituliskan dalam 1-10. Maksimal nilai yang
terlengkap di Jawa Timur dan memilik i dapat diberikan adalah 10 yang berarti benar-
kualitas yang baik. benar penting dan minimal nilai adalah 0 (nol)
- Masyarakat Sekitar yang berarti benar-benar tidak penting.
Masyarakat dinilai memiliki pengaruh Dapat terlihat bahwa pasien, instalas i
(influence) yang tinggi karena dapat sanitasi dan lingkungan, dokter, supplier,
mempengaruhi kebijakan dan strategi rumah instalasi farmasi, masyarakat sekitar, dan
sakit. Hal ini terbukti dengan kehadiran salah perawat memiliki influence yang tinggi.
satu tokoh masyarakat sekitar dalam rapat Sedangkan, satpam memiliki influence yang
tertentu yang diadakan oleh manajemen rumah moderat. Berikut ini merupakan hasil dari
sakit. Tingkat kepentingan (interest) penilaian yang diberikan oleh para stakeholder
masyarakat dinilai tinggi karena aktivitas yang bagi stakeholder lainnya:
Berdasarkan pemetaan pada model context setter yaitu Instalasi Farmasi dan
matriks di bawah ini, terdapat tiga kategori Instalasi Sanitasi dan Lingkungan. Kategori
stakeholder pada Rumah Sakit Mata X. Ketiga yang terakhir yaitu the crowd yaitu Satpam.
kategori tersebut adalah key player yaitu Berikut ini merupakan pemetaan (mapping)
Dokter, Perawat, Supplier, Pasien, dan stakeholder berdasarkan analisis yang telah
Masyarakat. Kategori yang kedua adalah dilakukan sebelumnya:
Tujuan rumah sakit dalam melakuka n stakeholder merupakan hal yang utama dalam
engagement dengan stakeholder adalah untuk bisnis. Hubungan baik yang dibangun dengan
melayani kepentingan stakeholder. Hal ini seluruh stakeholder akan semakin
sejalan dengan teori stakeholder yang menjadi memudahkan rumah sakit untuk memaha mi
acuan dalam penelitian ini bahwa kepentinga n keinginan stakeholder. Sehingga dalam
301 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.2 | 2020
CHINTIA SYANINDA DACHI1, CHAERUL D. DJAKMAN2 /Penerapan Stakeholder Engagement
dalam Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Mata X
Adanya sistem informasi tersebut juga karyawan melalui insentif, penghargaan, atau
akan mengurangi pencurian data pasien bonus akhir tahun; (5) Memberikan jamina n
sehingga aman dan terjaga karena lebih kesehatan bagi seluruh karyawan rumah sakit
mudah diawasi dan telah dilengkapi fitur dengan cara menciptakan rumah sakit yang
keamanan sendiri seperti contohnya sehat dan aman; (6) Memberikan orientas i
password. Kedua hal tersebut juga akan keselamatan kerja, sosialisasi, dan simulas i
mendukung pemeliharaan lingkungan. prosedur tanggap darurat untuk meningkatk a n
- Mengadakan pemeriksaan mata gratis atau kesadaran pada saat terjadi keadaan darurat;
medical check-up bagi para supplier atau (7) Mengadakan pemeriksaan mata gratis atau
mitra kerja rumah sakit pada acara tertentu medical check-up bagi para supplier atau mitra
seperti pada ulang tahun rumah sakit atau kerja rumah sakit pada acara tertentu; (8)
hari mata sedunia untuk mengurangi risiko Memberikan training berupa environmental
gangguan mata seperti katarak dan education and awareness dan pelatihan terkait
glaucoma. pengolahan limbah; (9) Mengurangi limba h
rumah sakit dengan menyediakan tempat
sampah daur ulang dan mengura ngi
SIMPULAN penggunaan kertas dengan membentuk sistem
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi untuk menyimpan data atau rekam
terdapat 9 (sembilan) stakeholder di dalam medis pasien; (10) Bekerja sama dengan pihak
rumah sakit. Masing-masing stakeholder ketiga bersertifikat untuk mengelola limba h
memiliki metode engagement yang berbeda- rumah sakit serta melakukan pengujian dan
beda, yaitu: (1) Komunikasi secara terbuka evaluasi secara berkala atas hasil pengelola a n
yang dilakukan setiap hari dan monthly limbah cair; (11) Mengadakan kegiatan donor
meeting dengan Dokter; (2) Training dan darah dan pengobatan mata gratis seperti
monthly meeting dengan Perawat; (3) Focus operasi katarak untuk masyarakat sekitar
group dengan Instalasi Farmasi; (4) Supplier rumah sakit; (12) Mengadakan penyuluha n
forum dengan supplier; (5) Focus group atau health talk tentang topik kesehatan mata;
dengan Instalasi Sanitasi dan Lingkungan; (6) (13) Memberikan pelatihan bantuan hidup
E-mail atau surat kepada Satpam; (7) Media dasar (BHD) kepada masyarakat sekitar; (14)
cetak, Survei kepuasan pasien, Kotak kritik Menyusun laporan keberlanjutan dalam rangka
dan saran, Layanan telepon atau media sosial memberikan informasi yang transparan kepada
dengan Pasien; (8) Meeting dan dialog seluruh stakeholder.
langsung dengan Masyarakat Sekitar. Penelitian ini terbatas dengan objek
Beberapa desain program CSR bagi penelitian yang hanya berfokus pada sektor
Rumah Sakit Mata X antara lain: (1) kesehatan saja. Selain itu, untuk melakuka n
Menyelenggarakan seminar dalam rangka analisis stakeholder engagement, peneliti
melakukan research dan diskusi tentang memilih model power/influence and interest
perkembangan alat medis dan seminar medis grid untuk mengelompokkan stakeholder,
atau bincang kesehatan bagi para dokter untuk padahal terdapat banyak model lainnya yang
mendiskusikan perkembangan pelayanan dapat dipilih. Penelitian selanjutnya
kesehatan terbaru; (2) Memberikan training diharapkan dapat mengembangkan penelitia n
dan seminar baik pelatihan klinis maupun ini dengan melakukan penelitian mengena i
kemampuan kepemimpinan dan manajeria l stakeholder engagement pada sektor atau jenis
kepada seluruh karyawan untuk meningkatk a n industri yang lain dan dapat menggunak a n
kompetensi dan kemampuan serta pelayanan model mapping yang berbeda dengan
rumah sakit; (3) Memberikan beasiswa kepada penelitian ini.
karyawan yang memenuhi kriteria untuk
menempuh pendidikan lanjutan guna DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kompetensi; (4) Pemberian Ackermann, F., & Eden, C. (2010). Strategic
reward atas hasil kinerja bagi seluruh Management of Stakeholders : Theory
Visser, W. (2010). The Age of Responsibility : Yin, R. K. (2014). Case Study Research
CSR 2.0 and the New DNA of Business. Design and Methods - Applied Social
Journal of Business Systems, Governance Research Methods Series (2nd ed.).
and Ethics, 5. Thousand Oaks: Sage Publications.
https://doi.org/10.15209/jbsge.v5i3.185