Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL METODE PENGUKURAN MODAL MANUSIA

Latar Belakang

Kemampuan suatu perusahaan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu
faktor daya saing yang sangat penting. Sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan telah
menciptakan nilai tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan modern . Seiring dengan
perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan
manajemen pengetahuan (knowledge management), kemakmuran suatu perusahaan akan
bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.
Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh suatu cara
dalam menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis yang nantinya akan
memberikan keunggulan bersaing .

Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi saat ini dikendalikan
oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada modal
intelektual.Modal Intelektual menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern. Hal
ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Konsep modal intelektual telah mendapatkan
perhatian besar dari berbagai kalangan terutama para akuntan dan akademisi. Fenomena ini
menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pengelolaan modal intelektual. Mulai dari cara pengidentifikasian, pengukuran sampai
dengan pengungkapan IC dalam laporan keuangan perusahaan. Modal intelektual dapat
dipandang sebagai pengetahuan, dalam pembentukan kekayaan intelektual dan pengalaman yang
dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Pengelolaan modal intelektual yang baik
diharapkan akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Objek Penelitian

Menyelidiki substansi masalah dan metode pengukuran modal intelektual

Variabel - variabel penelitian

Variabel bebas adalah variabel mempunyai pengaruh pada variabel lain, variabel bebasnya dari
jurnal ini adalah metode pengukuran dan Variabel terikat adalah variabel yg terjadi karena
adanya variabel bebas, variabel terikatnya adalah modal manusia,
Alat ukur dari variabel variabel penelitian

Alat ukur modal intelektual yang dipilih dibagi oleh H. Tan, D. Ploughman dan P.
Hancock menjadi tiga kelompok (Mroziewski, 2008, hlm 51-66):
Kelompok pertama metode, yaitu. metode kualitatif membagi modal intelektual perusahaan
ke bidang tertentu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan penggunaan indikator mereka
menilai aset tidak berwujud dalam hal kemampuan untuk mempengaruhi perkembangan
perusahaan. Ini termasuk:
1. BSC (Balanced Scored Card) R. Kaplan dan DP Norton - digunakan untuk memantau
implementasi strategi melalui sistem metrik tujuan strategis termasuk keuangan,
pelanggan, proses internal, pembaruan, dan pengembangan.
2. Intangible Assets Monitor - IAM dari KE Sveib - citra organisasi dijelaskan oleh 24
metrik yang dikelompokkan dalam dua belas bidang matriks, di mana setiap bidang
ditetapkan ke salah satu dari tiga perspektif: pertumbuhan, pembaruan, efisiensi,
stabilitas.
3. Papan Skor Rantai Nilai B. Lev.
4. Konsep evaluasi proses - dikembangkan oleh B. Nogalski dan J. Rybicki Model penilaian
5. berdasarkan sistem indeks kualitas - dikembangkan oleh J. Chen, Z. Zhu, H. Xie.2.3.4.5.

Metode kelompok kedua, yaitu. metode keuangan pengukuran modal intelektual dalam
pendekatan dinamis (prospektif) didasarkan pada evaluasi peluang masa depan sumber daya tak
berwujud padadasar arus kas yang diharapkan (B. Lev, D. Andreissen dan Tissein, Edvinsson L.
dan M. Malone). Model berikut dibedakan:
1. Model Arus Kas yang Didiskon
2. Model Opsi Nyata yaitu. pengukuran kapabilitas pengukuran modal intelektual
dikemukakan oleh L. Edvinsson dan M. Malon
3. Peringkat IC (Peringkat Modal Intelektual) - mengevaluasi berbagai bidang modal
intelektual dalam tiga perspektif: efisiensi, pemulihan, risiko
4. Konsep penilaian aset tidak berwujud B. Lev
5. Metode Kompetensi Inti (CC)

Metode kelompok ketiga untuk mengukur modal intelektual adalah metode keuangan dalam
pendekatan statis (retrospektif). Mereka digunakan untuk evaluasi keuangan aset tidak berwujud
pada saat ini. Ini adalah konsep umum yang dikembangkan oleh K. Sveiby, D. dan M. Williams
Luthy. Model berikut dibedakan:
1. Metode modal intelektual langsung – DIC
2. Metode Kapitalisasi Pasar – MCM
3. Metode Pengembalian Aset – ROA

Metode VAIC (Value Addet Intellectual Capital) tampaknya sangat penting di sini. Ini
memungkinkan untuk menentukan keefektifan modal intelektual (IEC - Intellectual Capital
Effeciency) dan komponennya: modal manusia, struktural, dan peralatan, dan efisiensi
keseluruhan organisasi. Sebagai perluasan dari metode perhitungan modal relasional dan proses
permodalan dapat dilakukan:
1. CEE (Capital Employed Efficiency for company) - efisiensi modal yang digunakan -
menentukan tingkat efisiensi modal ekuitas, yang dipahami sebagai ukuran dari aspek-
aspek yang disebutkan di atas dalam menciptakan nilai tambah.•575
2. HCE (Human Capital Efficiency for company) - efektivitas dari sumber daya manusia -
merupakan singkatan dari tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia, yang
menunjukkan pentingnya sumber daya manusia dalam pengembangan nilai tambah di
perusahaaN.
3. SCE (Structural Capital Efficiency for company) - tingkat efisiensi modal struktural,
yang merupakan ukuran efisiensi kerja modal struktural dalam pengembangan nilai
tambah dalam entitas ekonomi.

Hasil Penelitian

Pemilihan metode yang tepat untuk mengukur modal intelektual tidaklah sederhana.
Kondisi yang diperlukan adalah untuk memahami esensi dari modal intelektual dan untuk
menentukan sejauh mana berbagai metode dapat digunakan. Pengukuran dan pengelolaan modal
intelektual bukanlah proses yang langsung tetapi perlu diperhatikan karena aset yang
menciptakan modal intelektual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan nilai
pasar perusahaan.

Hasil yang diharapkan dari pengukuran modal intelektual meliputi pengaruh kualitatif
dan kuantitatif. Efek kualitas meliputi: lingkungan kerja yang lebih baik, kepercayaan staf yang
meningkat, kualitas proses yang meningkat, fleksibilitas yang meningkat, keamanan bisnis yang
meningkat, risiko operasional yang berkurang, penggunaan sumber daya yang lebih baik, respons
yang lebih baik terhadap sinyal pasar, hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan pemasok.
Efek kuantitatif meliputi: penghematan biaya, peningkatan produktivitas, pendapatan,
keuntungan, dan nilai pasar

Anda mungkin juga menyukai