NIM : 031122425
Kelas : Manajemen 7C
TTM – 3 Manajemen Perubahan
2. 7 S Frimework
Model ini dibangun pada tahun 1980 oleh tiga orang konsultan McKinsey & Company –
Robert Watean, Jr., Tom Peter dan Julien Phillpips yang menuangkan gagasannya melalui
sebuah tuliasan “structure is not organization” dimuat di Business Horizons. Model ini
didasarkan pada suatu proposisi bahwa: (1) efektivitas organisasi datangnya dari interaksi
berbagai macam faktor, dan (2) perubahan yang berhasil membutuhkan perhatian terhadap
keterkaitan antara berbagai macam variabel berbeda. Waterman et al. Mengelompokkan
variabel organisasi ke dalam 7 macam yakni strategi, struktur, system, style (gaya), staff,
skill, dan share value atau superorninate goals. Ketujuh variabel tersebut diawali huruf S
sehingga dinamakan 7 S Framework.
Makna masing-masing variabel pada 7 S Framework adalah sebagai berikut
Strategy Satu set tindakan yang bersifat koheren yang bertujuan agar perusahaan
dapat mempertahankan daya saing berkelanjutan, meningkatkan posisi
persaingan baik terhadap pelanggan, maupun dalam mengalokasikan sumber
daya.
Struktur Struktur organisasi yang menunjukkan kepada siapa seorang harus
bertanggung jawab dan bagaimana tugas-tugas organisasi dipisahkan dan
sekaligus diintegrasikan.
Sistem Suatu proses dan aliran kerja yang menunjukkan bagaimana kegiatan sehari-
hari dilakukan (sistem informasi, sistem anggaran modal, proses
manufakturing, sistem quality control, dan sistem pengukuran kinerja adalah
beberapa contohnya).
Styles Bukan sekedar apa yang dianggap penting oleh manajemen, lebih dari itu
bagaimana sesungguhnya manajemen berperilaku nyata tentang apa yang
dianggap penting oleh perusahaan.
Staff Yang dimaksud di sini bukan sekedar kepribadian seseorang ataupun orang-
orang yang terlibat di dalam organisasi melainkan tentang komposisi
demografi dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Shared Nilai-nilai organisasi yang bukan sekedar pernyataan tujuan organisasi,
Value tetapi adalah niali-nilai yang dipahami dan dijiwai oleh sebagian besar
anggota organisasi.
Skill Kapabilitas yang dimiliki organisasi secara keseluruhan, bukan hanya
kemampuan individu per individu.
Waterman et al. (1980) membangun model tersebut berdasarkan pada pengalaman mereka
sebagai konsultan terutama setelah menyadari adanya perbedaan pola manajemen antara
manajemen Amerika dan manajemen Jepang. Perusahaan-perusahaan Amerika yamg banyak
dipengaruhi oleh konsep scientific management pada awalnya cenderung lebih menekankan
pada pentingbya peran 3S pertama – strategi, struktur, dan sistem (belakangan disebut dengan
hard system tools) sebagai saran untuk mengatasi berbagai persoalan perusahaan. Sebaliknya,
perusahaan Jepang lebig menekankan pada pentingnya 4S terakhir – style, staff, skill, dan
share value (superordinate goals) (disebut sebagai soft system tools) sebagai sarana untuk
meraih keberhasilan perusahaan. Efektivitas kinerja akan diperoleh jika kekuatan dari mizbah
yang berbeda tersebut digabungkan, demikian pendapat mereka dan lahirlah The 7S
Framework.
Tampak dari gambar tersebut bahwa visi organisasi tentang pengetahuan (knowledge vision)
akan menentukan keberhasilan organisasi tersebut dalam menciptakan market value. Bagi
organisasi perusahaan yang dimaksud dengan market value adalah laba, sedangkan bagi
organisasi yang tidak berorientasi laba market value bisa diartikan sebagai keunggulan
bersaing. Proses untuk meningkatkan laba atau keunggulan bersaing bergantung pada tiga
komponen non kebendaan (soft components) yakni intangible asset, intellectual capital,
knowledge creation.