Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN MATERI KULIAH

RPS 11

“Mengelola Pengetahuan”

DOSEN PENGAMPU : I Wayan Santika, S.T., M.M.

DISUSUN OLEH :

ALICIA ARTA CHANDRA (24/1707522117)

NYOMAN YUSTIANA SUMANDARI (25/1707522118)

MAYTRI KIARA SARASWATHI (26/1707522132)

MADE YUNITA DWIARTINI (28/1707522134)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
PENDAHULUAN

Banyak organisasi yang ingin membangun Sistem Informasi Manajemennya sendiri,


dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal.
Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi keseluruhan yang kurang wajar, rencana
organisasi keseluruhan yang belum memadai, personil sistem yang tidak memadai, dan yang
terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sIstem dan memotivasi seluruh
personil yang terlibat.

Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen


hendaknya mempertimbangkan semua faktor yang ada dengan cermat. Apabila tidak demikian,
maka sistem yang dihasilkan tidak efektif. Secara teoritis, komputer bukanlah persyarat mutlak
bagi sebuah Sistem Informasi Manajemen, namun dalam praktek agaknya menjadi suatu
kepercayaan bahwa Sistem Informasi Manajemen yang baik tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan kemampuan sebuah komputer. Oleh sebab pentingnya hal tersebut, maka akan dibahas
sebagai berikut.

1. Lanskap Manajemen Pengetahuan


2. Sistem Manajemen Pengetahuan Keseluruhan Perusahaan
3. Sistem Kerja Pengetahuan
4. Teknik Kecerdasan
PEMBAHASAN

1. RENTANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN


Manajemen pengetahuan dan sistem kolaborasi di antara pertumbuhan yang tercepat
dari area investasi perangkat lunak korporat dan pemerintah. Pada dekade yang lalu telah
memperlihatkan lonjakan pertumbuhan dalam penelitian mengenai pengetahuan dan
manajemen pengetahuan dalam bidang ekonomi, manajemen, dan sistem informasi.
Manajemen pengetahuan dan kolaborasi sangat erat terkait. Pengetahuan yang tidak
dapat dikomunikasikan dan dibagikan dengan orang lain menjadi hampir tidak berguna.
Pengetahuan menjadi bermanfaat dan ditindaklanjuti ketika dibagikan ke seluruh
perusahaan.
Manajemen pengetahuan telah menjadi suatu tema yang penting pada banyak
perusahaan bisnis besar, sebagaimana para manajer menyadari bahwa banyak dari nilai
perusahaan mereka bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menciptakan dan
mengelola pengetahuan. Penelitian-penelitian telah menemukan bahwa bagian yang cukup
besar dari nilai pasar saham perusahaan terkait dengan aset tak berwujud, yang mana
pengetahuan merupakan salah satu unsur penting, seiring dengan merek, reputasi, dan
proses bisnis yang unik. Proyek-proyek yang didasarkan pada pengetahuan yang
diselenggarakan dengan baik telah diketahui akan menghasilkan tingkat pengembalian atas
investasi yang luar biasa, meskipun dampak dari investasi berdasar pengetahuan tersebut
sangat sulit untuk mengukurnya. (Gu dan Leev, 2001).

Dimensi Pengetahuan yang Penting

Terdapat suatu perbedaan yang penting di antara data, informasi, pengetahuan, dan
kebijaksanaan. Untuk mengubah data menjadi suatu informasi yang bermanfaat, maka
perusahaan harus mencurahkan sumber daya untuk mengorganisasikan data ke dalam
kategori-kategori pemahaman. Misalnya, total penjualan dibagi menjadi per bulan, per hari,
per daerah, atau berdasarkan laporan per toko. Untuk mengubah informasi menjadi
pengetahuan (knowledge) maka perusahaan harus mengeluarkan sumber daya tambahan
untuk menemukan pola-pola, aturan, dan konteks di mana pengetahuan dapat bekerja.
Terakhir, kebijaksanaan (wisdom) diartikan sebagai pengalaman kolektif dan individual
dalam menerapkan pengetahuan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan.
Kebijaksanaan melibatkan di mana, kapan, dan bagaimana menerapkan pengetahuan.
Pengetahuan merupakan suatu atribut individual dan atribut kolektif dari perusahaan.
Pengetahuan bersifat kognitif, bahkan psikologis, kejadian yang berlangsung di dalam
kepala orang-orang. Pengetahuan juga disimpan dalam perpustakaan dan catatan,
dibagikan dalam perkuliahan, dan disimpan oleh perusahaan dalam bentuk pemrosesan
bisnis dan kecakapan karyawan. Pengetahuan yang berada dalam pikiran karyawan yang
belum didokumentasikan disebut dengan pengetahuan tersirat (tacit knowledge),
sedangkan pengetahuan yang telah didokumentasikan dinamakan pengetahuan eksplisit
(explicit knowledge). Pengetahuan dapat tersimpan dalam surel, pesan, suara, grafik, serta
dokumen-dokumen tidak terstruktur dan dokumen terstruktur. Pengetahuan pada umumnya
diyakini memiliki sebuah lokasi, baik dalam pikiran manusia atau dalam proses bisnis
tertentu. Pengetahuan “melekat” dan tidak dapat diterapkan secara universal atau
dipindahkan dengan mudah. Terakhir, pengetahuan dianggap lebih bersifat situasional dan
kontekstual. Selagai contoh, Anda harus mengetahui kapan untuk melakukan suatu
prosedur dan juga bagaimana cara melakukannya.

Dapat kita lihat bahwa pengetahuan adalah aset perusahaan dalam bentuk yang
berbeda dari aset lainnya, seperti aset bangunan atau keuangan; pengetahuan merupakan
fenomena yang rumit; dan ada banyak aspek dalam proses-proses manajemen pengetahuan.
Kita dapat menyadari juga bahwa kompetensi inti berbasis pengetahuan dari perusahaan –
dua atau tiga hal yang dapat dilakukan dengan sangat baik oleh perusahaan – adalah aset-
aset organisasional yang sangat penting. Mengetahui bagaimana melakukan sesuatu secara
efektif dan efisien dengan cara yang tidak dapat ditiru perusahaan lain dapat menjadi
sumber keuntungan yang utama, juga merupakan keunggulan yang tidak dapat dibeli oleh
pesaing lainnya di pasar.

Sebagai contoh, memiliki sistem produksi khusus berdasarkan pesanan membutuhkan


pengetahuan dan mungkin juga aset tersendiri yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan
lainnya. Dengan pengetahuan, perusahaan akan lebih efisien dan efektif dalam
memanfaatkan sumber dayanya yang terbatas. Tanpa pengetahuan, perusahaan akan
kurang efisien dan kurang efektif dalam memanfaatkan sumber daya dan terancam gagal.

1. Pembelajaran Organisasional dan Manajemen Pengetahuan


Seperti manusia, organisasi-organisasi menciptakan dan mengumpulkan
pengetahuan dengan menggunakan berbagai macam mekanisme pembelajaran
organisasional. Melalui pengumpulan data, pengukuran yang teliti atas aktivitas yang
direncanakan, uji coba (percobaan eksperimen), dan umpan balik dari pelanggan dan
lingkungan pada umumnya, maka organisasi akan memperoleh pengalaman. Organisasi
yang belajar untuk menyesuaikan periaku mereka mencerminkan pembelajaran tersebut
dengan menciptakan proses bisnis yang baru dan dengan mengubah pola dalam
pengambilan keputusan manajemen. Proses perubahan ini disebut dengan pembelajaran
organisasional (organizational learning). Dapat dikatakan, organisasi-organisasi yang
dapat merasakan dan memberikan tanggapan terhadap lingkungan mereka secara cepat
akan bertahan hidup lebih lama daripada organisasi-organisasi yang memiliki
mekanisme pembelajaran yang buruk.

Rantai Nilai Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan (knowledge management) mengacu pada serangkaian


proses bisnis yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, menyimpan,
memindahkan, dan menerapkan pengetahuan. Manajemen pengetahuan akan
meningkatkan kemampuan dari organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan untuk
memadukan pengetahuan ke dalam proses bisnisnya. Tiap-tiap langkah dalam rantai nilai
akan menambah nilai pada data mentah dan informasi sebagaimana mereka diubah ke
dalam pengetahuan yang dapat digunakan. Dalam kasus manajemen pengetahuan, seperti
halnya investasi dalam sistem informasi lainnya, nilai yang mendukung, struktur, dan pola
perilaku harus dibentuk untuk memaksimalkan tingkat pengembalian atas investasi dalam
proyek manajemen pengetahuan.

1. Penguasaan Pengetahuan
Organisasi dapat memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara, bergantung
pada tipe dari pengetahuan yang mereka cari. Sistem manajemen pengetahuan yang
pertama berupaya untuk membangun gudang dokumen perusahaan, laporan, presentasi,
dan praktik pelaksanaan yang terbaik. Upaya-upaya ini telah diperluas hingga
mencakup dokumen-dokumen yang tidak terstruktur (misalnya, surel). Dalam kasus
lainnya, organisasi dapat memperoleh pengetahuan dengan mengembangkan jaringan
ahli secara online dengan demikian para karyawan tersebut dapat "menemukan ahli"
dalam perusahaan yang merupakan pribadi yang memiliki pengetahuan luas.
Dalam kasus lainnya, perusahaan dapat menciptakan suatu pengetahuan yang
baru dengan menemukan pola-pola dalam data korporat atau dengan menggunakan
sentra kerja pengetahuan di mana para insinyur dapat menemukan pengetahuan yang
baru. Sistem pengetahuan yang koheren (jelas) dan terorganisasi juga memerlukan data
yang sistematis dari sistem pemrosesan transaksi perusahaan yang dapat menelusuri
penjualan, pembayaran, persediaan, pelanggan, dan data penting lainnya, demikian pula
halnya dengan data dari sumber-sumber eksternal seperti kabar berita, laporan industri,
opini legal, penelitian ilmiah, dan statistik pemerintah.
2. Penyimpanan Pengetahuan
Setelah berbagai dokumen, pola, dan aturan pakar terkumpul, data tersebut
harus disimpan sehingga dapat diambil kembali dan digunakan oleh para karyawan.
Penyimpanan pengetahuan pada umumnya melibatkan penciptaan suatu database.
Sistem manajemen dokumen yang dibuat dalam bentuk digital, indeks, dan
memberikan label pada dokumen yang disesuaikan dengan kerangka kerja yang jelas
merupakan database yang besar yang mahir dalam menyimpan kumpulan dokumen.
Sistem ahli juga membantu perusahaan dalam menjaga pengetahuannya yang diperoleh
dengan menggabungkan pengetahuan tersebut ke dalam proses dan budaya
organisasional.
Manajemen harus mendukung pengembangan sistem penyimpanan
pengetahuan, mendukung pengembangan skema yang dapat digunakan di seluruh
perusahaan dalam membuat indeks dokumen, dan memberikan penghargaan kepada
karyawan yang telah meluangkan waktu untuk memperbarui dan menyimpan dokumen
tersebut dengan cara yang benar. Sebagai contoh, manajemen harus memberikan
penghargaan kepada bagian penjualan yang memasukkan nama calon pelanggan ke
dalam basis data perusahaan di mana seluruh petugas penjualan dapat mengidentifikasi
data dari setiap calon yang tersimpan dan mengulasnya.
3. Penyebarluasan Pengetahuan
Teknologi portal, surel, pesan instan (instant messaging), wiki, alat bantu sosial
bisnis, dan mesin pencari telah ditambahkan pada pengaturan yang ada dari alat bantu
kolaborasi untuk berbagi kalender, data dokumen, dan grafik. Teknologi kontemporer
tampaknya telah membanjiri dunia informasi dan pengetahuan. Bagaimana seorang
karyawan atau manajer dapat menemukan sesuatu yang benar-benar penting dan
berguna bagi mereka dari lautan informasi dan pengetahuan yang begitu luas? Di
sinilah program pelatihan, jaringan informal, dan pengalaman manajemen yang
dibagikan dapat membantu para manajer agar tetap dapat menfokuskan perhatian
mereka dalam informasi dan pengetahuan yang penting.
4. Penerapan Pengetahuan
Tanpa memperhatikan apakah tipe dari sistem manajemen pengetahuan yang
dilibatkan, tetapi pengetahuan yang tidak dibagikan dan diterapkan dalam
permasalahan praktis yang dihadapi oleh perusahaan dan para manajer tidak akan
menambah nilai dari bisnis. Untuk memberikan tingkat pengembalian atas investasi,
maka pengetahuan organisasional harus menjadi suatu bagian yang sistematis dari
pengambilan keputusan manajemen dan diletakkan dalam sistem untuk mendukung
keputusan. Pada akhirnya, pengetahuan yang baru harus dibangun di dalam proses
bisnis suatu perusahaan dan sistem aplikasi kunci, meliputi penerapan perusahaan
untuk mengelola proses bisnis internal yang utama serta hubungan dengan pelanggan
dan pemasok. Pihak manajemen akan mendukung proses ini dengan menciptakan
praktik pelaksanaan bisnis baru yang didasarkan pada pengetahuan baru, produk dan
jasa baru, dan pasar baru bagi perusahaan.
5. Membangun Modal Organisasional dan Modal Manajemen: Kolaborasi, Komunitas
Praktik, dan Lingkungan Perkantoran
Selain aktivitas yrang telah dijelaskan, para manajer dapat membantu dengan
cara mengembangkan peranan dan tanggung jawab baru dalam organisasi untuk
memperoleh pengetahuan. Termasuk di dalamnya adalah menciptakan posisi-posisi
baru, seperti direktur eksekutif manajemen pengetahuan, staf yang ditugaskan untuk
membantu manajer pengetahuan, dan membentuk komunitas praktik. Komunitas
praktik (community of practice- COP) adalah jaringan umum informal yang terdiri atas
para profesional dan karyawan baik di dalam maupun di luar perusahaan dengan minat
dan kegiatan yang sama. Kegiatan komunitas ini termasuk pendidikan perorangan atau
kelompok, konferensi, newsletter online, serta setiap harinya saling berbagi
pengalaman dan teknik untuk menyelesaikan masalah dalam pekerjaan tertentu.
Banyak organisasi, seperti IBM, U.S. Federal Highway Administration, dan Bank
Dunia mendorong penciptaan ribuan komunitas online yang serupa. Praktik komunitas
tersebut sangat bergantung pada lingkungan perangkat lunak yang memungkinkan
terciptanya kolaborasi dan komunikasi.
COP dapat memudahkan orang dalam menggunakan kembali pengetahuan yang
telah digunakan sebelumnya dengan cara mengarahkan anggota komunitasnya kepada
dokumen tertentu, menciptakan tempat penyimpanan dokumen, dan menyaring
informasi untuk para anggota baru. Anggota COP bertindak sebagai fasilitator yang
mendorong kontribusi dan diskusi di antara para anggotanya. COP juga dapat
mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pembelajaran karyawan baru dengan
memberikan nama-nama pakar, judul pembahasan materi tertentu, dan akses ke metode
dan perangkat komunitas tersebut. Terakhir, COP dapat berfungsi sebagai tempat
bertumbuhnya banyak ide, teknik, dan perilaku pengambilan keputusan yang baru.

Tipe Sistem Manajemen Pengetahuan

Terdapat 3 tipe dari sistem manajemen pengetahuan yang sangat penting: sistem
manajemen pengetahuan keseluruhan perusahaan, sistem kerja pengetahuan, dan teknik
kecerdasan. Sistem manajemen pengetahuan keseluruhan perusahaan (enterprise-wide
knowledge management systems) merupakan upaya keseluruhan perusahaan yang
bertujuan umum untuk mengumpulkan, menyimpan, mendistribusikan, serta menerapkan
isi dan pengetahuan digital. Sistem-sistem ini meliputi kapabilitas untuk mencari informasi,
menyimpan data yang terstruktur dan yang tidak terstruktur, serta menempatkan keahlian
dari karyawan di dalam perusahaan. Sistem manajemen pengetahuan keseluruhan
perusahaan juga termasuk teknologi pendukung, seperti portal, mesin pencari, kolaborasi
dan alat bantu sosial bisnis, dan sistem manajemen pembelajaran.

Perkembangan perangkat lunak dan workstation canggih yang terhubung ke jaringan


untuk membantu teknisi dan ilmuwan dalam menemukan pengetahuan baru telah
menciptakan sistem kerja pengetahuan baru seperti perancangan yang dibantu komputer,
visualisasi, simulasi, dan sistem realitas virtual. Sistem kerja pengetahuan (knowledge work
systems – KWS) adalah sistem yang dikembangkan khusus untuk para teknisi, ilmuwan,
dan para pekerja di bidang pengetahuan lainnya yang bertugas memperoleh dan
menciptakan pengetahuan baru bagi perusahaan mereka.

Manajemen pengetahuan juga meliputi kelompok yang beraneka ragam dari teknik
kecerdasan (intelligent techniques) seperti penelusuran data, sistem ahli, jaringan neural,
logika fuzzy, algoritme genetika, dan agen intelegen. Teknik-teknik ini memiliki tujuan
yang berbeda-beda, dari yang menitikberatkan pada penemuan pengetahuan (penelusuran
data dan jaringan neural/jaringan syaraf), hingga penyaringan informasi dalam bentuk
aturan untuk suatu program komputer (sistem ahli dan logika fuzzy), untuk menemukan
solusi yang optimal bagi permasalahan (algoritme genetika).

2. SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN KESELURUHAN PERUSAHAAN


Perusahaan akan berhadapan dengan setidaknya tiga jenis pengetahuan. Beberapa
pengetahuan yang ada di dalam perusahaan dalam bentuk dokumen teks yang terstruktur
(laporan dan presentasi). Para pengambil keputusan juga memerlukan pengetahuan semi
terstruktur, seperti misalnya surel, pesan suara, pertukaran ruang obrolan, video, foto digital
brosur, atau postingan pada papan bulletin. Masih dalam kasus yang lainnya, tidak terdapat
informasi yang formal atau digital, dan pengetahuan berada di dalam kepala para karyawan.
Banyak dari pengetahuan ini adalah pengetahuan tersirat yang jarang dituliskan.

Sistem Manajemen Konten Perusahaan

Para pebisnis saat ini perlu untuk mengatur dan mengelola asset pengetahuan
terstruktur maupun semi terstruktur. Pengetahuan terstruktur merupakan pengetahuan
secara eksplisit ada dalam dokumen – dokumen formal, sama halnya dengan aturan – aturan
formal yang diperoleh organisasi dengan mengamati para ahli dan perilaku mereka dalam
pengambilan keputusan. Tetapi, setidaknya ada 80% dari konten bisnis organisasi adalah
informasi semi terstruktur atau tidak terstruktur yang ada dalam folder, pesan, memo,
proposal, surel, grafik, slide presentasi elektronik, dan bahkan video yang diciptakan dalam
format berbeda dan disimpan dalam banyak lokasi.

Sistem manajemen konten perusahaan membantu organisasi untuk mengelola kedua


tipe informasi tersebut. Mereka memiliki kapabilitas untuk menangkap pengetahuan,
penyimpanan, pemulihan, distribusi, dan pemeliharaan untuk membantu perusahaan dalam
meningkatkan pemrosesan dan keputusan bisnis mereka. Sistem seperti ini meliputi tempat
penyimpanan dokumen korporat, laporan, presentasi, dan praktik terbaik, demikian halnya
dengan kapabilitas untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan pengetahuan semi
terstruktur, seperti surel. Sistem manajemen konten perusahaan yang utama juga
memungkinkan bagi penggunanya untuk mengakses sumber eksternal dari informasi,
seperti kabar berita dan penelitian, dan untuk mengkomunikasikan melalui surel, pesan
instan, kelompok diskusi, dan konferensi video. Mereka mulai memadukan blog, wiki, dan
alat bantu jejaring sosial perusahaan lainnya.

Permasalahan pokok dalam mengelola perusahaan adalah peniptaan skema klasifikasi


yang tepat, atau taksonomi. Untuk mengorganisasi informasi ke dalam kategori yang
bermanfaat sehingga dapat lebih mudah diakses. Ketika kategori – kategori untuk memilah
– milah pengetahuan telah diciptakan, maka tiap – tiap objek pengetahuan perlu untuk
“ditandai” atau dikelompokkan sehingga dapat lebih mudah untuk dipulihkan. Sistem
manajemen konten perusahaan memiliki kapabilitas untuk menandai, berinteraksi dengan
database korporat dan tempat penyimpanan konten, serta menciptakan portal pengetahuan
perusahaan yang menyediakan suatu titik akses tunggal terhadap sumber daya informasi.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan, periklanan, penyiaran, dan
hiburan memiliki kebutuhan khusus untuk menyimpan dan mengelola data digital tidak
terstruktur, seperti foto, citra grafik, video, dan konten audio. Sistem manajemen aset
digital nmembantu perusahaan untuk mengklassifikasi, menyimpan, dan mendistribusikan
objek – objek digital tersebut.

Sistem Jaringan Pengetahuan

Sistem jaringan pengetahuan membahas mengenai permasalahan yang timbul ketika


pengetahuan yang tepat tidak dalam bentuk dokumen digital, tetapi sebagai gantinya berada
dalam memori para ahli individual dalam perusahaan. Sistem jaringan pengetahuan
memberikan direktori secara online dari para ahli korporat dan profil mereka, dengan
perincian mengenai pengalaman kerja mereka, proyek, publikasi, dan gelar pendidikan.
Alat bantu pencarian mempermudah karyawan untuk menemukan para ahli yang tepat
dalam suatu perusahaan.

Kolaborasi dan Alat Bantu Sosial serta Sistem Manajemen Pembelajaran

Untuk sumber daya pengetahuan di luar perusahaan, social bookmarking


mempermudah untuk mencari dan berbagi informasi dengan memungkinkan bagi para
penggunanya untuk menyelamatkan bookmark mereka pada laman web di situs web public
dan menandai bookmark tersebut dengan kata kunci. Penandaan – penandaan ini dapat
digunakan untuk mengatur dan mencari teks dan gambar. Daftar penandaan dapat
dibagikan dengan orang lain untuk membantu mereka dalam menemukan informasi
mengenai ketertarikan. Taksonomi yang diciptakan oleh pengguna dirancang untul berbagi
bookmark yang disebut folksonomies.

Perusahaan memerlukan cara untuk melacak dan mengelola pembelajaran karyawan


dan mengintegrasikannya sepenuhnya ke dalam manajemen pengetahuan dan sistem
perusahaan lainnya. Sistem manajemen pembelajaran menyediakan alat untuk manajemen,
pengiriman, pelacakan, dan penilaian berbagai jenis pembelajaran dan pelatihan karyawan.
Sistem manajemen pembelajaran kontemporer mendukung berbagai mode pembelajaran,
termasuk CD-ROM, video yang dapat didownload, kelas berbasis web, pengajaran
langsung di kelas atau online, dan pembelajaran kelompok di forum online dan sesi obrolan.
Sistem manajemen pembelajaran mengkonsolidasikan pelatihan media campuran,
mengotomatisasi pemilihan dan administrasi kursus, mengumpulkan dan memberikan
konten pembelajaran, dan mengukur efektivitas pembelajaran.
3. SISTEM KERJA PENGETAHUAN
Pekerja Pengetahuan dan Kerja Pengetahuan
Pekerja pengetahuan mencakup periset, perancang, arsitek, ilmuwan, dan insinyur
yang terutama menciptakan pengetahuan dan informasi untuk organisasi. Pekerja
pengetahuan biasanya memiliki tingkat pendidikan dan keanggotaan yang tinggi dalam
organisasi profesional dan sering diminta untuk melakukan penilaian independen sebagai
aspek rutin pekerjaan mereka. Pekerja pengetahuan melakukan tiga peran penting yang
penting bagi organisasi dan manajer yang bekerja di dalam organisasi:
1. Menjaga pengetahuan organisasi saat ini dalam pengetahuan saat berkembang di dunia
luar – dalam teknologi, sains, pemikiran sosial, dan seni.
2. Melayani konsultan internal mengenai bidang pengetahuan mereka, perubahan yang
terjadi, dan peluang.
3. Bertindak sebagai agen perubahan, evaluasi, inisiasi, dan promosi proyek perubahan.

Kebutuhan Sistem Kerja Pengetahuan

Pekerja pengetahuan memerlukan sistem kerja pengetahuan yang sangat


terspesialisasi dengan grafis, alat analisis, dan komunikasi serta kemampuan manajemen
dokumen yang hebat. Sistem ini membutuhkan daya komputasi yang memadai untuk
menangani grafik yang canggih atau perhitungan rumit yang diperlukan untuk pengetahuan
seperti pekerja sebagai peneliti ilmiah, perancang produk, dan analis keuangan. Karena
pekerja pengetahuan sangat fokus pada pengetahuan di dunia luar, sistem ini juga harus
memberi pekerja akses cepat dan mudah ke database eksternal. Mereka biasanya
menampilkan antarmuka yang user-friendly yang memungkinkan pengguna melakukan
tugas-tugas yang dibutuhkan tanpa harus menghabiskan banyak waktu untuk belajar
bagaimana menggunakan sistem.

Contoh Sistem Kerja Pengetahuan

Aplikasi kerja pengetahuan utama mencakup sistem Computer-aided design (CAD)


mengotomatisasi penciptaan dan revisi desain, menggunakan komputer dan perangkat
lunak grafis yang canggih. Dengan menggunakan metodologi perancangan fisik yang lebih
tradisional, setiap modifikasi desain memerlukan cetakan yang harus dibuat dan prototipe
untuk diuji secara fisik. Proses itu harus diulang berkali-kali, yang merupakan proses yang
sangat mahal dan menyita waktu. Dengan menggunakan workstation CAD, perancang
hanya perlu membuat prototip fisik menjelang akhir proses desain karena desainnya dapat
dengan mudah diuji dan diubah pada komputer. Kemampuan perangkat lunak CAD untuk
menyediakan spesifikasi desain perkakas dan pembuatan proses juga menghemat banyak
waktu dan uang sambil menghasilkan proses manufaktur dengan masalah yang jauh lebih
sedikit. Sesi Interaktif pada Teknologi mengilustrasikan beberapa manfaat ini, dan
menunjukkan bagaimana mereka bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif. Sistem CAD
mampu memasok data untuk pencetakan 3-D, juga dikenal sebagai manufaktur aditif, yang
menggunakan mesin untuk membuat benda padat, berlapis-lapis, dari spesifikasi dalam file
digital. Pencetakan 3-D saat ini digunakan untuk memproduksi prototipe dan barang kecil,
seperti perhiasan dan implan pinggul, serta bagian pesawat terbang. Di masa depan, ini bisa
digunakan untuk suku cadang fabrikasi kustom untuk peralatan autos dan militer.

4. TEKNIK KECERDASAN
Memperoleh Pengetahuan: Sistem Ahli
Sistem ahli adalah teknik cerdas untuk menangkap pengetahuan tersirat dalam
wilayah yang sangat spesifik dan terbatas dari keahlian manusia. Sistem ini menangkap
pengetahuan karyawan yang terampil dalam bentuk seperangkat aturan dalam sistem
perangkat lunak yang dapat digunakan oleh orang lain dalam organisasi. Kumpulan aturan
dalam sistem pakar menambah ingatan, atau pembelajaran tersimpan, dari perusahaan.
Sistem pakar kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip dasar ahli
manusia. Mereka biasanya melakukan tugas yang sangat terbatas yang dapat dilakukan oleh
para profesional dalam beberapa menit atau jam, seperti mendiagnosis mesin yang tidak
berfungsi atau menentukan apakah akan memberi kredit untuk pinjaman. Masalah yang
tidak bisa dipecahkan oleh ahli manusia dalam periode singkat yang sama jauh terlalu sulit
bagi sistem pakar. Namun, dengan menangkap keahlian manusia di bidang terbatas, sistem
pakar dapat memberi manfaat, membantu organisasi membuat keputusan berkualitas tinggi
dengan lebih sedikit orang.
Saat ini, sistem pakar banyak digunakan dalam bisnis secara diskrit, pengambilan
keputusan yang sangat terstruktur. Sistem pakar menyediakan beragam manfaat termasuk
keputusan yang baik, mengurangi kesalahan, mengurangi biaya, mengurangi waktu
pelatihan, dan tingkat kualitas dan layanan yang lebih tinggi. Meskipun sistem pakar tidak
memiliki kecerdasan manusiawi yang kuat dan umum, mereka dapat memberi manfaat bagi
organisasi jika keterbatasan mereka dipahami dengan baik. Hanya kelas masalah tertentu
yang bisa dipecahkan dengan menggunakan sistem pakar. Hampir semua sistem pakar
sukses menangani masalah klasifikasi dalam domain pengetahuan terbatas dimana hanya
ada sedikit alternatif hasil dan kemungkinan hasil ini diketahui sebelumnya. Sistem pakar
jauh kurang berguna untuk menangani masalah terstruktur yang biasanya dihadapi oleh para
manajer. Banyak sistem pakar memerlukan usaha pengembangan yang besar, panjang, dan
mahal. Mempekerjakan atau melatih lebih banyak ahli mungkin lebih murah daripada
membangun sistem pakar. Biasanya, lingkungan di mana sistem pakar beroperasi terus
berubah sehingga sistem pakar juga harus terus berubah. Beberapa sistem pakar, terutama
yang besar, sangat kompleks sehingga dalam beberapa tahun biaya perawatannya sama
dengan biaya pengembangan.

Kecerdasan Organisasional: Penelaran Berbasis Kasus

Pengetahuan organisasi ini dapat ditangkap dan disimpan dengan menggunakan


penalaran berbasis kasus. Dalam kasus berbasis penalaran, deskripsi pengalaman masa lalu
spesialis manusia, yang digambarkan sebagai kasus, disimpan dalam database untuk
pengambilan nanti saat pengguna menemukan kasus baru dengan parameter serupa. Sistem
mencari kasus yang tersimpan dengan karakteristik masalah yang mirip dengan yang baru,
menemukan kesesuaian terdekat, dan menerapkan solusi dari kasus lama ke kasus baru.
Solusi yang berhasil ditandai pada kasus baru dan keduanya disimpan bersamaan dengan
kasus lain di basis pengetahuan. Solusi yang tidak berhasil juga ditambahkan ke database
kasus beserta penjelasan mengapa solusi tidak berjalan.

Pembelajaran Mesin

Pembelajaran mesin adalah studi bagaimana program komputer dapat meningkatkan


kinerjanya tanpa pemrograman eksplisit. Mesin yang dipelajari adalah mesin yang, seperti
manusia, dapat mengenali pola dalam data, dan mengubah perilakunya berdasarkan
pengakuan akan pola, pengalaman, atau pembelajaran sebelumnya (database).

Agen Inteligen

Agen inteligen adalah program perangkat lunak yang bekerja tanpa intervensi
langsung manusia untuk melaksanakan tugas tertentu untuk pengguna individual, proses
bisnis, atau aplikasi perangkat lunak. Agen menggunakan basis pengetahuan built-in atau
pelajari untuk menyelesaikan tugas atau membuat keputusan atas nama pengguna, seperti
menghapus e-mail sampah, menjadwalkan janji temu, atau melakukan perjalanan melalui
jaringan yang saling berhubungan untuk menemukan tiket pesawat termurah ke California.
Ada banyak aplikasi agen cerdas saat ini di sistem operasi, perangkat lunak aplikasi, sistem
e-mail, perangkat lunak komputasi mobile, dan alat jaringan. Meskipun beberapa agen cerdas
diprogram untuk mengikuti seperangkat peraturan sederhana, ada pula yang mampu belajar
dari pengalaman dan menyesuaikan tingkah laku mereka. Siri, aplikasi pada sistem operasi
iOS Apple untuk iPhone dan iPad, adalah sebuah contoh. Siri adalah asisten pribadi cerdas
yang menggunakan teknologi voice recognition untuk menjawab pertanyaan, membuat
rekomendasi, dan melakukan tindakan. Perangkat lunak ini menyesuaikan dengan preferensi
individu pengguna dari waktu ke waktu dan mempersonalisasi hasil, melakukan tugas seperti
menemukan restoran terdekat, membeli tiket film, mendapatkan arahan, menjadwalkan janji
temu, dan mengirim pesan. Siri memahami ucapan alami, dan menanyakan pertanyaan
kepada pengguna jika dibutuhkan lebih banyak informasi untuk menyelesaikan sebuah tugas.
Siri tidak memproses masukan ucapan secara lokal di perangkat pengguna.

Sistem AI Hibrida

Algoritma genetika, logika fuzzy, jaringan neural, dan sistem pakar dapat
diintegrasikan ke dalam satu aplikasi untuk memanfaatkan fitur terbaik dari ini teknologi.
Sistem semacam itu disebut dengan sistem hibrida. Aplikasi hibrida dalam bisnis terus
bertumbuh. Di Jepang, Hitachi, Mitsubishi, Ricoh, Sanyo, dan lainnya mulai
menggabungkan produk AI hibrida untuk produk - produk rumah tangga, mesin pabrik, dan
peralatan kantor. Matsushita telah mengembangkan pencucian “neurofuzzy”. Mesin yang
menggabungkan logika fuzzy dengan jaringan neural. Nikko Securities telah mengerjakan
sistem neurofuzzy untuk meramalkan peringkat obligasi konversi.
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam mengelola pengetahuan, suatu perusahaan harus melengkapi 4 syarat indikator


sebagai perusahaan digital, harus bisa memanajemen pengetahuan dalam suatu perusahaan,
kita bisa menentukan sistem kerja pengetahuan dalam perusahaan, dan harus tahu mengenai
kecerdasan tiruan maupun teknik kecerdasan lainnya yang bisa digunakan dalam perusahaan.

Indikator yang harus dipenuhi dalam perusahaan digital yaitu Sistem pengelolaan rantai
pasokan, Sistem pengelolaan relasi pelanggan, Sistem perusahaan, dan Sistem pengelolaan
pengetahuan. Manajemen Pengetahuan didefinisikan sebagai setiap proses atau praktek
membuat, memperoleh, menangkap, berbagi dan menggunakan pengetahuan, di mana pun
berada, untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam organisasi. Kita juga bisa
mempelajari bahwa dalam perusahaan kita harus mengetahui sebagai berikut.

1. Manajemen Pengetahuan
2. Sistem Manajemen Pengetahuan Keseluruhan Perusahaan
3. Sistem Kerja Pengetahuan
4. Teknik Kecerdasan yang ada di Perusahaan
DAFTAR PUSTAKA

Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon. 2014. Management Information Systems, Edisi 13

Anda mungkin juga menyukai