Anda di halaman 1dari 15

3.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan penjelasan mengenai informasi yang


berhubungan dengan penelitian yang mencakup jenis penelitian, teknik
pengukuran variabel, teknik pembuatan kuesioner, desain sampel, metode, dan
program analisa data untuk membahas dan menjawab permasalahan dalam
penelitian kali ini, mengenai pengaruh Strategic Leadership terhadap Competitive
Advantage melalui Intellectual Capital sebagai variabel intervening pada
perusahaan non-manufaktur terbuka yang berlokasi di Kota Surabaya.

1.1. Model Analisis


Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

Strategic H1 Competitive
Leadership Advantage

Intellectual Capital
H2 H3

Gambar 3.1 : Model Analisis

1.2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel


Pada setiap penelitian, setiap variabel yang muncul harus dapat dijelaskan
secara operasional. Menurut Puspowarsito (2008), definisi operasional dari sebuah
variabel adalah penjelasan dari karakteristik terhadap objek ke dalam elemen-
elemen yang dapat diobservasi sehingga konsep tersebut dapat diukur dan
dioperasionalkan ke dalam penelitian.

28
Universitas Kristen Petra
1.2.1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Umar (2003) mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah Strategic Leadership.
 Konsep : Strategic Leadership (X)
 Definisi Operasional : strategic leadership sebagai kemampuan seseorang
untuk mengantisipasi, membayangkan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir
secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang
akan menciptakan masa depan yang baik bagi organisasi (Ireland dan Hitt,
1999).
 Indikator Empirik :
Menurut Ireland dan Hitt (1999) strategic leadership memiliki enam dimensi,
yaitu sebagai berikut :
1. Determining the Firm’s Purpose or Vision
Menurut Ireland dan Hitt (1999), dalam strategic leadership, strategic
leaders bertugas untuk menentukan tujuan perusahaan berada di pundak
pemimpin. Maka dari itu dimensi pertama strategic leadership ini
diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka
mengukur dimensi tersebut :
X1 : Dalam organisasi kami, manajemen puncak berperan signifikan
dalam menentukan visi organisasi.

2. Exploiting and Maintaining Core Competition


Strategic Leadership yang efektif adalah yang mampu menemukan cara
agar pengetahuan dapat berkembang menjadi lebih banyak pengetahuan
(Ireland dan Hitt, 1999). Maka dari itu dimensi kedua strategic leadership
ini diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka
mengukur dimensi tersebut :
X2 : Dalam organisasi kami, manajemen puncak berperan signifikan
mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menajamkan kompetensi utama
yang dimiliki perusahaan.

29
Universitas Kristen Petra
3. Developing Human Capital
Menurut Ireland dan Hitt (1999), Strategic leaders bertugas untuk
mengembangkan human capital di dalam perusahaan. Maka dari itu
dimensi ketiga strategic leadership ini diterjemahkan dalam pertanyaan
kuisioner berikut dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
X3 : Dalam organisasi kami, manajemen puncak berperan signifikan
mengembangkan sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan.

4. Sustaining an Effective Corporate Culture


Menurut Ireland dan Hitt (1999), dalam strategic leadership, strategic
leader harus mempertahankan budaya perusahaan yan efektif. Maka dari
itu dimensi keempat strategic leadership ini diterjemahkan dalam
pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
X4 : Dalam organisasi kami, manajemen puncak berperan signifikan
mendukung budaya organisasi yang efektif.

5. Emphasising Ethical Practice


Menurut Ireland dan Hitt (1999), strategic leaders yang efektif akan
menekankan praktik-praktik etika, menggunakan kejujuran, kepercayaan,
dan integritas sebagai dasar dari keputusan mereka. Maka dari itu dimensi
kelima strategic leadership ini diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner
berikut dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
X5 : Dalam organisasi kami, manajemen puncak berperan signifikan
memperhatikan praktek bisnis yang beretika.

6. Establishing Balanced Organizational Control


Menurut Ireland dan Hitt (1999), Strategic leaders harus mampu
membangun pengendalian yang dapat memfasilitasi perilaku karyawan
yang inovatif. Maka dari itu dimensi keenam strategic leadership ini
diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka
mengukur dimensi tersebut :

30
Universitas Kristen Petra
X6 : Dalam organisasi kami, manajemen puncak berperan signifikan
dalam pencapaian tujuan organisasi dengan cara mengembangkan
pengendalian jangka panjang yang bersifat strategik.

1.2.2. Variabel Antara (Variabel Intervening)


Variabel antara atau variabel intervening adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel intervening merupakan variabel antara yang terletak di antara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007).
Variabel antara (variabel intervening) yang digunakan dalam penelitian adalah
intellectual capital
 Konsep : Intellectual Capital (Y)
 Definisi Operasional : Intellectual capital didefinisikan sebagai jumlah semua
materi intelektual (pengetahuan, informasi, hak pemilikan intelektual,
pengalaman), yang diketahui dan diberikan oleh semua orang di dalam
perusahaan, yang memberikan competitive advantage dan dapat digunakan
untuk menciptakan kekayaan (Saint-Onge, 1996).
 Indikator Empirik :
Intellectual capital terdiri dari tiga elemen utama (Choudhury, 2010) yaitu:
Human capital, Organizational capital dan Social Capital.
1. Human Capital
Modal Manusia didefinisikan sebagai Kemampuan individu yang
diperlukan untuk memberikan solusi kepada pelanggan (Saint-Onge,
1996). Maka dari itu dimensi pertama intellectual capital ini
diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka
mengukur dimensi tersebut :
Y1 : Karyawan kami sangat terampil dan berbakat.
Y2 : Karyawan kami dikenal secara luas sebagai salah satu yang terbaik
dibandingkan dengan karyawan perusahaan lain pada industri yang
sejenis.
Y3 : Karyawan kami sangat kreatif dan inovatif.

31
Universitas Kristen Petra
Y4 : Karyawan kami memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup
untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Y5 : Karyawan kami pada umumnya menggunakan ide dan pengetahuan
baru untuk memecahkan masalah.

2. Organizational Capital
Organizational capital atau modal organisasional merupakan pengetahuan
dan pembelajaran pada tingkat organisasi, atau pengetahuan dan
pembelajaran yang tertanam dalam organisasi (Choudhury, 2010). Maka
dari itu dimensi kedua intellectual capital ini diterjemahkan dalam
pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
Y6 : Karyawan kami terampil bekerjasama antara satu dengan yang lain
untuk mendeteksi dan memecahkan masalah.
Y7 : Karyawan kami saling belajar dan berbagi informasi dengan
karyawan lain di dalam tim dan departemen mereka masing-masing.
Y8 : Karyawan kami berinteraksi dan bertukar ide-ide dengan divisi dan
departemen lainnya.
Y9 : Karyawan kami bekerjasama dengan pelanggan, pemasok, dan mitra
lainnya dalam mencari solusi.
Y10 : Karyawan kami menerapkan pengetahuan dari satu area untuk
mengangani masalah dan peluang yang muncul pada area lain dalam
perusahaan.

3. Social Capital
Social capital atau modal sosial merupakan pengetahuan yang terikat
dalam bentuk hubungan diantara karyawan, pelanggan, pemasok, mitra,
aliansi, dan sejenisnya (Choudhury, 2010). Maka dari itu dimensi ketiga
intellectual capital ini diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner berikut
dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
Y11 : Organisasi kami mendokumentasikan pengetahuan yang dimiliki
organisasi dalam bentuk laporan resmi, studi kasus, dan paten.

32
Universitas Kristen Petra
Y12 : Banyak pengetahuan organisasi yang kami miliki dimasukan dalam
bentuk manual maupun data komputerisasi (database).
Y13 : Organisasi kami memiliki Portal E-learning atau E-knowledge
dimana semua karyawan dapat mengakses pengetahuan yang sesuai
dengan bidang yang mereka butuhkan.
Y14 : Budaya organisasi kami merupakan cerminan dari cara kami
menjalankan bisnis.
Y15 : Perusahaan kami menanamkan banyak pengetahuan dan informasi
yang dimiliki pada struktur, sistem, dan proses perusahaan.
.

1.2.3. Variabel Terikat (Variabel Dependen)


Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen (Umar, 2003). Variabel terikat yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah competitive advantage.
 Konsep : Competitive Advantage (Z)
 Definisi Operasional : Competitive advantage didefinisikan sebagai
keunggulan yang dimiliki perusahaan melalui implementasian strategi
penciptaan nilai untuk menciptakan nilai ekonomi yang lebih besar, yang tidak
dimiliki oleh kompetitor (Barney, 1991; Peteraf dan Barney, 2003).
 Indikator Empirik :
Berdasarkan indikator competitive advantage yang dikembangkan oleh Li et
al. (2006).
1. Price
Price merupakan sejauh mana sebuah organisasi mampu untuk bersaing
dengan para pesaing/kompetitor utama berdasarkan pada harga rendah (Li
et al., 2002). Maka dari itu dimensi pertama competitive advantage ini
diterjemahkan dalam pertanyaan kuisioner berikut dalam rangka
mengukur dimensi tersebut :
Z1 : Organisasi kami senantiasa menawarkan harga yang kompetitif
dibandingkan dengan pesaing.

33
Universitas Kristen Petra
2. Quality
Quality merupakan sejauh mana sebuah organsasi mampu untuk
menawarkan kualitas dan kinerja produk yang dapat menciptakan nilai
yang tinggi bagi para pelanggan (Li et al., 2002). Maka dari itu dimensi
kedua competitive advantage ini diterjemahkan dalam pertanyaan
kuisioner berikut dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
Z2 : Organisasi kami selalu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas
tinggi.

3. Delivery Dependability
Delivery dependability merupakan sejauh mana sebuah organisasi mampu
untuk menyediakan jenis dan volume produk yang diminta/dibutuhkan
oleh para pelanggan dengan tepat waktu (Li et al., 2002). Maka dari itu
dimensi kedua competitive advantage ini diterjemahkan dalam pertanyaan
kuisioner berikut dalam rangka mengukur dimensi tersebut :
Z3 : Organisasikami selalu menyediakan produk atau jasa kepada
konsumen tepat waktu.
Z4 : Organisasi kami selalu memberikan barang atau jasa kepada
konsumen sesuai dengan jumlah dan pesanan.
Z5 : Organisasi kami selalu menyediakan produk atau jasa yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

4. Product Innovation
Product innovation merupakan sejauh mana sebuah organisasi mampu
untuk memperkenalkan produk-produk serta fitur-fitur baru di dalam pasar
(Li et al., 2002).
Z6 : Organisasi kami selalu melakukan inovasi produk atau jasa seiring
dengan perubahan pelangggan.
Z7 : Organisasi kami selalu menyediakan produk-produk atau jasa dengan
keunggulan (fitur) baru dibandingkan pesaing.

5. Time to Market

34
Universitas Kristen Petra
Time to market merupakan sejauh mana sebuah organisasi mampu untuk
memperkenalkan produk baru dengan lebih cepat daripada para pesaing
utama (Li et al., 2002).
Z8 : Organisasi kami merupakan pelopor dalam memperkenalkan produk
atau jasa baru kepada pelanggan.
Z9 : Organisasi kami bergerak cepat dalam perkembangan produk atau
jasa baru dibandingkan dengan pesaing.

1.3. Skala Pengukuran


Skala pengukuran adalah aturan atau tata cara yang memberikan angka
atau nilai kepada aspek-aspek obyek, manusia, pernyataan dan kejadian.
Pemberian angka tersebut tidak boleh dilakukan secara sembarangan tetapi harus
didasarkan kepada konsep dan definisi operasional suatu variabel (Sarwono dan
Martadiredja, 2008).
Penelitian ini akan menggunakan skala pengukuran interval, dimana
responden diminta menentukan pilihan jawaban pada ranking sesuai dengan
persepsinya. Skala pengukuran interval harus benar-benar merupakan angka.
Menurut Sarwono dan Martadiredja (2008), skala pengukuran interval adalah
skala yang mengatur obyek-obyek yang sesuai dengan kekuatan dan membedakan
pengaturan ini dengan menggunakan interval yang sama.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai suatu fenomena sosial (Sarwono dan Martadiredja,
2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 rating skala Likert dengan
perincian sebagai berikut:
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju

35
Universitas Kristen Petra
1.4. Jenis dan Sumber Data
1.4.1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitaif. Data kuantitatif adalah
data yang diukur menggunakan skala numerik (angka). Penelitian dengan data
kuantitaif akan dihitung menggunakan rumus-rumus statistik dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk jumlah dan angka.

1.4.2. Sumber Data


Sujarweni dan Endrayanto (2012) menyatakan bahwa data berdasarkan
sumbernya ada dua, yaitu :
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang biasanya diperoleh dari subyek penelitian
dengan cara melakukan pengamatan, percobaan atau interview atau dengan
wawancara. Data primer dapat diperoleh dari observasi atau pengamatan
secara langsung dimana subyek diberi lembar yang berisi pertanyaan untuk
diisi dan pertanyaan yang ditujukan untuk responden.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber
pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis. Data sekunder
dapat diperoleh dari buku teks, internet, surat kabar, dan sebagainya atau
melalui pihak lain.

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh melalui


penyebaran kuesioner kepada perusahaan manufaktur di Surabaya yang
menerapkan strategic leadership.

1.5. Instrumen dan Pengumpulan Data


Berikut ini adalah beberapa prosedur pengumpulan data dalam penelitian
ini:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka memberikan landasan bagi perumusan hipotesis,
penyusunan daftar pertanyaan (kuesioner), serta pembahasan teoritis. Peneliti

36
Universitas Kristen Petra
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian melalui beberapa
artikel relevan yang bersumber dari buku teks, literatur, jurnal, serta internet
yang berkaitan dengan materi.
2. Penyebaran Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007).

1.6. Populasi
Menurut Puspowarsito (2008), populasi adalah keseluruhan obyek (orang,
kejadian atau sesuatu) yang mempunyai karakteristik tertentu baik yang konkrit
(tangible) maupun obyek yang abstrak (intangible). Selain itu, populasi adalah
jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun,
1989).
Populasi dalam Penelitian ini adalah manajer perusahaan terbuka non-
manufaktur yang berlokasi di Kota Surabaya.

1.7. Sampel dan Teknik Sampling


1.7.1. Sampel
Menurut Puspowarsito (2008), sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya akan diteliti dan dianggap bisa mewakili populasi, sehingga
jumlah sampel lebih sedikit daripada jumlah populasi. Penentuan sampel harus
diperhatikan karena sampel yang digunakan harus bisa mewakili karakteristik dari
total populasi (Sekaran, 2003). Hal ini diharapkan dapat diperoleh hasil penelitian
yang sama seperti pada saat penelitian menggunakan populasi.
Malhotra (2006) menyatakan bahwa besarnya jumlah sampel yang diambil
paling sedikit dapat ditentukan dengan mengalikan banyaknya indikator variabel
yang diamati dengan 4 atau 5 kali. Dalam penelitian ini terdapat 14 indikator.
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut, sampel pada penelitian ini adalah 56
hingga 70 sampel.
Oleh karena beberapa pertimbangan tersebut, jumlah sampel yang peneliti
ambil dibulatkan sebanyak 60 orang manajer perusahaan terbuka non manufaktur

37
Universitas Kristen Petra
yang berlokasi di Kota Surabaya sebagai sampel untuk mengantisipasi adanya
kesalahan responden dalam pengisian kuesioner. Satu nama perusahaan diwakili
oleh minimal 2 orang manajer.

1.7.2. Teknik Sampling


Pada dasarnya di sebuah penelitian, peneliti cenderung menggunakan
sampel ketimbang seluruh populasi. Menurut Sekaran (2003) beberapa alasan
seperti pada saat mengumpulkan data dari ribuan individu adalah mustahil, jikalau
mungkin ada hal yang harus dipertimbangkan seperti biaya, SDM, waktu yang
terbatas untuk melakukan penelitian
Penelitian ini mengunakan non-probability sampling, dimana dalam teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
non-probability sampling dibagi menjadi enam jenis pemilihan sampel, yaitu
sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling,
sampling jenuh, dan snowball sampling (Sujarweni dan Endrayanto, 2012).
Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
judgement sampling atau yang juga dikenal sebagai purposive sampling. Dalam
penelitian ini, kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah manajer pada
perusahaan non-manufaktur terbuka di Kota Surabaya yang berstatus karyawan
tetap.

1.8. Unit Analisis


Unit analisis dalam penelitian ini adalah manajer perusahaan terbuka non
manufaktur yang berlokasi di Kota Surabaya, dimana peneliti akan melakukan
penelitian mengenai dampak strategic leadership terhadap competitive advantage
melalui intellectual capital sebagai variabel intervening.

1.9. Rancangan Kuisioner


Dalam merancang kuesioner, peneliti menggunakan rancangan
sebelumnya dari peneliti terdahulu. Kuesioner ini akan dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :

38
Universitas Kristen Petra
1. Strategic Leadership yang diadopsi dari Hitt, Ireland, dan Hoskisson, (2003).
2. Intellectual Capital yang diadopsi dari Choudhury (2010).
3. Competitive Advantage yang diadposi dari Li et al. (2002).

1.10. Teknik Analisis Data


Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam teknik analisi data, antara
lain melakukan partial least square, uji validitas, dan uji reliabilitas.

1.10.1. Partial Least Square (PLS)


Pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) merupakan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan path diagram yang
memungkinkan untuk memasukan semua observed variable sesuai dengan model
teori yang berkaitan. SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistik yang
memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara
simultan (Waluyo, 2011). Hubungan yang rumit tersebut dapat diartikan sebagai
rangkaian hubungan yang dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen
dengan satu atau beberapa variabel independen, di mana setiap variabel dependen
dan independen berbentuk struktur yang dibangun dari beberapa indikator yang
diobservasi atau diukur secara langsung.
Dalam penelitian ini, analisa SEM yang digunakan adalah Partial Least
Square (PLS) dengan proses perhitungan yang dibantu dengan program aplikasi
SmartPLS. Penelitian ini menggunakan model yang cukup rumit dan responden
yang menjadi bagian dari penelitian ini adalah responden maka diperlukan analisa
PLS. Selain itu,PLS juga dapat menganalisa secara menyeluruh mengenai
hubungan antar variabel yang terdapat dalam penelitian ini.
Terdapat dua model analisa PLS, yaitu inner model dan outer model.
Outer model disebut juga dengan outer relation atau measurement model,
merupakan spesifikasi hubungan antar variabel dengan indikatornya. Outer model
mendefinisikan karakteristik konstruk laten dengan variabel manifesnya.
Sedangkan inner model yang disebut juga dengan inner relation atau structural
model, merupakan spesifikasi hubungan tentang variabel tersembunyi atau laten,
yaitu antara variabel eksogen dengan variabel endogen (Ghozali, 2011).

39
Universitas Kristen Petra
1.10.2. Mengonstruksi Diagram Path
Diagram path menunjukkan hubungan terhadap alur kausal antar variabel
eksogen dan endogen. Hubungan-hubungan kausal yang ada merupakan
justifikasi dari teori yang telah ada kemudian konsep tersebut divisualisasikan ke
dalam gambar sehingga lebih mudah dipahami. Gambar berbentuk kotak
menunjukkan variabel manifes atau berupa indikator empirik. Sedangkan, gambar
berbentuk bulat adalah variabel laten atau konstruk yang terdiri dari variabel
eksogen dan variabel endogen. Diagram path dari penelitian ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Determining Strategic
Direction
Price / Cost
Exploiting and
Maintaing Core
Competition Quality
H1
Developing Human Strategic Competitive Delivery
Capital Leadership Advantage Dependability

Emphasising Ethical
Product Innovation
Practice
Intellectual
Establishing Strategic H2 Capital H3
Control Time to Market

Human Organizatio Social


Capital nal Capital Capital

Gambar 3.2 : Gambar Diagram PLS

1.10.3. Mengevaluasi Goodnes-of-Fit Outer Model


Penelitian ini dapat diukur validitas dan reliabilitasnya melalui evaluasi
Goodness-of-fit Outer Model. Apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat, maka
instrumen dapat dikatakan valid. Prinsip validitas mengandung dua unsur yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu kecermatan dan ketelitian. Alat ukur yang valid tidak
hanya mampu mengungkapkan data secara tepat, tetapi juga harus memberikan

40
Universitas Kristen Petra
gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Evaluasi untuk outer model atau
model pengukuran dapat dilakukan melalui:
a. Convergent Validity
Convergent validity merupakan pengukuran korelasi antara skor indikator
dengan skor variabel laten. Convergent validity digunakan untuk mengukur
dalam menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid
mengukur dimensi dari konsep yang diukur. Untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading lebih besar 0,50 dianggap
sudah baik (Ghozali 2011).
b. Discriminant Validity
Discriminant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel
laten. Pengukuran discriminant validity dinilai berdasarkan nilai AVE
(Average Variance Extracted) dimana nilai AVE harus lebih besar dari 0,50
(Ghozali, 2011). Perhitungan AVE dapat dilakukan dengan rumus :
Σ λ2i
AVE= (3.1)
Σ λ 2i + ∑ var (ε ¿¿ i) , ¿
i

Dimana λ i = faktor loading dan ε i−1−λ 2i


c. Composite Reliability
Composite reliability merupakan derajat yang mengindikasikan common
laten (unobserved), sehingga dapat menunjukkan indikator blok yang
mengukur konsistensi internal dan indikator pembentuk konstruk. Nilai batas
yang diterima untuk tingkat realibilitas composite adalah 0,60 (Ghozali
2011). Perhitungan composite reliability dapat dilakukan dengan rumus :
ρc=¿ ¿, (3.2)
Dimana λ i = faktor loading dan ε i−1−λ 2i

1.10.4. Mengevaluasi Goodness-of-Fit Inner Model


Inner model atau model struktural dapat dievaluasi dengan melihat
stabilitas dari estimasi yang dinilai dengan menggunakan uji T-statistik dan
pengaruh positif dan negatif dilihat dari original sample (O) yang didapat lewat
prosedur bootstrapping (Ghozali, 2011).

41
Universitas Kristen Petra
Evaluasi goodness-of-fit inner model juga dapat dievaluasi dengan
menggunakan R-square untuk variabel laten dependen dengan interpretasi yang
sama dengan regresi. R-square mengartikan keragaman konstruk endogen yang
mampu dijelaskan oleh konstruk-konstruk eksogen secara serentak (Ghozali,
2011). Sedangkan untuk mengukur model konstruk digunakan Q-
squarepredictive relevance. Q-square dapat mengukur seberapa baik nilai
observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Jika Q-
square> 0 berarti menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance,
sebaliknya jika nilai Q-square< 0 menunjukkan model kurang memiliki
predictive relevance (Ghozali, 2011). Perhitungan Q-square dapat dilakukan
dengan rumus :
Q2−1−( 1−R 21)( 1−R22 ) …(1−R2p ) (3.3)
Dimana R12, R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam mode

42
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai