Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan Umum
a. Ekonomi
b. Sosial
c. Politik dan Hukum
d. Teknologi
e. Demografi
2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional
perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri
sebagai berikut:
a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
b. Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing yang ada
c. Tekanan dari Produk Pengganti
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Substitusi)
e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
B. Lingkungan Internal
a. Tangible, merupakan sumber daya yang terlihat atau berwujud dalam data
keuangan dan mudah sekali diidentifikasi dan dievaluasi. Contohnya:
Sumber daya Finansial : Kapasitas kredit perusahaan. Kemampuan
menghasilkan dana internal, dan sebagainya.Sumber daya Fisik :
Kecanggihan mesin pabrik. Lokasi pabrik atau lokasi usaha, dan
sebagainya.Sumber daya Manusia : Pengalaman, loyalitas, pelatihan,
komitmen, dan sebagainya.Sumber daya Organisasional : Sistem
perencanaan, koordinasi, pengendalian, dan sebagainya
2. Kapabilitas (Capability)
Ada tiga parameter yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kompetensi inti
dalam perusahaan sebagai berikut:
Hal terpenting yang perlu dipahami bahwa kompetensi tidak harus dan tidak
boleh dijadikan penghambat untuk berubah apabila perusahaan memang
memerlukannya. Jika kompetensi inti yang lama berubah sejalan dengan
globalisasi, perusahaan pun harus menemukan kompetensi yang baru. Karena jika
tidak melakukan perubahan, dikuatirkan perusahaan tersebut akan mengalami
kemunduran (competitive disadvantage).
Lebih lanjut, Visi yang disusun harus strategik. Visi Strategik adalah visi
yang mudah diartikulasikan, mudah dipahami, diterima semua pihak dalam
organisasi. Mengapa visi harus strategik? Visi yang dipahami dan diterima oleh
semua pihak (karyawan) akan menjadi magnet yang mengikat mereka pada
organisasi. Ketika karyawan memiliki komitmen tinggi dan jangka panjang pada
organisasi, maka keputusan-keputusan bisnis akan dapat dihasilkan dan
dilaksanakan dengan lebih mudah. Visi strategik mampu merefleksikan aspirasi
manajemen dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masa depan
perusahaan, menjawab pertanyaan “where we are going?”
-
Pelanggan
-
Produk
-
Pasar
-
Teknologi yang digunakan
-
Komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan atau stabilitas
-
Konsep perusahaan
-
Komitmen terhadap stakeholder
(www. findtoyou.com/ebook)
CONTOH VISI DAN MISI
Visi
Visi UM adalah menjadikan UM sebagai perguruan tinggi unggul yang peduli ter-
hadap nilai kemanusiaan dan menjadi rujukan dalam pengembangan bidang
kependidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Misi
- PT HM SAMPOERNA Tbk.
Kami juga tetap teguh menjalankan program tata kelola perusahaan yang kuat dan
ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna dengan
baik dan efektif. Komitmen tersebut kami wujudkan dengan menumbuhkan dan
menjaga standar kepatuhan, perilaku bertanggung jawab dan integritas yang
tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna.
Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam
menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada
seluruh afiliasi PMI, termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan
Sampoerna pada seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara
berkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.
(http:/www.sampoerna.com/id_id/about_us/pages/how_we_perform.aspx)
Tujuan yang ditetapkan harus meliputi dua kategori atau tipe, yaitu:
Tujuan Finansial
Outcome yang berkaitan dengan peningkatan atau pertumbuhan kinerja keuangan,
seperti laba, deviden, harga saham
Tujuan Strategik
Outcome yang akan menghasilkan daya saing yang lebih besar, lebih kuat, dan
jangka panjang.
Pengertian yang dimaksudkan dalam hal ini tidak lain adalah pola gerak
organisasi dan berbagai pendekatan manajerial yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan umum sekaligus merupakan misi organisasi.(Arthur A.
Thompson, Jr., dan A.J. Strickland III, Strategic Management:Concept and Cases,
Fifth Edition, Homewood, Illinois, 1990 ) Oleh karenanya porsi terbesar dari
perencanaan strategi organisasi biasanya akan meliputi tidak hanya berbagai
pendekatan yang telah dilakukan saja tetapi juga praktek manajerial yang dinilai
cukup baik untuk terus dikembangkan.
5. Evaluasi Kinerja
Mungkin satu contoh menarik dalam hal ini dapat diambil dari
pengalaman Percy Bernevic president dan CEO dari Asea Brown Boveri (ABB)
yang bermarkas di Zurich dalam menghadapi trend globalisasi bisnis sekarang ini.
(William Taylor, “The Logic of Global Business : An Interview with ABB’s
Percy Bernevic”, Harvard Business Review, March-April 1991) Percy Bernevic
merubah orientasi jangka panjang dan mencoba mengembangkan satu model
competitive enterprise, yaitu suatu organisasi yang mengkombinasikan antara
skala global (global scale) dan teknologi kelas dunia (world-class technology)
dengan akar yang kuat pada pasar lokal. Satu motto yang dicoba untuk
dikembangkan oleh Bernevic pada Asea Brown Boveri adalah “Think Global, act
local”.
Kedua, tahapan dalam proses manajemen strategik tidak terjadi dalam sisi
yang terpisah dari fungsi manajemen secara umum Proses manajemen strategik
berlangsung sejalan dengan aktivitas dan tanggung jawab manajerial lainnya.
Namun, tanpa mengabaikan peran dan tanggung jawab yang ada, seorang
CEO sebenarnya bukanlah satu-satunya seorang strategik manajer. Dalam
organisasi perusahaan yang sudah berkembang (multibusiness firm), proses
manajemen strategik biasanya dikembangkan pada berbagai level dalam
perusahaan. Oleh karenanya masuk akal jika manajer suatu departemen mencoba
menyusun dan mengembangkan strategi yang mungkin sedikit berbeda dengan
model yang dikembangkan pada manager puncak (top level manager). Hal ini
dapat terjadii karena penyusunan strategi organisasi akan disesuaikan dengan
kebutuhan pada level tertentu. (www. findtoyou.com/ebook)
Strategi Korporat
Strategi Bisnis
Strategi level unit bisnis ini bisa berupa strategi di level anak perusahaan,
divisi, lini produk, atau profit centre lain yang memiliki otonomi pengelolaan
bisnisnya sendiri. Isu dalam strategi bisnis adalah bagaimana mengkoordinasikan
fungsi-fungsi bisnis/manajemen untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Strategi Fungsional
Strategi Operasional