Anda di halaman 1dari 3

C.

Proses Manajemen Pengetahuan Dalam Organisasi

Dalam pengembangan manajemen pengetahuan, Polayi (dalam Tobing, 2007) menyatakan


bahwa ia merupakan orang yang pertama memperkenalkan pengetahuan (knowledge) yang terdiri
dari 2 jenis, yaitu pengetahuan terbatinkan atau pemikiran pengetahuan (tacit knowledge) dan
pengetahuan yang sudah terekam dan termodifikasi dalam dokumen (explisit knowledge).

Untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan SDM di suatu organisasi yang
merupakan perwujudan dari model Socialization, externalization, combination, internalization (SECI).

Penyebaran Empat Cara Konversi Pengetahuan

Sosialisasi Eksternalisasi

Internalisasi Kombinasi

a. Sosialisasi. Proses sosialisasi antar sumber daya manusia (SDM) di organisasi salah satunya
dilakukan melalui pertemuan tatap muka. Melalui pertemuan tatap muka ini, SDM dapat
saling berbagi knowledge dan pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipa knowledge bar
bagi mereka.
b. Eksternalisasi. Sistem Knowledge Management akan sangat membantu proses eksternalisasi
ini, yaitu proses untuk mengartikulasi tacit knowledge menjadi suatu konsep yang jelas.
Semua tacit knowledge yang diperoleh antara lain berwujud konsep-konsep, sistem serta
prosedur, manual, laporan pelaksanaan uraian perkerjaan, dan sebagainya harus
didokumentasikan untuk kemudian dimanfaatkan oleh organisasi dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya.
c. Kombinasi. Proses konversi knowledge melalu kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai
explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem knowledge management.
d. Internalisasi. Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan
dapat dibaca oleh orang lain.

Menurut Setiarso, et.al (2009) bahwa faktor budaya memegang peran yang sangat penting
dalam mendukung proses penciptaan knowledge organisasi dan kebersihan knowledge
management di organisasi. Untuk membangun budaya knowledge sharing di dalam diri SDM
organisasi, maka strategi yang dapat ditempuh, yaitu :

1. Merumuskan budata knowledge sharing di organisasi, yang menekankan pada kewajiban


untuk menggali dan membagi knowledge kepada semua karyawan.
2. Membangun rasa saling percaya di antara SDM organisasi, terlepas dari kedudukan,
kecerdasan, dan kinerjanya.
3. Sistem penghargaan (reward) karena adanya kreativitas berbagai dan memanfaatkan
knowledge.
4. Rotasi kerja.
5. Menyediakan sarana atau media dalam melakukan aktivitas berbagai knowledge.
6. Kepemimpinan dari jajaran direksi dan manajemen yang mendukung penerapan knowledge
management ini.

D. Model Manajemen Pengetahuan

Sebelum mengemukakan pembahasan model knowledge management, terlebih dahulu


mengemukakan konsep model. Menurut Bill dan Hardgrave (1979: 14-28) bahwa model adalah
sebagai suatu gambaran teoritis yang disederhanakan dari dunia nyata, merupakan suatu bangunan
isomorphic dari realitas atau mendahului kenyataan.

Salah satu contoh model manajemen adalah model siklus kegiatan-kegiatan manajemen atau
circular flow diagram atau seperti gambar dibawah ini.

Manusia Content

Proses Teknologi

a. Manusia : Knowledge Manager/document control.


b. Content : Knowledge Cap database.
c. Proses : Aturan penunjang sistem Knowledge Management.
d. Teknologi : Infrastruktur yang diperlukan Prioritas kebutuhan user pada fitur-fitur
Knowledge Management.

Dalam penerapan model manajemen pengetahuan dalam organisasi, tidak hanya didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas (memiliki informasi, pengalaman, dan keahlian yang
dibutuhkan) dan teknologi informasi yang tepat guna, tetapi juga budaya berbagi knowledge.

E. Peranan, Tujuan, dan Manfaat Manajemen Pengetahuan


Dalam menelusuri peranan manajemen pengetahuan dapat dilihat dalam kaitannya dengan
pengamatan pengetahuan sebagai basis untuk melahirkan inovasi, meningkatkan respon aktivitas
terhadap kebutuhan pelanggan dan stakeholder; meningkatkan produktivitas dan kompetensi
karyawan yang telah diberi tugas dan tanggung jawab.

Dengan semakin meningkatnya spesialisasi di dalam organisasi/perusahaan, peran


manajemen pengetahuan semakin dibutuhkan dalam berbagai aspek, antara lain :
1. Pada tingkatan perushaan : keahlian dengan penekanan pada pengelolaan modal intelektual
perusahaan.
2. Pada manajemen tingkat menengah : pemahaman akan pentingnya pengelolaan investasi
dalam areanya, pengkoordinasian dan penerapannya, serta pengelolaan aset pengetahuan
yang dapat memenuhi tujuan operasionalnya.
3. Pada tingkatan manajemen pengetahuan : perusahaan mengkoordinasikan dan menfasilitasi
manajemen pengetahuan yang berhubungan dengan fungsi.
4. Pada tingkatan pengetahuan : kemampuan untuk menambah dan mengelola pengetahuan
dan mengkomunikasikan pengetahuan kepada pengguna.

6 Karakteristik perusahaan yang menjadikan pengetahuan sebagai basis kompetensinya :


a. Kreativitas dan ide menjadi dasar di dalam berkreasi dan melakukan inovasi.
b. Para anggotanya berpengetahuan, terampil dan kompeten dalam bidang pekerjaan
masing-masing.
c. Adanya hubungan dan rasa saling percaya dalam berbagai pengetahuan.
d. Data menjadi sangat esensial dalam menjalankan tugas operasional.
e. Memberi perhatian kepada orang dan bagaimana mereka dapat bekerja bersama
untuk mencapai kinerja perusahaan.
f. Perusahaan mengelola sendiri pengetahuannya.

Manajemen pengetahuan menjadi penting dan berperan dalam organisasi, karena dapat
menunjukkan inisiatif dan prosedur pengelolaan yang jelas, mudah dimengerti, dan
komprehensif.

Housel Berll (2001) menyatakan bahwa organisasi seharusnya memberi perhatian pada
hal-hal berikut.

a. Knowledge management merupakan katalis untuk banyak produk dan jasa teknologi
informasi.
b. Knowledge management memungkinkan organisasi mendirikan pasar tertentu yang
eksklusif.
c. Knowledge management merupakan peningkatan integral dari banyak penawaran
yang ada.

Beberapa manfaat/keuntungan dari manajemen pengetahuan dalam organisasi menurut


Anantatula (2005):

a. Meningkatkan kolaburari dalam organisasi.


b. Meningkatkan keterampilan karyawan.
c. Meningkatkan mudu produk dan layanan.

Anda mungkin juga menyukai