Tulisan ini akan menyajikan gambaran umum proses Human Capital Management (HCM). Seperti
ditunjukkan
4 tahap: pengukuran, pelaporan, penarikan kesimpulan data, dan penyusunan rencana tindakan.
Pembahasan akan dimulai dari pengukuran pemicu (driver HCM dan dilanjutkan dengan uraian
mengenai perjalanan human capital. Bin pembahasan secara lebih detail mengenai proses
pengukuran dan pelaporan. ukuran dan pelaporan. Tulisan ini diakhiri dengan diskusi mengenai penan
Usi mengenai penarikan kesimpulan dan pengenalan HCM.
43.
PEMICU HCM
dijawab lebih dahulu pertanyaan mengapa kita per Bapa kita perlu menjalankan HCM. Pendorong
praktik HCM adalah:
PROSES HCM
Pemicu akan menentukan proses yang digunakan untuk memberikan hasil tertentu. Karena setiap
organisasimemiliki tujuan strategis yang berbeda, maka akan menggunakan pendekatan yang berbeda,
bergantung pada hasil yang direncanakan. Misalnya, jika pemicunya adalah SDM internal dan hasil
yang diinginkan adalah untuk menunjukkan nilai atas uang yang dikeluarkan pendekatanya akan
sangat berbeda dengan jika Tujuannya adalah menentukan dampak SDM terhadap bisnis dan
kontribusinya terhadap nilai bagi pemegang saham.
45.
HCM adalah sebuah proses yang dinamis evolusioner, seperti diperlihatkan pada
Gambar 3.3 menjelaskan perjalanan prcapital yang dihasilkan oleh pemicu, yang seiring waktu
46.
Perlu ditekankan bahwa HCM adalah sebuah perjalanan. HCM tidak bergantung pada kemutakhiran
database SDM atau keahlian analisis statistik. Mencatat dan melaporkan data dasar, walaupun
membutuhkan kemampuan analisis, bukanlah pekerjaan yang sulit. Diharapkan setiap profesional
SDM mempunyai kemampuan analisis statistik dan percaya diri untuk melakukannya.
Pada awal perjalanan, yang dilakukan organisasi cukup mengumpulkan data dasar SDM, seperti
tingkat pergantian dan ketidakhadiran karyawan. Akan tetapi apabila kita melangkah lebih jauh, yaitu
menganalisis data tersebut untuk menarik kesimpulan mengenai kecenderungan dan menemukan
penyebab suatu fenomena SDM, dan selanjutnya menyusun proposal mengenai tindakan yang
diperlukan, berarti kita melangkah menuju HCM. Mungkin bukan suatu langkah yang besar, tetapi
merupakan permulaan. Di ujung perjalanan penerapan HCM, kita dapat menggunakan pendekatan-
pendekatan yang sangat canggih seperti yang dioperasikan oleh organisasi- organisasi seperti
Nationwide Building Society dan Royal Pank of Scotland. Inilah tempat tujuan akhir HCM, capi ini dapat
dicapai setahap demi setahap.
Seperti ditekankan paling nyata yang memastikan kontribusi su ditekankan Becker dkk (2001):
Tindakan nyata yang bisa dilakukan manajer SDM untuk kontribusi strategisnya terhadap organisasi
47.
Definisi
Pengukuran human capital adalah menemukan kaitan, korelasi, dan idealnya, sebab-akibat, antara
berbagai rangkaian data, dengan menggunakan teknik statistik.' Pengukuran ini berhubungan dengan
analisis ‘pengalaman aktual dari karyawan, bukan dengan pernyataan program dan kebijakan SDM.'
Pengukuran human capital didasarkan pada data kuantitas yang mendeskripsikan sumber daya
manusia dalam organisasi, mewakili aspek tertentu perilaku manusia, atau mengindikasikan skala dari
berbagai aktivitas manajemen SDM. Sebagai conto data dapat merujuk ke angka demografi berupa
dan komposisi tenaga kerja, atau jumlah tena yang keluar, atau angka ketidakhadiran, atau
yang sudah diadakan, atau jumlah lowongana demografi berupa ukuranja, atau jumlah tenaga kerja
pelatihan yang sudah diadak yang sudah terisi. Kapital dapat berupa dokumen untuk memenuhi
berbagai perundangan. Tetapi dauntuk memenuhi kebutuhan pital. Data bermanfaat untukn. Tetapi
data tersebut tidak selalu merkebutuhan manajemen human ca.
Halaman 48.
capital apabila dapat dianalisis dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam
memahami human capitalnya. Oleh karena itu, kita harus membedakan antara data
dan pengukuran. Data adalah materi mentah; sedangan pengukuran adalah pengumpulan dan analisis
materi mentah untuk mendapatkan kesimpulan nilai dan signifikansinya. Misalnya data yang tersedia
adalah mengenai jumlah orang yang keluar dari organisasi dalam suatu kurun waktu, dan dianalisis
sebagai ukuran pergantian karyawan (employee turnover). Walaupun data sudah tersedia, tetapi
penetapan metode pengukuran dan jenis ukurannya akan menentukan data yang diperlukan.
Data yang dianalisis dan diinterpretasikan melalui ukuran, memberikan informasi tentang human
capital sebagai dasar untuk melakukan evaluasi, menyusun perencanaan, dan menetapkan tindakan.
Pada gilirannya, ukuran yang digunakan ikut menentukan tidak saja terhadap jenis data yang
dikumpulkan tetapi juga bagaimana data ini dikumpulkan. Banyak organisasi yang bergantung pada
data dari sistem informasi SDM berbasis komputer, yang dirancang untuk tujuan yang sangat berbeda.
Akibatnya, mereka mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan data dan dalam memastikan
bahwa data ini sebanding (sama) dengan data yang dikumpulkan dengan cara lain.
Halaman 49.
Banyak alasan yang mendorong dikembangkannya pengukuran nilai SDM sebagai alat pengambilan
keputusan. Mengembangkan pengukuran berarti mengambangkan framework untuk mengumpulkan
dan menganalisis informasi seperti pertambahan nilai per karyawan, produktivitas, dan ukuran
perilaku karyawan (tingkat ketidakhadiran, frekuensi/keparahan tingkat kecelakaan, dan
penghematan biaya).
mengembangkan 'perspektif kinerja tinggi' dimana eksekutif SDM dan eksekutif lain melihat SDM
sebagai sistem yang melekat dalam sistem yang lebih besar, yaitu sistem implementasi strategi
organisasi. Mereka mengatakan bahwa: “perusahaan mengelola dan mengukur hubungan antara
kedua sistem tersebut dengan kinerja perusahaan.' Sistem kinerja tinggi merupakan bagian yang
sangat penting dari pendekatan ini karena:
Halaman 50.
Pentingnya Pengukuran
Human capital adalah aset tidak berwujud yang vital dalam organisasi, yang sama pentingya, atau
bahkan lebih penting dibanding aset keras. Pentingnya mendapatkan keunggulan human capital ini
mendorong munculnya minat terhadap pengembangan metode pengukuran nilai aset tak berwujud,
dengan alasan berikut:
1. Human capital merupakan berkontribusi besar pada nilai pasar suatu perusahaan. Penelitian
yang diadakan pada tahun 2003 (CFO Research Services) memperkirakan bahwa nilai human
capital berkontribusi lebih dari 36% pendapatan suatu perusahaan.
2. Manusia (SDM) berkontribusi memberi nilai tambah. Oleh karena itu, nilai tambah ini harus
diukur sebagai dasar untuk menyusun perencanaan SDM, memantau kefeektifan kebijakan
dan praktik manajemen SDM.
3. Proses identifikasi ukuran serta pengumpulan dan analisis informasi yang terkait, fokus pada
upaya untuk menemukan, mempertahankan, mengembangkan, dan memanfaatkan human
capital sebaik mungkin.
4. Pengukuran dapat digunakan untuk memantau kemajuan mencapai tujuan strategis SDM dan
mengevaluasi secara umum, kefeektifan praktik manajemen SDM.
51.
anda tidak mamajemeni sesuatu yang tidak dapat memanajemeni sesutidak dapat diukur.
penting. Donkin (2005) menekankan bahwa: Bukan pengukuran itu sendiri yang menjadi
kunci kesuksesan HCM, tetapi maksud di balik pengukuran dan praktik yang dihasilkannya.
Keefektifan praktik pengukuran sangat bergantung pada persepsi dan pemahaman terhadap
fungs pengukuran. Pengukuran sebaiknya tidak bera sendiri. Jika diadopsi tanpa alasan,
pengukura hanya akan memberi manfaat kecil. Kegunaan utama pengukuran adalah untuk
mengevaluasi
Halaman 52.
Pelaporan human capital adalah penyampaian informasi mengenai seberapa baik manajemen human
capital dalam organisasi. Terdapat dua jenis pelaporan human capitalyaitu pelaporan eksternal dan
pelaporan internal. Laporan eksternal adalah laoran mengenai seberapa baik pengelolaan human
capital kepada stakeholder. Laporan internal adalah laporan yang ditujukan kepada
pimpinan internal yang berisi mengenai seberapa baik pengelolaan human capital yang telah
dilakukan berikut pedoman tindak lanjut perbaikannya. Jadi pelaporan internal terutama bertujuan
untuk memberi informasi untuk pengambilan keputusan tentang HCM, bukan hanya sekedar
menyampaikan sekumpulan angka. Pelaporan Eksternal Accounting for People Task Force (2003)
merekomendasikan bahwa:
Laporan (eksternal) harus dengan jelas menggambarkan pemahaman dewan direksi dan dewan
komisaris mengenai hubungan kebijakan dan praktik HCM dengan strategi dan kinerja bisnis. Dengan
demikian laporan harus mencakup detail tentang ukuran dan komposisi karyawan, retensi dan
motivasi, keterampilan, kompetensi, dan pelatihan karyawan, praktik remunerasi dan hubungan kerja
Halaman 53.
Pelaporan Internal
Pelaporan internal harus dikaitkan dengan kerangka pelaporan eksternal, tetapi lebih difokuskan lebih
pada dampak praktis dari data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis. Informasi dan judul-judul
laporan internal harus disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan
1. memberikan informasi kuantitatif dan kualitatif- termasuk data tentang jumlah dan komposisi
karyawan, perekrutan dan pemertahanan karyawan, ketidakhadiran, motivasi, keterampilan
dan kompetensi, aktivitas pembelajaran dan pengembangan, remunerasi dan praktik pe-
merkerjaan yang adil, kepemimpinan dan perencanaan suksesi, dan hasil dari opini atau survai
kepuasan kerja;
2. menganalisis ukuran kepuasan dan engangement karyawan, membandingkannya dengan
data mengenai kinerja bisnis dan mendemonstrasikan hubungan di antara kedunya;
3. menganalisis hasil benchmarking eksternal,
4. mengidentifikasi motor kinerja kunci dalam organisasi dan mengindikasikan bagaimana HCM
berkontribusi pada penambahan nilai masing-masing bidang ini;
5. meninjau ulang kontribusi dari strategi, kebijakan, dan praktik manajemen SDM terhadap
pencapaian tujuan bisnis;
6. mengemukakan pengembalian investasi pada proyek manajemen dan pengembangan SDM
serta mengevaluasi keefektifan dari investasi tersebut;
7. menarik kesimpulan tentang dampak data untuk strategi, kebijakan, dan praktik manajemen
SDM di masa mendatang.
MENARIK KESIMPULAN
Kesimpulan yang ditarik dari data dapat mengarah ke tiga bidang pengembilan keputusan strategis:
(1) perumusan dan penerapan strategi SDM dan bisnis; (2) peningkatan kemampuan manajer dalam
menangani masalah SDM; (3) pengorganisasian upaya SDM secara menyeluruh.
Donkin (2005) menekankan pentingnya ‘relevansi stra-tegis'. Dia percaya yang terpenting adalah
bagaimana informasi yang diberikan oleh ukuran akan mencipta-kan nilai dalam perusahaan. Dia
menyarankan bahwa,
55.
angani masalah-masalah SDM. Informaasi ini menjadi awal dari pedoman tentang
advantage.
am meng-
implementasikannya.
MELAKUKAN TINDAKAN
tahapan tersebut:
enam langkah:
1. Dari analisis tentukan elemen kritis yang mengindikasikan tindakan yang diperlukan.
2. Tetapkan tindakan yang diperlukan dan berdasarkan hasil analisis, identifikasi tindakan (pendekatan)
alternatif untuk memenuhi kebutuhan.
4. Simpulkan data dan faktor lain yang memengaruhi pemilihan tindakan (pendekatan) tertentu.
6.Siapkan business case untuk pendekatan dengan menggunakan data HCM untuk mendukung
proposal.
MENYATUKANNYA BERSAMA
Meskipun proses HCM dapat diuraikan sebagai rangkaian aktivitas-pengukuran, pelaporan, analisis,
evaluasi, tindakan-tetapi juga dapat dilihat sebagai sebuah pendekatan holistik untuk membuktikan
nilai SDM dan nilai tambah yang dihasilkan oleh SDM. Bagian selanjutnya dari buku ini menguraikan
konsep data dan proses pengukuran serta pelaporan secara terpisah, sebenarnya semua ini saling
berhubungan erat satu sama lain.
HCM juga dapat dipandang sebagai sikap pikiran bukan rangkaian teknik-suatu keyakinan bahwa
investasi pada SDM adalah sangat penting, tetapi investasi tersebut harus sudah dipertimbangkan
yang sudah dipertimbangkan dan didukung oleh bukti bahwa investassi tersebut akan memberikan
pengembalian yang menguntungkan. HCM berfungsi sebagai bagian dari pendekatan terintegrasi
manajemen SDM.
Kepemimpinan
Halaman 60.
Model HCM terintegrasi tampak seperti yang di kembangkan oleh Royal Bank of Scotland (Gambar
3.4).
Pendekatan yang dikembangkan oleh Royal Bank of Scotland merupakan pendekatan HCM yang
sangat canggih. Akan tetapi proses HCM tetap dapat memberi kontribusi yang signifikan terhadap
kesuksesan bisnis meskipun dilaksanakan pada tingkat yang lebih dasar, asalkan prinsip pengukuran,
pelaporan, analisis, evaluasi, dan tindakan ditaati.
MENGEMBANGKAN HCM
1. Apa prioritas tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan Anda dalam dua tahun mendatang?
2. Tindakani human capital apa yang diperlukan Yang untuk memaksimalkan kesempatan dibutuhkan
untuk memastikan kesuksesan bisnis?
Halaman 62.
4. Apa KPI (Key Performance Indicator) Anda dan bagaimana hubungannya dengan tantangan bisnis?
6. Apakah Anda benar-benar mengetahui dan/atau terlibat dalam rencana OFR perusahaan Anda
(sekarang disebut Business Review)?
7. Informasi human capital apa yang paling bermanfaat untuk pemegang saham Anda dan dalam
format apa? dan
10. Apakah Anda puas melihat informasi yang Anda hasilkan bertumbuh dan bertahan dari kritik?
11. Apakah Anda familiar (terbiasa) dengan subjek-subjek utama human capital dan kecenderungan
global utama yang dapat dipertanyakan oleh pemegang saham?
12. Apakah ada hubungan langsung antara apa yang dilakukan departemen SDM dengan keinginan
dewan direksi?