Anda di halaman 1dari 17

E-PROCUREMENT

UNIGA Rizqiyatul Khoiriyah, M.Kom.


e-Procurement = e-Purchasing

 Pengadaan adalah segala aktivitas untuk memperoleh barang dari


pemasok (pembelian, inbound logistics seperti transportasi, barang
masuk dan pergudangan).

 E-procurement bertujuan untuk meningkatkan performa pengadaan


pada lima sisi pembelian (five rights of purchasing), yaitu :
 Harga yang sesuai
 Waktu pengiriman yang tepat
 Kualitas yang sesuai
 Jumlah yang benar
 Sumber yang tepat
Tipe Pengadaan

 Berdasarkan apa yang dibeli :


a) Production-related (peralatan produksi)  mesin, dll.
b) Non production-related, seperti peralatan kantor, furnitur,
sistem informasi, barang-barang MRO (maintenance, repairs
and operations) dan penyediaan layanan lain seperti katering,
konsultasi dan pelatihan.

 Berdasarkan cara membeli :


a) Systematic sourcing : pengadaan menggunakan kontrak
dengan pemasok reguler, biasanya untuk hubungan jangka
panjang.
b) Spot sourcing : pengadaan yang sifatnya seketika, biasanya
item yang sifatnya tidak begitu prioritas penting.
Implementasi E-Procurement

 Tumbuhnya adopsi web untuk e-procurement


 Perusahaan harus lebih mempertimbangan peningkatan proses
bisnis dari pada hanya mengotomatisasi proses yang ada (CIPS,
2008).
 Tatangan utama penerapan e-procurement (Hildebrand, 2002),
adalah :
 Training/change management (32%), pemasok relationship

management (30%), Catalogue management (10%), Project


management (4%) Manajer SI dan tim pengadaan harus
bekerja sama.

 Berbagai jenis SI dapat digunakan untuk bagian yang berbeda


dari siklus pengadaan.
Model e-Procurement
Jenis Marketplace
Vertical marketplace

• Menjual produk dari berbagai sumber namun yang yang mereka jual hanya 1 jenis.
Contoh: Jual mobil bekas hingga baru.

Horizontal marketplace

• Menjual berbagai jenis produk namun dg jenis barang yang saling terkait. Contoh: Jual
komputer & aksesorisya.

Reverse aggregation

• Menggabungkan daya beli

Forward aggregation

• Mengabungkan banyak pemasok dan integrator rantai pasok

Metamediaries

• Menyediakan layanan : evaluasi pemasok, pengadaan, penelusuran, pengawasan


sertifikat, lelang, dan katalog
Nilai yang Diperoleh Dengan Penerapan
E-procurement

Sumber : Chaffey, 387


Alternatif Model Pengadaan untuk Pembeli
Manfaat E-Procurement

 Efisiensi waktu siklus dan biaya pembelian


 Kendali anggaran dengan cara membatasi pengeluaran dan
memperbaiki sarana pelaporan
 Mengurangi kesalahan administratif
 Meningkatkan produktivitas pembeli
 Memperbaiki pengelolaan informasi (akses ke pemasok
alternatif dan rekapitulasi pengeluaran yang lebih baik)
 Memudahkan proses pembayaran
 Menurunkan harga melalui konsolidasi dan standardisasi
pembelian produk
Hambatan E-procurement

 Persepsi negatif dari pemasok, nilai margin mereka


berkurang jauh karena adanya e-auction (lelang).
 Keuntungan pengadaan hasil negosiasi harus dibagi
dengan pihak lain yang kemungkinan merupakan
pesaing.
 Pembuatan katalog bisa jadi membutuhkan waktu
yang lama dan biaya yang mahal sehingga menjadi
beban bagi pemasok.
 Budaya organisasi, contohnya resistensi terhadap
perubahan
Risiko & Dampak e-procurement

 Menurut Potter (2000), keamanan dan


kepercayaan pada mitra dagang menjadi alasan
utama adopsi e-procurement rendah.

 Penggunaan e-procurement pada UKM rendah


kebanyakan karena tender online industri, kurang
ketrampilan, kompleksitas, kesempatan, dan
kepercayaan
Risiko e-Procurement

 Beberapa resiko utama perusahaan untuk e-procurement:


 Mengatur kembali karyawan

 Maverick purchasing (pengadaan perusahaan non

konvensional)
 Biaya persiapan migrasi e-procurement

 Resiko Teknologi

 Teknologi baru dan model e-procurement yang berkembang


cepat.
 Sulit menentukan teknologi dan model yang mana yang harus
dipilih.
Latihan Soal
Aktivitas “kunci” procurement dalam sebuah organisasi / perusahaan
Memahami Proses Procurement

 Aktivitas 7.1: Ebook Dave Chaffey Chapter 7 hal.385

 Evaluasi Terhadap Manfaat Proses e-procurement


pada Perusahaan B2B (contoh kasus : Cambridge
Consultant Case Study 7.1.)

 Chart Simbol:
Diketahui :
Analisis Alur Proses Pada Traditional Procurement
Diketahui :
Analisis Alur Proses Pada New Procurement
Pertanyaan

1. Identifikasi in-efisiensi pada proses procurement


tradisional (Tabel 7.1), beri alasan.
Contoh:
 Task 3 tidak efisien, karena seharusnya bisa lakukan bersama
dengan task 4 dalam waktu ......jam
 Task 14 bisa dihilangkan karena .....

2. Mengapa proses e-procurement pada Tabel 7.2 lebih


efisien?
3. Apakah proses procurement tradisional saat ini masih
bisa digunakan ? Mengapa ?

Anda mungkin juga menyukai