Anda di halaman 1dari 6

Resume Mata Kuliah TAFSIR

Nama : Purwanti
Nim : 2008101036
Dosen Mata Kuliah : Muhadditsir Rifa’i Spd.M.pdi
Kelas / Semester : PAI-B/2
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Pertemuan Ke – 3
Q.S. al-An'âm: 162-163 (Ikhlas dalam Beribadah)

1. Q.S. al-An'âm: 162

َ‫ى َو َم َماتِى هَّلِل ِ َربِّ ْٱل ٰ َعلَ ِمين‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬


َ ‫صاَل تِى َونُ ُس ِكى َو َمحْ يَا‬
Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn.
Artinya : “ Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. “

 Mufradat Q.S Al-An’am : 162

‫=قُل‬katakanlah (Muhammad) ‫= َو َم َماتِى‬dan matiku


‫صاَل تِ ْي‬ ‫=هّٰلِل‬hanyalah untuk Allah
َ ‫=إِ َّن‬sesungguhnya shalatku ِ
‫=ونُ ُس ِك ْي‬dan
َ ibadahku ۙ َ‫= َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْين‬Tuhan seluruh alam

َ َ‫ْ=و َمحْ ي‬
‫اي‬ َ dan hidupku

 Tafsir Quran Surat Al-An’am Ayat 162


Katakanlah (wahai rasul) kepada kaum musyrikin, ”sesungguhnya shalatku dan
‘nusuk’ ku, maksudnya sembelihanku, hanya bagi Allah semata, bukan untuk berhala-
berhala, juga bukan untuk orang-orang mati dan jin, dan bukan selain itu semua dari
yang kalian menyembelih sembelihan untuk selain Allah, dan bukan dengan nama
selain Allah sebagaimana yang kalian lakukan. Dan hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, tuhan semesta alam.
 Tafsir Al-Muyassar
Katakanlah -wahai Rasul-, “Sesungguhnya salatku, sembelihan yang aku
persembahkan untuk Allah dan dengan menyebut nama Allah bukan nama yang lain,
serta hidup dan matiku, semuanya untuk Allah, satu-satunya Tuhan yang menguasai
segenap makhluk, tidak ada Tuhan lain yang memiliki bagian di dalamnya.
 Tafsir Al-Mukhtashar
Di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil
Haram) 162-163. Hai Muhammad, Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku yang aku
persembahkan untuk Tuhanku, ibadahku, kebaikan yang aku lakukan dalam hidupku,
dan kematian yang telah Allah tetapkan bagiku, semua itu hanya aku persembahkan
bagi Allah sebagai Tuhan yang berhak disembah, Tuhan bagi seluruh makhluk, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Dengan ketauhidan yang sempurna ini, aku diperintahkan oleh
Tuhanku, dan aku adalah orang yang pertama kali dalam umat ini, yang tunduk
kepada Allah.
 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah
Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair
Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 162 ‫صاَل تِى َونُ ُس ِكى‬ َ ‫قُلْ إِ َّن‬
(Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku) Kata (‫ )النسك‬adalah bentuk
jamak dari kata (‫يكة‬nn‫ )النس‬yang berarti sembelihan. Dan pendapat lain mengatakan
maknanya adalah ibadah. ‫اتِى‬nn‫ى َو َم َم‬ َ ‫ا‬nnَ‫( َو َمحْ ي‬hidupku dan matiku) Yakni amal-amal
kebaikan yang aku kerjakan dalam hidupku. Adapun yang termasuk dari amal
kebaikan setelah kematian seperti berwasiat untuk bersedekah dan melakukan
berbagai kebaikan yang mendekatkan kepada Allah. Dan pendapat lain mengatakan
yang dimaksud adalah kehidupan dan kematian itu sendiri. َ‫( هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِمين‬hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam) Yakni ikhlas hanya untuk-Nya.
 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir
Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam
Madinah 1 ). Apa yang disampaikan oleh Nabi -‫صلى هللا عليه وسلم‬- dari ayat ini, adalah
apa yang wajib dicontoh oleh setiap mukmin sehingga mereka senantiasa melakukan
amalan dengan tujuan menggapai ridho Allah. 2 ). Sesungguhnya perilaku yang mesti
dimiliki oleh setiap mukmin adalah keseimbangan dirinya dalam aqidah dan ibadah,
dan perilaku seseorang yang selalu menggambarkan akhlaq yang mulia, baik dia
sedang berada di dalam rumahnya, atau sedang di tempat kerja, dan dimanapun ia
berada : { َ‫الَ ِمين‬nn‫اتِي هَّلِل ِ َربِّ ْال َع‬nn‫ي َو َم َم‬
َ ‫ا‬nnَ‫ ِكي َو َمحْ ي‬n ‫اَل تِي َونُ ُس‬n‫ص‬
َ ‫" } إِ َّن‬Katakanlah: sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam." Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof.
Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim -
Saudi Arabia 162 Katakanlah wahai Rasul: sesungguhnya sembahyangku beserta
segala macamnya, ibadatku dan taqarrubku, hidupku dan berbagai kebaikan dan
ketaatan di dalamnya, juga beserta matiku dalam keimanan dan amal saleh, semua itu
adalah murni hanya untuk Allah Tuhan semesta alam dan Tuhan para jin dan manusia
 Tafsir Al-Wajiz
Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 162.
Kemudian Dia mengkhususkan dari itu ibadah yang paling mulia. Dia berfirman,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku,.” maksudnya,
penyembelihanku. Hal itu karena kemuliaan dua ibadah ini serta keutamaannya, dan
keduanya merupakan petunjuk kecintaan kepada Allah, pengikhlasan agama
untukNya, mendekatkan diri kepadaNya dengan hati dan lisan serta anggota badan.
Dan dengan penyembelihan yang merupakan pengorbanan harta yang dicintai oleh
jiwa demi yang lebih dia cintai, yaitu Allah. Dan barangsiapa ikhlas dalam shalat dan
penyembelihannya, maka secara otomatis dia akan ikhlas pada amal-amalnya yang
lain. firmanNya, “Hidupku dan matiku,” yakni apa yang diberikan kepadaku dalam
hidupku, apa yang Allah titipkan kepadaku dana pa yang ditakdirkan atasku pada
waktu matiku. Semua itu “hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
 Tafsir as-Sa'di
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H Ayat sebelumnya
masih umum, dan ayat ini lebih khusus, dengan menyebutkan ibadah yang utama.
Ada yang mengartikan “nusuk” di ayat ini dengan “sembelihanku”. Disebutkan shalat
dan kurban adalah karena keutamaan kedua ibadah ini, di mana hal itu menunjukkan
cinta kepada Allah Ta’ala, mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, dan menunjukkan
pendekatan diri kepada Allah baik dengan hati, lisan, anggota badan maupun dengan
harta. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Katakanlah, wahai nabi Muhammad, sesungguhnya salatku yang aku kerjakan selama
hidupku, ibadahku atau kurbanku, hidupku dengan berbagai amalan yang aku
kerjakan selama itu, dan matiku dengan membawa iman dan amal saleh, hanyalah
untuk Allah, tuhan seluruh alam, bukan untuk lain-Nya. Ayat ini menegaskan tentang
keharusan manusia untuk mengabdi hanya kepada Allah, baik dalam bentuk ibadah
ritual atau lainnya, semenjak hidup sampai mati. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
bentuk apa pun, karena hal itu mustahil bagi Allah. Dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku, karena inti dari ajaran islam, yaitu ajaran yang dibawa oleh
nabi-nabi terdahulu, adalah ketauhidan. Dan aku adalah orang yang pertama-tama
berserah diri atau muslim. Sebagai nabi, beliaulah yang harus mengawal ketauhidan
ini sebelum umatnya.

2. Q.S. Al-An’am Ayat 163


ُ ْ‫ك لَهۥُ ۖ َوبِ ٰ َذلِكَ أُ ِمر‬
َ‫ت َوأَن َ۠ا أَ َّو ُل ْٱل ُم ْسلِ ِمين‬ َ ‫اَل َش ِري‬
Lā syarīka lah, wa biżālika umirtu wa ana awwalul-muslimīn.
Artinya :” Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

 Mufradat Q.S Al-An’am : 163

َ‫=اَل َش ِر ْيك‬tidak ada sesuatu ‫= َوأَنَا‬dan aku


ۚٗ‫=لَه‬bagi-Nya َ‫لِ ِم ْين‬nnn‫=أَ َّو ُل ْال ُم ْس‬adalah orang yang pertama
berserah diri( muslim )
َ‫= َوبِ ٰذلِك‬dan demikianlah
ُ ْ‫=أُ ِمر‬yang diperintahkan kepadaku
‫ت‬
 Tafsir Quran Surat Al-An’am Ayat 163
Tidak ada sekutu bagiNya dalam uluhiyah, rububiyah, dan asma’dan sifatNya. Dan
dengan tauhid yang murni itu, Allah memeintahkan aku orang yang pertama kali
mengakui dan patuh kepada Allah dari umat ini.
 Tafsir Al-Muyassar
Kementerian Agama Saudi Arabia 163. Dia lah -Subḥānahu- satu-satunya Tuhan
yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Dia. Akidah tauhid yang bersih dari unsur syirik inilah yang Allah perintahkan
kepadaku. Dan aku orang pertama di antara umat ini yang mendekatkan diri kepada-
Nya.”
 Tafsir Al-Mukhtashar
Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram) 163. ُ‫ك لَ ۥه‬ َ ‫( ۖ اَل َش ِري‬Tiada sekutu bagi-Nya) Yakni aku
tidak mempersekutukan-Nya dalam sholat, berkurban, hidup, dan mati dengan
sesembahan yang lain. َ‫لِ ِمين‬n ‫ا أَ َّو ُل ْال ُم ْس‬n۠ nَ‫( َوأَن‬dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri) Yakni orang Islam yang pertama dalam umatnya. Ali bin Abi
Thalib berkata: bahwa Rasulullah apabila berdiri untuk mengerjakan shalat
mengatakan “(‫ماوات واألرض‬nn‫ر الس‬nn‫ذي فط‬nn‫( )وجهت وجهي لل‬aku menghadapkan wajahku
kepada pencipta langit dan bumi) sampai kalimat (‫( )وأنا أول المسلمين‬dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri)”.
 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir
Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam
Madinah 163 Tidak ada sekutu bagi Allah dalam ibadah dan segala perbuatanku.
Tuhanku telah memerintahkan kepadaku untuk itu dan aku mentaati-Nya. Aku
adalah orang pertama dari umatku yang menyerahkan diri kepada Allah ”.
 Tafsir Al-Wajiz
Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 163. “Tiada
sekutu bagiNya” dalam ibadah, sebagaimana Dia tidak memiliki sekutu dalam hak
kepemilikan dan pengaturan. Keikhlasan kepada Allah ini bukanlah sesuatu yang
baru dariku, tidak pula sesuatu yang aku ada-adakan dari diriku sendiri. Akan tetapi
“itulah yang diperintahkan kepadaku,” secara pasti, di mana aku tidak keluar dari
tanggung jawab kecuali dengan menaatinya. “Dan aku adalah orang yang pertama
menyerahkan diri (kepada Allah),” dari umat ini.
 Tafsir as-Sa'di
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H Di antara umat ini.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Tidak
ada sekutu bagi-Nya dalam bentuk apa pun, karena hal itu mustahil bagi Allah. Dan
demikianlah yang diperintahkan kepadaku, karena inti dari ajaran islam, yaitu ajaran
yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu, adalah ketauhidan. Dan aku adalah orang
yang pertama-tama berserah diri atau muslim. Sebagai nabi, beliaulah yang harus
mengawal ketauhidan ini sebelum umatnya. Katakanlah, wahai nabi Muhammad,
dengan penuh keheranan, apakah patut aku mencari tuhan selain Allah, padahal
dialah tuhan bagi segala sesuatu, pencipta jagat raya dan seisinya, pengatur, dan
pemelihara bagi semua makhluk-Nya. Karena segala sesuatu selain Allah tidak
mempunyai kekuasaan apa-apa, maka tidak patut untuk disembah. Setiap perbuatan
dosa seseorang, pelanggaran ketentuan agama, baik besar maupun kecil, dirinya
sendiri yang bertanggung jawab di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. Dan
seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain, kecuali jika orang itu
mengajak orang lain berbuat dosa. Kemudian kepada tuhanmulah kamu kembali,
karena semua makhluk adalah milik Allah, Allah-lah pewaris makhluk-Nya pada
hari kiamat. Dan, akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu
perselisihkan, dengan menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah. Setiap
orang akan dibalas sesuai dengan perbuatannya.

 Asbabun Nuzul

Tidak ada Asbabun nuzul yang pasti tentang ayat ini akan tetapi dalam suatu
riwayat dijelaskan bahwa ayat ini turun karena adanya tuduhan dari kaum kafir quraisy
tentang dakwah Nabi yang mereka menganggap Nabi mempunyai maksud dibalik
menyuruh mereka meninggalkan kesesatan, mereka menganggap Muhammad ingin
mencari Jabatan, dan Kekayaan oleh karena itu turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa
dakwah Nabi murni dan hanya untuk Allah semata.

 Kandungan Al-Qur'an Surat Al- An'am Ayat 162 - 163.

Surah al-An’am ayat 162-163 merupakan surat yang ke-6, terdiri atas 165 ayat, surah
ini termasuk surah Makiyyah karena diturunkan sebelum hijrah Nabi saw. ke Madinah. Al-
An’am artinya binatang ternak. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan orang yang menganggap
bahwa binatang ternak dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Selain itu,
dalam surat ini disebutkan tentang hukum binatang ternak. Isi pokok kandungan surat al-
An’am adalah tentang keimanan, hukum, kisah kisah. Adapun kandungan surat al-An’am
ayat 162-163 adalah kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah Swt. secara ikhlas.
Ikhlas berarti melaksanakan perbuatan semata mata untuk mendapatkan rida Allah Swt. tidak
bercampur dengan hal-hal lain. Dalam menjalankan ibadah, seseorang tersebut tidak
memasukkan unsur unsur yang dapat mengurangi nilai ibadah, misalnya riya’, karena riya’
walaupun sedikit akan mengurangi nilai ibadah tersebut dan tidak dapat dikatakan ikhlas.
Surat ini merupakan pernyataan komitmen manusia dengan Allah Swt. yang merupakan
pernyataan sikap, baik hidup maupun mati semata-mata untuk mendapatkan ridha dari-Nya.
Orang ikhlas banyak memperoleh manfaat dalam kehidupannya, misalnya, kesulitan
hidupnya dapat terbantu oleh ibadah yang diterima oleh Allah Swt.

 Secara garis besar kandungan QS. Al-An’am ayat 162-163 dapat disimpulkan:

1. Perintah Allah Swt. pada umat-Nya untuk berkeyakinan bahwa shalatnya, hidupnya, dan
matinya hanyalah semata mata untuk Allah Swt.
2. Allah Swt. adalah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya.
3. Perintah Allah Swt. pada umat manusia untuk ikhlas dalam berkeyakinan, beribadah,
beramal, dan menjadi orang pertama dalam kaumnya yang berserah diri kepada-Nya.
4. Senantiasa beramal shaleh dan menjauhkan segala larangan larangan Allah Swt. agar
selamat di dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai