Anda di halaman 1dari 13

“PENULISAN SURAT LAMARAN KERJA, RESUME DAN

WAWANCARA”

A. Pengertian Surat Lamaran Kerja


Surat Lamaran Kerja adalah surat yang digunakan oleh seseorang untuk melamar
kerja pada suatu organisasi yang membutuhkan karyawan atau pimpinan pada bidang
tertentu. Pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat surat lamaran kerja adalah
pendekatan Attention, Interest, Desire and Action (AIDA).  
1. Pendekatan “AIDA”
Sebagaimana penulisan Resume, penulisan surat lamaran kerja juga perlu
menggunakan pendekatan Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA) untuk
menggugah/menarik perhatian pembaca.
a. Attention
Pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisasi/lembaga pencari kerja
bahwa pelamar kerja memiliki sesuatu yang bermanfaat atau dapat memiliki
sesuatu yang bermanfaat atau dapat menumbuhkan rasa tertarik bagi
lembaga/pembaca tersebut.
b. Interest
Pelamar kerja harus dapat menarik perhatian pembaca dengan menjelaskan
relevansi pesan-pesan yang disampaikan dan menegaskan bahwa kualifikasi yang
dibutuhkan lembaga/organisasi perusahaan tersebut relevan dengan kemampuan
yang dimiliki pelamar kerja.
c. Desire
Pelamar kerja harus bisa menumbuhkan hasrat pembaca untuk mengetahui lebih
jauh apa yang sudah dituliskan dalam surat tersebut dan dapat meyakinkan
pembaca melalui bukti-bukti pendukung yang relevan dengan posisi yang
dikehendaki.

1
d. Action
Pelamar kerja harus bisa memberikan saran kepada pembaca untuk mengambil
suatu tindakan tertentu berkaitan dengan harapan/keinginannya dalam menulis
surat tersebut.

B. Pengorganisasian Surat Lamaran Kerja


Pengorganisasian penulisan surat lamaran kerja secara umum memiliki tiga bagian utama
yaitu paragraf pembuka, pertengahan, dan penutup.
1. Paragraf Pembuka
Dalam paragraf pembuka pada suatu lamaran kerja, pelamar kerja harus menyatakan
secara jelas maksud dari lamaran kerja sehingga perlu mengidentifikasi jenis
pekerjaan yang diminati. Agar menarik perhatian pembaca maka perlunya
mencantumkan hal-hal berikut ini:
a) Rangkuman
Pelamar kerja perlu mengemukakan kualifikasi yang dimiliki, yang paling relevan
dengan jabatan yang diinginkan dan menguntungkan/memberikan manfaat bagi
perusahaan/lembaga yang dilamar.
b) Nama
Pelamar kerja dapat menyebutkan nama seseorang yang sudah dikenalnya yaitu
seorang yang merekomendasikan untuk melamar pekerjaan di
perusahaan/lembaga tersebut.
c) Sumber Publikasi
Menyebutkan dari mana pelamar kerja mendapat informasi tentang adanya
lowongan pekerjaan di perusahaan/lembaga tersebut.
d) Pertanyaan
Gunakan kalimat tanya pada awal paragraf untuk menarik perhatian pembaca
yang menunjukkan bahwa pelamar mengetahui problem, kebutuhan dan tujuan
suatu lembaga/organisasi perusahaan yang dihadapi.
e) Cuplikan Berita
Pelamar kerja dapat mengambil cuplikan berita di surat kabar atau majalah yang
menyebutkan bahwa perusahaan sedang merencanakan membuka kantor cabang,
memerlukan tenaga operator komputer, tenaga operator mesin atau tenaga
administrasi dan lain sebagainya.
2. Paragraf Pertengahan
Setelah menarik perhatian pembaca pada awal paragraf, pelamar kerja perlu
menyajikan kualifikasi yang dimiliknya untuk mengisi suatu pekerjaan yang
diinginkan dengan penjelasan yang benar-benar sangat diminati (interest) dan sangat
diharapkan (desire) oleh pembaca.
Perlunya mendiskusikan kualifikasi yang dimilikinya dari sudut pandang pembaca
mencakup:
a) Pendidikan
Pada bagian pendidikan ini pelamar kerja dapat menunjukkan:
1) Mempunyai latar belakang dalam dunia bisnis yang cukup luas dan bidang
tertentu secara mendalam.
2) Bagaimana pendidikannya relevan dengan jenis pekerjaan yang dilamar.
3) Bagaimana dan mengapa ia menambahkan bidang studi pilihan di luar bidang
studi ini.
b) Pengalaman kerja
Pada bagian pengalaman kerja ini pelamar kerja dapat menunjukkan:
1) Pelamar kerja memperoleh suatu pengalaman yang dapat membantu
mempercepat pentelesaian tugas/pekerjaan baru.
2) Pelamar kerja akan dapat melakukan adaptasi dan mencoba bekerja sama
dengan lingkungan.
3) Pelamar kerja dapat memikul tanggung jawab suatu pekerjaan dengan lebih
baik.
4) Pelamar kerja adalah orang yang mampu bekerja keras.
c) Sikap, Minat, Aktivitas dan Kualitas
Selain latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja, pelamar kerja dapat
menambahkan berbagai informasi tambahan yang dapat mendukung pekerjaan
yang dilamar dan dapat menjelaskan kemampuannya terhadap bidang pekerjaan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf terakhir dari surat lamaran kerja pada umumnya berisi suatu harapan
tindakan (action). Sebagaimana yang terdapat pada surat-surat penjualan. Pelamar
kerja dengan jelas menyatakan keinginannya untuk melakukan wawancara sesuai
dengan waktu yang telah disediakan oleh oganisasi perusahaan atau lembaga yang
dilamar.

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Surat Lamaran Kerja


Surat lamaran kerja merupakan sarana untuk “menjual potensi diri” pelamar kepada
organisasi atau perusahaan yang membutuhkan keryawan. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis surat lamaran kerja, antara lain:
1. Dalam menulis surat lamaran kerja sebaiknya menggunakan kata-kata yang sopan dan
sederhana, dan ringkas. Isi surat lamaran kerja pelamar dan keyakinannya bahwa
bidang atau posisi pekerjaan yang dilamar sesuai dengan kemampuan, tingkat
pendidikan dan cita-cita pelamar.
2. Surat lamaran kerja tidak boleh bernanda meminta belas kasihan atau hal-hal yang
cenderung merendahkan mertabat pelamar sendiri. Ketika mengajukan surat lamaran
kerja, pelamar jika perlu dapat menyebutkan sumber-sumber informasi tentang
adanya lowongan pekerjaan di organisas atau perusahaan tersebut. Misalnya iklan di
surat kabar harian, informasi dari teman, pengumuman di kantor tenaga kerja dan
sebagainya.
3. Jika surat lamaran kerja disyaratkan harus di tulis tangan, haruslah dengan tangan
sendiri, jangan minta bantuan orang lain untuk menuliskannya. Tulisan tangan
pelamar merupakan petunjuk bagi organisasi atau perusahaan untuk mengetahui
gambaran watak atau kepribadian pelamar. Surat lamaran kerja harus ditulis dengan
rapi dan bersih, hindari kesalahan-kesalahan dalam penulisan atau coretan-coretan
yang dapat memberikan kesan bahwa pelamar kurang rapi atau ceroboh. Jika surat
lamaran kerja tidak diharuskan ditulis tangan, maka surat lamaran kerja dapat diketik
dengan rapi dan bersih.
Ketika seseorang mengajukan surat lamaran kerja ke suatu organisasi atau perusahaan,
biasanya diminta untuk melampirkan beberapa dokumen pendukung seperti :
1. Kantu Tanda Penduduk (KTP)
2. Ijazah terakhir
3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
4. Pas Foto
5. Resume atau Daftar Riwayat Hidup
(Pratama dan Menurung, 2018)

D. Resume
Istilah Resume atau daftar riwayat hidup bukanlah merupakan sesuatu hal yang
baru, karena Resume merupakan salah satu prasyarat yang sangat penting pada saat
memasuki dunia kerja.
Resume atau curriculum vitae merupakan laporan perincian kualifikasi pelamar
yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan dari surat lamaran kerja. Kemukakan poin-
poin penting tentang kemampuan Anda dimulai dari tujuan karier, infomasi
pribadi,pendidikan, penguasaan bahasa asing, presentasi, dan referensi. Kemukakan hal-
hal tersebut dengan memperhatikan kerapian, kesederhanaan, keakuratan, dan kejujuran.
Serta gunakan bahasa yang jelas dan tidak bertele-tele (Muzakka, 2008).
Adapun tentang cara pembuatan Resume adalah mempersiapkan Resume, rencana
pengorganisasian, dan masalah-masalah yang muncul dalam penulisan Resume.
1. Persiapan Menulis Resume
Resume adalah daftar dokumen yang berisi kualifikasi dan jalur karier yang
disusun secara teratur, rapi, dan menarik perhatian pembaca.Melalui Resume
diharapkan pimpinan suatu organisasi/perusahaan sudah dapat mengetahui
kemampuan kita, sebelum kita bertemu secara langsung  dengan kita. Oleh karena itu
sebaiknya Resume dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian
pembaca.
Persiapan menulis Resume mencakup :
a. Mencari informasi penting
Dapat dilakukan dengan:
1) Analisis iri (self analysis)
Analisis diri dapat membantu kita dalam mengenal diri sendiri secara lebih
mendalam, termasuk kelebihan dan kekurangannya.
2) Analisis karier (career analysis)
Analisis karier juga perlu dilakukan dengan dibuat dan juga menjawab berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan karier yang akan kita pilih atau yang ada di
masa mendatang.

3) Analisis pekerjaan (Job Analysis)


Dalam menganalisis pekerjaa lakukanlah terhadap faktor-faktor yang berkaiatan
dengan pekerjaan.
b. Perencanaan Resume
Pada dasarnya tujuan kita membuat Resume adalah agar kita dapat melakukan
wawancara dengan tim dari organissi (perusahaan) yang kita lamar.
Dalam membuat Resume sendiri ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Tujuan karier
2) Informasi pribadi
3) Referensi
c. Pembuatan Resume
Perlu diingat bahwa Resume yang baik, menekankan pada kompabilitas
kualifikasi kita dan prospektif persyaratan kerja. Secara umum persyaratan
Resume mencakup : nama, alamat lengkap, tujuan kerja, kualifikasi, informasi
pribadi, dan referensi.
Pada bagian tujuan kerja harus terdapat pernyataan secara jelas apa tujuan
pembuatan Resume tersebut. Hal-hal yang termasuk lnformasi pribadi (personal)
antara lain : pendidikan, berbagai ketrampilan, hobi, penghargaan, keanggotaan
asosiasi.
Pada bagian referensi, carilah orang-orang yang mengetahui dengan baik
mengenai kemampuan kita.
2. Rencana pengorganisasian
Berdasarkan cara pengorganisasiannya, Resume dikelompokkan menjadi tiga
jenis, antara lain:
a. Resume kronologis (chronological Resume)
Adalah cara pengorganisasian Resume yang didasrkan pada kronologisnya, yaitu
pendidikan dan pengalaman sebagai judul isinya
b. Resume fungsional (functional Resume
Adalah Resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi dalam organisasi yang
dapat dilakukan dengan baik
c. Resume kombinasi (combination Resume)
Adalah Resume yang merupakan kombinasi antara kronologis dan fungsional.
Untuk membuat Resume yang baik, perlu diperhatikan 4 hal, yaitu: kerapian
(neatness), sederhana (simplicity), akurat (accuracy), kejujuran (honesty)
3. Masalah dalam Membuat Resume
Bebarapa masalah  yang timbul berkaitan dengan pembuatan Resume, antara lain
adalah:
a. Resume dibuat terlalu panjang, sehingga berkesan tidak tegas dan kemungkinan
besar memasukkan data yang tidak tegas dan kemungkinan besar memasukkan
data yang tidak relevan sehingga tidak akan mencapai sasaran.
b. Resume ditulis terlalu singkat, sehingga tidak memberikan informasi/ data yang
cukup bagi pembaca untuk melakukan penelaahan lebih dalam
c. Format penulisan Resume kurang baik, inden tidak konsisten, kurang
memperhatikan tanda baca dan sejenisnya, sehingga isi Resume sulit dimengerti
d. Terlalu banyak menggunakan kalimat bersifat sederhana atau simple
e. Resume mengandung banyak kesalahan yang lenih hafal lagi kesalahan
penyusunan kalimat
f. Pelamar tidak dapat dapat menunjukkan secara tegas dalam Resume tujuan
pekerjaan yang dikehendaki, posisi, dan bidang pekerjaan apa yang
diminati/diinginkan
g. Pelamar menampakkan keyakinan yang berlenihan (overconfidence) sehingga
pembaca ragu-ragu terhadap resme yang dibuat
h. Ada pelamar yang tidak jujur saat mencantumkan data dalam Resume. Sebagai
contoh, ia menyatakan mampu mengaplikasikan berbagai program komputer,
tetapi setelah diuji ternyata hasilnya sangat mengecewakan.
E. Wawancara Kerja
Beberapa hal yang mencakup dan yang berkaitan dengan masalah wawancara
kerja antara lain: arti pentingnya wawancara kerja, persiapan wawancara kerja,
bagaimana mengenali pekerjaan dan perusahaan, pertanyaan-pertanyaan penting dalam
wawancara dan ucapan terima kasih setelah wawancara.
1. Arti Pentingnya Wawancara Kerja
Wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu
perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada dan merupakan kesempatan
emas yang tak mungkin terulang lagi. Sehubungan dengan hal tersebut maka harus
benar-benar mempersiapkan diri sehingga dapat memberikan kesan yang baik dan
membuat pewawancara (interview) yakin akan kemampuannya.
Saat memasuki ruang wawancara akan memperoleh perhatian dari pewawancara.
Aspek-aspek kepribadian (personality aspect) yang akan dinilai mencakup:
a. Penampilan secara fisik
b. Gerak-gerik dan sopan santun
c. Nada suara (tone voice)
d. Rasa percaya diri
e. Inisiatif
f. Kebijaksanaan
g. Daya tanggap dan kerjasama
h. Ekspresi wajah
i. Kemampuan berkomunikasi
j. Sikap terhadap pekerjaan
k. Selera humor
Wawancara kerja biasanya dilakukan melalui beberapa tahapan, tergantung dari
lembaga/organisasi perusahaan yang membutuhkan. Wawancara tahap awal sering
disebut juga dengan wawancara pendahuluan. Pada tahap ini, wawancara yang
dilakukan didasarkan pada surat lamaran dan Resume yang telah dibuat oleh pelamar.
Setelah wawancara pendahuluan (preliminary interview), wawancara tahap
berikutnya adalah wawancara seleksi (selection interview) yang pada umumnya
memerlukan waktu lebih lama daripada wawancara pendauluan. Pada tahapan ini
calon pelamar akan ditanya berbagai hal mengenai latar belakang yang mencakup
kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan, dan semangat kerja secara umum untuk
memperoleh informasi penting bagi pewawancara (interview) agar sesuai dengan
posisi yang dikehendaki oleh pelamar tersebut. Lebih lanjut, bentuk pertanyaannya
lebih bersifat terbuka, dalam artian bahwa pelamar diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk menungkapkan latar belakangnya.
2. Persiapan Wawancara Kerja
Sudah selayaknya bilamana harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karena
merupakan peluang emas untuk memasuki dunia kerja. Berikut ini berbagai hal yang
perlu diperhatikan saat akan menghadapi wawancara kerja.

Lakukan Hindari
·      Datang lebih awal ·    Datang terlambat
·    Terlihat/nampak kesal karena menunggu
·      Bersikap yakin dan optimis
lama
·      Bersikap tenang ·    Datang ke wawancara tanpa persiapan
·      Siapkan sertifikat, ijazah atau surat
·    Berpenampilan berlebihan
berharga lainnya.
·    Membawa tas belanja atau sejenisnya saat
·      Tersenyum dengan wajar
memasuki ruang wawancara
·    Mengajak teman atau keluarga saat
·      Berpakaian rapi dan sopan
wawancara
·      Ketuk pintu sebelum memasuki ruang
·    Duduk sebelum dipersilakan
wawancara
·    Meletakkan tas dan atau tangan di meja
·      Tunggu sampai dipersilakan duduk
wawancara kerja
·      Ingat nama pewawancara dengan baik
·    Membungkuk, menundukkan kepala
dan benar
·      Tataplah dengan wajar pada saat
·    Bertopang dagu
diwawancarai
·      Menunjukkan kemampuan diri yang tidak
·    Melipat tangan di dada
berlebihan
·    Merokok atau mengulum permen saat
·      Perhatikan dan pahami setiap pertanyaan
wawancara
·      Bicara yang jelas dan tegas ·    Membuka/memulai percakapan.
·      Atur nada suara dengan tepat ·    Memotong pembicaraan
·      Menunjuukkan minat/ketertarikan dan
kesungguhan terhadap lembaga/organisasi ·    Melebih-lebihkan diri
perusahaan yang dilamar
·      Bersikap jujur dan langsung. ·    Membual
·    Mengkritik diri sendiri
·    Mengkritik atau menjelekkan atasan yang
sekarang atau yang lama
·    Memberikan informasi yang tidak relevan
·    Memberikan kesan bahwa sangat
membutuhkan pekerjaan
·    Bertanya sekadarnya
·    Emosional atau mudah tersinggung
·    Menunjukkan kesan tidak sabar.

F. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Sebelum, Selama dan Sesudah Wawancara


Berikut adalah persiapan yang bisa dilakukan sebelum wawancara:
1. Periksa peralatan yang tersedia
Peralatan utama yang perlu dipersiapkan dalam wawancara adalah alat tulis dan buku
catatan. Namun, akan lebih baik kita juga menyiapkan alat rekam agar apa yang
disampaikan oleh narasumber dapat didengarkan kembali setelah wawancara.
2. Pelajari Objektif dari Wawancara
Setiap wawancara yang dilakukan pasti bertujuan untuk menangkap sebuah
kesimpulan dari suatu objek. Seorang pewawancara harus sudah paham tentang
jawaban yang diharapkan dari seorang narasumber.
3. Buat Daftar Pertanyaan dengan Teori 5W1H
Menurut seorang penulis bernama Rudyard Kipling, dalam bukunya yang berjudul
‘Just So Stories,’ 5W1H adalah rumus yang tepat untuk digunakan dalam
menganalisa suatu hal. 5W1H memiliki arti sebagai berikut:
What (Apa?) ; When (Kapan?) ; Where (Di mana?) ; Who (Siapa?) ; Why (Kenapa?)
Artinya, pertanyaan yang dibuat harus dapat menjawab semua hal tersebut
berdasarkan objek, keterangan waktu, tempat, identitas, serta alasan-alasan yang
berkaitan dengan objek tersebut. Sementara, 1H yang dimaksud adalah how atau
‘bagaimana’. Dengan kata lain, seorang pewawancara harus mempertanyakan
bagaimana proses maupun cara suatu objek dapat terjadi.
4. Buatlah Skala Prioritas
Ada kalanya, seorang narasumber tidak memiliki banyak waktu untuk diwawancara
karena berbagai alasan tertentu. Maka, buatlah skala prioritas dari daftar pertanyaan-
pertanyaan yang sudah dibuat. Jika terjadi kemungkinan terburuk, setidaknya
pertanyaan-pertanyaan yang penting sudah sempat dijawab oleh narasumber.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan selama selama wawancara:
1. Datanglah dengan Tepat Waktu
Seorang pewawancara harus datang tepat waktu saat pertemuan dengan narasumber
sudah disepakati sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menghormati seorang
narasumber, sehingga kita dapat menjaga perasaan narasumber dan menghargai
waktu yang ia berikan untuk kita. Ada baiknya kita datang satu jam sebelum waktu
yang sudah disepakati sebelumnya bersama narasumber.
2. Bukalah Sesi Wawancara dengan Cara yang Tepat
Jika wawancara dilakukan secara tak terencana kepada narasumber tanpa adanya
perjanjian secara personal, jangan ‘bertele-tele’ dan langsung masuk ke daftar
pertanyaan yang sudah disiapkan. Namun, jika wawancara memang sudah terencana
sebelumnya dengan narasumber, pewawancara dapat memulai topik dengan
pertanyaan informal mengenai kabar, kesibukan yang sedang dialami oleh
narasumber, dan sebagainya untuk mencairkan mood dan suasana.
3. Perhatikan Kata Kunci yang Diucapkan Narasumber
Saat mencatat apa yang disampaikan oleh narasumber, seorang pewawancara tidak
perlu menuliskan semua hal yang disampaikan. Akan lebih efektif jika pewawancara
menuliskan kata-kata kunci penting dari narasumber.
Misalkan, saat narasumber mengatakan “jumlah pengusaha di Depok di tahun 2017
meningkat 50% dibandingkan tahun 2016 karena adanya komunitas Usaha Kecil
Menengah,” kita cukup mencatat hal-hal penting seperti “pengusaha Depok 2017 naik
50% karena UKM”. Namun, memperhatikan ucapan narasumber dengan seksama
selama wawancara berlangsung juga penting agar kita dapat lebih memahami isi
wawancara yang telah kita catat.

Berikut ini hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Wawancara

1. Pastikan Kebenaran Data yang Telah Dicatat


Jangan sampai hasil penulisan yang kamu buat menjadi tidak aktual karena kesalahan
data. Oleh karena itu, pastikan kamu membacakan rangkuman wawancara kepada
narasumber dan memintanya untuk mengoreksi jika ada kesalahan dari rangkuman
tersebut.
2. Antisipasi Hal-hal yang Tidak Diinginkan
Jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, seperti alat rekam yang rusak, catatan yang
hilang, pertanyaan penting yang belum ditanyakan, seorang pewawancara perlu
mempertanyakan kembali terkait beberapa pertanyaan kepada narasumber. Ada
baiknya seorang pewawancara langsung meminta izin untuk kembali menanyakan
beberapa pertanyaan tersebut kepada narasumber, misalnya melalui telepon atau
email. Jika memang memungkinkan untuk bertemu kembali dengan narsumber,
langsung saja menentukan waktu dan tempat di mana akan bertemu untuk melakukan
wawancara kembali.
3. Akhiri Wawancara dengan Apresiasi yang Baik
Sebagai seseorang yang profesional, pewawancara harus berikan ucapan terimakasih
kepada narasumber atas kesediaannya dalam memberikan kesempatan untuk
melakukan proses wawancara. Alangkah baiknya jika ucapan terimakasih tersebut
disertai dengan hadiah sederhana berupa merchandise dari institusi tempat kita
bekerja.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu
perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Selain Resume dan surat lamaran
kerja. Untuk menghadapi wawancara, perlu berbagai persiapan mulai cara berpakaian,
nada suara, cara menjawab pertanyaan, cara duduk, cara memasuki ruang dan sejenisnya.
Jangan sampai wawancara yang merupaka n kesempatan emas yang sangat berharga
hilang begitu saja, tanpa persiapan yang matang.
Sebelum melakukan wawancara, anda perlu mencarai berbagai informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan yang anda lamar serta perkembangan perusahaan. Untuk
memperoleh informasi tersebut, anda dapat memperolehnya dari berbagai publikasi resmi
yang dikeluarkan oleh perusaahaan tersebut baik bentuk jurnal, majalah, buletin, atau
melalui situs web perusahaan yang bersangkutan.
Antisipasi terhadap pertanyaan yang kemungkinan akan ditanyakan dalam
wawancara sangat penting. Paling tidak, anda akan dapat mempersiapkan berbagai
kemungkinan jawaban yang dapat anda sampaikan pada saat wawancara berlangsung.
Setelah wawancara kerja berakhir maka segera memberikan ucapan terima kasih
kepada para pewawancara meskipun anda merasa kemungkinan anda diterima bekerja
diperusahaan tersebut kecil. Hal ini perlu anda lakukan untuk menunjukkan penghargaan
anda atas waktu yang telah mereka sediakan untuk wawancara.

Anda mungkin juga menyukai