LP Ami
LP Ami
OLEH :
10001
2013
LAPORAN PENDAHULUAN AKUT MIOCARD INFARK (AMI)
A. Pengertian
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat
disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan
darah miokard. (M. Widiastuti Samekto, 13 : 2001)
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringanjantung akibat suplai
darah & oksigen yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler
Suzanne C & Brenda G. Bare, 768 : 2002)
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Noer H. M Sjaifullah, 2001 : 1008)
Menurut AMI adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan
oksigen berkepanjangan.(Corwin :2009)
Infark myokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner besar
atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi dan bergantung
kepada besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat.Infark myocardium dapat
berakibat nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan kematian mendadak.
(Barbara C. Long, 568 :2000)
Dari keempat pengertian diatas maka dapat disimpulakan bahwa Akut Miokard
Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot
jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah
koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai
perfusi arteri koroner yang cukup.
Berdasarkan lapisan otot yang terkena Akut Miokard Infark dapat dibedakan :
1. Akut Miokard Infark Transmural mengenai seluruh lapisan otot jantung
(dinding ventrikel).
2. Akut Miokard Infark Non Transmural / Subendokardial Infark infark otot
jantung bagian dalam (mengenai sepertiga miokardium).
Berdasarkan tempat oklusinya pada pembuluh darah koroner :
B. Etiologi
1. Penyebab utama adalah rupture plak aterosklerosis dengan akibat spasme dan
pembentukan gumpalan.
2. faktor penyebab :
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
- Faktor pembuluh darah :
Aterosklerosis.
Spasme
Arteritis
- Faktor sirkulasi :
Hipotensi
Stenosos aurta
insufisiensi
- Faktor darah :
Anemia
Hipoksemia
polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
- Aktifitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hypertropimiocard
- Hypertensi diastolic
3. Faktor predisposisi :
a. faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
- usia lebih dari 40 tahun
- jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
- hereditas
- Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b. Faktor resiko yang dapat diubah :
- Mayor :
hiperlipidemia
hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
- Minor:
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.
(Kasuari :2002)
C. Patofisiologi
kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma
atau plaqul yang akan mengganggu absorpsi nutrien oleh sel-sel endotal yang menyusun
lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini
menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah terkena akan mengalami
nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen akan menjadi sempit dan kasar,
progresif dan suplai darah yang tidak adekuat atau iskemia yang berat, disertai kerusakan
perasaan tertekan dan penuh atau nyeri substernal. Ini akibat kurangnya oksigen untuk
miokard agar dapat bekerja efektif, penyebabnya hampir selalu penyempitan yang
disebabkan aterosklerosis, perubahan ini masih reversible dan fungsi sel-sel kembali
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria
Intoleransi aktifitas
1. Nyeri :
a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
b) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
c) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening
atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
Intensitas Nyeri :
a) skala intensitas nyeri deskritif
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
dengan baik.
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas
panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
2. Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. Troponin I
Meningkat dalam 3 atau 4 jam setelah cedera dan dapat tetap tinggi selama 1-2
minggu setelah serangan jantung.
b. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
c. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
d. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24
jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah
adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
(Suyono : 2001)
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler
dan konfigurasi atau fungsi katup.
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung tetapi obat-obatan, pemberian oksigen
dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap mempertahankan fungsi
keseimbangan.
Ada tiga kelas obat-obatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan suplai
a. Vasodilator
jumlah darah yang kembali ke jantung (pre load) dan mengurangi beban kerja
(viorkload) jantung.
b. Antikoagulan
c. Trombosit
Tujuan trombosit untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk di arteri
atau anti streptase 1,5 juta unit, selain itu pemberi analgetik juga bisa diberikan.Morfin
(lasix).Obat pencahar bisa diberikan untuk mempercepat defekasi dan untuk mencegah
mengejan,contohnya Dulcolac.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Menurut Doenges et alll (2000;84) dasar data pengkajian yang perlu diperhatikan
a. Aktivitas
b. Sirkulasi
jantung kronis, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus perlu ditanyakan pada
pasien.Ditandai dengan tekanan darah dapat normal atau naik atau turun, nadi dapat
normal penuh atau tak kuat juga bisa lemah tapi kuat, dan disritmia.
Nyeri dada yang timbulnya mendadak atau tidak berhubungan dengan aktivitas,
tida hilang dengan istirahat skala nyeri 1-10.Hal ini ditandai dengan wajah meringis,
d. Pernapasan
Pada pasien infark dapat terjadi dispnea, batuk dengan atau tanpa produksi
1) Diberikan oksigen untuk meningkatkan oksigen darah sehingga beban atau jantung
berkurang dan perfusi sistemik meningkat.
2) Pembahasan aktivitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantung membantu
3) Obat untuk menghilangkan nyeri untuk menenangkan pasien juga sebagai vasodilator
4) Diberikan diuretik untuk mencegah kelebihan volume serta timbulnya gagal jantung
kongestif.
H. Komplikasi
a. Tromboembolus akibat kontrajtilitas miokard berkurang.Embolus tersebut dapat
mnenghambat aliran darah kebagian jantung.
b. Gagal Jantung Kongestif
Apabila jantung tidak dapat memompa darah keluaer semua darah yang diterimanya
c. Disritmia
Komplikasi tersering pada infark,terjadi akibat perubahan keseimbangan elektrolit
dan penurunan PH
d.Syok Kardiogenik
Apabila curah jantuyng berkurang dalam waktu lama
e.Ruptur Miokardium
terjadi jika selama atau segera setelah suatu infark besar
f. Perikarditis
peradangan selaput jantung biasanyabeberapa hari setelah infark
g.Setelah infark miokard sembuh,terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel
miokardium yang mati.Apabilajaringan parut ini cukup luas,kontraksi jantung dapat
berkurang secara permanen.
(Smetlzer :2002)
1. Pengkajian Primer
a) Airways
- Sumbatan atau penumpukan secret
- Wheezing atau krekles
b) Breathing
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
- Ronchi, krekles
- Ekspansi dada tidak penuh
- Penggunaan otot bantu nafas
c) Circulation
- Nadi lemah , tidak teratur
- Takikardi
- TD meningkat / menurun
- Edema
- Gelisah
- Akral dingin
- Kulit pucat, sianosis
- Output urine menurun
Pengkajian Sekunder
a) Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
b) Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
c) Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang
keuangan , kerja , keluarga
d) Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
f) Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
g) Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan
aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun
kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
- Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung, leher.
- Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami.
- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes
mellitus , hipertensi, lansia
i) Pernafasan:
Gejala :
- Stress
- Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS
Tanda :
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri
b. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor
listrik, penurunan karakteristik miokard
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
d. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan
penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan
tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
e. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke
alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler
( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi
berlebihan / perdarahan aktif )
f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard
ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas,
terjadinya disritmia, kelemahan umum
g. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil:
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil:
Kriteria Hasil :
Tujuan :
Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2< 80 mmHg, pa Co2>
45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) setelah dilakukan tindakan keperawtan
selama di RS.
Kriteria hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas
R / ; mengetahui tingkat kecemasan pasien
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
R /; mengurangi tingkat kecemasan pasien
Ajarkan tehnik relaksasi
R /; mengurangi tingkat kecemasan pasien
Minimalkan rangsang yang membuat stress
R/ : mencegah bertambahnya cemas
Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan
R/ ; mengurangi cemas
Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang dengan
suasana tenang
R/ : menyamankan pasien
Berikan support mental
R/ :mengurangi kecemasan
Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi
R/ : menenangkan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Noer H. M Sjaifullah. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ketiga. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Smetzler Suzanne C & Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal –
BedahBrunner & Suddarth. Alih bahasa Agus Waluyo dkk. Editor : Monica Ester dkk.
Cetakan I. Edisi 8. EGC. Jakarta.
Suyono, S, et al.(2001). Buku ajar ilmu penyakit dalam.Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.