Kondisi Jalan
Mengacu pada Materi yang disiapkan Tim KIAT IRAMS-DC:
RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019
Daftar Isi
Referensi ................................................................................................................................................................................ 17
i|Page
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 5 Contoh Validasi Data Kekasaran Tahun 2019 dan 2018 ............................................................ 13
Gambar 6 Contoh Evaluasi Kinerja PPK Berdasarkan Nilai KPI Final ......................................................... 14
ii | P a g e
1. Definisi KPI Kondisi Jalan
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI) untuk kondisi jalan saat ini
merupakan persentase kemantapan jalan yaitu jumlah panjang jalan dengan nilai kekasaran
permukaan jalan atau road surface roughness (IRI) dibawah 8 yang juga mewakili kenyamanan
berkendara. Sebagai bentuk komitmen untuk memberikan layanan pada tingkat kualitas dan
keandalan yang disyaratkan, Ditjen Bina Marga perlu menyusun sistem penilaian KPI kondisi jalan
baru yang berfungsi sebagai penuntun dalam pengambilan keputusan dan memberikan pijakan
dasar untuk menilai keberhasilan pengambilan keputusan tersebut dalam hal penyelenggaraan
preservasi jalan.
Sistem penilaian IKU Kondisi Jalan yang baru ini disusun secara parallel dengan peningkatan
manajemen aset jalan yang bertujuan untuk mencapai target tingkat layanan yang ditentukan sesuai
Rencana Strategis 2020-2024.
KPI Kondisi Jalan didefinisikan sebagai rata-rata terbobot dari beberapa komponen KPI individu
sebagai berikut dari suatu segmen jalan:
Komponen IKU Kondisi Jalan tersebut merupakan elemen kunci dalam mengidentifikasi kondisi dan
tingkat layanan suatu segmen jalan.
Sistem penilaian KPI menggunakan skala 1 sampai 5, dimana skor 1 menunjukkan bahwa kondisi
jalan masih sangat baik atau baru, sedangkan skor 5 menunjukkan bahwa kondisi jalan rusak berat.
Masing-masing KPI individu memiliki skor individu yang berupa bilangan bulat dalam rentang 1
sampai 5, yang kemudian dikalikan dengan faktor pembobot yang telah ditentukan untuk
memperoleh nilai KPI Final. Namun bila ada setidaknya satu dari keempat KPI individu tersebut
memperoleh skor 5, maka nilai KPI Final secara otomatis adalah 5. Nilai ini mengindikasikan bahwa
perlu adanya perbaikan pada segmen tersebut untuk mencapai tingkat layanan yang disyaratkan.
Faktor pembobot pada setiap komponen KPI individu sangat bergantung pada tingkat kepentingan
komponen tersebut dan harus selaras dengan prioritas Ditjen Bina Marga. Pada saat ini prioritas
Bina Marga adalah kenyamanan saat berkendara, sehingga pengambilan data untuk menilai IKU
Kondisi Jalan masih menitikberatkan pada kekasaran atau IRI. Seiring dengan meningkatnya tingkat
kepercayaan dan akurasi pada data, perlu adanya evaluasi terhadap faktor pembobot untuk
memperoleh kinerja layanan yang tidak hanya nyaman dikerndarai namun juga aman secara
struktural.
IKU Kondisi Jalan merupakan sistem pengukuran yang tepat bagi Ditjen Bina Marga karena
mengkombinasikan komponen-komponen penting dari aspek teknis kondisi jalan namun dengan
1|Page
kemasan yang mudah dipahami. Sebagai gambaran, penerapan paling sederhana dari KPI Kondisi
Jalan adalah seperti ditunjukkan pada Error! Reference source not found..
Sumber: Practice Note 9: Road Pavements (Visual Assessment), IPWEA 2015 dalam Power point RENSTRA Proposed Key
Performance Index Condition V1.4 08082019
Skala penilaian KPI yang sederhana juga dapat menunjang kemudahan sistem pelaporan untuk
mengevaluasi tingkat layanan baik dari level ruas jalan, PPK/Satker, provinsi, balai, pulau, maupun
level nasional.
2|Page
2. Komponen KPI Individu dan Skoring Penilaiannya
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa IKU Kondisi Jalan merupakan rerata
terbobot dari empat komponen KPI individu yaitu kekasaran (IRI), kondisi permukaan perkerasan
(PCI), sisa umur perkerasan (residual pavement strength), dan efektivitas drainase (drainase
permukaan dan bawah permukaan). Pada bab ini, masing-masing komponen IKU individu akan
diulas secara terperinci.
Perlu dipahami bahwa data yang diambil dan digunakan adalah dalam penilaian indicator ini adala
data segmen per 100m pada setiap lajur, sesuai yang tersedia di database Subdit ADPS. Nantinya
masing-masing segmen memiliki 4 nilai KPI individu, dan KPI final sebagai rerata terbobot dari 4
nilai KPI individu tersebut.
3|Page
Error! Reference source not found. di bawah ini menunjukkan sistem penilaian IKU
Kekasaran (IRI).
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 dan IRMS-V3 System Description
(Engineering Rules: Pavements) Report
Perlu diingat bahwa nilai IKU Individu Kekasaran adalah bilangan bulat dalam skala 1 – 5.
IKU Kondisi
Deskripsi Rentang PCIfinal
Permukaan Jalan
4|Page
Perlu diingat bahwa nilai KPI Individu PCI adalah bilangan bulat dalam skala 1 – 5.
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 :
𝑆𝑁𝑃 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑡𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑑0 = 𝑑𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 𝑑0 𝐹𝑊𝐷 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 50 𝑘𝑁 (𝑚𝑖𝑐𝑟𝑜𝑛𝑠)
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 :
𝐶𝐴𝑃 = 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 (𝑀𝐸𝑆𝐴)
𝑆𝑁𝑃 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑡𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛
𝐾𝑖 , 𝐾𝑔 , 𝐾𝑐
= 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑝𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 Error! Reference source not found. )
(𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 full depth 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 default)
Jenis Perkerasan 𝐾𝑖 𝐾𝑔 𝐾𝑐
Sumber: KIAT IRAMS-DC IRMS-V3 System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 :
𝑅𝑆𝐿 = 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
5|Page
𝐶𝐴𝑃 = 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 (𝑀𝐸𝑆𝐴)
𝑆𝑁𝑃 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑡𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛
𝑟 = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠
Apabila data lendutan/defleksi tidak tersedia, nilai RSL dapat diperoleh dengan pendekatan
terhadap nilai IRI sesuai dengan persamaan berikut:
𝐼𝑅𝐼−1.52
ln
6,48
𝑅𝑆𝐿𝐼𝑅𝐼 = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 6
−0.074
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐼𝑅𝐼 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑆𝐿 = 9 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
Bila nilai RSLIRI kurang dari 0, maka diambil nilai RSL = 0 sesuai persamaan berikut:
Nilai RSLfinal adalah nilai minimum antara RSLaprox atau 50 sesuai dengan persamaan berikut:
Error! Reference source not found. di bawah ini menunjukkan sistem penilaian KPI untuk
RSL.
Sumber: Power point RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3 System
Description (Engineering Rules: Pavements) Report
Perlu diingat bahwa nilai KPI Individu RSL adalah bilangan bulat dalam skala 1 – 5.
6|Page
2.4 KPI Individu - Efektivitas Drainase / Drainage Effectiveness (Drainase
Permukaan dan Drainase Subsoil)
Terdapat 2 sub-komponen penting dalam menentukan nilai KPI Efektivitas Drainase, yaitu kondisi
drainase permukaan dan kondisi drainase subsoil. Nilai KPI Efektivitas Drainase final adalah rata-rata
terbobot dari kedua sub-komponen tersebut.
Efektivitas drainase permukaan mengindikasikan seberapa baik air mengalir dari permukaan jalan.
Nilai KPI efektivitas drainase permukaan merupakan fungsi dari permukaan perkerasan dan kondisi
bahu jalan. Faktor penunjang lainnya adalah terrain, dimana daerah berbukit atau pegunungan
dapat meningkatkan nilai KPI daripada daerah datar.
Efektivitas drainase subsoil mengindikasikan seberapa baik air mengalir dari perkerasan jalan dan
sekelilingnya (termasuk cross road drainage). Nilai KPI efektivitas drainase permukaan merupakan
fungsi dari a) persyaratan drainase subsoil; b) desain, konstruksi, dan pemeliharaan drainase subsoil;
c) kondisi infrastruktur drainase subsoil.
Karena keterbatasan data yang tersedia saat ini, digunakan sistem penilaian KPI Efektivitas Drainase
yang sederhana untuk jangka pendek. Seiring dengan berjalannya waktu dan ketersediaan data
yang makin lengkap, akan digunakan sistem penilaian KPI Efektivitas Drainase jangka panjang.
Error! Reference source not found. di bawah ini menunjukkan sistem penilaian KPI untuk
Efektivitas Drainase Permukaan.
Tabel 6 Skala Penilaian KPI Efektivitas Drainase Permukaan
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3
System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
7|Page
Perlu diingat bahwa nilai KPI Efektivitas Drainase Permukaan adalah bilangan bulat dalam
skala 1 – 5.
Dalam mengolah KPI Efektivitas Drainase Subsoil digunakan pendekatan menggunakan data
ketersediaan infrasturktur drainase dan data terrain per 100m.
Error! Reference source not found. di bawah ini menunjukkan sistem penilaian KPI untuk
Efektivitas Drainase Subsoil.
Infrastruktur Drainase
Skor KPI Deskripsi Terrain
Tersedia
2 Baik Ya Berbukit/Pegunungan
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3
System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
Perlu diingat bahwa nilai KPI Individu Efektivitas Drainase Subsoil adalah bilangan bulat
dalam skala 1 – 5.
Nilai KPI Efektivitas Drainase final adalah rata-rata terbobot dari kedua komponen tersebut di atas
dengan rasio pembobotan 80% drainase permukaan dan 20% drainase subsoil. Apabila salah satu
dari kedua komponen mendapatkan skor 5, maka nilai KPI Efektivitas Drainase final otomatis adalah
5.
8|Page
d) Data terrain
Jika terrain perbukitan atau pegunungan maka nilai kondisi -1 (semakin baik).
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3
System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
Error! Reference source not found. merupakan faktor pembobot untuk masing-masing sub-
komponen efektivitas drainase permukaan.
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3
System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
Perlu diingat bahwa Nilai Kondisi Sub-komponen Drainase Permukaan adalah bilangan bulat
dalam skala 1 – 5. Apabila salah satu sub-komponen mendapatkan skor 5, Nilai Kondisi
Drainase Permukaan otomatis adalah 5.
a) Infrastruktur drainase
Saluran terbuka, pit, struktur inlet dan outlet, pipa
b) Efektivitas berdasarkan kondisi dan performa jaringan drainase ditunjang dengan
pemeliharaan.
Data kondisi per 100m berikut dibutuhkan untuk menghitung Nilai Kondisi Drainase Subsoil.
9|Page
Error! Reference source not found. merupakan faktor pembobot untuk masing-masing sub-
komponen efektivitas drainase subsoil.
Serviceability 50%
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3
System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
. Dalam menentukan faktor pembobot untuk masing-masing komponen harus selaras dengan
prioritas Bina Marga dan sesuai dengan proporsi kepentingannya. Faktor pembobotan ditetapkan
oleh protokol Direktorat Jenderal Bina Marga yang akan disepakati lebih lanjut. Pembobotan dapat
disesuaikan di level Nasional, Balai, Provinsi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Sumber: KIAT IRAMS-DC - RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 dan IRMS-V3
System Description (Engineering Rules: Pavements) Report
Jika salah satu dari komponen memiliki skor 5, maka skor keseluruhan pada segmen tersebut
otomatis adalah 5.
10 | P a g e
3. Implementasi Penggunaan KPI di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga
IKU Kondisi jalan merupakan suatu metode pengukuran performa aset jalan yang mengacu pada
komponen-komponen yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sistem penilaian 1 – 5
merupakan metode yang sederhana sehingga mudah dipahami baik oleh para pelaksana di
lingkungan Bina Marga maupun para pemangku kepentingan dari institusi-institusi yang berkaitan.
KPI dapat diimplementasikan secara luas baik untuk memverifikasi data kondisi maupun untuk
mengevaluasi capaian pada masing-masing level pelaksana. Implementasi penggunaan KPI antara
lain:
Kekasaran (IRI)
Kekasaran vs Panjang Kumulatif
Panjang Kumulatif Jaringan Jalan A
%
Nilai IRI
Dari Error! Reference source not found. dapat disimpulkan bahwa sekitar 95% dari Jaringan
Jalan A memiliki nilai IRI kurang dari 8, dimana 5% sisanya membutuhkan penganan dalam
waktu dekat karena skor KPI yang telah mencapai angka 5. Secara keseluruhan tingkat
kekasaran pada Jarigan Jalan A dapat dikatakan baik karena lebih dari 85% jalannya berada
pada KPI di bawah 3 atau IRI di bawah 6, yang mengindikasikan bahwa hanya sekitar 10% dari
Jaringan Jalan A yang membutuhkan penanganan dalam jangka menengah.
11 | P a g e
Kondisi Permukaan Perkerasan (PCI)
Secara umum dari Error! Reference source not found. dapat dilihat bahwa tidak ada segmen
dengan nilai KPI 1 atau PCI > 80 pada Jaringan Jalan A, dimana KPI 1 mengindikasikan bahwa
suatu segmen masih dalam kondisi sangat baik atau bisa jadi baru ditangani. Hal ini mungkin
saja terjadi bila pada tahun sebelumnya sama sekali tidak ada pekerjaan efektif yang dilakukan
di Jaringan Jalan A sehingga terjadi deteriorasi kondisi permukaan perkerasan. Namun perlu
dilakukan validasi data menggunakan data tahun-tahun sebelumnya yang kemudian
ditindaklanjuti dengan proses verifikasi.
Apabila ditinjau secara lebih detail, dari Error! Reference source not found. dapat disimpulkan
bahwa sekitar 99% dari Jaringan Jalan A memiliki KPI Kondisi Permukaan Perkerasan di bawah
5, yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 1% dari Jaringan Jalan A membutuhkan penganan
dalam waktu dekat. Namun perlu diwaspadai karena hampir 50% dari Jaringan Jalan A berada
pada KPI 4 yang mengindikasikan bahwa hampir separuh Jaringan Jalan perlu penanganan
dalam jangka menengah. Diperlukan alokasi penanganan yang terencana untuk mendistirbusi
beban pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan seperti melaksanakan pekerjaan preventif
untuk memperbaiki kondisi jalan dsb.
12 | P a g e
Sisa Umur Perkerasan (RSL)
Sisa Umur Perkerasan (RSL) vs Panjang Kumulatif
Dari Error! Reference source not found. dapat dikatakan bahwa umur perkerasan di Jaringan
Jalan A masih cukup baik karena hampir 70% berada pada KPI 2 atau sisa umur perkerasan
masih di atas 10 tahun. Sekitar 5% Jaringan Jalan A berada pada KPI 5 yang mengindikasikan
bahwa perlu penanganan segera, dan sekitar 10% Jaringan Jalan A berada pada KPI 4 yang
mengindikasikan bahwa perlu penanganan dalam jangka waktu menengah.
2. Validasi data survey untuk masing-masing komponen individu dengan membandingkan data
yang dikumpulkan pada tahun berjalan dengan data pada tahun-tahun sebelumnya.
13 | P a g e
Dari Error! Reference source not found., terlihat bahwa Grafik IRI Tahun 2019 lebih landai yang
menunjukkan bahwa kondisi IRI pada Jaringan Jalan A semakin jelek dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Terdapat gap yang sangat signifikan antara data IRI Tahun 2019 dengan
data IRI tahun 2018 yang menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut terjadi laju
deteriorasi IRI sangat ekstrem. Prosentase panjang Jaringan Jalan yang berada pada KPI 5, yaitu
kondisi rusak berat dan butuh penanganan segera, bertambah lebih dari 10% dari tahun
sebelumnya. Lonjakan tajam juga terjadi pada rentang KPI lainnya.
Hal-hal tersebut di atas dapat menjadi indikasi awal adanya ketidakwajaran pada data untuk
kemudian ditindaklanjuti dengan verifikasi data.
2018 KPI 4
2019 KPI 3
202 KPI 2
KPI 1
Grafik di atas menunjukkan persebaran nilai KPI final PPK A Tahun Anggaran 2017-2020. Dapat
dilihat bahwa prosentase panjang ruas dengan nilai KPI 2 meningkat secara progresif dari tahun
ke tahun. Hal ini juga disertai dengan semakin kecilnya prosentase segmen jalan dengan KPI di
atas 3 yang mengindikasikan bahwa semakin sedikit segmen jalan yang kondisinya rusak dari
tahun ke tahun. Secara keseluruhan kinerja PPK A dapat dikatakan sangat baik karena terjadi
peningkatan yang cukup signifikan pada prosentase ruas jalan dengan KPI ≤ 3 setiap tahunnya.
PPK A secara periodik melaksanakan penanganan di lokasi yang tepat sehingga berhasil
menurunkan prosentase segmen jalan dengan KPI ≥ 4 dari tahun ke tahun. PPK A berhasil
menampilkan performa yang konsisten setiap tahunnya.
14 | P a g e
4. Membandingkan capaian antar PPK/Provinsi/Balai menggunakan nilai KPI final
KPI Provinsi A, B, C, D Tahun Anggaran 2019
Prov A
Panjang Kumulatif %
Prov B
Prov C
Prov D
1 2 3 4 5
KPI Final
Error! Reference source not found. menunjukkan nilai KPI pada Provinsi A, B, C, dan D pada
Tahun Anggaran 2019. Kondisi jalan di Provinsi A dapat dikatakan paling baik karena 90%
segmen jalannya berada pada rentang KPI di bawah 4, diikuti dengan Provinsi B dengan
prosentase 88%, Provinsi C dengan prosentase 80%, dan Provinsi D di peringkat terakhir
dengan prosentase 77%. Provinsi A dan B memiliki tidak lebih dari 12% segmen jalan yang
berada pada KPI 4 ke atas. Apabila perencanaan penanganan dilakukan dengan tepat setiap
tahunnya, kondisi tersebut akan secara berkala berangsur-angsur membaik dalam jangka
pendek. Perencaan penanganan justru harus menitikberatkan pada Provinsi C dan D, karena
lebih dari 20% segmen jalannya berada pada KPI di atas 4. Perlu adanya optimasi dalam
mengalokasikan penanganan agar tidak semakin banyak segmen yang mengalami penurunan
KPI untuk menghindari pembengkakan anggaran pada tahun-tahun berikutnya.
15 | P a g e
5. Memberikan indikasi Ruas/PPK/Provinsi/Balai yang butuh penanganan dengan segera atau
dalam jangka menengah
Sumber: KIAT IRAMS-DC RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019
Dari Error! Reference source not found., secara sekilas dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan di
PPK 07 sangat buruk karena hanya sekitar 42% segmen jalan berada pada KPI 3 ke bawah
sedangkan 16% berada pada kondisi rusak ringan dan 42% sisanya berada pada kondisi rusak berat.
Perlu segera dilakukan penanganan pada PPK 07 agar kondisi jalan tidak semakin rusak yang
berakibat membahayakan keselamatan dan meningkatkan road user cost. Perencanaan
penanganan yang tepat perlu dilakukan untuk menghindari pembengkakan biaya di tahun-tahun
berikutnya.
16 | P a g e
Referensi
1. RENSTRA Proposed Key Performance Index Condition V1.4 08082019 oleh Tim IRAMS-DC
KIAT
3. Spreadsheet Aceh 100 metre sections Data Sample oleh Tim IRAMS-DC KIAT
4. IRMS-V3 System Description (Engineering Rules: Pavements) Report oleh Tim IRAMS-DC
KIAT
17 | P a g e
Lampiran – Contoh Perhitungan KPI
Tabel 12 dibawah ini adalah contoh data kondisi jalan per 100m pada provinsi A yang menampilkan
data Panjang segment (Length, km), kekasaran (IRI), jenis permukaan (Surf_Type), kondisi
permukaan jalan (PCI), jenis saluran (Ditch_Type) kanan dan kiri (R/L) dan kondisi medan (Terr)
kanan dan kiri (R/L).
18 | P a g e
Langkah 1- Menghitung KPI Individu Kekasaran (IRI)
Nama Surf_
Prov Balai Kmpost Kmpostto Length Lane IRI Berpenutup? KPI-IRI
Ruas Type
Sudirman A Y 0 10 0.1 N 11.8 21 YA 5
Sudirman A Y 10 20 0.1 N 14.7 21 YA 5
Sudirman A Y 20 30 0.1 N 15.3 21 YA 5
Sudirman A Y 30 40 0.1 N 7.9 9 YA 4
Sudirman A Y 40 50 0.14 N 6.2 9 YA 4
Sudirman A Y 0 10 0.1 O 1.8 9 YA 1
Sudirman A Y 10 20 0.1 O 3.0 9 YA 2
Sudirman A Y 20 30 0.1 O 4.1 9 YA 3
Sudirman A Y 30 40 0.1 O 6.4 9 YA 4
Sudirman A Y 40 50 0.14 O 8.9 9 YA 5
A Yani A Y 0 10 0.1 N 6.7 2 TIDAK 2
A Yani A Y 10 20 0.1 N 11. 2 TIDAK 3
A Yani A Y 20 30 0.13 N 8.3 2 TIDAK 2
A Yani A Y 0 10 0.1 O 9.4 2 TIDAK 3
A Yani A Y 10 20 0.1 O 7.5 2 TIDAK 2
A Yani A Y 20 30 0.13 O 6.7 2 TIDAK 2
Catatan:
KPI-IRI dinilai berdasarkan jenis permukaan pada Tabel 1 dan skala kekasaran pada Tabel 2.
19 | P a g e
Langkah 2- Menghitung KPI Individu Kondisi Permukaan Perkerasan (PCI)
Nama Ruas Prov Balai Kmpost Kmpostto Length Lane PCIraw KPI-PCI
Sudirman A Y 0 10 0.1 N 50.2 4
Sudirman A Y 10 20 0.1 N 52.4 4
Sudirman A Y 20 30 0.1 N 30.4 4
Sudirman A Y 30 40 0.1 N 36.7 4
Sudirman A Y 40 50 0.14 N 55.0 4
Sudirman A Y 0 10 0.1 O 52.5 4
Sudirman A Y 10 20 0.1 O 66.7 3
Sudirman A Y 20 30 0.1 O 54.4 4
Sudirman A Y 30 40 0.1 O 35.7 4
Sudirman A Y 40 50 0.14 O 55.8 3
A Yani A Y 0 10 0.1 N 26.5 4
A Yani A Y 10 20 0.1 N 26.7 4
A Yani A Y 20 30 0.13 N 33.4 4
A Yani A Y 0 10 0.1 O 26.1 4
A Yani A Y 10 20 0.1 O 25.5 4
A Yani A Y 20 30 0.13 O 27.7 4
Catatan:
20 | P a g e
Langkah 3- Menghitung KPI Individu Sisa Umur Perkerasan (RSL)
Catatan:
Pada contoh ini dimisalkan bahwa data lendutan tidak tersedia, maka persamaan 6 pada Bab 3
digunakan untuk menghitung nilai RSL. Bila nilai RSLIRI kurang dari 0, maka diambil nilai RSLaprox = 0
(Persamaan 7) Nilai RSLfinal adalah nilai minimum antara RSLaprox atau 50 (Persamaan 8).
KPI-RSL dihitung menggunakan nilai RSLfinal berdasarkan persamaan skala pada Tabel 5.
21 | P a g e
Langkah 4- Menghitung KPI Individu Efektivitas Drainase – Jangka Pendek
Drainase Permukaan
Nama Terr Terr KPI -Drainase
Prov Balai Kmpost Kmpostto Length Lane PCI Terrain
Ruas _R _L Permukaan
Sudirman A Y 0 10 0.1 N 50.2 1 1 Datar 4
Sudirman A Y 10 20 0.1 N 52.4 1 1 Datar 4
Sudirman A Y 20 30 0.1 N 30.4 1 1 Datar 4
Sudirman A Y 30 40 0.1 N 36.7 0 1 Datar 4
Sudirman A Y 40 50 0.14 N 55.0 0 1 Datar 4
Sudirman A Y 0 10 0.1 O 52.5 1 1 Datar 4
Sudirman A Y 10 20 0.1 O 66.7 1 1 Datar 3
Sudirman A Y 20 30 0.1 O 54.4 1 1 Datar 4
Sudirman A Y 30 40 0.1 O 35.7 0 1 Datar 4
Sudirman A Y 40 50 0.14 O 55.8 0 1 Datar 3
Perbukitan/
A Yani A Y 0 10 0.1 N 26.5 3 3 3
Pegunungan
Perbukitan/
A Yani A Y 10 20 0.1 N 26.7 3 3 3
Pegunungan
Perbukitan/
A Yani A Y 20 30 0.13 N 33.4 3 3 3
Pegunungan
Perbukitan/
A Yani A Y 0 10 0.1 O 26.1 3 3 3
Pegunungan
Perbukitan/
A Yani A Y 10 20 0.1 O 25.5 3 3 3
Pegunungan
Perbukitan/
A Yani A Y 20 30 0.13 O 27.7 3 3 3
Pegunungan
Catatan:
KPI-Drainase Permukaan dinilai berdasarkan nilai kondisi permukaan jalan (PCI) dan kondisi
medan (Terr) pada Tabel 6.
22 | P a g e
Drainase Subsoil
Catatan:
KPI-Drainase Permukaan dinilai berdasarkan ada atau tidaknya drainase dan kondisi medan (Terr)
pada Tabel 7.
23 | P a g e
KPI Efektivitas Drainase
Catatan:
Nilai KPI Efektivitas Drainase final adalah rata-rata terbobot dengan rasio pembobotan 80% drainase
permukaan dan 20% drainase subsoil. Apabila salah satu dari kedua komponen mendapatkan skor
5, maka nilai KPI Efektivitas Drainase final otomatis adalah 5.
24 | P a g e
Langkah 5- Menghitung KPI Final
KPI -
KPI- KPI- KPI-
Efektivitas
Nama Ruas Prov Balai Kmpost Kmpostto Length Lane IRI PCI RSL KPI Final
Drainase
60% 10% 15%
15%
Sudirman A Y 0 10 0.1 N 5 4 5 4 5.00
Sudirman A Y 10 20 0.1 N 5 4 5 4 5.00
Sudirman A Y 20 30 0.1 N 5 4 5 4 5.00
Sudirman A Y 30 40 0.1 N 4 4 5 4 5.00
Sudirman A Y 40 50 0.14 N 4 4 4 4 4.00
Sudirman A Y 0 10 0.1 O 1 4 1 4 1.75
Sudirman A Y 10 20 0.1 O 2 3 1 3 2.10
Sudirman A Y 20 30 0.1 O 3 4 2 4 3.10
Sudirman A Y 30 40 0.1 O 4 4 4 4 4.00
Sudirman A Y 40 50 0.14 O 5 3 5 3 5.00
A Yani A Y 0 10 0.1 N 2 4 4 3 2.65
A Yani A Y 10 20 0.1 N 3 4 5 3 5.00
A Yani A Y 20 30 0.13 N 2 4 5 3 5.00
A Yani A Y 0 10 0.1 O 3 4 5 3 5.00
A Yani A Y 10 20 0.1 O 2 4 5 3 5.00
A Yani A Y 20 30 0.13 O 2 4 4 3 2.65
Catatan:
Nilai KPI Final adalah rata-rata terbobot dengan rasio pembobotan 60% IRI, 10% PCI, 15% RSL dan
15% Efektivitas Drainase.
25 | P a g e
Langkah 6- Menghitung Overall KPI
Nama Ruas Prov Balai Kmpost Kmpostto Length Lane KPI Final KPI Final*Length
Sudirman A Y 0 10 0.1 N 5.00 0.50
Sudirman A Y 10 20 0.1 N 5.00 0.50
Sudirman A Y 20 30 0.1 N 5.00 0.50
Sudirman A Y 30 40 0.1 N 5.00 0.50
Sudirman A Y 40 50 0.14 N 4.00 0.56
Sudirman A Y 0 10 0.1 O 1.75 0.18
Sudirman A Y 10 20 0.1 O 2.10 0.21
Sudirman A Y 20 30 0.1 O 3.10 0.31
Sudirman A Y 30 40 0.1 O 4.00 0.40
Sudirman A Y 40 50 0.14 O 5.00 0.70
A Yani A Y 0 10 0.1 N 2.65 0.27
A Yani A Y 10 20 0.1 N 5.00 0.50
A Yani A Y 20 30 0.13 N 5.00 0.65
A Yani A Y 0 10 0.1 O 5.00 0.50
A Yani A Y 10 20 0.1 O 5.00 0.50
A Yani A Y 20 30 0.13 O 2.65 0.34
Total 1.74 7.11
26 | P a g e