Anda di halaman 1dari 12

ANEMIA

Nomor : Halaman :
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN Komite Keperawatan Ditetapkan ,
PENYAKIT DALAM
Tanggal Berlaku : Revisi :

00 Nama Ketua Komite Keperawatan Direktur Rumah Sakit

PENGERTIAN  Asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia


 Anemia merupakan kelainan hematologi dimana kadar hemoglobin lebih
rendah dari biasanya, yang mencerinkan adanya penurunan jumlah atau
gangguan sirkulasi, akibatnya jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan tubuh
juga berkurang.
KLASIFIKASI a. Anemia Aplastik:
 Susum tulang belakang tidak mampu memproduksi sel darah merah
b. Anemia Defisiensi Zat Besi:
 Kurang asupan zat besi dalam pola makan sehari-hari
 Kehilangan darah kronis akibat adanya lesi pada saluran pencernaan
 Janin yang lahir dengan gangguan structural pada sistem pencernaan
c. Anemia Hemolitic
 Faktor Intrinsik: kekurangan bahan untuk membuat eritrosit, kelainan
eritrosit yang bersifat congenita seperti hemoglobinopati, kelainan dinding
eroitrosit, abnormalitas enzyme eritrosit.
 Faktor Ekstrinsik: akibat reaksi imunitas (eritrosit diselimuti anti body
yang dihasilkan tubuh), reaksi non imunitas (akibat bahan kimia).

ASESMEN a. Pengkajian:
KEPERAWATAN 1) Keadaan Umum:
 Pucat
 Penurunan kesadaran
 Keletihan berat
 Kelemahan
 Nyeri kepala
 Demam
 Dispnea
 Vertigo
 Sensitie terhadap dingin
 BB turun

2) Pemeriksaan Fisik
 Mata: Jaundice sklera, konjungtiva pucat, pengelihatan kabur
 Kulit: Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis, kulit
kering, kuku rapuh, koylonchia, clubbing finger, CRT >2 detik,
elastisitas kulit menurun, perdarahan kulit atau mukosa.
 Telinga: Vertigo, tinnitus
 Mulut: Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis, perdarahan gusi,
artrofi papil lidah, glossitis, lidah merah (aneia defisiensi asam folat)
 Paru-Paru: dispena, takipnea, orthopnea
 Kardiovaskuler: takikardia, lesu, cepat Lelah, palpitasi, angina
pectoris, bunyi jantung murmur, hipotensi, kardiomegali, gagal
jantung.
 Gastrointestinal: anoreksia, mual muntah, hepatospleniegali (pada
anemia hemolitik).
 Muskuloskeletal: nyeri pinggang, sendi
 System Persyarafansakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, irritable, perasaan dingin pada ekstremitas.

3) Pemeriksaan penunjang:
 Test CBC
 Test Ferritinin
 Test MCH, MCHC
 Morfologi sumsum tulang
 Pemeriksaan Endoskopi dan radioskopi: memeriksa sisi perdarahan
gastrointestinal.
DIAGNOSIS a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
KEPERAWATAN konsentrasi hemoglobin D. 0009
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen D.0056
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber
informasi D.0111
d. Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
D.0142
e. Risiko perdarahan berhuungan dengan gangguan koagulasi D.0012

KRITERIA a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


EVALUASI /  Status sirkulasi: tekanan systole dan diastole dalam batas normal
 Denyut nadi perifer dalam batas normal
NURSING
 Inake output seimbang
 Tidak ada edema perifer dan asites
 Tidak dehidrasi
 Membran mukosa lembab

b. Intoleransi aktivitas
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan respirasi
 Mampu elakukan ADLs secara mandiri
 Tanda-tanda vital normal
 Energy psikomotor
 Level kelemahan
 Status kardiopulmonari kuat
 Sirkulasi status baik
 Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat

c. Defisiensi pengetahuan
 Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan prosedur yang dijelaskan secara
benar
 Pasien dan keluarga ampu menjelaskan Kembali materi yang sudah
dijelaskan perawat/tim Kesehatan.

d. Risiko infeksi
 Tidak adanya demam
 Jumlah sel darah putih normal
 Menerapkan tindakan kebersihan seperti mencuci tangan dengan benar

e. Risiko perdarahan
 Risiko perdarahan rendah dibuktikan dengan kadar trombosit yang normal
 Tidak adanya memar dan petekie
 Tidak ada perdarahan nyata pada hidung, gusi, agina, atau saluran kemih
dan gastrointestinal
 Nilai CBC normal

INTERVENSI a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (D.0009)


KEPERAWATAN
Observasi:
 Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler,
warna, suhu, angkle brachial index)
 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
 Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas

Terapeutik:
 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
 Lakukan terapi oksigen tambahan sesuai kebutuhan
 Lakukan perawatan kaki dan kuku
 Lakukan hidrasi

Edukasi:
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
 Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
 Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
 Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
 Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
 Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
 Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikan, omega3)
 Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa
sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
 Kolaborasi kebutuhan tranfusi darah PRC

b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen D.0056

Observasi:
 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik:
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi:
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi:
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan

sumber informasi D.0111

Observasi:
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi terapeutik
 Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
 Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Terapeutik:
 Monitor potensi komplikasi dengan terapi imunosupresiv pada saat
pengobatan pasien seperti, graft-versus-host akut (GVHD). Gejala paling
awal termasuk ruam makulopapular merah, kekeringan pada mata, sakit perut,
dan penyakit kuning.
Edukasi:
 Jelaskan pentingnya prosedur diagnostik (seperti hitung darah lengkap), aspirasi
sumsum tulang, dan kemungkinan rujukan ke ahli hematologi. Mendiagnosis jenis
anemia akan didasarkan pada perubahan indeks RBC dan temuan aspirasi sumsum
tulang.
 Jelaskan kosakata hematologi dan fungsi elemen darah, seperti sel darah putih, sel
darah merah, dan trombosit. Klien biasanya memiliki pengetahuan dasar tentang
sistem hematologi.

For aplastic anemia:


 Jelaskan bahwa transfusi darah dari calon donor sumsum harus dihindari.
 Menjelaskan kebutuhan akan kebutuhan antigen leukosit (HLA) yang cepat.
 Jelaskan bahwa terapi imunosupresif adalah pengobatan pilihan pada klien tanpa
donor yang cocok dengan HLA dan / atau berusia lebih dari 40 tahun.
 Jelaskan bahwa transplantasi sel punca hematopoietik alogenik adalah pengobatan
standar untuk klien berusia di bawah 40 tahun yang memiliki donor terkait HLA-
identik.
 Anjurkan klien untuk menghindari faktor risiko yang diketahui. Faktor penyebab
seperti alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, kekurangan makanan, dan
penggunaan beberapa obat dapat memengaruhi produksi sel darah merah dan
menyebabkan anemia.

For nutritional deficiency anemia:


 Jelaskan pentingnya penggantian vitamin B12.
 Edukasi klien dan keluarga tentang makanan kaya zat besi, asam folat, dan vitamin
B12.

For blood loss anemia:


 Ajarkan klien tentang obat-obatan tertentu yang dapat merangsang produksi sel
darah merah di sumsum tulang. Eritropoietin manusia rekombinan, faktor
hematologi, meningkatkan kadar hemoglobin dan mengurangi kebutuhan akan
transfusi sel darah merah.
 Jelaskan bahwa transfusi sel darah merah mungkin diperlukan. Satu unit sel darah
merah yang dikemas meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 1 g / dL.

Kolaborasi:
 Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menerapkan diet tinggi zat besi

c. Risiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh

sekunder D.0142

Observasi:
 Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
 Identifikasi kontraindikasi pemberian prosedur terapi
 Kaji tanda-tanda infeksi local atau sistemik, seperti demam, menggigil,
bengkak, nyeri, dan rasa tidak enak badan.
 Monitor hitung utlak granulosit, WBC, dan hasil-hasil diferensial
Terapeutik:
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
 Pertahankan lingkugan aseptic selaa pemasangan alat untuk prosedur
invasive
 Gunakan keteter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
 Tingkatkan intake nutrisi

Edukasi:
 Anjurkan klien menjaga kebersihan, perawatan mulut, dan perawatan
perineum.
 Anjurkan klien menghindari makan uah dan sayur mentah serta daging mentah
 Ajarkan klien dan pengunjung mencuci tangan dengan benar,

Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian antibiotik, antivirus, dan anti jamur bila diperlukan
 Sediakan kamar isolasi untuk pasien bila diperlukan. ( Perubahan lingkungan
mungkin penting jika jumlah neutrofil absolut kurang dari 500 / mm3. Tindakan
pencegahan isolasi pelindung mungkin termasuk menempatkan klien di ruang
pribadi, membatasi pengunjung, dan meminta semua orang yang melakukan kontak
dengan klien menggunakan masker, gaun, dan sarung tangan. Klien-klien ini berada
pada risiko infeksi yang signifikan).
 Berikan faktor pertumuhan WBC untuk merangsang neutrophil. Faktor perangsang
koloni (CSF), pegfilgrastim kerja panjang, filgrastim adalah obat yang digunakan
untuk merangsang produksi sel darah putih yang melawan infeksi.

d. Risiko perdarahan berhuungan dengan gangguan koagulasi D.0012

Observasi:
 Monitor tanda dan gejala perdarahan
 Monitor nilai hematokrit/homoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
 Monitor tanda-tanda vital ortostatik
 Monitor koagulasi (mis. Prothombin time (TM), partial thromboplastin time
(PTT), fibrinogen, degradsi fibrin dan atau platelet

Terapeutik:
 Rencanakan prosedur tranfusi tromosit jika diperlukan
 Batasi tindakan invasif, jika perlu
 Hindari pengukuran suhu rektal seperti supositoria, enema, dan pembacaan suhu
rectal.

Edukasi:
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
 Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin K
 Anjrkan segera melapor jika terjadi perdarahan

Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian obat dan mengontrol perdarhan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian prodok darah, jika perlu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perl
EVALUASI a. Ketidakefektifan perfusi jaringan teratasi
b. Intoleransi aktivitas teratasi
c. Defisit Pengetahuan teratasi
d. Risiko Infeksi teratasi
e. Risiko Perdarahan teratasi
PENELAAH Clinical Nurse Educator
KRITIS

KEPUSTAKAAN a. Paul Martin., BSN, RN. (2020). 5 Anemia Nursing Care Plans. Journal of
nurseslab. 3 (4), 1-9.
b. Dharmarajan, T. S., Pankratov, A., Morris, E., Qurashi, S., Law, G., Phillips,
S& Norkus, E. P. (2018). Anemia: its impact on hospitalizations and length of
hospital stay in nursing home and community older adults. Journal of the
American Medical Directors Association, 9(5), 354-359.
c. Landi, F., Russo, A., Danese, P., Liperoti, R., Barillaro, C., Bernabei, R., &
Onder, G. (2007). Anemia status, hemoglobin concentration, and mortality in
nursing home older residents. Journal of the American Medical Directors
Association, 8(5), 322-327.
d. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D, editors. Panduan
Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang ilmu Penyakit Dalam. Indonesia.
Interna Publishing.2019.
e. Peters CJ. Infections Caused by Arthopod and Rodent Borne viruses, In:
Longo Fauci Kasper, Harrison’s Principles of Internal Medicine 20th edition.
United States of America. McGrow Hill. 2018.
f. PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.(2017).
g. PPNI.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan.
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. (2018).
h. PPNI.Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. (2018).

Anda mungkin juga menyukai