Anda di halaman 1dari 46

KESIAPAN MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN

ANDALUSIA DALAM PROSES BELAJAR TATAP MUKA DI


MASA PANDEMI COVID19

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

AHLI MADYA KEPERAWATAN

NAMA : BELLA VISTA SALSA BILLA YUPITASARI

NIM : 1814401032

AKADEMI KEPERAWATAN ANDALUSIA

JAKARTA

TAHUN 2021

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS


i

Akademi Keperawatan Andalusia


Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Bella Vista Salsa Billa Yupitasari


Nim : 1814401032
Tanda Tangan : ...................
Tanggal : ...................

HALAMAN PENGESAHAN
ii

Akademi Keperawatan Andalusia


Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Bella Vista Salsa Billa Yupitasari

NIM : 1814401032

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Tugas Akhir : Kesiapan Mahasiwa Akademi Keperawatan


Andalusia Dalam Proses Belajar Tatap Muka Di Masa Pandemi Covid19.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Andalusia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : ......................................................... (Tanda Tangan)

Pembimbing : ......................................................... (Tanda Tangan)

Penguji : ......................................................... (Tanda Tangan)

Ditetapkan di : Tangerang

Tanggal : 12 Desember 2020

iii

Akademi Keperawatan Andalusia


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena-Nya
saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini merupakan bentuk dari komitmen saya
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan di Akademi Keperawatan Andalusia. Saya sangat menyadari bahwa
sangat sulit untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini bila tanpa kontribusi dari
berbagai pihak dari mulai perkuliahan hingga proses penyusunan Tugas Akhir.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Yayasan Andalusia Nusantara Jakarta yang telah memberikan kesempatan


kepada saya untuk menuntut ilmu di Akademi Keperawatan Andalusia.
2. Bapak Ns. Arozamati W. Lae, M.Kep., selaku Direktur Akademi Keperawatan
Andalusia atas masukan dan motivasi yang diberikan kepada saya untuk tetap
semangat menyelesaikan Tugas Akhir.
3. Ibu Ns. Rutmauli Hutagaol M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu,tenaga,dan pikiran untuk membimbing saya dalam
penyusunan tugas akhir ini.
4. Para Dosen Akademi Keperawatan Andalusia dan Akademi Gizi Andalusia
yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan ilmu kepada saya.
5. Orang Tua saya Bapak Mochamad Sawin Dan Ibu Fatika Hasari yang telah
mendukung saya baik secara material maupun moral agar saya senantiasa
berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Kepada kampus Akademi Keperawatan Andalusia Jakarta yang telah
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.
7. Teman-teman seangkatan yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian
yang saya butuhkan.
8. Para sahabat saya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan bagi semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Saya menyadari
iv

Akademi Keperawatan Andalusia


bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Selain itu, semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan

Jakarta, 12 Desember 2020

Penulis

Bella Vista Salsa Billa Yupitasari

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
v

Akademi Keperawatan Andalusia


Sebagai civitas Akademi Keperawatan Andalusia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : Bella Vista Salsa Billa Yupitasari


NIM : 1814401032
Program studi : DIII Keperawatan
Institusi : Akademi Keperawatan Andalusia
Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya setuju untuk memberikan kepada


Akademik Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right)
atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Kesiapan Mahasiwa Akademi
Keperawatan Andalusia Dalam Proses Belajar Tatap Muka Di Masa Pandemi
Covid19.”

Berikut perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Keperawatan Andalusia berhak menyimpan,
memformatkan, mengelola dalam basis data (database) , merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama nama saya tetap tercantum sebagai
penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : ........................................
Yang menyatakan

(Bella Vista Salsa Billa Yupitasari)

vi

Akademi Keperawatan Andalusia


ABSTRAK

Nama : Bella Vista Salsa Billa Yupitasari


Program Studi : DIII Keperawatan
Judul Tugas Akhir : Kesiapan Mahasiwa Akademi Keperawatan
Andalusia Dalam Proses Belajar Tatap Muka
Di Masa Pandemi Covid-19
Pembimbing : Ns. Rutmauli Hutagaol M.Kep

Tugas akhir ini merupakan salah satu cara untuk melihat kesiapan mahasiswa
Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap muka di masa
pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu variabel dependen (kesiapan
mahasiwa akademi keperawatan Andalusia) dan variabel independen (proses
belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19) dikumpulkan dalam waktu
bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiwa akademi
keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-
19 berjumlah 150 orang. Pengambilan subjek studi kasus pada penelitian ini
menggunakan teknik non random (non probability) sampling yaitu dilakukan
pada mahasiwa akademi keperawatan Andalusia semester V dalam proses belajar
tatap muka di masa pandemi Covid-19 sebanyak (....) orang dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
responden dengan kesiapan mahasiwa akademi keperawatan Andalusia semester
V dalam proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19. Analisa data yang
digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi.

Kesiapan Mahasiwa, Proses Belajar Tatap Muka, Masa Pandemi Covid-19

vii

Akademi Keperawatan Andalusia


ABSTRAK

Name : Bella Vista Salsa Billa Yupitasari


Study program : Diploma III in Nursing
Title : The Readiness of Students of the Andalusia Nursing
Academy in the Face-to-Face Learning Process during the Covid-19 Pandemic
Supervisor : Ns. Rutmauli Hutagaol M.Kep

This final project is one way to see the readiness of students The Andalusian
Nursing Academy in the face-to-face learning process in future the Covid-19
pandemic. This research is a descriptive survey research using a quantitative
approach, namely the dependent variable (student readiness Andalusian nursing
academy) and the independent variable (face-to-face learning process faces
during the Covid-19 pandemic) were collected at the same time. Population in
this study were all students of the Andalusian nursing academy In the face-to-
face learning process during the Covid-19 pandemic there were 150 people.
Taking case study subjects in this study using non techniques random (non
probability) sampling, which is carried out on academy students Andalusian
nursing semester V in face-to-face learning in future Covid-19 pandemic totaling
(....) people with inclusion and exclusion criteria. Technique data collection in
this study using primary data obtained from the results of interviews conducted
by researchers to respondents with readiness students of the fifth semester of the
Andalusian nursing academy in face-to-face learning during the Covid-19
pandemic. The data analysis used is analysisunivariate and bivariate analysis
conducted on the two suspected variables

related or correlated.

viii

Akademi Keperawatan Andalusia


Student Readiness, Face-to-Face Learning Process, Covid-19 Pandemic Period

ix

Akademi Keperawatan Andalusia


x

Akademi Keperawatan Andalusia


xi

Akademi Keperawatan Andalusia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) merupakan penyakit akibat
virus corona jenis baru yang muncul pada akhir 2019 pertama kali di
Wuhan, Cina yang saat ini menyebabkan pandemi hampir di seluruh
dunia. Gejala utama penyakit Covid-19 yaitu batuk, demam, dan sesak
napas (Kemenkes RI, 2020).
Angka kejadian penyakit akibat Covid-19 di dunia pada tanggal 17
Desember 2020 mencapai 30,973,668 (30,9 juta) kasus. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 22.569.415 (22,5 juta) pasien telah sembuh, dan
960.830 orang meninggal dunia. Kasus aktif hingga saat ini tercatat
sebanyak 7.443.423 dengan rincian 7.382.025 pasien dengan kondisi
ringan dan 61.398 dalam kondisi serius. Adapun 10 negara dengan jumlah
kasus Covid-19 terbanyak yaitu Amerika Serikat, 6.966.356 kasus,
203.822 orang meninggal, total sembuh 4.217.926, India, 5.398.230 kasus,
86.774 orang meninggal, total sembuh 4.299.724, Brasil, 4.528.347 kasus,
136.565 orang meninggal, total sembuh 3.820.095, Rusia, 1.097.251
kasus, 19.339 orang meninggal, total sembuh 906.462, Peru, 762.865
kasus, 31.369 orang meninggal, total sembuh 607.837, Kolombia, 758.398
kasus, 24.039 orang meninggal, total sembuh 627.685, Meksiko, 688.954
kasus, 72.803 orang meninggal, total sembuh 492.192, Afrika Selatan,
659.656 kasus, 15.940 orang meninggal, total sembuh 589.434, Spanyol,
659.334 kasus, 30.495 orang meninggal dan Argentina, 622.934 kasus,
12.799 orang meninggal, total sembuh 478.077. Kondisi pandemi virus
corona sendiri masih terus mengalami perkembangan setiap harinya
(World Health Organization, 2020).

Akademi Keperawatan Andalusia


Paragraph ke 3

Kejadian Covid-19 di Indonesia pada tanggal 17 Desember 2020


mencapai 643.508 (643,5 juta) kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak
526.979 (526,9 juta) pasien telah sembuh, dan 19.390 orang meninggal
dunia. Kasus virus corona ini tersebar di 34 provinsi dan 480
kabupaten/kota di Indonesia. Jumlah kasus Covid-19 ini terus mengalami
perkembangan setiap harinya (Kemenkes RI, 2020).
Gejala Covid-19 antara lain demam, batuk kering, dan sesak napas.
Beberapa pasien mengalami gejala mirip pilek dan mengalami nyeri pada
tenggorokan dan diare. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan
gejala dan merasa sehat. Sebagian dapat pulih dengan sendirinya,
sedangkan sebagian lainnya mengalami perburukan kondisi sehingga
mengalami kesulitan bernapas dan perlu dirawat di rumah sakit (WHO,
2020). Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang
lain di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat
menular melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau
bersin penderita Covid-19. Orang lain yang menyentuh benda-benda
terkontaminasi tersebut lalu menyentuh mata, hidung dan mulut mereka
dapat tertular penyakit ini (WHO, 2020).
Paragraph 5 bahas tentang dampak psikologis covid-19 bagi
masyarakat. “selain karena penyebaran covid-19 yang cepat dan bahaya
yang ditimbulkan oleh covid-19, masyarakat menjadi takut dan cemas. Hal
dibuktikan oleh penelitian…. (cari hasil penelitian2 yang mengatakan
ketakutan masyarakat, orang tua takut mengijinkan anaknya masuk
sekolah, dll) .

Paragraph ke 6

Akademi Keperawatan Andalusia


Menurut Mustakim (2020), pemerintah di Indonesia menanamkan
kebijakan untuk menyikapi permasalahan ini dengan memberlakukan
social distancing kepada seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya itu,
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) juga diberlakukan dibeberapa
kota besar di Indonesia, dan kebijakan ini telah tertuang dalam PP Nomor
21 Tahun 2020. Kebijakan tersebut diberlakukan guna memutus mata
rantai penyebaran Covid-19. Hal ini ternyata berdampak pada berbagai
aktivitas termasuk diantaranya aktivitas belajar mengajar. Pemerintah telah
menetapkan kebijakan belajar dari rumah atau biasa disingkat BDR
melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang
berisikan bahwa pembelajaran harus dilakukan secara daring supaya
Corona Virus Desease (Covid-19) dapat dicegah penyebarannya.
Aktivitas belajar tetap harus dilaksanakan antara pendidik dan
peserta didik. Keadaan ini memaksa melakukan interaksi secara digital
untuk menyapa peserta didik dan memberikan materi dan tugas yang harus
mahasiswa lakukan di rumah. Jika setiap pendidik dan peserta didik
mampu melakukannya bersama, maka proses belajar mengajar tetap dapat
terlaksana dengan baik. Menyikapi kondisi stay at home akibat pandemi
Covid19, dosen benar-benar harus mampu menyajikan perkuliahan
dengan menggunakan teknologi atau biasa kita sebut dengan pembelajaran
e-learning. E-learning merupakan kegiatan pendidikan atau pembelajaran
melalui media elektronik yang memanfaatkan dukungan teknologi
internet. Dalam e-learning, pengajar tidak sekedar menggunggah materi
pembelajaran yang bisa diakses secara online oleh peserta didik, tetapi
pengajar juga melakukan evaluasi, menjalin komunikasi, berkolaborasi,
dan mengelola aspek-aspek pembelajaran lainnya. Namun tidak serta
merta perkuliahan online dapat langsung digunakan dalam suatu
lingkungan kampus, berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami peserta didik
(Jamal, 2020).

Akademi Keperawatan Andalusia


Pembelajaran daring memaksa mahasiswa dan dosen untuk mampu
menggunakan teknologi sebagai satu-satunya penghubung dalam proses
belajar mengajar saat ini. Disisi lain, kemampuan literasi digital baik
dosen dan mahasiswa sangat beragam, ketersediaan fasilitas dan berbagai
faktor lainnya seperti jaringan dan biaya. Pada dasarnya, baik
pembelajaran tatap muka maupun daring, menuntut kehadiran dosen dan
mahasiswa di dalam kelas. Namun yang menjadi pembeda adalah pada
pembelajaran daring interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui media
teknologi dan internet. Dalam proses belajar yang berpengaruh bagi tujuan
pendidikan yang berlangsung salah satu faktor psikologi yang ada
didalamnya adalah kesiapan (Raimanu, 2020).
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu
situasi. Kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu
timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dala proses belajar, karena jika
mahasiswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik. Suatu pengembangan dalam proses belajar tatap muka
didalamnya terdapat proses analisis yang sangat penting yang akan
menentukan langkah pengembangan selanjutnya. Kesiapan proses belajar
tatap muka dikelompokkan menjadi enam faktor yaitu (1) kesiapan peserta
didik (2) kesiapan dosen (3) infrastruktur (4) dukungan managemen (5)
budaya kampus (6) kecenderungan pembelajaran tatap muka (Rosali,
2020).

Akademi Keperawatan Andalusia


Pembelajaran tatap muka ini tentu merupakan tantangan baru bagi
tenaga dosen dan mahasiswa yang membuat mereka harus menguasai
media pembelajaran untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran tatap
muka dimasa pandemi Covid-19 dan diharapkan mampu berkreasi dalam
proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal. Disaat kegiatan pembelajaran berlangsung perlu diperhatikan
keefektifan dengan kata lain tingkat keberhasilan yang dicapai termasuk
menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan
dan menjaga jarak. Ciri-ciri keefektifan program pembelajaran adalah
berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditentukan, memberikan pengalaman belajar yang atraktif,
melibatkan mahasiswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan
instruksional dan memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar
mengajar. Keefektifan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar
siswa saja, tetapi juga harus dilihat dari segi proses pembelajaran
(Simatupang, 2020).

Akademi Keperawatan Andalusia


Akademi Keperawatan Andalusia adalah salah satu kampus
keperawatan yang sudah banyak dikenal di Tangerang dengan prestasi dan
fasilitasnya. Mengetahui tingkat kesiapan terhadap pembelajaran tatap
muka yang akan diterapkan diharapkan kampus dapat menentukan langkah
selanjutnya yang akan diambil. Tingkat kesiapan pada setiap kategori yang
diuji selain dapat mengetahui tingkat kesiapan secara keseluruhan, dapat
diketahui juga kategori kesiapan yang masih rendah. Tingkat kesiapan
pada kategori yang masih rendah akan ditindaklanjuti dan tingkat kesiapan
pada kategori tinggi akan dipertahankan. Sehingga pihak kampus dapat
melakukan efisiensi dalam management kampus. Permasalahan dan tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kesiapan
Pembelajaran tatap muka saat pandemi COVID-19 di Akademi
Keperawatan Andalusia Tangerang dalam enam aspek kesiapan (kesiapan
peserta didik, kesiapan dosen, kesiapan infrastruktur, dukungan
managemen, budaya kampus, dan kecenderungan terhadap tatap muka).
Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa dengan adanya
pandemi Covid-19 membutuhkan penanganan khusus secara menyeluruh
diantaranya dibutuhkan kesiapan dalam proses pembelajaran. Sehingga
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kesiapan
mahasiswa Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap
muka di masa pandemi Covid-19”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka hal yang menjadi masalah


dalam penelitian tersebut adalah “bagaimana kesiapan mahasiswa
Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap muka di masa
pandemi Covid-19 ?”

Akademi Keperawatan Andalusia


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kesiapan mahasiswa Akademi Keperawatan
Andalusia dalam proses belajar tatap muka di masa pandemi
Covid-19.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui strategi kesiapan mahasiswa Akademi


Keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap muka di
masa pandemi Covid-19.
2. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan mahasiswa Akademi
Keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap muka di
masa pandemi Covid-19.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk


mengembangkan ilmu keperawatan khususnya kesiapan
mahasiswa Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses
belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.
2. Penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumber data bagi
penelitian berikutnya khususnya yang terkait dengan asuhan
keperawatan dalam kesiapan mahasiswa Akademi Keperawatan
Andalusia dalam proses belajar tatap muka di masa pandemi
Covid-19.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi peneliti diharapkan dapat digunakan menjadi pengetahuan
dan menambah wawasan tentang asuhan keperawatan dalam
7

Akademi Keperawatan Andalusia


kesiapan mahasiswa Akademi Keperawatan Andalusia dalam
proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.

2. Bagi institusi pendidikan diharapkan sebagai tambahan


informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian asuhan
keperawatan dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
tentang asuhan keperawatan dalam kesiapan mahasiswa
Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap
muka di masa pandemi Covid-19.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi panduan
untuk penelitian pada asuhan keperawatan dalam kesiapan
mahasiswa Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses
belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.

1.5 Batasan Penelitian


Dalam penelitian ini yang menjadi batasan penelitian adalah
kesiapan mahasiswa Akademi Keperawatan Andalusia dalam proses
belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.
1.6 Model Operasional Penelitian
Dalam penelitian ini model operasional penelitian adalah
dengan menggunakan data kuesioner berbentuk pertanyaan dengan
pilihan option (Ya/Tidak).

Akademi Keperawatan Andalusia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


2.1.1 Pengertian Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)
COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis
baru coronavirus yaitu Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus-2
(SARS-CoV-2) yang menyebar dengan nama penyakitnya yaitu
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) (WHO, 2020).
Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) merupakan penyakit akibat
virus corona jenis baru yang muncul pada akhir 2019 pertama kali di
Wuhan, Cina yang saat ini menyebabkan pandemi hampir di seluruh
dunia. Gejala utama penyakit Covid-19 yaitu batuk, demam, dan sesak
napas (Kemenkes RI, 2020).

2.1.2 Patogenesis dan Patofisiologi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


Menurut Yuliana (2020), kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan
dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar
9

Akademi Keperawatan Andalusia


penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat
pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus
disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan
ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan
bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus
bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk
Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk
kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East
respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus


tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah
menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk
virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus.
Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu
tropisnya (Yuliana, 2020).
Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host
yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat
ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus
halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel
epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel
otot polos. Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari
RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis
virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus.
Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus. Setelah terjadi
transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel
epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu
menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan
virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu

10

Akademi Keperawatan Andalusia


di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai
muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020).

2.1.3 Manifestasi Klinis Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


Menurut Yuliana (2020), infeksi COVID-19 dapat menimbulkan
gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu
demam (suhu >38˚C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat
disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal
seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul
sesak dalam satu minggu.
Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti
ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada
beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan
demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian
kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang
dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020).

2.1.4 Penegakkan Diagnosis Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


Menurut Yuliana (2020), pada anamnesis gejala yang dapat
ditemukan yaitu, tiga gejala utama: demam, batuk kering (sebagian kecil
berdahak) dan sulit bernapas atau sesak.
1. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible
Seseorang yang mengalami :
a. Demam (38˚C) atau riwayat demam
b. Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan
c. Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau
gambaran radiologis (pada pasien immunocompromised presentasi
kemungkinan atipikal), disertai minimal satu kondisi sebagai
berikut : memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/

11

Akademi Keperawatan Andalusia


negara yang terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul gejala dan
petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat
pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang tidak
diketahui penyebab / etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan
riwayat bepergian atau tempat tinggal.
2. Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan
sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset
gejala :

a. Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable


COVID-19
b. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah
teridentifikasi)
c. Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan
kasus terkonfirmasi
d. Probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara
yang terjangkit.
e. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam
(suhu 38˚C) atau riwayat demam.
3. Orang dalam Pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam
tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau
wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih
riwayat paparan diantaranya:
a. Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit)

12

Akademi Keperawatan Andalusia


c. Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan
penular sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara
yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit.
4. Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19
tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan
hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
5. Kasus terkonfirmasi
Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


Menurut PDPI (2020), pemeriksaan penunjang Corona Virus
Disease-2019 (Covid-19) yaitu :
1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada
pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan
groundglass.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
a. Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan
orofaring)
b. Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila
menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah26,27 Kultur darah
untuk bakteri dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun,
jangan menunda terapi antibiotik dengan menunggu hasil kultur
darah)

13

Akademi Keperawatan Andalusia


7. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan
penularan).

2.1.6 Tatalaksana Umum Corona Virus Disease-2019 (Covid-19)


Menurut PDPI (2020), tatalaksana umum Corona Virus Disease-2019
(Covid-19) yaitu :
1. Isolasi pada semua kasus
2. Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun
sedang.
3. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
4. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit
5. Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress
napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar
5L/menit dengan target SpO2 =90% pada pasien tidak hamil dan =
92-95% pada pasien hamil
6. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat
7. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress
napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan
elektrolit
8. Pemberian antibiotik empiris
9. Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan.
10. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada
tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.
11. Observasi ketat

14

Akademi Keperawatan Andalusia


12. Pahami komorbid pasien

2.2 Konsep Dasar Kesiapan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Tatap


Muka Di Masa Pandemi Covid-19
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu
situasi. Kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu
timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dala proses belajar, karena jika
mahasiswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik. Suatu pengembangan dalam proses belajar tatap muka
didalamnya terdapat proses analisis yang sangat penting yang akan
menentukan langkah pengembangan selanjutnya. Kesiapan proses belajar
tatap muka dikelompokkan menjadi enam faktor yaitu (1) kesiapan peserta
didik (2) kesiapan dosen (3) infrastruktur (4) dukungan managemen
(5) budaya kampus (6) kecenderungan pembelajaran tatap muka
(Rosali, 2020).
Pembelajaran tatap muka ini tentu merupakan tantangan baru bagi
tenaga dosen dan mahasiswa yang membuat mereka harus menguasai
media pembelajaran untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran tatap
muka dimasa pandemi Covid-19 dan diharapkan mampu berkreasi dalam
proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal. Disaat kegiatan pembelajaran berlangsung perlu diperhatikan
keefektifan dengan kata lain tingkat keberhasilan yang dicapai termasuk
menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan
dan menjaga jarak. Ciri-ciri keefektifan program pembelajaran adalah
berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditentukan, memberikan pengalaman belajar yang atraktif,

15

Akademi Keperawatan Andalusia


melibatkan mahasiswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan
instruksional dan memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar
mengajar. Keefektifan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar
siswa saja, tetapi juga harus dilihat dari segi proses pembelajaran
(Simatupang, 2020).
Akademi Keperawatan Andalusia adalah salah satu kampus
keperawatan yang sudah banyak dikenal di Tangerang dengan prestasi dan
fasilitasnya. Mengetahui tingkat kesiapan terhadap pembelajaran tatap
muka yang akan diterapkan diharapkan kampus dapat menentukan langkah
selanjutnya yang akan diambil. Tingkat kesiapan pada setiap kategori yang
diuji selain dapat mengetahui tingkat kesiapan secara keseluruhan, dapat
diketahui juga kategori kesiapan yang masih rendah. Tingkat kesiapan
pada kategori yang masih rendah akan ditindaklanjuti dan tingkat kesiapan
pada kategori tinggi akan dipertahankan. Sehingga pihak kampus dapat
melakukan efisiensi dalam management kampus. Permasalahan dan tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kesiapan
Pembelajaran tatap muka saat pandemi COVID-19 di Akademi
Keperawatan Andalusia Tangerang dalam enam aspek kesiapan (kesiapan
peserta didik, kesiapan dosen, kesiapan infrastruktur, dukungan
managemen, budaya kampus, dan kecenderungan terhadap tatap muka).
Menurut Mustakim (2020), untuk memotivasi peserta didik baik
secara intrinsik maupun ekstrinsik, penggunaan dalam proses
pembelajaran tatap muka dimasa pandemi Covid- 19 harus memperhatikan
prinsip-prinsip menjaga kesehatan dengan menerapkan protocol kesehatan.
Proses pembelajaran dengan menggunakan tatap muka dimasa pandemi
Covid- 19 hendaknya tidak menempatkan peserta didik hanya sebagai
“pendengar” atau “penonton” saja, melainkan juga mendorong partisipasi
aktif dari peserta didik untuk berinteraksi, berdialog, bekerja sama, berbagi
dan membangun pengetahuan bersama.

16

Akademi Keperawatan Andalusia


Selain itu, dalam menggunakan pembelajaran tatap muka dimasa
pandemi Covid- 19 guru harus kreatif dan inovatif serta memiliki sikap
kritis dalam memilih bahan pembelajaran, beretika baik dalam
memanfaatkan bahan tersebut, menghindari penggunaan gambar- gambar
atau audio yang kurang relevan dengan materi pembelajaran, mendorong
partisipasi aktif dari peserta didik, memberikan perhatian dan
menyediakan waktu lebih terhadap peserta didik tidak terbatas pada saat
tatap muka di kelas, sabar membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam menggunakan elearning, profesional serta memiliki
motivasi untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Menurut Simatupang (2020), interaksi pembelajaran dapat berjalan
apabila terdapat pengelola pembelajaran (dosen), sumber belajar, subjek
pembelajar, interaksi antara pengajar/dosen. Pengelolaan pembelajaran
dapat dilakukan oleh dosen sehingga dosen memberikan peran aktif dalam
sistem pembelajaran termasuk dalam tatap muka. Melalui metode tatap
muka langsung, dosen dan mahasiswa dapat melakukan interaksi secara
langsung sehingga memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Penggunaan media tatap langsung dalam pembelajaran dimasa
pandemi Covid-19 memungkinkan peserta didik untuk memiliki semangat
yang tinggi untuk belajar dan mengerjakan tugas. Hasil penelitian Sianturi
(2018) menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
tatap muka mahasiswa secara signifikan dapat memengaruhi motivasi
mahasiswa dalam dalam perkuliahan. Hasil penelitian Rosali (2020)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media
pembelajaran terhadap motivasi peserta didik. Begitu pula dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Loviana (2020) bahwa ada pengaruh positif
penggunaan proses pembalajaran tatap muka terhadap motivasi dan
prestasi belajar peserta didik di SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan media

17

Akademi Keperawatan Andalusia


pembelajaran tatap muka dengan motivasi belajar mahasiswa dan efektif
dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karena proses pembelajaran
tidak hanya terpaku dalam satu waktu dan dalam ruangan saja.
Peserta didik lebih banyak menyukai pembelajaran secara tatap
muka. Hal tersebut membuat mereka semakin termotivasi dan semangat
untuk mengerjakan tugas perkuliahan (Mustakim, 2020).

2.3 Konsep Dasar Pola Perilaku Kesehatan


2.3.1 Pengertian perilaku

Perilaku yaitu suatu respon seseorang yang dikarenakan adanya


suatu stimulus/ rangsangan dari luar. Perilaku dibedakan menjadi dua
yaitu perilaku tertutup (covert behavior) dan perilaku terbuka (overt
behavior). Perilaku tertutup merupakan respon seseorang yang belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Sedangkan perilaku terbuka
merupakan respon dari seseorang dalam bentuk tindakan yang nyata
sehingga dapat diamati lebih jelas dan mudah (Notoatmodjo, 2018).

2.3.2 Perilaku kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2018), perilaku kesehatan merupakan suatu


respon dari seseorang berkaitan dengan masalah kesehatan, penggunaan
pelayanan kesehatan, pola hidup, maupun lingkungan sekitar yang
mempengaruhi perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga :

1) Perilaku hidup sehat (healthy life style)


Perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
meningkatkan kesehatan dengan gaya hidup sehat yang meliputi
makan menu seimbang, olahraga yang teratur, tidak merokok,
istirahat cukup, menjaga perilaku yang positif bagi kesehatan.
18

Akademi Keperawatan Andalusia


2) Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku yang terbentuk karena adanya respon terhadap
suatu penyakit. Perilaku dapat meliputi pengetahuan tentang
penyakit serta upaya pengobatannya.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku seseorang ketika sakit. Perilaku ini mencakup
upaya untuk menyembuhkan penyakitnya.

2.3.3 Determinan Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2018), determinan perilaku kesehatan


yaitu:

1) Faktor-faktor predisposisi (disposing factors)


Faktor-faktor predisposisi merupakan faktor yang
mempermudah terjadinya suatu perilaku. Yang termasuk faktor
predisposisi yaitu pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi, dan lain-lain.
2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor pemungkin merupakan faktor-faktor yang
merupakan sarana dan prasarana untuk berlangsungnya suatu
perilaku. Yang merupakan faktor pemungkin misalnya lingkungan
fisik dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
3) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor penguat adalah faktor yang memperkuat
terjadinya suatu perilaku. Yang merupakan faktor pendorong
dalam hal ini adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun
petugas yang lain dalam upaya mempromosikan perilaku
kesehatan.

19

Akademi Keperawatan Andalusia


Berdasarkan dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga yaitu
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice)
(Notoatmodjo, 2018).
Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan adalah hasil “tahu” dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Over Behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2018), sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses yang
berurutan yakni :

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam


arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya


stimulus tersebut bagi dirinya.

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu


sesuai dengan apa yang kehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, dimana subjek telah berperilakubaru sesuai dengan


pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

20

Akademi Keperawatan Andalusia


Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan
sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi,
pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam
merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, 2018).

Menurut Notoatmodjo (2018), indikator-indikator yang dapat


digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran
terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi:

1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit

2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup


sehat

3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

Menurut Notoatmodjo (2018), tingkat pengetahuan didalam domain


kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari


sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan, tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu
ini merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah.

2) Memahami (comprehension)

21

Akademi Keperawatan Andalusia


Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan
materi secara benar.Tentang objek yang dilakukan dengan
menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan


materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (analiysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau


suatu objek kedalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan


atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu kriteria yang di tentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Arikunto (2017), bahwa pengukuran pengetahuan dapat


diperoleh dari kuesioner atau angket yang menanyakan isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam pengetahuan

22

Akademi Keperawatan Andalusia


yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat
pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100% menjawab


benar.

2) Tingkat pengetahuan cukup baik bila skor atau nilai 56-75% menjawab
benar.

3) Tingkat pengetahuan kurang baik bila skor atau nilai <56 % menjawab
benar.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau


angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2018).

Sikap (Attitude)

Sikap merupakan respon atau reaksi seseorang yang masih bersifat


tertutup terhadap suatu objek, stimulus, atau topik. Sikap juga dapat
diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk bertindak, baik
mendukung maupun tidak mendukung pada suatu objek. Sikap belum
merupakan suatu tindakan, tetapi merupakan suatu faktor predisposisi
terhadap suatu perilaku. Sikap yang utuh dibentuk oleh komponen kognisi,
afeksi dan konasi. Tindakan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan seseorang, sebagai reaksi atau respons terhadap stimulus dari
luar, yang menggambarkan pengetahuan dan sikap mereka (Moudy, 2020).

Reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus disebut


sikap. Sikap belum merupakan suatu tindakan nyata, tetapi masih berupa
23

Akademi Keperawatan Andalusia


persepsi dan kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus yang
ada di sekitarnya. Sikap dapat diukur secara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran sikap merupakan pendapat yang diungkapkan oleh responden
terhadap objek. Secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif
(ide yang dipelajari), komponen perilaku (berpengaruh terhadap respon
sesuai atau tidak sesuai), dan komponen emosi (menimbulkan respon-
respon yang konsisten) (Notoatmodjo, 2018).
2.4 Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka pikir sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2018).
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2018).
Menurut jenisnya, variabel dibagi menjadi 5 jenis diantaranya variabel
independen, dependen, moderating, intervening, dan kontrol. Namun dalam
penelitian ini variabel penelitian yang dilakukan adalah 2 variabel yaitu
variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah
variabel yang menyebabkan berubahnya suatu variabel lain (variabel
dependen), juga sering disebut variabel bebas. Sedangkan variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel lain (variabel independen), juga sering disebut variabel terikat
(Sibagariang, dkk, 2010).
Sehubungan dengan keterbatasan waktu maka peneliti hanya meneliti
variabel kesiapan mahasiswa dan proses belajar tatap muka dimasa pandemi
Covid-19. Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam bentuk skema kerangka
pikir sebagai berikut.

24

Akademi Keperawatan Andalusia


Variabel Independen Variabel Dependen

Kesiapan Mahasiswa Proses Belajar Tatap Muka


Dimasa Pandemi Covid-19
Skema 2.1
Kerangka Pikir

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain / Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu variabel dependen (kesiapan
mahasiwa akademi keperawatan Andalusia) dan variabel independen
(proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19) dikumpulkan
dalam waktu bersamaan.
Penelitian survey deskriptif merupakan penelitian yang menekankan
pada pencarian hubungan sebab akibat atau kausal antara variabel yang
diteliti yaitu sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden
sebagai sampel penelitian dengan menggunakan kuesioner atau angket
sebagai instrumen pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berhubungan dengan
angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai
suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif kedalam
data kuantitatif (Notoatmodjo, 2018).

3.2 Lokasi / Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana proses studi yang
25

Akademi Keperawatan Andalusia


digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian
berlangsung (Notoatmodjo, 2018).
Pada penelitian ini di lakukan pada mahasiswa Akper
Andalusia di Akper Andalusia Jakarta.
3.2.2 Waktu
Suatu penelitian sering kali memerlukan waktu yang lebih
lama dari yang telah di tetapkan, sehingga menjadi kendala bagi
semua peneliti pemula untuk memperkirakan waktu yang
diperlukan (Notoatmodjo, 2018)
Waktu pengambilan data penelitian ini di lakukan pada bulan
Januari 2021 – Februari 2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiwa
akademi keperawatan Andalusia dalam proses belajar tatap muka di
masa pandemi Covid-19 berjumlah 150 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel adalah sebagian yang di ambil dari seluruh objek yang
di teliti dan dianggap sebagai mewakili seluruh populasi agar sampel
yang di ambil dapat mewakili data penelitian (Notoatmodjo, 2018).
Pengambilan subjek studi kasus pada penelitian ini
menggunakan teknik non random (non probability) sampling yaitu
purposive sampling yang dilakukan dengan cara penetapan sampel
dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditentukan (Saryono dkk, 2017).

26

Akademi Keperawatan Andalusia


Subjek penelitian ini dilakukan pada mahasiwa akademi
keperawatan Andalusia semester V dalam proses belajar tatap muka
di masa pandemi Covid-19 sebanyak (....) orang dengan kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria insklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek
penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi
syarat sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018).
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a. Mahasiwa akademi keperawatan Andalusia semester V
dalam proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-
19.
b. Mahasiwa bersedia menjadi responden.
c. Mahasiwa mampu berkomunikasi dengan baik.

2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian
tertentu tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi
syarat sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2018).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu :
a. Mahasiwa akademi keperawatan Andalusia semester I dan
III dalam proses belajar tatap muka di masa pandemi
Covid-19 .
b. Mahasiwa tidak bersedia menjadi responden.
c. Mahasiwa tidak mampu berkomunikasi dengan baik.

3. 4 Teknik Pengumpulan Data

27

Akademi Keperawatan Andalusia


3.4.1 Jenis Data
Menurut Notoatmodjo (2018), jenis data menurut sumbernya
dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat penelitian
berlangsung. Contohnya, data research, survei, observasi, atau
eksperimen (Sibagariang, dkk, 2017).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada responden dengan kesiapan
mahasiwa akademi keperawatan Andalusia semester V dalam
proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari
pihak lain dan data sudah ada. Contohnya, data medical
records (Sibagariang, dkk, 2017).

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data


1. Tahap pra persiapan
a. Pendahuluan untuk memperoleh data yang mendukung
penelitian dalam memberikan kesiapan mahasiwa akademi
keperawatan Andalusia semester V dalam proses belajar
tatap muka di masa pandemi Covid-19.
b. Persiapan materi dan konsep yang mendukung jalannya
penelitian.
c. Konsultasi dengan pembimbing.
d. Penyusunan proposal penelitian sesuai format penulisan
yang akan diikuti dengan pengujian proposal.
2. Tahap persiapan penelitian

28

Akademi Keperawatan Andalusia


a. Surat izin studi pendahuluan penelitian dan pengambilan
data dari pihak kampus Akademi Keperawatan Andalusia
Jakarta yang di ajukan kepada mahasiswa.
b. Melakukan studi pendahuluan di Akademi Keperawatan
Andalusia Jakarta.
c. Melakukan penelitian dan pengambilan data Akademi
Keperawatan Andalusia Jakarta.
3. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan penelitian terhadap kesiapan mahasiwa


akademi keperawatan Andalusia semester V dalam proses
belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.
b. Memberi penjelasan tujuan dari di lakukannya penerapan
penelitian ini.
c. Responden diminta untuk mengisi informed consent dan di
lanjutkan dengan melakukan dengan mengisi kuisioner.
d. Pelaksanan pengisian kuisioner di damping oleh peneliti.
4. Tahap penyelesaian
Data yang dapat diperoleh dianalisis kemudian di bahas
untuk penyusunan karya tulis ilmiah dan dilanjutkan dengan
sidang ujian penelitian.
3.4.3 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan umtuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018).
Dalam penelitian ini instrument penelitian ynag digunakan
untuk pengambilan data adalah kuesioner dalam bentuk cheek list
dari setiap pertanyaan tentang kesiapan mahasiwa akademi
keperawatan Andalusia semester V dalam proses belajar tatap muka
di masa pandemi Covid-19.

3.5 Teknik Pengolahan Data


29

Akademi Keperawatan Andalusia


3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2018), pengolahan data dalam
penelitian dengan menggunakan peranan komputer melalui tahap-
tahap berikut :
1. Editing (pengecekan data)
Hasil pengamatan (observasi) dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara
umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan data yang sudah dikumpulkan.
2. Coding (pengkodean data)
Setelah semua diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng ”kodean” atau ”coding”, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding
atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan
data (data entry).
3. Data Entry (memasukkan data)
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau database tabel,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan
membuat tabel kontigensi. Pada penelitian ini, data diolah
menggunakan program SPSS (Statistik Program Social
Science).
4. Tabulating (tabulasi)
Proses perhitungan yang telah ditempatkan kedalam
masing-masing kategori dan disusun dalam tabel untuk
mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan
kesimpulan.

3.6 Analisis Data


Analisa data dilakukan dalam dua tahap yaitu :

30

Akademi Keperawatan Andalusia


1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu
variabel independen dan variabel dependen dari hasil penelitian.
Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2018).
Analisa univariat pada penelitian ini dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian yaitu variabel dependen (kesiapan
mahasiwa akademi keperawatan Andalusia) dan variabel independen
(proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19).
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018).
Dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan untuk menguji
kesiapan mahasiwa akademi keperawatan Andalusia dalam proses
belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.
Menurut Notoatmodjo (2018), analisa yang digunakan dengan
batas kemaknaan α = 95% (0,05) pada tes signifikasi sebagai berikut:
a. P value < α, Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
pengaruh bermakna antara variabel independen dengan variabel
dependen.
b. P value > α, Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada
pengaruh bermakna antara variabel independen dengan variabel
dependen.

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah membatasi ruang lingkup atau pengertian


variabel-variabel diamati / diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran

31

Akademi Keperawatan Andalusia


atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2018).

Definisi operasional pada penelitian ini adalah :

1. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya


siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi. Kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dala
proses belajar, karena jika mahasiswa belajar dan padanya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Suatu
pengembangan dalam proses belajar tatap muka didalamnya terdapat
proses analisis yang sangat penting yang akan menentukan langkah
pengembangan selanjutnya. Kesiapan proses belajar tatap muka
dikelompokkan menjadi enam faktor yaitu (1) kesiapan peserta didik
(2) kesiapan dosen (3) infrastruktur (4) dukungan managemen (5)
budaya kampus (6) kecenderungan pembelajaran tatap muka
(Rosali, 2020).
2. Akademi Keperawatan Andalusia adalah salah satu kampus
keperawatan yang sudah banyak dikenal di Tangerang dengan
prestasi dan fasilitasnya. Mengetahui tingkat kesiapan terhadap
pembelajaran tatap muka yang akan diterapkan diharapkan kampus
dapat menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil. Tingkat
kesiapan pada setiap kategori yang diuji selain dapat mengetahui
tingkat kesiapan secara keseluruhan, dapat diketahui juga kategori
kesiapan yang masih rendah. Tingkat kesiapan pada kategori yang
masih rendah akan ditindaklanjuti dan tingkat kesiapan pada kategori
tinggi akan dipertahankan. Sehingga pihak kampus dapat melakukan
efisiensi dalam management kampus. Permasalahan dan tujuan

32

Akademi Keperawatan Andalusia


dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kesiapan
Pembelajaran tatap muka saat pandemi COVID-19 di Akademi
Keperawatan Andalusia Tangerang dalam enam aspek kesiapan
(kesiapan peserta didik, kesiapan dosen, kesiapan infrastruktur,
dukungan managemen, budaya kampus, dan kecenderungan terhadap
tatap muka).
3. COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis
baru coronavirus yaitu Severe Acute Respiratory Syndrom
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang menyebar dengan nama
penyakitnya yaitu Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) (WHO,
2020).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Jamal, Syamsul. 2020. Analisis Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka Saat


Pandemi Covid-19 Di SMK Negeri 1 Tambelangan. Jurnal Nalar
Pendidikan Volume 8, Nomor 1, Jan-Jun 2020. Issn: 2339-0794 Halaman
16-22.

Kemenkes RI. 2020. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemic Covid 19.
Jakarta : Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).

33

Akademi Keperawatan Andalusia


Loviana, Selvi., Waskita Niti Baskara. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Pada
Kesiapan Pembelajaran Tadris Matematika Iain Metro Lampung. Epsilon
Vol. 2 No. 1 P-Issn: 2685-2519 E-Issn: 2715-6028

Moudy, Jesica., Rizma Adlia Syakurah. 2020. Pengetahuan Terkait Usaha


Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) Di Indonesia. Higeia 4 (3)
(2020) Higeia Journal Of Public Health Research And Development. Hal.
333-346.

Mustakim. 2020. Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Selama Pandemi Covid-19


Pada Mata Pelajaran Matematika. Al Asma: Journal Of Islamic
Education, Vol. 2, No. 1, May 2020.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

PDPI. 2020. Pedoman Manajemen Bagi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan


Covid-19 Dan Dampaknya. Jakarta : Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia.

Raimanu, Gusstiawan. 2020. Persepsi Mahasiswa Terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Pada

34

Akademi Keperawatan Andalusia


Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sintuwu Maroso). Jurnal
Ekomen Vol. 19 No. 2 - September 2020 Issn : 1693-9131.

Rosali, Ely Satiyasih. 2020. Aktifitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi
Tasikmalaya. Geography Science Education Journal (Geosee) Volume 1
Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2020.

Sibagariang, dkk. (2017). Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma


Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media.

Simatupang, Nova Irawati., Sri Rejeki Ignasia Sitohang, Angelia Patricia


Situmorang, Ismenny Martalena Simatupang. 2020. Efektivitas
Pelaksanaan Pengajaran Tatap Muka Pada Masa Pandemi Covid-19
Dengan Metode Survey Sederhana. Jurnal Dinamika Pendidikan Vol.13,
No.2, Juli 2020, Pp. 197-203 | P-Issn: 1410-4695 - E-Issn: 2620-3952.

World Health Organization. 2020. 2020. Peran Vitamin D Dalam Pencegahan


Influenza Dan Covid-19. E Issn: 2622-8483; P Issn: 2338-3380 Jnh
(Journal Of Nutrition And Health) Vol.8 No.2 2020, Hal. 79 -85.

35

Akademi Keperawatan Andalusia

Anda mungkin juga menyukai