Anda di halaman 1dari 17

Jurnal RISALAH Vol.

XXIV, Edisi 2, November 2013

Dakwah Islam di Era Multimedia


(Studi atas Minat Para Da’i IKMI Kota Pekanbaru Menggunakan
Media Cetak Sebagai Media Dakwah)

Zulkarnain
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau

Abstract

preaching using print media requires writing talent because it is a means of communication posts. Many
preachers have capability to speak greatly in podium but not able to put it in an essay. This paper examined
the interest of IKMI’s preachers in preaching using the multimedia.
Results of research showed that interest of IKMI’s using multimedia is still lacking. The majority of them are
less interested in delivering propaganda through print media. They would rather deliver lectures or preaching
to the conventional method. They do this because there are many of them who do not have the ability to
write.

Kata Kunci : Dakwah Islam, Dakwah Multimedia, Da’I IKMI

kebudayaan modern dan secara aktif


mengisi dengan substansi dan nuansa-
nuansa Islami. Hal ini hanya bisa dilakukan
Latar Belakang bila kita memahami arus globalisasi secara
Peradaban umat manusia pada abad benar dan tidak tertinggal dengan
ke-21 ini merupakan era teknologi informasi-informasi aktual dari
informasyang sangat canggih. John mancanegara.
Naisbit, mengungkapakan “We are moving Menurut futurolog John Naisbit: “The
toward the capability to communicate new source of power is not money in the
anyone, anywhere, anyform-voice, data, hands of a few but information in the
textor emage at the speed of light” (Kita hands of many” (Kekuatan baru dewasa ini
sedang bergerak ke arah kemampuan bukanlah harta karun di tangan segelintir
berkomunikasi apa saja kepada siapa pun, orang, tapi jaringan informasi di tangan
berbentuk apa pun (baik itu) suara, data, banyak orang).
tulisan atau gambar (citra) dengan
(menggunakan kececpatan suara).1 Ungkapan tersebut merupakan
sekelumit gambaran era informasi yang
Dalam rangka dakwah islmiyah, kita mengglobal dan yang menghadang di
harus mampu berdialog dengan hadapan kita (umat Islam) dimanapun
1
berada di muka bumi ini. Di era ini, kita
Chairil Anwar, Islam dan Tantangan Kemanusiaan
akan mengetahui dengan sangat jelas
Abad XXI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, hlm. 65-
66. keberadaan umat Islam yang sebenarnya

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 37
di seluruh penjuru dunia. Islam sendiri jenis-jenis gatekeeping yang dibutuhkan
tidak melarang penggunaan komputer, atau yang mungkin dilakukan.
internet dan teknologi informasi lainnya Dakwah pada dasarnya
sepanjang dapat memberikan nilai tambah menyampaikan pesan-pesan Islam kepada
dalam upaya pengabdian seorang hamba masyarakat luas. Dalam hal ini dakwah
kepada Sang Pencipta. Dan Islam sangat bisa dilaksanakan dengan berbagai media
antisipatif terhadap manfaat yang yang ada, termasuk dakwah harus
diperoleh dari informasi. menggunakan media-media mutakhir
Informasi menurut Islam, sangat tidak untuk bisa dimanfaatkan sebagai media
terbatas. Dalam aaaal-Qur’an disebutkan dakwah.
yang artinya: Media elektronika dan media cetak
Katakanlah: Kalau sekiranya lautan adalah media komunikasi yang dapat
menjadi tinta untuk (menulis) kalimat- dipergunakan untuk berkomunikasi
kalimat Tuahnaku, sungguh habislah dengan massa. Media elektronik meliputi
lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat- media radio, televisi film. Media cetak
kalimat Tuhanku, meskipun Kami seperti surat kabar, majalah, bulletin,
datangkan tambahan sebanyak itu (pula). pamplet, dan liflet. Media elektronik bisa
(QS. Al-Kahfi (18):109). dipergunakan untuk berkomunikasi
Karena itu, perlu dikembangkan dengan massa disamping berkomunikasi
sistem dakwah yang menggunakan dan dengan nonmassa, yaitu khalayak yang
memilih teknologi informasi yang efisien terbatas, seperti penggunaan Overhead
dan bersih sesuai dengan kodrat umat Projector (OHP), slide projector, Closed
manusia. Ini sudah tiba pada suatu masa Circuit Television (CCTV) dalam pesta-
dimana para da’i mendapat tantangan pesta, penggunaan Citizen Band yang
yang sangat kompleks untuk mencarikan sifatnya interpersonal.2
solusi dalam memberikan problem solving. Tidak dapat bahwa media cetak
Para da’i dituntut untuk dapat adalah juga media komukasi massa yang
menerjemahkan pesan Islam sesuai mempunyai pengaruh cukup besar bagi
dengan manajemen dakwah yang modern, penyebaran pesan-pesan atau informasi.
efektif dan efisien kepada masyarakat Dalam hal ini sebagai media penyebaran
luas, maka Islam akan semakin luas informasi bisa digunakan sebagai media
jangkauannya dan mudah dimengerti untuk menyampaikan pesan-pesan
serta tidak disalahmengertikan oleh non- dakwah Islamiyah. Pada masa kini
muslim. publikasi tercetak (printed publications)
Kemajuan teknologi komunikasi sangat efektif sangat efektif untuk
sangat mempengaruhi pola-pola penyebar informasi kepada khalayak
penyaringan informasi oleh media massa ramai.3
(pattern gatekeeping). Tiap ada
perubahan teknologi pastilah pula 2
Djamal Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah,
perubahan dalam hal cara mengatur Jakarta: Gema Insani Pers, 1996, cetakan 1, hlm. 122.
3
tempat tinggal (living arrangement) akan Dalam kenyataaanya kita bisa menyaksikan bahwa
membawa perubahan dalam menentukan media massa cetak ini dalam setiap wilayah telah ada,
bahkan berkembang dengan pesat. Tentunya

38 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
Berdakwah menggunakan sarana Rumusan Masalah
media cetak memerlukan bakat Bagaimana Dakwah Islam di Era
mengarang karena media cetak Multimedia, khususnya Studi tentang
merupakan sarana komunikasi tulisan. Minat para Da’i IKMI Kota Pekanbaru
Banyak da’i yang mampu berbicara Menggunakan Media Cetak sebagai Media
memikat di depan mimbar tetapi tidak Dakwah di zaman modern.
mampu menuangkannya dalam sebuah
karangan. Jadi, frekuensi da’wah bi al-lisan Tujuan dan Kegunaan Penelitian
jauh lebih besar daripada da’wah bi al- Sesuai dengan rumusan masalah di
qalam (tulisan). Tetapi banyak pula da’i atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
kita yang hebat di mimbar dan hebat pula mengetahui perkembangan dakwah Islam
menulis. Nama-nama seperti Buya Hamka di era multimedia, khususnya bagaimana
dan Mohammad Natsir, adalah dua minat para da’i IKMI Kota Pekanbaru
diantara da’i besar kita yang menggeluti menggunakan media cetak sebagai media
dunia karang mengarang ini sejak usia dakwah di zaman modern ini.
muda.
Adapun kegunaan dalam
Dalam Islam, faktor tulisan dan melaksanakan penelitian ini adalah :
menulis ini merupakan media awal yang
1. Digunakan sebagai informasi dan
sama usianya dengan media tatap muka.
pengetahuan mengenai minat para da’i
Firman Allah, ”Tulislah apa yang telah
IKMI Kota Pekanbaru menggunakan
terjadi, dan apa yang akan terjadi sampai
media cetak sebagai media dakwah,
hari kiamat, baik perbuatan, peninggalan,
yang dapat dijadikan bahan evaluasi
maupun pemberian.
bagi lembaga IKMI maupun lembaga-
Islam adalah agama dakwah. Artinya lembaga dakwah lainnya.
agama yang selalu mendorong
2. Sebagai bahan referensi bagi para da’i
pemeluknya untuk senantiasa aktif
maupun lembaga-lembaga dakwah agar
melakukan kegiatan dakwah. 4 Maju
aktivitas dakwah bisa selalu
mundurnya umat Islam sangat bergantung
berkembang di tengah-tengah
dan berkaitan erat dengan kegiatan
masyarakat.
dakwah yang dilakukannya,5
3. Untuk lebih memaksimalkan keahlian
Atas dasar latar belakang Pemikiran
penulis sebagai akademisi yang
diatas, penulis ingin melakukan penelitian
berupaya menerapkan ilmu yang telah
dengan judul: “Dakwah Islam di Era
diperoleh serta menuangkannya ke
Multimedia (Studi atas Minat Para Da’i
dalam hasil penelitian.
IKMI Kota Pekanbaru Menggunakan Media
Cetak Sebagai Media Dakwah)”. Tinjauan Kepustakaan
Dakwah Islam
penyampaiaan pesan-pesan agama bisa menggunakan Pada hakikatnya dakwah adalah
media cetak. menyeru kepada umat manusia untuk
4
M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral
(Jakarta: Al-Amin Press, 1997), 8.
menuju kepada jalan kebaikan,
5
Didin Hafinuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema memerintahkan yang ma’ruf dan
Insani Press, 1998), Cet 3, 76. mencegah dari yang munkar dalam rangka

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 39
memperoleh kebahagian di dunia dan dari aktivitas dakwah harus dirumuskan
kesejahteraan di akhirat. Kewajiban secara definitif, terutama tujuan
berdakwah terletak pada setiap persoalan mikronya. Di lihat dari sudut pandang
atau individu seorang muslim berdasarkan psikologi dakwah, ada lima ciri dakwah
kemampuan maupun profesi masing- yang efektif,9 yaitu :
masing beserta cara maupun media yang 1. Apabila dakwah dapat memberikan
dimilikinya. Inilah yang dimaksud dengan pengertian kepada masyarakat (mad’u)
khalifatullah fil ardhi sedangkan materi tentang apa yang didakwahkan.
dakwah itu mencakup segala aspek
kehidupan manusia dengan berlandaskan 2. Apabila masyarakat (mad’u) merasa
dengan ajaran agama Islam.6 terhibur oleh dakwah yang diterima.
Menurut bimbingan al-Qur’an dan as- 3. Apabila dakwah berhasil meningkatkan
Sunnah, berdakwah itu tidak boleh hubungan baik antara da’i dan
berhenti atau putus asa karena kurangnya masyarakatnya.
sambutan ummat, sebab tugas da’i hanya 4. Apabila dakwah dapat mengubah sikap
mengajak, soal diterima atau tidak bukan masyarakat (mad’u).
urusan da’i7. Berdakwah suatu tugas yang
5. Apabila dakwah berhasil memancing
tidak bisa ditawar-tawar, suatu tugas suci
respons masyarakat berupa tindakan.
yang wajib dilaksanakan kapanpun dan
dimanapun, dan sekalipun ditolak, sebab Untuk itu pelaksanaan dakwah harus
tugas da’i hanya mengajak, urusan hati disusun dan dikemas secara baik sehingga
Allah yang mengetahui. menghasilkan suatu keefektifan dalam
dakwah. Jadi, perlu adanya sebuah
Keberhasilan dari pelaksanaan dakwah
tataklola atau manajemen yang baik di
dapat diukur sampai sejauhmana
dalam proses pelaksanaaan dakwah.
kemampuan masyarakat yang menjadi
Berpijak dari kesadaran terhadap
sasaran (objek) dakwah mampu
kenyataan-kenyataan tersebut, maka
melaksanakan ajaran agama serta
proses pelaksanaan dakwah kedepan
menjauhi hal-hal yang munkar. Hal ini
perlu diterapkan secara proporsional
memerlukan aktivitas untuk mengadakan
dengan strategi dan metode yang tepat
evaluasi atau memberikan penilaian
serta penggunaan manajemen yang
apakah materi dakwah yang disampaikan
sesuai. Hal ini meliputi beberapa aspek
oleh da’i atau mubaligh benar-benar
sebagai berikut :
dipahami dan dapat dilaksanakan oleh
masyarakat.8 1. Perencanaan, pengorganisasian, dan
pembiayaan kegiatan dakwah;
Sebagai suatu usaha, aktivitas
pelaksanaan dakwah harus bisa diukur 2. Pelaksanaan, pengawasan, dan
keberhasilannya. Oleh karena itu, tujuan penilaian kegiatan dakwah;

6
Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi
Dakwah, 12.
7
Al-Wisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam
Membentuk Da’i dan Khotib Professional, 12.
8 9
Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah
Dakwah, 15. (Jakarta: Kencana, 2009), xv.

40 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
3. Umpan balik terhadap hasil penilaian bisa menghasilkan tulisan yang enak
perencanaan dakwah.10 dibaca dan mudah dipahami. Bahkan tidak
Dakwah Multimedia hanya itu, melainkan membuat orang yang
membacanya akan tergerak hatinya untuk
Dakwah multimedia merupakan mengikuti dari apa yang dibacanya.
terobosan baru bagi para da’i untuk dapat
melakukan aktivitas dakwah di beberapa 2. Radio
media, mengingat selama ini para da’i Radio merupakan media informasi yang
dalam melakasanakan dakwah terbatas hingga sekarang ini masih memiliki cukup
pada media mimbar saja. Dan kalaupun banyak pendengar. Mengingat radio
ada yang melakukan dakwah melalui adalah media yang fleksibel, kecil dan bisa
media cetak atau media elektronik, itu dibawa kemana-mana. Oleh sebab itu,
hanya sebagian kecil saja. alangkah bermanfaat jika radio penuh
Banyak media yang dapat dijadikan dengan siaran-siaran yang mengajak
sebagai lahan untuk berdakwah. Dan pendengarnya untuk menjalankan
diantara media-media yang cukup kebaikan serta meninggalkan keburukan
strategis untuk dijadikan sebagai media- (amar ma’ruf nahi munkar).
media dakwah di zaman modern ini 3. Televisi
adalah sebagai berikut: Televisi merupakan media informasi
1. Media Cetak sekaligus media hiburan yang dapat
Media cetak pada era dewasa ini telah dijumpai dimana-mana, baik di rumah
bermunculan bagaikan munculnya jamur kecil maupun di rumah mewah, baik di
di musim hujan. Baik majalah, Koran atau warung-warung kopi maupun di resturan-
bulletin lainnya. Hal ini merupakan resturan.
wujudnyata dari era informasi dan Televisi merupakan media informasi yang
keterbukaan. Oleh karena itu alangkah bersifat netral, seperti pistol. Jika pistol
baiknya jika para da’i mampu berada di tangan orang jahat, maka pistol
memanfaatkan media-media cetak yang akan digunakan untuk menembak orang-
ada sebagai sarana untuk berdakwah. orang yang tidak bersalah. Namun jika
Media cetak yang berkembang selama ini pistol tersebut ada di tangan polisi yang
lebih berpegang kepada keterbukaan dan beriman dan bijak, maka pistol tersebut
kebebasan. Mereka dipacu oleh akan digunakannya untuk melindungi
kebutuhan sensasi, iklan dan kebutuhan orang-orang benar.
bisnis lainnya. Dan inilah problem besar Televisi merupakan media audio visual
bagi para pelaku dakwah Islam. yang juga sering disebut sebagai media
Oleh karena itu, seorang da’i yang ingin pandang dengar. Artinya televisi itu selain
mengembangkan dakwahnya melalui dapat kita dengar juga bisa dilihat
media cetak harus mendalami metodologi langsung. Oleh sebab itu, alangkah besar
penulisan ilmiah terlebih dahulu. Sehingga manfaatnya jika televisi itu lebih banyak
menyuguhkan siaran-siaran yang mampu
merubah kondisi pemirsa ke arah yang
10
R.B Khatib Pahlawan Kayo. Manajemen Dakwah dari lebih baik.
Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Profesional , 71.

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 41
4. Media-media lainya, seperti Celluler, perbuatan atau aktivitas tertentu.
Film, dan lain sebagainya. Kecenderungan biasanya dipengaruhi
Minat oleh komponen kognitif atau
pengetahuan dan komponen afektif
Minat pada dasarnya merupakan atau emosional.
suatu perangkat mental yang terdiri dari
suatu campuran dari perasaan, harapan, 2. Kemauan
pendirian, prasangka, rasa takut atau Kemauan adalah dorongan dari dalam
kecendrungan lainnya yang mengarahkan diri yang berdasarkan pikiran dan
individu kepada suatu pilihan tertentu.11 perasaan serta seluruh pribadi
Minat juga berarti kesadaran seseorang seseorang yang membuat kegiatan
tentang suatu objek, sesuatu hal atau terarah pada tercapainya tujuan
situasi pendukung yang ada sangkut tertentu yang berhubungan dengan
pautnya dengan diri sendiri.12 Selanjutnya kebutuhan hidup pribadi.
Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa 3. Perhatian
minat merupakan kecendrungan jiwa ke
arah sesuatu karena kita merasa ada Perhatian merupakan konsentrasi atau
kepentingan dengan sesuatu tersebut, aktivitas jiwa terhadap pengamatan,
pada umumnya disertai dengan perasaan perhatian dan sebagainya dengan
senang.13 mengenyampingkan hal-hal yang lain.
Minat akan timbul pada diri seseorang 4. Kehendak
bila individu tersebut tertarik kepada Kehendak merupakan salah satu unsur
sesuatu karena sesuai dengan pendorong agar berbuat sesuatu dan
kebutuhannya atau merasakan bahwa merupakan motor penggerak
sesuatu yang dipelajari bermakna baginya. perbuatan dan kelakuan manusia.15
Dalam hal ini, sering individu harus
Metodologi Penelitian
berusaha karena minat tanpa usaha tidak
aka nada artinya.14 Lokasi Penelitian
Berdasarkan pengertian-pengertian Lokasi penelitian ini adalah Ikatan
diatas dapat diketahui bahwa minat Masjid Indonesia (IKMI) Kota Pekanbaru
mengandung beberapa unsure yakni: yang beralamat di Jalan Todak/ Jalan
Udang Putih No. 1 Kel. Tangkerang Barat,
1. Kecenderungan
Kecamatan Marpoyan Damai Kota
Kecenderungan merupakan hasrat agar Pekanbaru.
kita betul-betul melakukan suatu
Subjek dan Objek Penelitian

11
Subjek Penelitian adalah para da’i
Andi Mapiare, Psikologi Remaja, (Suarabaya: Usaha Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) Kota
Nasional, 1982), hlm. 62.
12
Whiterington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Pekanbaru. Sementara Objek Penelitian
Baru, 1984), hlm. 153. adalah minat para da’i IKMI Kota
13
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan
Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), hlm. 79.
14 15
Usman Efendi, Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Agus Sudjanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Kasgoro,
(Bandung: Angkasa, 1984), hlm. 22. 1986), hlm. 89.

42 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
Pekanbaru menggunakan media cetak dokumen-dokumen yang ada di lembaga
sebagai media dakwah dalam berdakwah. IKMI Kota Pekanbaru.
Populasi dan Sampel Teknik Analisis Data
Adapun populasi dari penelitian ini Setelah data yang berasal dari
adalah para da’i IKMI Kota Pekanbaru yang lapangan terkumpul, selanjutnya dianalisis
berjumlah 650 da’i yang terdiri dari 633 dengan menggunakan metode deskriptif
da’i dan 17 da’iah. Mengingat jumlah kuantitatif. Untuk memperjelas teknik ini,
populasi terlalu banyak, maka penulis penulis menggunakan rumus sebagai
menetapkan 10 % dari jumlah populasi berikut :
yaitu 65 da’i sebagai sampelnya. Untuk
P= %
menetapkan sampel tersebut penulis
menggunakan teknik random sampling.16 P = Persentase jawaban
Sumber Data F = Frekuensi atau jumlah
Sumber primer, yaitu data yang N = Total Jumlah Responden18
penulis peroleh dari hasil angket dan
Untuk mengetahui minat para da’i
wawancara. Sumber sekunder yaitu data
IKMI Kota Pekanbaru menggunakan media
yang diperoleh dari lokasi penelitian atau cetak sebagai media dakwah, dapat
instansi terkait melalui dokumentasi
diklasifikasikan sebagai berikut :
berbentuk laporan-laporan, buku-buku
dan lainnya yang terkait dengan 1. 76 – 100 % termasuk dalam kategori
permasalahan penelitian yang sedang tinggi.
dikaji. 2. 56 – 75 % termasuk dalam kategori
Teknik Pengumpulan Data sedang.
Dalam pengumpulan data penelitian, 3. 0 – 55 % termasuk dalam kategori
penulis menggunakan 3 (tiga) cara yaitu: rendah.
Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis Hal ini merujuk pada klasifikasi yang
yang digunakan untuk memperoleh diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto
informasi tentang aspek-aspek atau bahwa 76-100% termasuk kategori baik,
karakteristik yang melekat pada 56-75% termasuk kategori sedang, dan 0-
17
responden. Wawancara, yaitu teknik 55 % kategori kurang baik.19
pengumpulan data atau informasi dari
Tinjauan Tentang Ikmi Kota Pekanbaru
narasumber atau responden yang sudah
ditetapkan yang dilakukan dengan cara Sejarah IKMI Kota Pekanbaru
tanya jawab sepihak tetapi sistematis atas Munculnya salah satu organisasi
dasar tujuan penelitian yang hendak kemasyarakatan tidak terlepas dari situasi
dicapai. Dan dokumentasi, yaitu data-data dan kondisi tertentu yang
yang dihimpun atau diperoleh melalui melatarbelakanginya, baik ideologi, politik,

16 18
Sarapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta:
(Jakarta : Rajawali Press, 2010), cet ke 10, hal 63. Rineka Cipta, 2006), 130.
17
Hartono, Metode Penelitian (Pekanbaru: Zanafa,
19
2011), 59. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 248.

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 43
ekonomi dan sosial budaya. Kesadaran bantuan yang diberikan pemerintah bukan
suatu kelompok masyarakat terhadap hanya di Propinsi saja, namun dari Kota
situasi dan kondisi yang terjadi pada Madya juga bisa mendanai kegiatan Ikatan
masanya mendorong mereka untuk Masjid Indonesia (IKMI) Kota Pekanbaru.21
mengambil peranan. Dalam hal ini salah Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) Kota
satu inisiatif yang biasanya mereka Pekanbaru adalah salah satu yayasan yang
lakukan adalah mendirikan suatu menghimpun masjid dan musholla sebagai
organisasi kemasyarakatan sebagai wadah anggotanya, sedangkan para mubaligh
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu sebagai ujung tombak dalam melakukan
secara sistematis. Salah satu organisasi dan melaksanakan tugas “Amar Ma’ruf
kemasyarakatan yang berbasis kegiatan Nahi Mungkar” untuk menuntun dan
keagamaan di Indonesia adalah Ikatan mengajak umat Islam supaya
Masjid Indonesia atau IKMI. Pendirian mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
IKMI dilatarbelakangi oleh situasi kondisi
masyarakat Indonesia yang banyak larut Dengan berdirinya Ikatan Masjid
dalam pergolakan politik, gangguan Indonesia (IKMI) Kota Pekanbaru, maka
keamanan dan sebagainya.20 Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) Koorwil
Riau memberikan wewenang yang
Ikatan Masjid Indonesia Kordinator sebelumnya merupakan tugas Ikatan
Wilayah Riau memiliki tugas mengatur Masjid Indonesia (IKMI) Koorwil Riau ke
semua permasalahan yang timbul baik Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) Kota
masjid, musholla maupun mubaligh dan Pekanbaru, yaitu :
mubalighah. Melihat adanya kebutuhan
kota yang mendesak, menyangkut 1. Melaksanakan kegiatan di bulan
kepentingan umat, maka IKMI kordinator Ramadhan
wilayah Riau memberikan mandat kepada 2. Mengkoordinir Masjid dan Musholla
Amirullah Rasyad untuk membentuk dalam lingkup Kota Pekanbaru
pengurus Ikatan Masjid Indonesia (IKMI)
3. Program-program manajemen masjid
Kota Pekanbaru. Keputusan Ikatan Masjid
dan pelatihan-pelatihan khatib.
Indonesia kordinator wilayah Riau ini
didukung oleh Walikota Pekanbaru saat Sedangkan kordinator wilayah Riau
itu Bapak H. Herman Abdullah yang mana tetap memiliki wewenang mengelola radio
beliau melihat bahwa bantuan yang dan buletin. Ikatan Masjid Indonesia
selama ini diberikan oleh pemerintah (IKMI) Kota Pekanbaru menjalankan tugas
hanya dapat dilakukan dikawasan propinsi, yang diberikan menjadi kegiatan rutin,
untuk lebih memajukan serta sedangkan Ikatan Masjid Indonesia (IKMI)
memaksimalkan lagi tugas Ikatan Masjid kordinator wilayah Riau hanya
Indonesia (IKMI) kordinator wilayah Riau, mengkoordinir jalannya kegiatan yang
maka Walikota Pekanbaru memberikan dilakukan IKMI kota Pekanbaru.22
saran agar dibentuk Ikatan Masjid Hubungan IKMI dan DDII
Indonesia (IKMI) Kota Pekanbaru supaya
21
20 Haswir dan Ismardi Ilyas, Profil IKMI: Derap Langkah
Haswir dan Ismardi Ilyas, Profil IKMI: Derap Langkah
Perjuangan Dakwah di Riau, 1.
Perjuangan Dakwah di Riau (Pekanbaru : Biro Litbang 22
Haswir dan Ismardi Ilyas, Profil IKMI: Derap Langkah
IKMI Koorwil Riau, 2011), 1. Perjuangan Dakwah di Riau , 2

44 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) dan nampaknya lebih dikenal masyarakat.
Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Sedangkan DDII tidak telalu terlihat gerak
merupakan dua lembaga dakwah Islam dakwahnya secara langsung di tengah-
yang tidak dapat dipisahkan satu sama tengah masyarakat. Peran terbanyak yang
lainnya, sebab IKMI adalah lembaga diambil DDII antara lain pendirian masjid
dakwah Islam yang dibentuk oleh DDII di kampus dan daerah
sebagai sayap yang akan mengembangkan pedalaman/terisolir, pendirian sekolah
dakwah secara luas dan keseluruh pelosok Islam, penyaluran bantuan alat-alat
tanah air. DDII sebenarnya lebih dahulu keterampilan, penyaluran bantuan
berdiri di Jakarta, tepatnya pada tahun kemanusiaan bagi korban bencana alam,
1968, sementara IKMI berdiri pada tahun dan lain-lain. Hal ini terjadi, sebagaimana
1973. Sehubungan bidang garapannya dijelaskan bahwa DDII mengambil peran
sama, yaitu masjid dan ummat Islam, sebagai perancang dan mengatur strategi
maka antara DDII dan IKMI perlu berbagi dakwah, dan IKMI sebagai pelaksana
peran agar tidak tumpang tindih. Dalam dilapangan dan berhadapan langsung
hal ini DDII mengambil peran sebagai dengan umat. Namum kedepan perlu
perancang kegiatan dakwah, mengatur dilakukan sinergi yang lebih nyata dimana
strategi dakwah, sementara IKMI berperan pembinaan para muballigh berada dalam
sebagai pelaksana kegiatan dakwah di struktur dan tugas pokok DDII sementara
lapangan dan langsung berhadapan konsentrasi mengurus masjid merupakan
dengan umat. Namun pada beberapa tugas dari IKMI.23
daerah di Indonesia, adanya DDII tidak Visi, Misi, Tujuan
mesti bersamaan dengan adanya IKMI
atau sebaliknya. Visi IKMI Kota Pekanbaru ialah :
Menjadi lembaga dakwah Islam yang
Berbeda dengan daerah lain, di Riau profesional. Sedangkan yang menjadi misi
dan Pekanbaru , IKMI dan DDII berdiri IKMI Kota Pekanbaru diantaranya :
secara bersamaan. Namun khusus di Riau,
DDII dibentuk dan diperkasai berdirinya 1. Menjadikan umat Islam lebih
oleh IKMI Koorwil Riau. Orang-orang yang berkualitas dalam mengadakan dakwah
duduk dalam kepengurusan DDII juga Islamiyah.
adalah orang-orang IKMI. Keberadaan 2. Meningkatkan kualitas serta kuantitas
IKMI dan DDII yang tidak terpisahkan ummat.
membuat kedua organisasi dakwah ini
3. Bersama membina diri untuk
memusatkan kegiatan di kantor yang
menguatkan pribadi, organisasi dan
sama, artinya diamana IKMI berkantor
beramal untuk membina masyarakat.
maka disitu pula DDII berkantor. Namun
antara kedua organisasi dakwah ini Sedangkan tujuan dari IKMI Kota
bukanlah hubungan struktural, dimana Pekanbaru diantaranya :
organisasi yang satu tidak membawahi 1. Untuk meningkatkan dakwah umat
organisasi yang lain, tetapi lebih kepada
partnership atau mitra dakwah.
IKMI karena langsung berhubungan 23
Haswir dan Ismardi Ilyas, Profil IKMI: Derap Langkah
dengan masjid dan umat Islam, Perjuangan Dakwah di Riau, 10-12.

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 45
2. Merakit atau menyatukan masjid, Pergerakkan dakwah IKMI sejatinya
mushalla, da’i dan umat adalah da’i yang menjadi salah satu faktor
3. Mengimarohkan masjid terpenting sebagai tenaga pelaksana
dakwah. Dalam persoalan teknis
4. Membetengi akidah umat, membina pelaksanaan dakwah da’i dituntut untuk
jama’ah masjid, mushalla dan arah memiliki kemampuan atau skill serta
kiblat.24 keterampilan untuk menghadapi medan
Prinsip dan Landasan IKMI Kota Pakanbaru dakwah sehingga dakwah yang
disampaikan berjalan efektif dan efesien
Ketua IKMI Kota Pekanbaru, Bapak
sehingga mad’u mendapatkan kepuasan
Taslim Prawira menyatakan prinsip dan
batin sebagai objek dakwah. Ikatan Masjid
landasan dakwah IKMI Kota Pekanbaru
Indonesia Kota Pekanbaru ramai memiliki
sesuai dengan firman Allah di dalam surat
jumlah da’i dan jumlah masjid serta
An-Nahl ayat 125 :
mushollah yang menjadi anggotanya
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu diantaranya sebagai berikut :
dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang Tabel 1
lebih mengetahui orang-orang yang Jumlah Da’i IKMI Kota Pekanbaru
mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl : 125) NO DA’I JUMLAH
Dari landasan ayat ini IKMI Kota 1 Laki-laki 633
Pekanbaru berupaya membina, 2 Perempuan 17
membimbing kaum muslim untuk Jumlah 650
mengamalkan ajaran agama Islam sesuai
dengan apa yang terkandung didalam al- Tabel 2
Qur’an dan as-Sunnah. IKMI juga Status Pendidikan Da’i IKMI Kota
berkomitmen untuk senantiasa Pekanbaru
mengembangkan dakwah ketengah- NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
tengan masyarakat sesuai dengan 1 Doktor (S3) 8
metode-metode yang telah diaplikasikan 2 Magister (S2) 96
oleh Rasulullah SAW, walaupun tidak 3 Sarjana (S1) 307
sepenuhnya bisa sama seperti Rasul. Pada 4 SMA, Pesantren, sederajat 239
intinya bahwa prinsip dan landasan Jumlah 650
dakwah itu menyeru manusia kepada
amar ma’ruf dan mencegah yang Tabel 3
munkar.25 Masjid Dan Musholla Anggota IKMI
Kota Pekanbaru
Jumlah Keanggotaan IKMI Kota Pekanbaru NO MASJID/ MUSHOLA JUMLAH
1. Masjid 372
2. Musholla 172
Jumlah 544
24
Data Dokumentasi AD/ART IKMI Kota Pekanbaru .
25
Wawancara, Taslim Prawira, 28 Desember 2012.

46 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
Struktur Kepengurusan IKMI Kota c. Ridho Rinaldo, S.Hi
Pekanbaru d. Rusdy, S.Pd.I
Adapun struktur kepengurusan IKMI Anggota
Kota Pekanbaru diantaranya sebagai a. Muballigh/ Da’i
berikut : b. Masjid/Musholla

Badan Pembina
1. Drs. H. Syafwi Khalil, M.Pd Program Kerja IKMI Kota Pekanbaru
2. Drs. H. M. Yunus Muluk Program kerja Ikatan Masjid
3. Drs. H. Jarnawi Indonesia (IKMI) Kota Pekanbaru mengacu
4. H. Syawir Ali, BA kepada program kerja Ikatan Masjid
5. Baharudin Noer Indonesia (IKMI) kordinator wilayah Riau
Badan Pengawas sebagaimana yang dirumuskan dalam
1. Drs. H. Syafaruddin Saleh Musyawarah Wilayah MUSWIL pada
2. Drs. Nasruddin Nasution tanggal 24-26 2004 dan hasil Rapat Kerja
3. Ir. H. Fahmi Asnan Kasri Wilayah RAKERWIL IKMI Riau tanggal 16-
4. Syarbaini Domo 17 Juli, yaitu.
5. Drs. Abdul Khalil Rahmat 1. Program Bidang Dakwah
Ketua Umum : H. Zulfikar Adbul Malik, Lc.,
MA a. Merekrutmen da’i-da’i muda
Ketua : Drs. H. Taslim Prawira, MA bekerjasama dengan masjid dan
Sekretaris Umum : Drs. Amirullah Rasyad musholla.
Sekretaris : Mashuri Mansur, S.Ag b. Mengregistrasi ulang muballigh-
Bendahara : Hj. Misna, SE muballighah.
c. Membuat kode etik mubaligh-
1. Bidang Dakwah dan Kemasjidan mubalighah.
a. Drs. Wizar Adnan d. Menertibkan administrasi muballigh-
b. Ikhwan Sriyono, S.Sos.I muballighah dalam penugasan.
c. Arismun, S.Ag e. Menetapkan tema dan judul
d. Ali Akbar, S.Ag berdasarkan masukkan dan badan
2. Bidang Kesejahteraan Sosial dan fatwa
Pemberdayaan Perempuan f. Mengadakan pengajian rutin (jum’at
a. Drs. H. Ahmad Anas pagi) untuk muballigh dan
b. Samsurijal, S.Ag muballighah.
c. Wirna Yamnur, S.Hi g. Melakukan pembahasan judul
d. Hj. Asma Ramadhan1 bulan sebelum
3. Bidang Kaderisasi Ramadhan.
a. H. Maghfiroh, MA h. Mengadakan pembahasan judul
b. Encik Ivan Marfikuila, B. E. S khutbah setiap hari kamis.
c. M. Yunus Hasyim i. Mengadakan dakwah dimasyarakat
d. Rotasdi Rasyad, S.Ag terpencil dan desa tertinggal 1 bulan
4. Bidang LITBANG dan Perpustakaan sekali.
a. Mulyadi, MA j. Meningkatkan pembinaan mu’allaf.
b. T. Hanif Ridho, MA

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 47
k. Mengatur jadwal muballigh dan c. Menciptakan kerjasama dengan
muballighah dimasjid atau musholla, ormas-ormas Islam.
media masa dan elektronik. d. Meningkatkan kegiatan silaturrahmi
2. Program Kemasjidan dan sosial.
a. Melaksanakan pembinaan masjid e. Mengupayakan pengadaan
dan musholla. perumahan dan kendaraan bagi
b. Meningkatkan komunikasi dan muballih-muballighah.
silaturahmi pengurus IKMI Riau 4. Program Bidang Kewanitaan
dengan masjid dan musholla. a. Menjalin kerjasama dengan majelis
c. Mengadakan masjid binaan taklim dilingkungan masjid atau
(percontohan) setiap kecamatan musholla yang di koordinir oleh IKMI
(satu masjid pertahun) Kota Pekanbaru.
d. Bekerjasama dengan ormas Islam b. Meningkatkan organisasi wanita
lainnya untuk mempersiapkan lainnya.
RANPERDA tentang pendirian rumah c. Membentuk persatuan ikatan istri
Ibadah. suami mubaligh-muballighah IKMI
e. Mendesak pemerintah Kota Kota Pekanbaru.
Pekanbaru untuk segera d. Mempersiapkan penitipan anak
mengesahkan perda tentang ditambah dengan playgroup.
pendirian rumah ibadah. e. Mengadakan acara penyelenggaraan
f. Membantu menyelesaikan jenazah (khusus wanita)
permasalahan yang dihadapi 5. Program Bidang Penelitian dan
pengurus masjid atau musholla. Pengembangan.
g. Merekomendasi pengurus masjid a. Mengaktifkan kegiatan penelitian
atau musholla untuk memperoleh untuk pengembangan dakwah
bantuan dari berbagai pihak dan b. Menertibkan jurnal atau tabloid
mengupayakan dana pembangunan c. Menyusun profil atau sejarah IKMI
masjid didaerah tertentu. Kota Pekanbaru.
h. Melaksanakan pelatihan manajemen d. Meneliti klasifikasi muballigh dan
masjid dan musholla (ibadah, muballighah melalui masjid dan
imarah, dan ri’ayah) musholla serta jama’ah.
i. Mengadakan lomba masjid e. Mengembangkan dan
percontohan se-Kota Pekanbaru. mempublikasikan hasil penelitian
3. Program Kesejahteraan diberbagai media.
a. mempersiapkan kerjasama dengan f. Membuat dan mempersiapkan buku
pengurus masjid dan musholla, panduan sesuai dengan kegiatan
pemerintah/ swasta dengan pihak masing-masing bidang.
terkait dalam upaya pelayanan 6. Program Bidang Hukum dan HAM
kesejahteraan anggota. a. Memberikan perlindungan kepada
b. Proaktif dalam menyikapi musibah muballigh yang sedang menjalankan
yang menimpa masyarakat atau tugas dakwah.
umat.

48 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
b. Memberikan bantuan hukum kepada dengan judul yang telah ditetapkan
pengurus masjid dan musholla yang oleh IKMI Kota Pekanbaru.
bersengketa hukum. e. Jangan membicarakan masalah
c. Mengadakan penyuluhan hukum khilafiyyah yang dapat menimbulkan
kepada masyarakat keresahan dan perpecahan
d. Mengadakan penyuluhan NARKOBA dikalangan jama’ah.
kepada remaja masjid dan musholla f. Lama dalam penyampaian dakwah
bekerjasama dengan instansi terkait. kurang lebih 15-20 menit.
7. Program Bidang Kaderisasi g. Membayar iuran bulanan anggota Rp
a. Mengadakan kegiatan kaderisasi 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
organisasi perbulan.
b. Melaksanakan pelatihan h. Mendukung program dan kebijakan
manajemen, keorganisasiaan, yang telah ditetapkan oleh pengurus
leadership bagi pengurus masjid atau IKMI Kota Pekanbaru.
musholla dan pengurus IKMI Kota i. Mematuhi Anggaran Dasar dan
Pekanbaru. Anggaran Rumah Tangga
Demikian adanya program kerjasama j. Jika berhalangan melaksanakan
yang telah dirumuskan dan ditetapkan tugas supaya melapor ke sekretariat
oleh IKMI Kota Pekanbaru, maka setiap IKMI Kota Pekanbaru dan tidak boleh
aktivitas yang dilakukan oleh IKMI Kota menunjuk penganti sendiri.
Pekanbaru telah tersusun oleh pengurus k. Diharapkan aktif datang ke kantor
disetiap bidangnya. Sehingga semua IKMI Kota Pekanbaru.
kegiatan yang akan disampaikan kepada 2. Kepada Pengurus Masjid
para muballigh telah terencana dengan
baik. a. Memberikan pelayanan yang wajar
kepada muballigh
Peraturan bagi Muballigh dan Pengurus b. Mengadakan komunikasi dengan
Masjid pengurus IKMI Kota Pekanbaru bila
Ada beberapa hal yang perlu ada masalah yang berhubungan
diperhatikan oleh pengurus masjid dan dengan muballigh, jama’ah
muballigh-muballighah sebagai berikut. hendaknya melaporkan ke pengurus
1. Kepada para Muballigh IKMI Kota Pekanbaru untuk dicarikan
solusinya.
a. Agar berpenampilan sederhana, rapi c. Supaya menghadiri undangan
dan bersih pengurus IKMI dan jangan diwakilkan
b. Selalu memperhatikan situasi dan kepada petugas.
kondisi jama’ah d. Menjalankan kotak infaq IKMI secara
c. Selalu berkonsultasi dengan berkelanjutan
pengurus IKMI apabila ada masalah e. Mendukung program dan kebijakan
yang berkaitan dengan dakwah dan yang dibuat oleh pengurus IKMI dan
jama’ah membayar iuran bulanan sebesar Rp.
d. Uraian dakwah ramadhan dan 15.000,-(lima belas ribu rupiah)
khutbah jum’at hendaklah sesuai perbulan.

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 49
f. Supaya menerima muballigh muda yang harus dipenuhi oleh calon muballigh
sebagai kaderisasi untuk masa yang dari tingkat pendidikan yakni.
akan datang. 1. Calon muballigh dan muballighah harus
g. Membuat laporan tertulis kepada tamatan Madrasah Aliyah bagi
pengurus IKMI, jika muballigh tidak tingkatan SLTA.
datang atau langsung menghubungi 2. Tamatan Strata 1 (S1) bagi calon
sekretarian IKMI Kota Pekanbaru. muballigh dan muballigh yang tingkat
h. Pengurus masjid hendaknya aktif pendidikannya yang berasal dari umum.
menghubungi muballigh yang akan 3. Bagi calon mubaligh dan mubalighah
bertugas. yang telah memenuhi persyaratan IKMI
i. Melaporkan muballigh yang Kota Pekanbaru, maka muballigh
menyimpang dalam menyampaikan tersebut akan diorientasi dakwah,
ceramah/khutbah ke sekretariat IKMI dimana dalam orientasi ini, muballigh
Kota Pekanbaru. yang baru diterima akan diuji.
Keanggotaan IKMI Kota Pekanbaru a. Berceramah
Setiap calon muballigh yang ingin b. Membaca Al-Qur’an.
tergabung dalam keanggotaan IKMI Kota Dengan diadakan pengujian ini, maka
Pekanbaru, tidak perlu menunggu jadwal para muballigh yang diterima, akan lebih
tertentu. Dengan kata lain, siapa saja yang mempermudah diklasifikasikan mana da’i
ingin bergabung kedalam IKMI Kota yang bisa merangkap menjadi imam dan
Pekanbaru, bisa mendaftar untuk calon bagi da’i yang hanya bisa untuk
muballigh harus memenuhi syarat-syarat berceramah saja. Selain pengklasifikasian
sebagai berikut. yang diberikan untuk muballigh yang baru
1. Membuat permohonan menjadi diterima, pengurus IKMI dalam
Anggota Muballigh IKMI Kota memberikan penugasan ke muballigh juga
Pekanbaru di atas materai. harus bijaksana agar penempatan
2. Photocopy STTB terakhir satu rangkap muballigh tepat sasaran, sehingga tidak
3. Pas foto 4x6, 3x4, 2x3 masing-masing 2 mengurangi kualitas dari IKMI Kota
lembar Pekanbaru. Untuk itu pengurus IKMI Kota
4. Mengisi surat pernyataan yang telah Pekanbaru mengklasifikasikan muballigh
disediakan oleh pengurus IKMI Kota sesuai dengan.
Pekanbaru 1. Kualitas ilmu, didalam hal ini para
5. Mengisi blanko biodata yang telah muballigh dinilai dari tingkat pendidikan
disediakan oleh pengurus IKMI Kota yang diperoleh, sehingga penguasaan
Pekanbaru. materi serta isi ceramah yang diberikan
6. Membayar uang administrasi Rp. oleh muballigh akan memberikan
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) kepuasan bagi jama’ah.
7. Permohonan diantar langsung oleh 2. Kualitas berceramah, meliputi tingkat
yang bersangkutan. kerajinan, tingkat tanggungjawab dan
Selain persyaratan diatas, calon tingkat umur.
muballigh-muballighah juga akan dilihat
dari status pendidikannya, dimana syarat

50 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
Hasil dan Pembahasan : Minat Da’i IKMI wujudnyata dari era informasi dan
Kota Pekanbaru Menggunakan Media keterbukaan. Oleh karena itu alangkah
Cetak Sebagai Media Dakwah baiknya jika para da’i mampu
Pada hakikatnya dakwah adalah memanfaatkan media-media cetak yang
menyeru kepada umat manusia untuk ada sebagai sarana untuk berdakwah.
menuju kepada jalan kebaikan, Media cetak yang berkembang selama
memerintahkan yang ma’ruf dan ini lebih berpegang kepada keterbukaan
mencegah dari yang munkar dalam rangka dan kebebasan. Mereka dipacu oleh
memperoleh kebahagian di dunia dan kebutuhan sensasi, iklan dan kebutuhan
kesejahteraan di akhirat. Kewajiban bisnis lainnya. Dan inilah problem besar
berdakwah terletak pada setiap persoalan bagi para pelaku dakwah Islam.
atau individu seorang muslim berdasarkan Oleh karena itu, seorang da’i yang
kemampuan maupun profesi masing- ingin mengembangkan dakwahnya melalui
masing beserta cara maupun media yang media cetak harus mendalami metodologi
dimilikinya. Inilah yang dimaksud dengan penulisan ilmiah terlebih dahulu. Sehingga
khalifatullah fil ardhi sedangkan materi bisa menghasilkan tulisan yang enak
dakwah itu mencakup segala aspek dibaca dan mudah dipahami. Bahkan tidak
kehidupan manusia dengan berlandaskan hanya itu, melainkan membuat orang yang
dengan ajaran agama Islam.26 membacanya akan tergerak hatinya untuk
Dakwah multimedia merupakan mengikuti dari apa yang dibacanya.
terobosan baru bagi para da’i untuk dapat 2. Radio
melakukan aktivitas dakwah di beberapa
media, mengingat selama ini para da’i Radio merupakan media informasi
dalam melakasanakan dakwah terbatas yang hingga sekarang ini masih memiliki
pada media mimbar saja. Dan kalaupun cukup banyak pendengar. Mengingat
ada yang melakukan dakwah melalui radio adalah media yang fleksibel, kecil
media cetak atau media elektronik, itu dan bisa dibawa kemana-mana. Oleh
hanya sebagian kecil saja. sebab itu, alangkah bermanfaat jika radio
penuh dengan siaran-siaran yang
Banyak media yang dapat dijadikan mengajak pendengarnya untuk
sebagai lahan untuk berdakwah. Dan menjalankan kebaikan serta meninggalkan
diantara media-media yang cukup keburukan (amar ma’ruf nahi munkar).
strategis untuk dijadikan sebagai media-
media dakwah di zaman modern ini 3. Televisi
adalah sebagai berikut: Televisi merupakan media informasi
1. Media Cetak sekaligus media hiburan yang dapat
dijumpai dimana-mana, baik di rumah
Media cetak pada era dewasa ini telah kecil maupun di rumah mewah, baik di
bermunculan bagaikan munculnya jamur warung-warung kopi maupun di resturan-
di musim hujan. Baik majalah, Koran atau resturan.
bulletin lainnya. Hal ini merupakan
Televisi merupakan media informasi
26
yang bersifat netral, seperti pistol. Jika
Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi
Dakwah, 12.
pistol berada di tangan orang jahat, maka

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 51
pistol akan digunakan untuk menembak diprosentasekan hanya sekitar 73,87
orang-orang yang tidak bersalah. Namun %.
jika pistol tersebut ada di tangan polisi Kesimpulan
yang beriman dan bijak, maka pistol
tersebut akan digunakannya untuk Setelah disajikan dan dianalisis, dapat
melindungi orang-orang benar. disimpulkan bahwa minat para da’i IKMI
Kota Pekanbaru dalam berdakwah sangat
Televisi merupakan media audio visual kurang dengan nilai 73,87 %. Ini berarti
yang juga sering disebut sebagai media bahwa mayoritas da’i kurang berminat
pandang dengar. Artinya televisi itu selain untuk menyampaikan dakwah melalui
dapat kita dengar juga bisa dilihat media cetak. Mereka lebih senang
langsung. Oleh sebab itu, alangkah besar menyampaikan dakwah dengan
manfaatnya jika televisi itu lebih banyak berceramah atau dengan metode
menyuguhkan siaran-siaran yang mampu konvensional. Hal ini mereka lakukan
merubah kondisi pemirsa ke arah yang karena masih banyak dari mereka yang
lebih baik. Media-media lainya, seperti tidak punya kemampuan menulis dengan
Celluler, Film, dan lain sebagainya. baik, padahal untuk masuk ke dunia media
Penelitian ini tidak mengkaji semua cetak kemampuan menulis mutlak
media dakwah, tapi khusus mengkaji dikuasai.
tentang minat da’i menggunakan media Rendahnya minat da’i IKMI Kota
cetak sebagai media dakwah. Dari data- Pekanbaru juga dikarenakan orientasi
data yang peneliti dapatkan di lapangan mereka dalam berdakwah, yang lebih
dapat diuraikan sebagai berikut: senang datang kemudian berceramah,
1. Da’i/ da’iyah yang sering menggunakan selanjut dapat insentif (cash and carry).
media cetak sebagai media dakwah Kalau berdakwah menggunakan media
hanya 2 orang dari 65 orang sampel. cetak, mungkin bayarannya tidak tinggi
Artinya kalau diprosentasekan hanya kemudian didak bias diterima saat itu juga
sekitar 1,3 %. Adapun saran-saran yang dapat
2. Da’i/da’iyah yang pernah penulis berikan kepada pengurus dan para
menggunakan media cetak sebagai da’i IKMI Kota Pekanbaru adalah sebagai
media dakwah hanya 5 orang dari 65 berikut :
orang sampel. Artinya kalau 1. Kepada para pengurus IKMI Kota
diprosentasekan hanya sekitar 3,25 %. Pekanbaru hendaklah menambah
3. Da’i/da’iyah yang Jarang menggunakan pengetahuan tentang dakwah
media cetak sebagai media dakwah multimedia, dengan mengadakan
hanya 10 orang dari 65 orang sampel. pelatihan-pelatihan bagi para da’i.
Artinya kalau diprosentasekan hanya 2. Kepada da’i IKMI Kota Pekanbaru agar
sekitar 6,5 %. lebih berupaya mengembangkan
4. Da’i/da’iyah tidak pernah metode dan media dakwah agar hasil
menggunakan media cetak sebagai yang dicapai juga maksimal.
media dakwah ada 48 orang dari 65 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
orang sampel. Artinya kalau tentang minat para da’i IKMI Kota

52 Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013
Pekanbaru menggunakan media lain R.B Khatib Pahlawan Kayo. Manajemen
selain media cetak dalam berdakwah. Dakwah dari Dakwah Konvensional
Menuju Dakwah Profesional , 71.

Daftar Pustaka Sarapiah Faisal, Format-format Penelitian


Sosial, (Jakarta : Rajawali Press, 2010).
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, (Bandung: Al- Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Ma’arif, 1980). (Jakarta: Rineka Cipta, 2006.].

Agus Sudjanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Usman Efendi, Juhaya S. Praja, Pengantar
Kasgoro, 1986). Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1984).

Andi Mapiare, Psikologi Remaja, Whiterington, Psikologi Pendidikan,


(Suarabaya: Usaha Nasional, 1982). (Jakarta: Aksara Baru, 1984).

Al-Wisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah


dalam Membentuk Da’i dan Khotib
Professional,.
Chairil Anwar, Islam dan Tantangan
Kemanusiaan Abad XXI, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000.
Didin Hafinuddin, Dakwah Aktual (Jakarta:
Gema Insani Press, 1998).
Djamal Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa
Dakwah, Jakarta: Gema Insani Pers,
1996.
Data Dokumentasi AD/ART IKMI Kota
Pekanbaru .
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi
Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009).
Hartono, Metode Penelitian (Pekanbaru:
Zanafa, 2011).
Haswir dan Ismardi Ilyas, Profil IKMI:
Derap Langkah Perjuangan Dakwah di
Riau (Pekanbaru : Biro Litbang IKMI
Koorwil Riau, 2011), 1.
M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan
Pesan Moral (Jakarta: Al-Amin Press,
1997).
Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip
dan Strategi Dakwah,.

Jurnal RISALAH, FDK-UIN Suska Riau, vol. XXIV, Edisi 2, November 2013 53

Anda mungkin juga menyukai