Itera mengajar adalah sebuah wadah bagi mahasiswa yang memiliki jiwa sosial
yang tinggi terhadap lingkungan sekitar mengenai pendidikan. Kegiatan kemanusian
yang memiliki misi untuk membantu mencerdaskan anak bangsa membuat saya tertarik
untuk bergabung dengan organisasi ini. Mengabdi dengan setulus hati demi
membangun bangsa ini. Menurut saya sendiri, arti sesungguhnya dari seorang
volunteer ialah seseorang yang terpanggil hati serta jiwanya untuk merelakan waktu
juga tenaga dan tidak lupa juga dengan biaya untuk saling bahu-membahu menolong
siapapun yang membutuhkan. Tidak semua orang terpanggil hatinya untuk menjadi
seorang volunteer dengan hati yang sangat luas. Karena saya memandang volunteer
merupakan pekerjaan yang sangat mulia, sehingga saya sangat ingin untuk bergabung
menjadi volunteer dalam itera mengajar walaupun perlu mengorbankan waktu, tenaga,
serta apapun itu yang dibutuhkan.
Menjadi seorang volunteer berarti siap untuk memiliki hati yang sabar.
Kelebihan yang saya miliki ialah mampu menghadapi masalah dengan tenang, saya
bukan tipe seseorang yang meledak-ledak kerika emosi. Saya selalu memikirkan jalan
keluar dengan kepala dingin dan berusaha untuk tidak menyakiti orang lain dengan apa
yang saya ucapkan. Karena menurut saya menyakiti seseorang dengan kata-kata jauh
lebih menyakitkan dan lama untuk pulihnya, bahkan bisa teringat untuk waktu yang
Tentunya sebagai manusia saya sadar bahwa saya memiliki kekurangan. Sering
lupa hal-hal yang akan saya lakukan adalah kebiasaan yang sering sekali datang.
Namun, saya paham bahwa sifat pelupa yang sering saya alami menghambat kegiatan
disetiap harinya. Saya mengatasinya dengan selalu mencatat kegiatan apa saja yang
akan saya lakukan di satu hari. Ide-ide yang biasanya muncul lalu sering terlupa jika
tidak langsung dilaksanakan, pun saya tulis di sebuah paper note agar ide yang datang
tidak sia-sia jika terlupakan.
Masa pandemi seperti sekarang membuat segala hal menjadi semakin berbatas
dan berjarak. Namun itu tidak membuat saya berhenti berbagi informasi serta
pengetahuan kepada teman-teman angkatan atau adik kelas. Apalagi ketika saya tinggal
diasrama saya bisa berbagi tentang pemahaman saya ketahui mengenai materi kuliah
yang teman teman saya kurang pahami. Karena ketika saya tahu dan saya mampu saya
akan berbagi walaupun yang saya miliki masih terbatas. Terlebih beberapa kali
kesempatan saya mengajari adik-adik kelas tentang materi seleksi masuk ptn walaupun
hanya secara virtual.
Ketika calon volunteer memiliki tekad yang kuat untuk berkontribusi di dalam
dunia pendidikan, namun orangtua bersikeras untuk tidak memberi restu kepada
anaknya karna sesuatu hal itu harus dilihat terlebih dahulu apa yang menjadi alasannya.
Komunikasi adalah jalan terbaik untuk menanyakan alasan apa yang membuat
orangtua tidak memberikan izin, apakah karena kekhawatiran atau yang lain.
Kemungkinan tidak diberikannya restu salah satunya karena orangtua tidak mengetahui
dengan jelas serta pasti kegiatan apa yang akan dijalani, bagaimana tujuannnya, serta
visi misi yang akan dilakukan. Saya yakin ketika orangtua mengetahui sepenuhnya
bagaimana niat hati seorang volunteer akan memberikan restu apalagi ini demi
pendidikan bangsa. Namun kembali lagi, ketika komunikasi, diskusi, serta negosiasi
sudah dilakukan dan tetap orangtua tidak memberikan restu untuk menjadi seorang
volunteer, maka ketika saya yang dihadapkan dalam situasi tersebut saya akan
menuruti keinginan orangtua, karena ridhonya orangtua menjadi kunci jalan hidup
seorang anak. Saya pribadi berpikir bahwa, berkontribusi dalam memajukan
pendidikan tidak hanya dengan cara menjadi volunteer, masih banyak cara yang dapat
saya tempuh untuk bisa berbagi dan mengabdi.