Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN ILMIAH

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM


INFORMASI DALAM PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

DANIEL SURANTA GINTING


197046001
danielsuranta95@gmail.com

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
PEMANFAATAN TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM
INFORMASI DALAM PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

Daniel Suranta Ginting / 197046001


danielsuranta95@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan,
karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada
pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien.
Tujuan: Kajian ilmiah bertujuan mengidentifikasi pemanfaatan teknologi kesehatan dan system
informasi dalam proses asuhan keperawatan. Serta mempermudah bagi tenaga medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dan dapat memepermudah bagi
perawat dalam memonitor klien
Metode: Studi ini dilakukan dengan cara pemetaan sistematis (literature review) terkait
pemanfaatan teknologi kesehatan dan system informasi dalam proses asuhan keperawatan.
Sejumlah 14 artikel penelitian dievaluasi dari berbagai sumber informasi online EBSCO,
medline, CINAHL complete, science direct.
Hasil: Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun,
dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi
keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
Pembahasan: Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien
Rekomendasi: Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama
dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

Kata Kunci : Teknologi Kesehatan, Sistem Informasi

1. Latar Belakang
Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena
memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada
pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah
pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini,
sangat  mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini
karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka
masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan akan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun
organisasi kesehatan, efektifitasnya justru mulai dipertanyakan. Data dan informasi
kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau informasi yang saling tertutup di berbagai
fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data
lintas organisasi terbentur kendala standarisasi dan interoperabilitas system.

2. Tujuan
Kajian ilmiah bertujuan mengidentifikasi pemanfaatan teknologi kesehatan dan system
informasi dalam proses asuhan keperawatan. Serta mempermudah bagi tenaga medis
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dan dapat
memepermudah bagi perawat dalam memonitor klien.

3. Metode
Studi ini dilakukan dengan cara pemetaan sistematis (literature review) terkait
pemanfaatan teknologi kesehatan dan system informasi dalam proses asuhan
keperawatan. Sejumlah 14 artikel penelitian dievaluasi dari berbagai sumber informasi
online EBSCO, medline, CINAHL complete, science direct. Penelusuran dilakukan
dengan kata kunci sesuai dengan topik yaitu pemanfaatan teknologi kesehatan dan
system informasi kesehatan dan proses asuhan keperawatan. Pembatasan proses
pencarian tidak hanya terkait tema, tetapi juga tahun terbit artikel. Tahun penerbitan
artikel yang digunakan untuk dilakukan literature review adalah tahun 2011 sampai
2019. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dianalisis dan dibahas hingga menghasilkan
kesimpulan.

4. Hasil
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun,
dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan
sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada
harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan
akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya
komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam
mengoperasionalkan komputer. Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam
penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam
penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat.
(Docker, et all.,2003). Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah
dokumentasi keperawtan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering
ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi
keperawatan.Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya
antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan
pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis
komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem
informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi
yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan
kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan.
Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang
menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan
diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-
DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi
keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal
tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan
dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan
diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk
mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut
membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit
dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara
elektronik. (Mueller, et all.2006).
Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan
 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
 Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam
penyimpanan arsip.
 Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
 Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan
mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat
 Meningkatkan produktivitas kerja.
 Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan

5. Pembahasan
A. Pemanfaatan Teknologi Kesehatan Dalam Aplikasi Keperawatan
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis
seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat
juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau
optic antara manusia dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi
dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi
satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan
memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral
dari telemedicine atau telehealth.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat,
rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat
meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video
conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.

B. Sistem Informasi Dalam Keperawatan


Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI
(Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal
memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara
automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah
sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang
dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan
menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya dalam
melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang
munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh
komputer merupakan analisa baku.

Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,


berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan.
Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga
di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir
tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima
atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).

C. Teknologi Proses Asuhan Keperawatan


Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan,
mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC
adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang
cukup mendalam.
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering membebani
perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia
dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan  lain yang sering
muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian
tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai
kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga
memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika
sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan.
Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat
menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian yaitu standart
operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan
angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak,
laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus
on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring aktifitas
perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang
rapat

6. Penutup
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
di penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk
terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
informasi.
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
di penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk
terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
informasi. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam
penerapan teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit. Jika masih
dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif,
keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian,
jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. 
Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga
kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman
yang keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan
merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial.
Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan
memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan
terhadap lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis. 
Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaru negative jga bagi kesehatan
pnggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik. Yaitu dari Posisi duduk, jarak
pandang monitor dengan mata, intensitas cahaya monitor, sirkulasi udara ruangan,
keamanan kabel jaringan, dan cara menggunakan computer. Apabila hal ini tidak
diperhatikan dapat mngakibatkan gangguan kesehatan. 

7.Referensi
Hariyati, R.T. (2005) Pemanfatan teknologi informatika dalam dunia pendidikan. Jurnal
Keperawatan Indonesia 9 (1) Maret 2005, p.2631

Helvie, C. O. (1998). Advanced practice nursing in the community. United State of


Amerika: Sage publication.Inc
Indrajit, R.E. (2004). Pengembangan kurikulum informatika kesehatan berbasis
kompetensi pada program pendidikan dokter dan ilmu keperawatan. Seminar
dan work shop UGM, Desember 2004

Jones, H. (2004). Designing web based education courses for nurses. USA: Nursing
Standard

Kozlowski, D. (2002). Using on line learning in traditional face to face environment


computer in Nursing.

Madjd, S. (2002). Use information resources by computer. Singapura:Bradford

Maki, W. & Maki, R. (2002). Multimedia comprehension skill predict differential


outcome of web-based and lecture courses. Journal of experimental
Psychology Applied 8.2

Purwanto, E, dkk (2006) Laporan kunjungan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Laporan tidak dipublikasikan.

Reece, I. & Walker. (2000). Teaching, training, and learning. (Fourd edition).
Sunderland: Business Education Publishers.

Rhee, H., Miner, S., Sterling M., Halterman, J.S., & Fairbanks, E. (2014). The
development of an automated device for asthma monitoring for adolescents:
methodologic approach and user acceptability. JMIR Mhealth Uhealth, 2(2), 27.
doi: 10.2196/mhealth.3118

Rosdakarya Wibowo, H (2006) Problem pendidikan di Indonesia dalam


www.apindonesia.com Diakses 5 Maret 2019

Sittig, D.F., & Singh, H. (2012). Electronic health record and national patient-safety
goals. The New England Journal of Medicine, 367(19), 1854-1860.

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2002/2003) dalam


www.namline.edu/apkbr/ basisdata.html, diakses 7 Maret 2019
Sun, Y., Wang, N., Guo, X, Peng, Z. (2013). Understanding the acceptance of mobile
health services: a comparison and integration of alternative models. Journal of
Electronic Commerce Research, 14(2).

Syah, M (2000). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja

Wibowo, H (2006) Problem pendidikan di Indonesia dalam www.apindonesia.com


Diakses 19 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai