Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tatik Noerhayati, S.Kep.

,Ners

NIP : 199209092020122019

Unit Kerja : BLUD RSU Kota Banjar Jawa Barat

FRAMEWORK AKUNTABILITAS

FRAMEWORK AKUNTABILITAS PENINGKATAN KESELAMATAN


PASIEN DI RSU KOTA BANJAR

Meningkatnya pencegahan resiko pasien jatuh dan


Purpose
pengkajian resiko pasien jatuh menggunakan metode Morse
Fall Scale/MFS

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan pengkajian resiko


jatuh dengan MFS serta melakukan pencegahan resiko jatuh
Planning

Terlaksananya pengkajian resiko jatuh menggunakan MFS


dan melakukan beberapa pencegahan resiko jatuh
Implementation

Tersusunnya Laporan Resiko Jatuh dan melakukan pelaporan


kepada tim keselamatan pasien jika ada insiden
Report

Pelaporan yang belum tercapai dijadikan perbaikan untuk


mencegah resiko jatuh
Evaluation

Tatik Noerhayati
NIP: 199209092020122019
BLUD RSU Kota Banjar
A. Tujuan yang dicapai dan tanggung jawab yang harus dilakukan

Melakukan upaya peningkatan pencegahan resiko pasien jatuh dan pengkajian resiko
pasien jatuh dengan menggunakan metode skala jatuh morse (Morse Fall Scale/ MFS).

B. Perencanaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan


Kegiatan perencanaan:

1. Melakukan pengkajian pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pengkajian resiko


jatuh menggunakan MFS dan upaya pencegahan resiko jatuh.
2. Melakukan identifikasi ketersediaan sarana prasarana pencegahan resiko jatuh yang
sesuai standar.

3. Mengadakan pelatihan pengkajian resiko jatuh menggunakan MFS beserta upaya


pencegahannya.
4. Memonitor pelaksanaan pengkajian resiko jatuh menggunakan MFS beserta upaya
pencegahannya.
5. Melaksanakan edukasi terhadap pasien resiko jatuh.
6. Melakukan evaluasi terhadap pengkajian resiko jatuh dan upaya pencegahan resiko jatuh
yang dilakukan.
7. Melakukan pelaporan jika terjadi insiden kepada tim keselamatan pasien di rumah sakit.

C. Implementasi dan Monitoring Kemajuan


1. Melakukan edukasi terhadap pasien resiko jatuh
2. Mengedukasi perawat serta profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dalam mengisi
formulir berkas Rekam Medis di lembar pengkajian screening terhadap faktor – faktor resiko
pasien jatuh.
3. Melakukan pengisian secara benar dengan menggunakan metode MFS seperti di bawah ini:

NO KRITERIA SKOR
1 Riwayat jatuh: baru saja atau dalam 3 bulan Tidak = 0      Ya = 25
2 Diagnosis lain Tidak = 0      Ya = 15
3 Bantuan berjalan Tidak ada, tira baring, di kursi
roda, bantuan perawat = 0

Tongkat ketiak (crutch), tongkat


(cane), alat bantu berjalan
(walker) = 15
Furnitur= 30

4 Terpasang infus Tidak = 0       Ya = 20


Cara berjalan / berpindah Normal, tirah baring, tidak
bergerak = 0
5 Lemah = 10

Terganggu = 20

Status mental Mengetahui kemampuan diri = 0


6 Lupa keterbatasan = 15

4. Perawat mampu menginterpretasikan skor pengkajian dengan nilai sebagai berikut:

TINGKAT RESIKO SKOR MFS TINDAKAN

Tidak ada resiko 0-24 Tidak ada

Resiko rendah 25-50 Lakukan pencegahan jatuh standar

Lakukan intervensi pencegahan jatuh


Resiko tinggi >51
risiko-tinggi

5. Memberikan tanda kepada pasien resiko jatuh yaitu dengan memberikan stiker/
gelang pasien warna kuning dan dengan papan tanda resiko pasien jatuh.
6. Membuat laporan tentang pengisian pengkajian resiko pasien jatuh dan melaporkan
jika terjadi insiden.

D. Laporan
1. Membuat pelaporan melalui PIC ruangan setiap pasien yang di kaji atau tidak terkaji
resiko jatuh.
2. Melaporkan kepada tim keselamatan rumah sakit jika terjadi insiden untuk untuk
menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien dan tidak untuk menyalahkan orang.
E. Evaluasi dan perbaikan
1. Pelaksanan pengkajian resiko jatuh menggunakan MFS dapat mengurangi
kejadian pasien jatuh dan membantu tercapainya layanan asuhan keperawatan
yang berkualitas dan sesuai standar.
2. Pelaksanan pengkajian resiko jatuh beserta upaya pencegahan secara konsisten
dapat meningkatkan asuhan keperawatan.
3. Laporan hasil pelaksanaan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan
selanjutnya.
4. Perbaikan selanjutnya:
a. Melakukan maintenace sarana pendukung dan menjamin ketersedian sarana
prasarana pendukung.

b. Evaluasi perbaikan dilakukan secara berkala dengan cara melaporkan setiap


bulan melalui PIC ruangan dengan indikator mutu keselamatan pasien,
apabila hasil evaluasi belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang
sesuai.

Anda mungkin juga menyukai