Anda di halaman 1dari 11

MATERI SEBELUMNYA:

- Pentingnya terumbu karang


- Ancaman degradasi terumbu karang
- Pengertian dan tujuan restorasi
- Bentuk-bentuk restorasi

T. F. PATTIASINA
 Beberapa kegiatan yang merusak seperti kandasnya
kapal/perahu, penambangan karang, dan pengeboman
ikan dapat menyebabkan kerusakan fisik yang besar:
 Kerusakan pada struktur terumbu;
 Terbentuknya kawasan dengan pecahan karang yang tidak
stabil;
 Terbentuknya dasaran berpasir yang luas.
 Kawasan tersebut tidak akan pulih walaupun setelah
bertahun-tahun, kecuali dilakukan restorasi fisik.
 Kegiatan restorasi fisik sangat mahal (biaya yang
dibutuhkan berkisar antara US$100.000 hingga
US$1.000.000 per hektar) dan membutuhkan bantuan
tenaga ahli.
 Walaupun begitu, restorasi fisik berupa perbaikan-
perbaikan kecil dan pertolongan pertama masih
memungkinkan untuk kegiatan berbasis masyarakat.
 Pertolongan pertama dapat membantu pemulihan
terumbu secara drastis, ketika kerusakan terjadi
seperti retaknya tunggul karang, terbaliknya karang
masif, patahnya koloni karang atau organisme sesil
lainnya, atau terkumpulnya benda asing pada
terumbu.
 Pertolongan pertama pada kerusakan terumbu segera
setelah terkena gangguan dapat mengefektifkan
pendanaan.
 Kegiatan yang dikerjakan dapat meliputi:
 memberi semen atau perekat epoxy di retakan besar
pada struktur karang;
 membenarkan dan menempelkan karang, spons,
organisme karang lainnya;
 menaruh organisme yang terlepas di tempat yang
aman hingga dapat ditempelkan kembali.
 Memindahkan benda-benda asing yang mengancam
keutuhan terumbu di sekitarnya (seperti batang
pohon) atau mengundang pencemar (contoh mobil,
atau sampah yang terkumpul di terumbu akibat
tsunami atau banjir).
• Diatas adalah foto Dokumentasi Survey Kondisi Terumbu Karang di Teluk
Wondama Pasca Banjir Bandang.
• Batang kayu yang berpotensi merusak karang jika digerakan/terbawa oleh
arus di area terumbu karang.
• Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memindahkannya dari area
terumbu karang.
 Kegiatan restorasi fisik sangat tergantung
dengan penggunaan terumbu buatan, yang
dapat meliputi:
 bongkahan batu kapur, beton yang didesain
secara khusus (seperti Reefballs);
 keramik (seperti Ecoreefs),
 Hingga rangkaian kabel (seperti Biorock) yang
menarik mineral (brusit dan aragonit).
Walaupun memiliki banyak kekurangan, terumbu buatan
akan sangat membantu dalam hal:
 Peningkatan kompleksitas topografi secara cepat,
 Substrat yang stabil bagi karang dan avertebrata lainnya,
 Struktur keras yang membuat perikanan dengan jaring
yang merusak terumbu menjadi sulit (seperti pukat dan
payang),
 Tempat selam alternatif untuk mengalihkan tekanan dari
terumbu alami, dan
 Menjadi daya tarik bagi ikan untuk berkumpul
 Untuk kegiatan restorasi, terumbu buatan
terutama di lokasi wisata harus
dipertimbangkan kealamian dari segi estetika
dan penampilannya ketika ditumbuhi karang
atau biota terumbu lainnya.
 Reefballs, Ecoreefs dan Biorock merupakan
metode terumbu buatan yang hasilnya dapat
bersifat alami dan estetis.
 Penggunaan ban atau sampah lainnya sebagai
terumbu buatan tidak direkomendasikan karena
alasan struktural dan estetis.
 Restorasi biologis terbagi atas dua bentuk:
 Secara Aktif (Langsung): melalui kegiatan
transplantasi karang atau biota lainnya.
 Secara Pasif (Tidak Langsung): melalui
tindakan pengelolaan terumbu karang
sehingga dapat menghilangkan hal-hal
yang menghalangi pemulihan alami.
 Sumber transplantasi (propagasi) untuk
kegiatan transplantasi karang ada 2:
 Propagasi Seksual (dengan larva karang)
 Propagasi Aseksual (dengan fragmen karang)
 Kegiatan transplantasi bisa dilakukan di Secara
in-situ (di laut) maupun ex-situ (di akuarium/bak)
 Budidaya ex-situ mahal tetapi hasilnya sangat
baik, karena karang kecil dapat bertahan,
dibandingkan in-situ.
 Sedangkan transplantasi langsung ke karang
rusak lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai