Anda di halaman 1dari 55

KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT.

Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

FORMULIR KERANGKA ACUAN

A. INFORMASI UMUM
FORM Kerangka Acuan (Form KA)
A.1. Nama Kegiatan : Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) Terpadu
A.2. Pelaku Usaha : Nama Perusahaan: PT. Multi Persada Servis
Alamat Perusahaan: Jalan Parit Indah No. 8L,
Kelurahan Tangkerang Selatan, Kecamatan Bukit Raya,
Kota Pekanbaru
Nama Penanggung Jawab: Salmi Chandra
Alamat Penanggung Jawab: Dusun Dharma Sakti, RT
001 RW 001, Kelurahan Buatan II, Kecamatan Koto
Gasib, Kabupaten Siak
A.3. Penyusun:
a. Ketua Tim : Dr. Jhon Armedi Pinem, S.T., M.T
- Pendidikan: S3 Ilmu Lingkungan
S2 Teknik Kimia
S1 Teknik Kimia
- Sertifikat Kompetensi (KTPA)
- No. Sertifikat: 74909 2133 8 0000573 2017
- Bidang Keahlian: Proses Kimia & Fisika-Kimia
b. Anggota Tim : 1. Ir. Zulham Rizanur
- Pendidikan: S1 Teknik Kimia
- Sertifikat Kompetensi (KTPA)
- No. Sertifikat: 74909 2133 7 0000352 2018
- Bidang Keahlian: Proses Kimia & Fisika-Kimia
2. Murjani, S.P., M.S
- Pendidikan: S2 Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
S1 Pertanian
- Sertifikat Kompetensi (KTPA)
- No. Sertifikat: 74909 2133 7 0000349 2018
- Bidang Keahlian: Pengelolaan Lingkungan

c. Tenaga Ahli : 1. Ir. Gde Karya Rizanur (Tenaga Ahli Kualitas Udara
& Pemodelan)
2. Yesi, S.Sos., M.Soc, Sc (Tenaga Ahli Sosial)

1
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

3. Dr. Zahtamal, S.KM., M.Kes (Tenaga Ahli


Kesehatan Masyarakat)
4. M. Hanifuddin (Tenaga Ahli Proses Pengolahan Oli
Bekas)
5. Ir. Deni Nugraha (Tenaga Ahli Peralatan
Incinerator)
6. Rudianda, S.Hut., M.Si (Tenaga Ahli Biologi)
7. Oktun Meliala, S.Si (Asisten Tenaga Ahli)
8. Sylvia Yemita, S.T (Asisten Tenaga Ahli)
9. Liona Siahaan, S.T (Asisten Tenaga Ahli)
A.4. Deskripsi Rencana : Dalam kegiatan pembangunan kawasan pengelolaan
Kegiatan limbah B3 terpadu diperlukan berbagai perizinan yang
harus sudah dimiliki oleh PT. Multi Persada Servis
sebelum pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
haruslah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku.
Perolehan perizinan akan dilakukan melalui
permohonan dan koordinasi secara intensif kepada
Pemerintahan Daerah Kabupaten Siak dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pembangunan kawasan pengelolaan limbah B3 terpadu


ini direncanakan pada lahan seluas ± 45.800 m2 (4,58
Ha). Lahan yang digunakan merupakan lahan yang telah
dibeli dari masyarakat oleh pemegang saham PT. Multi
Persada Servis dengan kondisi lahan tanaman sawit tua.
Dari luasan tersebut direncanakan pembangungan
kawasan pengelolaan limbah B3 terpadu yang terdiri
dari tempat pengumpulan dan penyimpanan limbah B3,
pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 untuk
pembuatan bahan bakar dan turunannya; pembuatan
batako, bata merah, paving block, dan base jalan;
pembuatan low grade paper; pembuatan base oil; dan
pengolahan limbah B3 menggunakan incinerator.
Tahapan-tahapan rencana kegiatan yaitu Pra Konstruksi,
Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi.

2
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

I. Tahap Pra Konstruksi

I.1 Pengurusan Perizinan

Pengurusan perizinan juga diperlukan untuk ketenangan


dan kepastian dalam operasional kegiatan ini nantinya.
Secara lebih lengkap, dokumen-dokumen perizinan
tersebut disajikan pada Lampiran 4. Izin-izin yang
sudah diperoleh sampai dengan penyusunan dokumen
KA ini adalah:
1. AKTA Pendirian PT. Multi Persada Servis No. 8
dan No. 14.
2. Sertifikat Tanda Bukti Hak Milik Tanah No. 76.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), No.
31.801.845.4-216.000.
4. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), No.
141/B.04.01/DPMPTSP/III/2018.
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP), No.
040114013181.
6. Izin Lokasi dari Lembaga OSS Pemerintah
Republik Indonesia.
7. Nomor Induk Berusaha (NIB) 9120406980055.
8. Izin Usaha dari Lembaga OSS Pemerintah
Republik Indonesia.
9. Surat Keterangan Rencana Kabupaten (KRK)
Tata Ruang, No. 77/KRK/PU TARUKIM/2018
mengeai kesesuaian lokasi rencana kegiatan
dengan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda)
Provinsi Riau.
10. Surat Kelurahan Perihal Rekomendasi Izin
Pendirian Pabrik, Nomor 400/Prekonom/
003.08.016/171.
11. Surat Camat Minas Perihal untuk Rekomendasi
Pengurusan AMDAL dan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) di Kecamatan Minas, No.
300/Trantib/Rekom/VIII/2019/04.
12. Surat Izin Lokasi dari Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Pemerintah Kabupaten Siak, No.

3
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

660/DPMPTSP/IL/04.
13. Surat Arahan Dokumen Lingkungan dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).
14. Izin Lingkungan Komitmen dari Lembaga OSS
Pemerintah Republik Indonesia.

I.2 Sosialisasi Kegiatan

 Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pemrakarsa


sebelum melakukan kegiatan konstruksi adalah
memasang pamflet dan spanduk-spanduk di sekitar
lokasi kegiatan atau di pagar batas proyek.
Pemrakarsa juga telah beberapa kali melakukan
sosialisasi kepada masyarakat sekitar, selain dari
sosialisasi yang dilakukan oleh Konsultan Penyusun
AMDAL.
 Pada kegiatan tersebut dijelaskan, maksud, tujuan
dan kegunaan kegiatan, serta dampak-dampak yang
mungkin akan ditimbulkan. Sosialisasi akan terus
dilakukan sebagai upaya untuk memberikan
informasi secara terbuka tentang rencana kegiatan.
Adanya kegiatan sosialisasi yang intensif pada tahap
ini diharapkan dapat terpenuhinya aspek perizinan
dan apresiasi positif dari berbagai pihak agar lebih
memperlancar terlaksananya kegiatan. Dokumentasi
dari kegiatan ini disajikan di Lampiran 1.

II. Tahap Konstruksi

II.1 Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi

 Kebutuhan tenaga kerja meliputi tenaga kerja skill


dan non skill dengan berbagai tingkat pendidikan.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja akan dipantau
untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja
lokal. Penggunaan tenaga kerja lokal juga akan
berdampak positif bagi pekerja.
 Hubungan kerja Pekerja Kontrak Waktu Tertentu
(PKWT) dan Pekerja Kontrak Waktu Tidak Tertentu

4
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

(PKWTT) dan pekerjaan yang diborongkan atau


outsourcing akan disesuaikan dengan UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
Permenaker No. 39 Tahun 2016 tentang Penempatan
Tenaga Kerja.
 Rekrutmen tenaga kerja diperkirakan sebanyak 42
orang. Rincian data kebutuhan tenaga kerja disajikan
pada Lampiran 1.

II.2 Mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi

 Peralatan-peralatan utama yang dimobilisasi adalah


alat pemancangan pondasi, alat penggalian tanah,
pengangkutan galian tanah, alat mobilisasi bahan
bangunan, pemotong besi, alat pemadatan tanah,
pengaduk semen cor, penerangan dan sebagainya.
Sebagian besar peralatan didatangkan dari Kota
Pekanbaru.
 Material yang dibutuhkan terdiri dari dua jenis, yaitu
bahan bangunan buatan/olahan pabrik dan bahan
bangunan alami. Pada umumnya, bahan buatan
pabrik diperoleh dari jenis yang memenuhi
persyaratan teknis yang ditetapkan. Bahan bangunan
alami diperoleh dari sumber-sumber di luar
penguasaan proyek, bahan bangunan tersebut harus
memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan,
volume yang diperlukan, dan pengangkutan melalui
jalur darat. Data jenis dan jumlah alat berat dan
material disajikan pada Lampiran 1.

II.3 Pembersihan dan Pematangan Lahan

 Total area lahan seluas 45.800 m2 (4,58 Ha) dengan


kemiringan yang relatif tidak rata, sehingga
pembersihan lahan akan dilakukan dengan metode
cut and fill. Cut and fill merupakan suatu proses
pengerjaan tanah dimana sejumlah tanah diambil
dari suatu tempat kemudian diurug atau ditimbun di
tempat lainnya. Tujuannya agar menjadikan
permukaan tanah lebih rata sehingga memudahkan

5
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

pekerjaan pembangunan limbah B3.


 Pembersihan lahan dilakukan mulai dari pematangan
lahan, penebangan tanaman sawit tua dan
pembersihan lahan dari semak-semak di sekitar
lokasi kegiatan. Kegiatan pematangan dan
penebangan tanaman sawit tua diikuti dengan
kegiatan perataan dan pemadatan tanah urugan.
Perataan tanah dilakukan dengan menggunakan
bulldozer dan pemandatan tanah urugan
menggunakan road compactor. Pekerjaan ini
dilakukan pada siang hari.

II.4 Pembangunan Temporary Camp Pekerja, Gudang


dan Pagar

 Camp dilengkapi dengan toilet dan kamar mandi


sementara untuk kebutuhan pekerja selama
konstruksi berlangsung. Berdasarkan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5
Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja, jumlah toilet yang
disediakan adalah 1 unit untuk setiap 15
pekerja/buruh yang berada di camp.
 Kebutuhan sumber energi listrik untuk tahap
konstruksi berasal dari mesin genset. Untuk
kebutuhan air berasal dari sumur bor.
 Kebutuhan air selama konstruksi dihitung
berdasarkan jumlah tenaga kerja dimana kebutuhan
air per tenaga kerja diasumsikan ± 100 L/orang/hari
(Ditjen Cipta Karya Dinas, 1996). Dengan jumlah
tenaga kerja konstruksi yang tinggal di camp
sebanyak 15 orang maka dibutuhkan air sebanyak ±
1.500 L/hari (1,5 m3/hari) untuk keperluan domestik
pekerja konstruksi.
 Air tersebut dipenuhi dari air tanah/sumur bor tanpa
diolah sedangkan keperluan untuk minum pekerja
dipenuhi dari air minum kemasan/air galon isi ulang.

6
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

II.5 Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Pondasi tiang pancang


Pondasi merupakan elemen bangunan yang sangat
penting, karena berfungsi sebagai landasan dari
bangunan di atasnya dan menjamin kokohnya
kedudukan bangunan. Pondasi tidak boleh
mengalami perubahan kedudukan atau bergerak
baik secara horizontal maupun vertikal.
Pondasi yang digunakan untuk rencana kegiatan
adalah tiang pancang. Pondasi tiang pancang yang
dipasang dengan alat jack in pile dengan sistem
injeksi/ditekan. Pemancangan pondasi dilakukan
sampai pada kedalaman yang direncanakan yaitu
22,8 m dari permukaan tanah dan berukuran 20 x 20
cm. Pondasi diikat dengan 1 pile cap ukuran 20 cm
agar memberikan daya dukung yang cukup terhadap
beban di atasnya. Antara satu pilecap pondasi satu
dengan yang lainnya diikat dengan tie-beam agar
menjadi satu kesatuan yang monolit sehingga
memberikan daya dukung yang maksimal.
2. Pembangunan konstruksi fasilitas pengelolaan
limbah B3
Bangunan pengelolaan limbah B3 terpadu terdiri
dari gudang penyimpanan, gudang pemanfaatan
batako, bata merah dan paving block, gudang
penyimpanan oli bekas, ruang labour, dan kantor 2
lantai. Rincian luas dan masing-masing layout
bangunan diuraikan di Lampiran 1.
Tahapan-tahapan dalam proses pembangunan fisik
kantor dan mushola kawasan pengelolaan limbah
B3 terpadu, antara lain:
1) Pekerjaan struktur bangunan
2) Pekerjaan arsitektur
3) Pekerjaan penggalian pit

7
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

3. Pengelolaan limbah konstruksi


Selama kegiatan konstruksi diperkirakan akan
menghasilkan limbah seperti limbah kayu bekisting,
plastik, potongan besi tulangan, potongan kaca,
potongan keramik, gipsum, pecahan bata, beton dan
genteng. Limbah konstruksi tersebut apabila masih
layak pakai seperti kayu bekisting dan paku akan
digunakan kembali. Limbah seperti potongan besi,
kaca, keramik, gipsum dan paku yang tidak
digunakan dapat dijual ke penampung. Sedangkan
limbah seperti pecahan bata, beton, genteng dapat
digunakan sebagai bahan urugan. Limbah lainnya
seperti kayu atau papan, plastik, sisa semen dan cat
dapat pula diberikan kepada masyarakat untuk
dimanfaatkan.
Selain limbah padat, kegiatan konstruksi juga
diperkirakan menghasilkan limbah B3 seperti bola
lampu bekas, oli bekas, kemasan oli, kemasan
cairan pembersih, dan sebagainya. Limbah B3
tersebut selanjutnya akan diserahkan ke
penampung/pengelola limbah B3 yang telah
memiliki izin dari instansi terkait.
4. Kesehatan dan keselamatan kerja pada konstruksi
bangunan
Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu sektor
yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup
tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja
pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang
berhubungan dengan karakteristik proyek
konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang
berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca,
waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan
menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak
menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih.
Untuk meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan
kerja tersebut, dibutuhkan sebuah sistem yang
terintegrasi yang disebut dengan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

8
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

5. Instalasi mekanikal elektrikal dan fasilitas


pendukung
1) Instalasi mekanikal elektrikal
Pekerjaan ini adalah pekerjaan penyambungan
dari instalasi yang sudah terpasang sebelumnya.
Instalasi yang akan dipasangkan yaitu jaringan
listrik, air bersih, penyalur petir, instalasi
pemadam kebakaran dan jaringan pipa saluran
pembuangan (sanitasi).
2) Pos keamanan
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban di
dalam lokasi kegiatan maka diperlukan security.
Selain itu, juga agar lalu lintas keluar masuk
area kegiatan tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas di Kawasan Pengelolaan Limbah B3
Terpadu.
3) Penghijauan lingkungan
Penghijauan area kegiatan dilakukan dengan
menanam pohon di sepanjang pagar kawasan.
Penanaman tanaman dimaksudkan sebagai
peredam kebisingan yang bersumber dari
aktifitas jalan raya, mengurangi polusi debu
sekaligus sebagai kontrol terhadap suhu mikro
kawasan. Tanaman yang ditanam berupa pohon
tajuk lebar, gelondongan tiang, bambu pagar,
angsana, mangga, dan lain-lain.
Luas area yang dihijaukan/Ruang Terbuka Hijau
(RTH) direncanakan seluas 5.346,41 m2. Ruang
terbuka hijau masih dapat ditingkatkan dengan
pembangunan taman-taman mini atau
menggunakan pot-pot tanaman yang diletakkan
pada bagian sisi fasilitas yang masih dapat
dimanfaatkan.
4) Lahan parkir
Lahan parkir di area kegiatan yang direncanakan
adalah seluas 3.984 m2. Parkir yang tersedia
untuk mobil adalah sebanyak 95 Satuan Ruang
Parkir (SRP) dan untuk sepeda motor sebanyak
146 SRP. Area parkir bertujuan agar karyawan,

9
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

tamu dan mobil pengangkut dapat menempatkan


kendaraan dengan baik dan rapi demi
kenyamanan pemilik kendaraan. Rincian luas
area dan jumlah ruang parkir yang direncanakan
diuraikan di Lampiran 1.
5) Rambu-rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan diperlukan untuk
keamanan dan ketertiban para karyawan dan
tamu. Rambu-rambu yang digunakan antara lain
dilarang merokok, dilarang menyalakan api,
dilarang membuang sampah sembarangan,
plang tanda menjaga kebersihan, tanda
mengurangi kecepatan, tanda masuk, tanda
keluar, tanda area parkir roda 2 dan roda 4,
tanda dilarang masuk, penunjuk arah dan
tempat, tempat berbahaya dan lain sebagainya.
6) Instalasi alat proteksi kebakaran
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
kebakaran, perlu disediakan peralatan untuk
proteksi kebakaran. Sistem keamanan kebakaran
yang digunakan yaitu system springkler dan
hydrant box. Instalasi pipa springkler berfungsi
untuk mengatasi kebakaran secara otomatis di
setiap ruangan melalui head springkler dan pipa
springkler di pasang di setiap lantai (dalam
plafon), sehingga bila terjadi kebakaran maka
panas api dari titik kebakaran akan memecahkan
head springkler. Sistem hydrant box merupakan
sebuah alat penghubung untuk bantuan darurat
saat terjadi kebakaran yang menempel di
dinding dan dilengkapi alarm bel.

III. Tahap Operasi

III.1 Rekrutmen Tenaga Kerja Operasional

Hubungan kerja Pekerja Kontrak Waktu Tertentu


(PKWT) dan Pekerja Kontrak Waktu Tidak Tertentu
(PKWTT) dan pekerjaan yang diborongkan atau

10
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

outsourcing akan disesuaikan dengan UU No. 13 Tahun


2003 tentang Ketenagakerjaan dan Permenaker No. 39
Tahun 2016 tentang Penempatan Tenaga Kerja.
Rekrutmen tenaga kerja pada tahap operasi yang
terserap diperkirakan sebanyak 52 orang dirincikan
pada Lampiran 1.

III.2 Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah B3

Pada tahap pengumpulan limbah B3, fasilitas yang akan


dibangun untuk menampung dan mengumpulkan
limbah B3 dari kegiatan pengumpulan limbah yang
dilakukan oleh penghasil limbah B3. Selanjutnya akan
dikirim ke fasilitas pemanfaatan dan pengelolaan akhir
sesuai dengan karakteristik limbah tersebut dan
perizinan. Syarat-syarat pengumpulan dan penyimpanan
limbah B3 mengacu kepada PP Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dan Keputusan Kepala Bapedal Nomor 1
Tahun 1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang diuraikan di Lampiran 1.

III.3 Pemanfaatan Limbah B3 untuk Pembuatan Bahan


Bakar dan Turunannya

Pada pembuatan bahan bakar dan turunannya


berkomposisi limbah B3 yang terdiri dari oli bekas,
residu minyak, minyak kotor dan sludge oil yang akan
diambil dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
bahan baku tersebut. Bahan baku tersebut akan dilihat
kriteria atau spesifikasi kadar air dan pengotor
(impurity) endapan tersebut tidak boleh lebih dari 5%.
Kapasitaas yang direncanakan adalah sebesar 100
ton/hari. Tahapan proses dan flow diagram pembuatan
bahan bakar dan turunannya secara detail diuraikan
pada Lampiran 1.

11
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

III.4 Pemanfaatan Limbah B3 untuk Pembuatan Batako,


Bata Merah, Paving Block, dan Base Jalan

A. Produk Batako, Bata Merah dan Paving Block


Pemanfaatan limbah B3 menjadi batako dan bata
merah pada umumnya melalui beberapa proses
pengolahan, mulai dari proses feeding, grinding,
mixing, forming, cutting, drying, preheating,
firing dan cooling. Masing-masing proses tersebut
dijelaskan pada Lampiran 1.
Komposisi bahan yang digunakan dalam
pembuatan bata merah adalah sebagai berikut:
(i) Bahan baku terdiri dari bleaching earth, spent
earth (tanah terkontaminasi limbah B3 dari
kegiatan pengolahan pabrik sawit dan
turunannya). Tanah terkontaminasi limbah B3
dari industri migas. Kapasitas pabrik bata merah
ini adalah sekitar 400.000 bata/hari. Pabrik ini
didirikan di atas lahan berukuran 200 x 100 m.
(ii) Bata merah yang dihasilkan berukuran (5 x 10 x
20) cm atau sesuai dengan kebutuhan pesanan.
Bata merah yang dicetak melalui serangkaian
proses, salah satunya dengan proses pemanasan di
dalam kiln dengan bantuan troll. Satu troll
diketahui dapat menampung sebanyak 1.000 bata
merah (1 kg bata merah = 8 bata merah).
Prinsip proses pembuatan paving block hampir sama
dengan proses pembuatan bata merah yaitu
memanfaatkan limbah fly ash, bottom ash, dust
grinding, carbite, dan foundry sand melalui proses
pencampuran dalam mesin mixer, pencetakan bahan
yang sudah homogen dengan mesin cetak dan
pengeringan. Proses pembuatan paving block diuraikan
di Lampiran 1.

B. Produk Base Jalan


Limbah B3 yang digunakan untuk pembuatan base jalan
adalah tanah yang terkontaminasi minyak. Pengolahan
ini dilakukan dengan metode homogenisasi dengan

12
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

menambahkan kapur dan kemudian dikeringkan.


Produk akan digunakan sebgai lapisan dasar dalam
pembangungan jalan.

III.5 Pemanfaatan Limbah B3 untuk Pembuatan Low


Grade Paper

Limbah sludge IPAL dari industri kertas masih


mengandung serat selulosa, sehingga dibutuhkan
perlakuan terlebih dahulu. Serat selulosa dapat diproses
menjadi produk kertas yang berkualitas rendah yang
pada umumnya kertas pembungkus/kemasan dengan
kapasitas produksi yang dihasilkan sebesar 100 ton/hari.
Proses pengolahan, mulai dari proses bahan baku,
pencampuan, proses pembentukan, pengepresan,
pengeringan dan pengemasan. Tahapan proses produksi
dan flow diagram untuk low grade paper diuraikan di
Lampiran 1.

III.6 Pemanfaatan Limbah B3 untuk Pembuatan Base


Oil dan Minyak Kotor

Rencana produksi untuk pembuatan base oil adalah


sebesar 20 ton/hari. Bahan bahan baku limbah B3 yang
digunakan berupa minyak pelumas bekas dan oli mesin
bekas (berasal dari mesin hidraulik, mesin gear,
lubrikasi, insulasi, separator). Proses pembuatan base
oil terdiri dari produk setengah jadi dan produk jadi.
Tahapan proses produksi dan flow diagram untuk
produk base oil diuraikan di Lampiran 1.

III.7 Pengolahan Limbah B3 dengan Incinerator

Incinerator adalah tungku pembakaran untuk mengolah


limbah padat yang mengonversi materi padat (sampah)
menjadi materi gas dan debu (bottom ash dan fly ash).
Proses incinerator dapat mengurangi berat sampah
hingga 70 – 80% atau mengurangi volume 85 – 95%.
Bila pembakaran sempurna, limbah dapat terurai dari
senyawa organik menjadi senyawa sederhana seperti

13
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

CO2 dan H2O.

Limbah-limbah diolah umumnya adalah limbah yang


tidak dapat dimanfaatkan kembali seperti limbah
infeksius, majun/rags, kemasan/material bekas yang
terkontaminasi limbah B3 lainnya sesuai dengan
spesifikasi incinerator dan perizinan yang diberikan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).

Kapasitas pengolahan sebesar 4 ton/jam dengan jenis


tungku incinerator static dan sistem batch. Prosedur
pengoperasian pengolahan terdiri dari:
1. Penyiapan limbah
2. Penerima limbah
3. Penyuplai limbah
4. Pembakaran limbah
5. Penanganan residu
6. Pengendalian pencemaran udara
Secara detail diuraikan di Lampiran 1.

III.8 Perawatan dan Utilitas

Pada kegiatan operasi membutuhkan listrik dan air


untuk proses produksi dan kebutuhan lainnya. Perkiraan
jumlah kebutuhan air bersih berdasarkan pada Kriteria
Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996). Total
penggunaan air pada kegiatan ini sebesar 137,475
m3/hari menggunakan sumur bor 2 (dua) unit. Rincian
perhitungan jumlah kebutuhan air bersih yang
dihasilkan disajikan pada Lampiran 1. Kebutuhan listrik
tersebut akan dipenuhi dari PT. PLN dan sebagai
sumber listrik cadangan disediakan pula 2 (dua) buah
genset dengan daya 2 x 150 kVA dan ruang genset
seluas 72 m2.

14
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

IV. Tahap Pasca Operasi

IV.1 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Dengan asumsi izin tidak diperpanjang lagi atau hal lain


yang menyebabkan kegiatan ini tidak dapat beroperasi
lagi, maka tenaga kerja yang bekerja di pengelolaan
limbah B3 terpadu harus diberhentikan. Kegiatan PHK
ini akan berdampak terhadap kesempatan kerja,
pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat.
Namun, untuk meminimalisir dampak negatif tersebut,
PHK dilakukan secara bertahap dan pemberitahuan
terlebih dahulu sebelum dilakukan PHK.

IV.2 Pembongkaran Kawasan Pengolahan Limbah B3

Apabila suatu saat pengelolaan limbah B3 terpadu ini


harus ditutup atau karena kondisi bangunan sudah tidak
layak untuk difungsikan lagi sehingga dilakukan
pembongkaran terhadap sarana dan prasarana yang telah
dibangun. Kegiatan pembongkaran dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku pada waktu itu nantinya.
A.5. Lokasi Rencana : Jalan K.H. Ahmad Dahlan, RT 005 RW 001, Kelurahan
Kegiatan dan Minas Jaya, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak,
Keterkaitannya dengan Provinsi Riau.
Lokasi Khusus Di sekitar lokasi rencana kegiatan terdapat kegiatan-
kegiatan yang diprakirakan juga turut terkena dampak
dan juga dapat pula menjadi stimulan terjadinya
akumulasi dampak terhadap lingkungan. Kegiatan-
kegiatan yang ada di sekitar rencana kegiatan antara lain
adanya kegiatan pemukiman masyarakat, sekolah (SMP
Negeri 3), perkebunan sawit, perkebunan karet, rumah
makan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),
peternakan kambing masyarakat dan lain-lain.
A.6. Hasil Pelibatan : 1. Masyarakat mengharapkan pemrakarsa akan
Masyarakat memprioritaskan tenaga kerja lokal baik pada tahap
konstruksi maupun tahap operasi,
2. Masyarakat mengharapkan dapat terbuka peluang
berusaha dari rencana kegiatan,
3. Masyarakat khawatir rencana kegiatan menimbulkan

15
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

dampak negatif terutama dampak dari emisi udara


dan pencemaran air sehingga diharapkan pemrakarsa
dapat menggunakan teknologi yang dapat
mengurangi dampak tersebut,
4. Masyarakat mengharapkan pemrakarsa dapat
membantu masyarakat setempat dalam kegiatan-
kegiatan keagamaan maupun nasional,
5. Masyarakat mengharapkan pemrakarsa memberikan
bantuan melalui program Corporate Social
Responsibility (CSR),
6. Pemrakarsa mengumumkan rencana pembangunan
melalui media massa telah dilakukan melalui Koran
Riau Pos pada tanggal 23 September 2019.
Konsultasi publik yang telah dilakukan pada tanggal
25 September 2019 yang bertempat di Kantor Camat
Minas.

16
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

B. PELINGKUPAN
Pengelolaan Pelingkupan Batas Waktu
Rencana Lingkungan
Kajian
Kegiatan yang yang Sudah Komponen
Dampak (sampaikan
Berpotensi Direncanakan Lingkungan Wilayah
No Dampak Penting pula
Menimbulkan Sejak Awal Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi
Potensial Hipotetik justifikasi
Dampak Sebagai Bagian Dampak
(DPH) penentuanny
Lingkungan dari Rencana
a)
Kegiatan
B.1. Tahap Prakonstruksi
1 Pengurusan Akan menenuhi Sikap dan Timbulnya Pihak perusahaan akan DTPH - -
Perizinan izin-izin yang persepsi sikap dan memenuhi izin-izin yang tetapi akan
berlaku di masyarakat persepsi berlaku di Kabupaten Siak, dikelola
Kabupaten Siak, masyarakat Provinsi Riau dan Pusat. Pada
Provinsi Riau kegiatan ini, masyarakat yakin
dan Pusat bahwa perusahaan akan mampu
memenuhi surat perizinan yang
diperlukan sehingga tidak
menimbulkan kekhawatiran
masyarakat.
2 Sosialisasi Berkoordinasi Sikap dan Timbulnya Pihak perusahaan melakukan DPH Kelurahan Selama 1
Kegiatan dengan aparat Persepsi sikap dan konsultasi dengan masyarakat Minas tahun
desa dan Masyarakat persepsi terkait dengan rencana kegiatan Jaya
kecamatan, serta masyarakat dan dampak-dampak yang
tokoh-tokoh ditimbulkannya. Kegiatan
masyarakat masyarakat sekitar merasa
khawatir terhadap dampak yang
mungkin ditimbulkan dari
rencana kegiatan khususnya
dampak penurunan kualitas
udara dan air yang dapat

17
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

mengganggu kesehatan
masyarakat.
B.2. Tahap Konstruksi
1 Penerimaan - Mengacu UU Kesempatan Terbukanya Tenaga kerja yang dibutuhkan DPH Kelurahan Selama masa
Tenaga Kerja No. 13 Tahun kerja kesempatan pada tahap konstruksi sebanyak Minas konstruksi
Konstruksi 2003 tentang kerja 42 orang. Dari hasil konsultasi Jaya berlangsung
Ketenagakerja publik, masyarakat
an mengharapkan dapat diterima
- Permenaker bekerja di perusahaan dan
No. 39 Tahun mengingat diperlukan
2016 tentang kerjasama dengan masyarakat
Penempatan sekitar untuk keberlangsungan
Tenaga Kerja kegiatan ini, maka kegiatan ini
- Berkoordinasi menjadi dampak penting
dengan aparat hipotetik (DPH).
kelurahan
2 Penerimaan Mengacu Pendapatan Peningkatan Terbukanya kesempatan kerja DPH Kelurahan Selama masa
Tenaga Kerja standar upah masyarakat pendapatan dan peluang berusaha selama Minas konstruksi
Konstruksi minimum tahap konstruksi, maka Jaya berlangsung
Pemerintah pendapatan masyarakat di
Daerah sekitar lokasi kegiatan juga
akan meningkat seperti jasa
konstruksi, kontraktor, supplier,
dan pedagang kecil.
3 Penerimaan Tidak ada Persepsi Timbulnya Timbulnya kesempatan kerja DTPH - -
Tenaga Kerja masyarakat persepsi dan peluang berusaha terhadap tetapi akan
Konstruksi masyarakat masyarakat sekitar sehingga dikelola
(harapan menimbulkan harapan untuk
masyarakat) diterima sebagai pekerja.
4 Mobilisasi Menggunakan Kualitas Penurunan Dampak terhadap kualitas udara DPH Pemukim Selama 1
Peralatan dan kendaraan yang udara kualitas udara dari kegiatan mobilisasi an pada tahun masa
Material layak dan telah peralatan dan material bersifat sisi kiri konstruksi

18
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

lulus uji emisi sementara (hanya pada saat kanan berlangsung


dan melakukan masa konstruksi berlangsung) Jalan
penyiraman dan alat berat yang digunakan Raya
terhadap jalan berupa bulldozer, excavator, Lintas
yang dilalui grader, vibro, dan ready mix. Sumatera
Frekuensi mobilisasi peralatan yang
dan material rata-rata 1 – 2 dilalui
kali/hari selama tahap mobilisasi
konstruksi. Kendaraan material
mobilisasi menimbulkan dan
polutan emisi dan debu yang peralatan
berpotensi berpengaruh di
terhadap penurunan kualitas Kelurahan
udara di pemukiman penduduk Minas
pada sisi kiri kanan Jalan Raya Jaya
Lintas Sumatera yang dilalui
oleh mobilisasi peralatan dan
material.
5 Mobilisasi Menggunakan Kebisingan Peningkatan Dampak terhadap kebisingan DPH Pemukim Selama 1
Peralatan dan kendaraan yang kebisingan diperkirakan tidak terjadi an pada tahun masa
Material layak dan telah signifikan. Kegiatan ini sisi kiri konstruksi
lulus uji emisi dilakukan saat siang hari dan kanan berlangsung
melibatkan alat berat berupa Jalan
bulldozer, excavator, grader, Raya
vibro, ready mix dan masing- Lintas
masing hanya terdiri dari 1 unit. Sumatera
Frekuensi mobilisasi peralatan yang
dan material rata-rata 1 – 2 dilalui
kali/hari selama tahap mobilisasi
konstruksi. Kendaraan material
mobilisasi menimbulkan dan
kebisingan yang berpotensi peralatan

19
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

berpengaruh terhadap di
peningkatan kebisingan di Kelurahan
pemukiman penduduk pada sisi Minas
kiri kanan Jalan Raya Lintas Jaya
Sumatera yang dilalui oleh
mobilisasi peralatan dan
material.
6 Pembersihan Menggunakan Kebisingan Peningkatan Dampak terhadap kebisingan DTPH - -
dan peralatan yang kebisingan akan meningkat akibat tetapi akan
Pematangan tingkat pengoperasian alat berat dikelola
Lahan kebisingan (bulldozer, dan lain-lain).
rendah Kegiatan ini tidak menjadi DPH
karena pembersihan dan
pematangan lahan dilakukan
pada siang hari dan alat berat
yang digunakan hanya sedikit
serta jarak dengan pemukiman
±1,5 Km. Dengan demikian,
diperkirakan kebisingan tidak
mengganggu kegiatan
masyarakat.
7 Pembersihan Menggunakan Kualitas Penurunan Penurunan kualitas udara DTPH - -
dan peralatan yang udara kualitas udara (terutama debu) akibat tetapi akan
Pematangan telah lulus uji pengeporasian alat berat dikelola
Lahan emisi (bulldozer dan lain-lain).
Kegiatan ini tidak menjadi DPH
karena pembersihan dan
pematangan lahan dilakukan
pada siang hari dan alat berat
yang digunakan hanya sedikit
serta jarak dengan pemukiman
±1,5 Km. Dengan demikian,

20
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

diperkirakan debu tidak


mengganggu kegiatan
masyarakat (tidak melebihi
baku mutu).
8 Pembersihan Tidak ada Kualitas air Terjadinya Dampak dari air limpasan DTPH Lokasi Selama masa
dan permukaan air limpasan disebabkan adanya perubahan tetapi akan kegiatan konstruksi
Pematangan (run off) penggunaan lahan dan dikelola berlangsung
Lahan menyebabkan banjir/genangan.
Kegiatan ini berlangsung hanya
sementara (3 minggu) dan air
limpasan (run off) terjadi hanya
pada saat hujan.
9 Pembersihan Tidak ada Flora darat Tergangguny Area kegiatan saat ini terdapat DPH Lokasi Selama masa
dan dan fauna a flora dan tanaman sawit tua berumur ±15 kegiatan konstruksi
Pematangan darat fauna darat tahun dan semak-semak belukar berlangsung
Lahan di sekitar lokasi kegiatan. Oleh
karena itu, dampak dari
pembersihan dan pematangan
lahan ini akan berdampak
terganggunya flora dan fauna.
10 Pembersihan Tidak ada Potensi Terjadinya Lahan kegiatan saat ini terdapat DPH Lokasi Selama masa
dan kebencanaan genangan air tanaman sawit tua berumur ±15 kegiatan konstruksi
Pematangan (longsor dan dan longsor tahun dan semak-semak belukar berlangsung
Lahan banjir) di sekitar lokasi kegiatan.
Proses pembersihan lahan
menggunakan metode cut and
fill yang bertujuan agar
menjadikan permukaan tanah
lebih rata sehingga
memudahkan pekerjaan
pembangunan limbah B3. Oleh
karena itu, dampak dari

21
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

pembersihan dan pematangan


lahan ini akan berdampak
terjadinya genangan air (banjir)
dan longsor.
11 Pembangunan Pembangunan Kualitas air Penurunan Kegiatan pembangunan DTPH - -
Temporary mempertimbang permukaan kualitas air temporary camp pekerja, tetapi akan
Camp Pekerja, kan kondisi permukaan gudang, pagar bersifat dikelola
Gudang dan sanitasi sementara (±7 bulan). Pekerja
Pagar lingkungan yang menetap di temporary
sekitar dan camp hanya 15 orang dan
pekerja yang sebagian pekerja akan pulang
menempati ke rumah masing-masing,
camp menjaga sehingga diperkirakan tidak
dan mematuhi menimbulkan dampak
norma yang signifikan terhadap kualitas air
berlaku di permukaan.
masyarakat
12 Pembangunan Pembangunan Sikap dan Perubahan Kegiatan pembangunan DTPH - -
Temporary mempertimbang persepsi sikap dan temporary camp pekerja, tetapi akan
Camp Pekerja, kan kondisi masyarakat persepsi gudang dan pagar berlangsung dikelola
Gudang dan sanitasi masyarakat dalam waktu singkat dan
Pagar lingkungan bangunan bersifat sementa ra
sekitar dan (±7 bulan). Pekerja yang
pekerja yang menetap di temporary camp
menempati hanya 15 orang dan sebagian
camp menjaga pekerja akan pulang ke rumah
dan mematuhi masing-masing. Selain itu,
norma yang semua pekerja wajib melapor di
berlaku di aparat kelurahan dan
masyarakat pemrakarsa sudah memiliki
komitmen terhadap masyarakat
setempat bahwa pekerja harus

22
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

menjaga dan mematuhi norma


yang berlaku di masyarakat.
Oleh karena itu, kegiatan ini
tidak menimbulkan dampak
terhadap masyarakat sekitar.
13 Pembangunan Menggunakan Kebisingan Peningkatan Kegiatan ini berpotensi DTPH - -
Fasilitas peralatan yang kebisingan terhadap peningkatan tetapi akan
Pengolahan dan tingkat kebisingan (mesin las, genset, dikelola
Pemanfaatan kebisingan dan lain-lain). Pembangunan
Limbah B3 rendah fasilitas dan pengolahan limbah
B3 diperkirakan hanya
sementara. Lokasi kegiatan ke
pemukiman berjarak sekitar
±1,5 Km dan alat yang
digunakan tidak terlalu banyak.
Oleh karena itu, diperkirakan
tidak menjadi DPH.
14 Pembangunan Menggunakan Kualitas Penurunan Kegiatan ini berpotensi DTPH - -
Fasilitas peralatan yang udara kualitas udara terhadap penurunan kualitas tetapi akan
Pengolahan dan telah lulus uji udara (genset dan debu). dikelola
Pemanfaatan emisi Pembangunan fasilitas dan
Limbah B3 pengolahan limbah B3
Terpadu diperkirakan hanya sementara.
Lokasi kegiatan ke pemukiman
berjarak sekitar ±1,5 Km dan
alat yang digunakan tidak
terlalu banyak. Oleh karena itu,
diperkirakan tidak menjadi
DPH tetapi akan dikelola.
15 Pembangunan Tidak ada Kualitas air Penurunan Kegiatan ini berpotensi DTPH - -
Fasilitas permukaan kualitas air terhadap penurunan kualitas air tetapi akan
Pengolahan dan permukaan permukaan. Pembangunan dikelola

23
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Pemanfaatan fasilitas dan pengolahan limbah


Limbah B3 B3 terpadu diperkirakan hanya
Terpadu sementara. Lokasi kegiatan ke
pemukiman berjarak ±1,5 Km
dan alat yang digunakan tidak
terlalu banyak. Oleh karena itu,
diperkirakan tidak menjadi
DPH.
16 Pembangunan Pekerja wajib Kesehatan Penurunan Kegiatan ini berpotensi DTPH - -
Fasilitas menggunakan masyarakat kesehatan terhadap penurunan kesehatan tetapi akan
Pengolahan dan APD yang masyarakat masyarakat. Pembangunan dikelola
Pemanfaatan memadai, setiap fasilitas dan pengolahan limbah
Limbah B3 pekerjaan dan B3 diperkirakan hanya
Terpadu penggunaan alat sementara. Lokasi kegiatan ke
dilakukan sesuai pemukiman berjarak sekitar
dengan SOP dan ±1,5 Km dan alat yang
panduan teknis. digunakan tidak terlalu banyak.
Peralatan yang digunakan
sesuai dengan SOP dan
panduan teknis. Oleh karena
itu, diperkirakan tidak menjadi
DPH tetapi dikelola.
B.3. Tahap Operasi
1 Penerimaan - Mengacu UU Kesempatan Terbukanya Tenaga kerja yang dibutuhkan DPH Kelurahan Selama masa
tenaga kerja No. 13 Tahun kerja kesempatan pada tahap operasi sebanyak 52 Minas operasi
operasional 2003 tentang kerja orang diprakirakan memberikan Jaya berlangsung
Ketenagakerja dampak pada peningkatan
an. kesempatan kerja bagi
- Permenaker penduduk di sekitar lokasi
No. 39 Tahun kegiatan. Dalam penerimaan
2016 tentang tenaga kerja diusahakan
Penempatan mengutamakan penduduk

24
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Tenaga Kerja sekitar selama masih memenuhi


- Berkoordinasi kualifikasi/persyaratan yang
dengan aparat ditetapkan perusahaan. Dari
kelurahan hasil konsultasi publik,
masyarakat mengharapkan
dapat diterima bekerja di
perusahaan dan mengingat
diperlukan kerjasama dengan
masyarakat sekitar untuk
keberlangsungan kegiatan ini.
Perbandingan persentase untuk
tenaga kerja lokal dan non lokal
yang direncanakan sebesar 60%
dan 40%.
2 Penerimaan Mengacu Pendapatan Peningkatan Terbukanya kesempatan kerja DPH Kelurahan Selama masa
tenaga kerja standar upah masyarakat pendapatan dan peluang berusaha selama Minas operasi
operasional minimum masyarakat tahap operasi, maka akan Jaya berlangsung
Pemerintah meningkatkan pendapatan
Daerah masyarakat sekitar lokasi
kegiatan seperti jasa konstruksi,
kontraktor maupun supplier.
Oleh karena itu, kegiatan ini
akan memberikan dampak
turunan terhadap meningkatnya
pendapatan masyarakat dan
menjadi dampak penting
hipotetik.
3 Penerimaan Tidak ada Persepsi Timbulnya Timbulnya harapan masyarakat DTPH - -
tenaga kerja masyarakat persepsi untuk diterima sebagai pekerja tetapi akan
operasional masyarakat sehingga menimbulkan persepsi dikelola
(harapan positif. Dampak ini merupakan
masyarakat) dampak sekunder yang sudah

25
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

dilakukan pengelolaan pada


dampak primer (kesempatan
kerja). Oleh karena itu,
timbulnya harapan masyarakat
tidak menjadi DPH tetapi akan
dikelola.
4 Pengangkutan Mengoperasikan Kualitas Penurunan Pada kegiatan ini akan DPH Pemukim Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana udara kualitas udara berdampak terhadap penurunan an pada operasi
sesuai dengan kualitas udara yang berasal dari sisi kiri berlangsung
SOP emisi kendaraan dan debu. kanan
Pengendara harus mengikuti Jalan
prosedur kecepatan yaitu Raya
maksimal 40 km/jam dan Lintas
frekuensi mobil pengangkut Sumatera
limbah B3 dibatasi jumlahnya yang
(hanya 3 – 6 trip) dalam satu dilalui
hari. Kendaraan pengangkutan pengang
limbah B3 menimbulkan kutan
polutan emisi dan debu yang Limbah
berpotensi berpengaruh B3 di
terhadap penurunan kualitas Kelurahan
udara di pemukiman penduduk Minas
pada sisi kiri kanan Jalan Raya Jaya
Lintas Sumatera yang dilalui
mobilisasi peralatan dan
material.
5 Pengangkutan Mengoperasikan Kebisingan Peningkatan Limbah B3 yang diangkut akan DPH Pemukim Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana kebisingan menimbulkan dampak terhadap an pada operasi
sesuai dengan meningkatnya kebisingan sisi kiri berlangsung
SOP kendaraan. Pengelolaan kanan
lingkungan telah direncanakan Jalan
dari awal, seperti pengendara Raya

26
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

harus mengikuti prosedur Lintas


kecepatan yaitu maksimal 40 Sumatera
km/jam dan frekuensi mobil yang
pengangkut limbah B3 dibatasi dilalui
jumlahnya (hanya 3 – 6 trip) pengang
dalam satu hari. Kendaraan kutan
pengangkutan limbah B3 Limbah
menimbulkan kebisingan yang B3 di
berpotensi terhadap Kelurahan
peningkatan kebisingan di Minas
pemukiman penduduk pada sisi Jaya
kiri kanan Jalan Raya Lintas
Sumatera yang dilalui
mobilisasi peralatan dan
material.
6 Pengangkutan Mengoperasikan Kebauan Gangguan Dampak proses pengangkutan DPH Pemukim Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana bau limbah B3 menimbulkan an pada operasi
sesuai dengan gangguan bau, antara lain sisi kiri berlangsung
SOP limbah laboratorium, sludge kanan
minyak, dan lain-lain). Jalan
Pengangkutan melalui sisi jalan Raya
yang terdapat pemukiman. Dari Lintas
hasil konsultasi publik, Sumatera
masyarakat khawatir dengan yang
bau dari limbah B3. Limbah B3 dilalui
yang diangkut akan dimasukkan pengang
dan dikemas menggunakan kutan
berbagai kemasan yang Limbah
disesuaikan dengan sifat fisik B3 di
limbah (cair, padat dan sludge) Kelurahan
dalam kondisi tertutup dan Minas
mobil yang digunakan sesuai Jaya

27
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

dengan standar yang telah


ditetapkan oleh pemerintah.
Namun demikian, ada potensi
gangguan bau pada pemukiman
penduduk pada sisi kiri kanan
Jalan Raya Lintas Sumatera
yang dilalui pengangkutan
limbah B3.
7 Pengangkutan Mengoperasikan Persepsi Timbulnya Pengangkutan melalui sisi jalan DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat persepsi yang terdapat pemukiman akan tetapi akan
sesuai dengan masyarakat menimbulkan kekhawatiran dikelola
SOP (timbulnya masyarakat terhadap kerusakan dan
kekhawatiran jalan yang dilalui oleh dump dipantau
masyarakat) truck. Frekuensi mobil
pengangkut limbah B3 dibatasi
jumlahnya (hanya 3 – 6 trip)
dalam satu hari dan pengendara
harus mengikuti prosedur
kecepatan yaitu maksimal 40
km/jam. Dengan demikian,
pengangkutan limbah B3
diperkirakan tidak
menimbulkan kerusakan jalan.
8 Pengangkutan Mengoperasikan Kesehatan Tergangguny Gangguan kesehatan DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat a kesehatan masyarakat akibat penurunan tetapi akan
sesuai dengan masyarakat kualitas udara diperkirakan dikelola
SOP kecil. Frekuensi mobil dan
pengangkut dibatasi jumlahnya dipantau
(hanya 3 – 6 trip) dalam satu
hari dan pengendara harus
mengikuti prosedur kecepatan
yaitu maksimal 40 km/jam.

28
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Serta kendaraan yang


digunakan merupakan
kendaraan yang menjalani
perawatan berkala menyangkut
kelayakan jalan dan emisinya.
Dengan demikian, kegiatan ini
tidak menjadi DPH tetapi akan
dikelola dan dipantau.
9 Pengangkutan Mengacu Lalu lintas Gangguan Peningkatan lalu lintas akibat DTPH - -
Limbah B3 kepada UU lalu lintas pengangkutan limbah B3 tetapi akan
Republik diperkirakan kecil. Frekuensi dikelola
Indonesia No. mobil pengangkut dibatasi dan
22 Tahun 2009 jumlahnya (hanya 3 – 6 trip) dipantau
tentang Lalu dalam satu hari dan pengendara
Lintas dan harus mengikuti prosedur
Angkutan Jalan kecepatan yaitu maksimal 40
km/jam. Dengan demikian,
kegiatan ini tidak menjadi DPH
tetapi akan dikelola dan
dipantau.
10 Pengumpulan - Mengacu Kualitas Penurunan Dampak terhadap penurunan DTPH - -
dan kepada PP No. udara kualitas udara kualitas udara diperkirakan tetapi akan
Penyimpanan 101 Tahun berasal dari emisi kendaraan dikelola
Limbah B3 2014 tentang dan debu. Frekuensi mobil dan
Pengelolaan pengangkut dibatasi jumlahnya dipantau
Limbah Bahan (hanya 3 – 6 trip) dalam satu
Berbahaya hari dan kendaraan yang
dan Beracun digunakan merupakan
(B3). kendaraan yang menjalani
- Mengacu perawatan berkala menyangkut
kepada KepKa kelayakan jalan dan emisinya,
Bapedal No. 1 sehingga bahan baku

29
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Tahun 1995 pengolahan limbah B3 yang


Tentang Tata dikumpulkan dan disimpan juga
Cara dan dibatasi sesuai dengan kapasitas
Persyaratan TPS. Lokasi pengumpulan dan
Teknis penyimpanan limbah B3 jauh
Penyimpanan berjarak ± 1,5 Km dari
dan pemukiman. Dengan demikian,
Pengumpulan diperkirakan tidak menjadi
Limbah Bahan DPH tetapi akan dikelola dan
Berbahaya dipantau.
dan Beracun
(B3)
11 Pengumpulan - Mengacu Kebauan Gangguan Proses pengumpulan dan DPH Pemukim Selama masa
dan kepada PP No. bau penyimpanan limbah B3 akan an pada operasi
Penyimpanan 101 Tahun menimbulkan gangguan bau, sisi kiri berlangsung
Limbah B3 2014 tentang antara lain limbah laboratorium, kanan
Pengelolaan sludge minyak, pelarut bekas, Jalan
Limbah Bahan oli bekas, sludge IPAL dan Raya
Berbahaya lain-lain). Pengelolaan Lintas
dan Beracun lingkungan telah direncanakan Sumatera
(B3). dari awal yaitu limbah B3 akan yang
- Mengacu dikumpulkan pada masing- dilalui
kepada KepKa masing Tempat Penyimpanan pengang
Bapedal No. 1 Sementara (TPS) sebelum kutan
Tahun 1995 diolah dan bangunan Limbah
Tentang Tata penyimpanannya akan B3 di
Cara dan dilengkapi dengan sirkulasi Kelurahan
Persyaratan udara, cold storage dan lain- Minas
Teknis lain yang mengacu pada aturan Jaya
Penyimpanan berlaku. Lokasi pengumpulan
dan dan penyimpanan limbah B3
Pengumpulan jauh berjarak ± 1,5 Km dari

30
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Limbah Bahan pemukiman. Namun, dari hasil


Berbahaya konsultasi publik, masyarakat
dan Beracun khawatir terhadap bau dan akan
(B3) beroperasi lama maka kegiatan
ini menjadi DPH.
12 Pengumpulan - Mengacu Persepsi Timbulnya Timbulnya persepsi masyarakat DTPH - -
dan kepada PP No. masyarakat persepsi yaitu kekhawatiran masyarakat tetapi akan
Penyimpanan 101 Tahun masyarakat terhadap pengumpulan dan dikelola
Limbah B3 2014 tentang penyimpanan limbah B3. dan
Pengelolaan Pengelolaan lingkungan telah dipantau
Limbah Bahan direncanakan dari awal yaitu
Berbahaya limbah B3 akan dikumpulkan
dan Beracun pada masing-masing Tempat
(B3). Penyimpanan Sementara (TPS)
- Mengacu sebelum diolah dan akan
kepada KepKa mengacu kepada tata cara dan
Bapedal No. 1 persyaratan teknis
Tahun 1995 pengumpulan dan penyimpanan
Tentang Tata limbah B3.
Cara dan
Persyaratan
Teknis
Penyimpanan
dan
Pengumpulan
Limbah Bahan
Berbahaya
dan Beracun
(B3)
13 Pengumpulan - Mengacu Kualitas Penurunan Penurunan kualitas tanah dapat DPH Pemukim Selama masa
dan kepada PP No. tanah kualitas tanah ditimbulkan apabila terdapat an pada operasi
Penyimpanan 101 Tahun kebocoran di fasilitas limbah sisi kiri berlangsung

31
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Limbah B3 2014 tentang B3 dan ceceran dari kanan


Pengelolaan pengumpulan dan penyimpanan Jalan
Limbah Bahan limbah B3. Fasilitas Raya
Berbahaya pengumpulan dan Lintas
dan Beracun penyimpanannya lantainya Sumatera
(B3). dicor setebal 25 cm sehingga yang
- Mengacu diperkirakan ceceran tidak dilalui
kepada KepKa merembes ke tanah. Namun pengang
Bapedal No. 1 demikian, kegiatan ini akan kutan
Tahun 1995 tetap menjadi DPH. Limbah
Tentang Tata B3 di
Cara dan Kelurahan
Persyaratan Minas
Teknis Jaya
Penyimpanan
dan
Pengumpulan
Limbah Bahan
Berbahaya
dan Beracun
(B3)
14 Pengumpulan - Mengacu Kesehatan Tergangguny Pengumpulan dan penyimpanan DTPH - -
dan kepada PP No. masyarakat a kesehatan limbah B3 yang tidak dikelola tetapi akan
Penyimpanan 101 Tahun masyarakat dengan baik akan berdampak dikelola
Limbah B3 2014 tentang akibat dari terhadap kualitas udara dan dan
Pengelolaan bau yang gangguan bau, selanjutnya akan dipantau
Limbah Bahan muncul dari berdampak pada
Berbahaya tempat ketidaknyamanan masyarakat.
dan Beracun penyimpanan Oleh karena itu, pengelolaan
(B3). sementara lingkungan telah direncanakan
- Mengacu limbah B3 dari awal yaitu limbah B3 akan
kepada KepKa dikumpulkan pada masing-

32
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Bapedal No. 1 masing Tempat Penyimpanan


Tahun 1995 Sementara (TPS) sebelum
Tentang Tata diolah dan akan mengacu
Cara dan kepada tata cara dan
Persyaratan persyaratan teknis
Teknis pengumpulan dan penyimpanan
Penyimpanan limbah B3.
dan
Pengumpulan
Limbah Bahan
Berbahaya
dan Beracun
(B3)
15 Pemanfaatan Mengoperasikan Kualitas Penurunan Limbah yang digunakan terdiri DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana udara kualitas udara dari oli bekas, residu minyak, tetapi akan
untuk Bahan sesuai dengan minyak kotor dan sludge oil. dikelola
Bakar dan SOP Minyak dari truk tangki dan
Turunannya dipompakan ke dalam bak dipantau
penampungan awal sesuai
dengan spesifikasi limbah yang
diangkut. Kemudian limbah
tersebut dipompakan ke unit
separator untuk memisahkan air
dan minyak. Lokasi
pengumpulan dan penyimpanan
limbah B3 jauh berjarak ± 1,5
Km dari pemukiman. Dengan
demikian, kegiatan ini
diperkirakan tidak berdampak
terhadap penurunan kualitas
udara.

33
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

16 Pemanfaatan Pit dan Kualitas air Penurunan Proses pembuatan bahan bakar DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 pengendapan tanah kualitas air dan turunannya melalui proses lokasi operasi
untuk Bahan minyak dibuat tanah pengendapan di IPAL yang kegiatan berlangsung
Bakar dan dengan coran berada di bawah permukaan
Turunannya beton dan tanah. Konstruksi tersebut
dilapisi dengan dibuat dengan coran beton dan
polimer. dilapisi dengan polimer
sehingga diperkirakan tidak
akan mengalami
kebocoran/keretakan untuk
menghindari adanya rembesan
yang akan mencemari tanah.
Namun demikian, kegiatan ini
akan tetap menjadi DPH,
karena diprakirakan adanya
yang ceceran/merembes ke
tanah, meskipun hanya sedikit.
17 Pemanfaatan Mengoperasikan Kualitas air Penurunan Proses pengolahan limbah B3 DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana permukaan kualitas air menjadi bahan bakar dan lokasi operasi
untuk Bahan sesuai dengan permukaan turunannya akan menghasilkan kegiatan berlangsung
Bakar dan SOP limbah minyak dan air. Air
Turunannya tersebut mengandung minyak.
Limbah cair yang dihasilkan
akan dikelola di IPAL dengan
closed system, dimana hasil
olahannya akan dimanfaatkan
kembali, sehingga tidak ada
limbah cair hasil olahan yang
dialirkan ke badan
perairan/sungai. Namun
demikian, kegiatan ini akan
tetap menjadi DPH.

34
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

18 Pemanfaatan Bak Kuantitas air Penurunan Proses pembuatan bahan bakar DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 penampungan tanah kuantitas air dan turunannya melalui proses lokasi operasi
untuk Bahan dan tanah pengendapan di kolam kegiatan berlangsung
Bakar dan pengendapan penampungan. Konstruksi
Turunannya minyak dibuat tersebut dibuat dengan coran
dengan coran beton dan dilapisi dengan
beton dan polimer sehingga diperkirakan
dilapisi dengan tidak akan mengalami
polimer. kebocoran/keretakan untuk
menghindari adanya rembesan
yang akan mencemari tanah.
Namun demikian, kegiatan ini
akan tetap menjadi DPH,
karena diprakirakan adanya
yang ceceran/merembes ke
tanah, meskipun hanya sedikit.
19 Pemanfaatan Mengacu Kesehatan Tergangguny Pemanfaatan limbah B3 untuk DTPH - -
Limbah B3 kepada masyarakat a kesehatan bahan bakar dan turunannya tetapi akan
untuk Bahan Peraturan masyarakat yang tidak dikelola dengan baik dikelola
Bakar dan Pemerintah RI akan berdampak terhadap dan
Turunannya No. 101 Tahun kualitas air permukaan yang dipantau
2014 Tentang selanjutnya akan berdampak
Pengelolaan pada kesehatan masyarakat.
Limbah Bahan Pengelolaan lingkungan telah
Berbahaya dan direncanakan dari awal seperti
Beracu (B3). mengacu kepada Peraturan
Pemerintah RI tentang
pengelolaan limbah B3.
20 Pemanfaatan Mengoperasikan Persepsi Timbulnya Beberapa masyarakat sekitar DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat persepsi masih ada yang menggunakan tetapi akan
untuk Bahan sesuai dengan masyarakat air sungai untuk mencuci dikelola
Bakar dan SOP (kekhawatira pakaian, sehingga menimbulkan dan

35
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Turunannya n masyarakat kekhawatiran masyarakat dipantau


terhadap terhadap kualitas air
kualitas air permukaan. Perusahaan
permukaan) menerapkan pengelolaan
limbah cair di unit IPAL
dengan closes system, dimana
air hasil olahan akan
dimanfaatkan kembali untuk
proses sehingga tidak ada
limbah cair yang
dialirkan/dibuang ke badan
perairan/sungai. Oleh karena
itu, diperkirakan tidak menjadi
DPH tetapi akan dikelola dan
dipantau.
21 Pemanfaatan Mengoperasikan Kualitas Penurunan Dampak terhadap penurunan DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana udara kualitas udara kualitas udara diperkirakan Lokasi operasi
untuk Batako, sesuai dengan kecil. Proses pembuatan bata Kegiatan berlangsung
Bata Merah, SOP merah pada tahap akhir
Paving Block, menggunakan proses
dan Base Jalan pengeringan produk dengan
temperatur tinggi, namun
proses ini tidak berbahaya bagi
manusia. Sedangkan proses
pembuatan paving block/batako
dan base jalan melalui proses
pencampuran dalam mesin
mixer dan pengeringan di
bawah sinar matahari. Proses
pembuatan bata merah
menggunakan dry tunnel kiln
dengan tinggi cerobong 20 m

36
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

yang dilengkapi dengan


scrubber sehingga gas buang
yang dihasilkan telah
diminimalisir. Namun demikian
penyebaran polutan dari
cerobong tetap berpotensi
menurunkan kualitas udara,
dampak kegiatan ini tetap
menjadi DPH.
22 Pemanfaatan Mengacu Kesehatan Tergangguny Kegiatan pemanfaatan limbah DTPH - -
Limbah B3 kepada masyarakat a kesehatan B3 untuk batako, bata merah, tetapi akan
untuk Batako, Peraturan masyarakat paving block, dan base jalan dikelola
Bata Merah, Pemerintah RI tidak berdampak terhadap dan
Paving Block, No. 101 Tahun kesehatan masyarakat, karena dipantau
dan Base Jalan 2014 Tentang kualitas udara tidak menjadi
Pengelolaan DPH dan pengelolaan limbah
Limbah Bahan B3 mengacu kepada peraturan
Berbahaya dan pemerintah yang berlaku.
Beracu (B3).
23 Pemanfaatan Mengoperasikan Persepsi Timbulnya Timbulnya persepsi masyarakat DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat persepsi yaitu kekhawatiran masyarakat tetapi akan
untuk Batako, sesuai dengan masyarakat terhadap penurunan kualitas dikelola
Bata Merah, SOP (kekhawatira udara. Kualitas udara dan
Paving Block, n masyarakat merupakan bukan dampak dipantau
dan Base Jalan terhadap penting hipotetik dan lokasi
penurunan kegiatan ke pemukiman
kualitas berjarak sekitar ±1,5 Km. Oleh
udara) karena itu, masyarakat tidak
perlu khawatir terhadap
pembuatan bata merah, batako,
paving block, dan base jalan.

37
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

24 Pemanfaatan Mengacu Kesehatan Tergangguny Kegiatan pemanfaatan limbah DTPH - -


Limbah B3 kepada masyarakat a kesehatan B3 untuk low grade paper tidak tetapi akan
untuk Peraturan masyarakat berdampak terhadap kesehatan dikelola
Pembuatan Pemerintah RI masyarakat, karena kualitas dan
Kertas Low No. 101 Tahun udara tidak menjadi DPH dan dipantau
Grade 2014 Tentang pengelolaan limbah B3
Pengelolaan mengacu kepada peraturan
Limbah Bahan pemerintah yang berlaku.
Berbahaya dan
Beracu (B3)
25 Pemanfaatan Mengoperasikan Kualitas Penurunan Pemanfaatan limbah B3 untuk DPH Sekitar Selama 1
Limbah B3 sarana prasarana udara kualitas udara pembuatan low grade paper Lokasi tahun masa
untuk sesuai dengan menggunakan proses Kegiatan pertama
Pembuatan SOP pengeringan lembar kertas operasi
Kertas Low dengan mesin dryer. Mesin berlangsung
Grade dryer adalah campuran minyak
substitusi bahan bakar dan
solar, sehingga udara panas
yang dikeluarkan dialirkan
lewat cerobong yang kemudian
ke cerobong incinerator. Emisi
dari cerobong ini diprakirakan
akan berpotensi menimbulkan
dampak penurunan kualitas
udara di sekitar lokasi kegiatan.

26 Pemanfaatan Mengoperasikan Persepsi Timbulnya Timbulnya persepsi masyarakat DTPH - -


Limbah B3 sarana prasarana masyarakat kekhawatiran yaitu kekhawatiran masyarakat tetapi tetap
untuk sesuai dengan masyarakat terhadap penurunan kualitas dipantau
Pembuatan SOP terhadap udara. Kualitas udara dan
Kertas Low kualitas udara merupakan bukan dampak dikelola
Grade penting hipotetik dan lokasi

38
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

kegiatan ke pemukiman
berjarak sekitar ±1,5 Km. Oleh
karena itu, masyarakat tidak
perlu khawatir terhadap
pembuatan kertas low grade.
27 Pemanfaatan Mengoperasikan Kualitas Penurunan Proses pengolahan limbah B3 DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana udara kualitas udara menjadi base oil melalui Lokasi operasi
untuk sesuai dengan tahapan proses pembakaran. Kegiatan berlangsung
pembuatan SOP Residu/sludge dari proses
base oil pembuatan base oil akan
menimbulkan emisi dan
selanjutnya akan berdampak
pada penurunan kualitas udara
di sekitar lokasi kegiatan.
28 Pemanfaatan Mengoperasikan Kualitas Air Penurunan Bangunan dan peralatan untuk DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana Tanah kualitas air pembuatan base oil tetapi tetap
untuk sesuai dengan tanah direncanakan akan kokoh dan dipantau
pembuatan SOP anti bocor karena telah dilapisi dan
base oil dengan beton, sehingga dikelola
diperkirakan tidak akan
mencemari air tanah.
29 Pemanfaatan Mengoperasikan Persepsi Timbulnya Timbulnya persepsi masyarakat DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat kekhawatiran yaitu kekhawatiran masyarakat tetapi tetap
untuk sesuai dengan masyarakat terhadap penurunan kualitas air dipantau
pembuatan SOP dan kebisingan. Kebisingan dan
base oil merupakan bukan dampak dikelola
penting hipotetik dan lokasi
kegiatan ke pemukiman
berjarak sekitar ±1,5 Km.
Pembuatan base oil
menggunakan IPAL closed
system, sehingga perusahaan

39
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

tidak membuang limbah ke


badan perairan/sungai).
30 Pengolahan Mengoperasikan Kualitas Penurunan Dampak dari pengoperasioan DPH Sekitar Selama 1
Limbah B3 sarana prasarana udara kualitas udara incinerator dapat menurunkan Lokasi tahun pertama
dengan sesuai dengan kualitas udara di sekitar lokasi Kegiatan masa operasi
Incinerator SOP kegiatan yang berasal dari berlangsung
proses pembakaran, sehingga
akan menimbulkan emisi dan
partikulat. Limbah yang dibakar
akan terurai menjadi gas-gas
yang sangat mudah terbakar
seperti metana (CH4), etana
(C2H6), dan karbon monoksida
(CO). Gas hasil limbah padat
mengandung partikel halus,
sulfur dioksida, asam klorida,
asam nitrit, senyawa dioxin dan
furan. Namun demikian,
penyebaran polutan dari
cerobong berpotensi
menurunkan kualitas udara
sekitar.
31 Pengolahan Mengoperasikan Kualitas air Penurunan Limbah cair dari hasil proses DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana permukaan kualitas air incinerator, kemudian akan tetapi akan
dengan sesuai dengan permukaan dialirkan dan diolah ke sistem dikelola
Incinerator SOP pengolahan produk low grade dan
paper. Dengan proses closed dipantau
system maka tidak ada limbah
cair hasil olahan yang akan
dialirkan ke badan
perairan/sungai.

40
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

32 Pengolahan Mengoperasikan Kebauan Gangguan Proses pengolahan DPH Sekitar Selama 1


Limbah B3 sarana prasarana kebauan menggunakan incinerator Lokasi tahun pertama
dengan sesuai dengan diperkirakan akan Kegiatan masa operasi
Incinerator SOP menimbulkan bau yang berasal berlangsung
dari proses pembakaran yang
selanjutnya akan berdampak
terhadap masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, perlu dikaji
lebih lanjut.
33 Pengolahan Mengoperasikan Kuantitas air Penurunan Penggunan air bersih untuk DTPH - -
Limbah B3 sarana prasarana tanah kuantitas air proses incinerator masih dapat tetapi akan
dengan sesuai dengan tanah dipenuhi limbah cair yang dikelola
Incinerator SOP dihasilkan akan dikelola di dan
IPAL dengan closed system, dipantau
dimana hasil olahannya akan
dimanfaatkan kembali.
34 Pengolahan Mengoperasikan Kesehatan Tergangguny Limbah padat yang dibakar DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat a kesehatan akan menghasilkan gas-gas Lokasi operasi
dengan sesuai dengan masyarakat seperti metana (CH4), etana Kegiatan berlangsung
Incinerator SOP (C2H6), dan karbon monoksida
(CO). Selain itu juga, dapat
menghasilkan partikel halus,
sulfur dioksida, asam klorida,
asam nitrit, senyawa dioxin dan
furan. Gas-gas pencemar dan
partikulat yang dihasilkan dapat
berdampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, perlu dipastikan
proses pembakarannya
berlangsung pada suhu 800 –
1.200oC untuk mengurangi

41
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

timbulnya pencemaran udara.


Selain itu, perlu dikaji model
penyebaran gas yang
ditimbulkan.
35 Pengolahan Mengoperasikan Persepsi Timbulnya Limbah padat yang dibakar DPH Sekitar Selama masa
Limbah B3 sarana prasarana masyarakat persepsi akan menghasilkan gas-gas Lokasi operasi
dengan sesuai dengan masyarakat seperti metana (CH4), etana Kegiatan berlangsung
Incinerator SOP (C2H6), dan karbon monoksida
(CO). Selain itu juga, dapat
menghasilkan partikel halus,
sulfur dioksida, asam klorida,
asam nitrit, senyawa dioxin dan
furan. Gas-gas pencemar dan
partikulat yang dihasilkan dapat
menimbulkan kekhawatiran
masyarakat terhadap emisi gas
buang dari proses pembakaran
di incinerator. Sehingga perlu
dikaji model penyebaran gas
yang ditimbulkan.
B.4. Tahap Pasca Operasi
1 Pemutusan - PHK Kesempatan Hilangnya Tenaga kerja yang dibutuhkan DPH Kelurahan Selama 1
Hubungan dilakukan kerja kesempatan dalam tahap operasi sebanyak Minas tahun
Kerja (PHK) secara kerja 52 orang yang terdiri dari Jaya menjelang
bertahap. tenaga kerja lokal dan non berakhirnya
- Pemberitahua lokal. Hal ini menjadi kegiatan
n lebih awal kekhawatiran masyarakat yang operasi
mengenai akan kehilangan kesempatan
rencana kerja bagi masyarakat lokal
pemutusan pada tahap pasca operasi.
hubungan Namun dampak dari hilangnya
kerja sehingga kesempatan kerja tersebut

42
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

para karyawan memberikan arti yang sangat


telah penting bagi masyarakat lokal,
mempersiapka sehingga diprakirakan perlu
n diri. untuk melakukan kajian lebih
mendalam.
2 Pemutusan - PHK Pendapatan Berkurangny Pemutusan hubungan kerja DTPH - -
Hubungan dilakukan masyarakat a pendapatan (PHK) menimbulkan tetapi akan
Kerja (PHK) secara kekhawatiran masyarakat yang dikelola
bertahap. akan kehilangan kesempatan
- Pemberitahua kerja dan selanjutnya
n lebih awal berpengaruh pada berkurangnya
mengenai pendapatan tenaga kerja lokal.
rencana Namun, kegiatan ini
pemutusan diperkirakan tidak
hubungan menimbulkan perubahan yang
kerja sehingga signifikan terhadap masyarakat
para karyawan karena proses PHK dilakukan
telah secara bertahap dan
mempersiapka pemberitahuan lebih awal
n diri. mengenai rencana PHK
sehingga para karyawan telah
mempersiapkan diri.
3 Pemutusan - PHK Persepsi Timbulnya Tenaga kerja yang dibutuhkan DTPH - -
Hubungan dilakukan masyarakat persepsi dalam tahap operasi sebanyak tetapi akan
Kerja (PHK) secara masyarakat 52 orang yang terdiri dari dikelola
bertahap. tenaga kerja lokal dan non
- Pemberitahua lokal. Hal ini menimbulkan
n lebih awal kekhawatiran masyarakat yang
mengenai akan kehilangan kesempatan
rencana kerja dan berkurangnya
pemutusan pendapatan bagi masyarakat
hubungan lokal. Namun, kegiatan ini

43
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

kerja sehingga diperkirakan tidak


para karyawan menimbulkan perubahan yang
telah signifikan terhadap masyarakat
mempersiapka karena proses PHK dilakukan
n diri. secara bertahap dan
pemberitahuan lebih awal
mengenai rencana PHK
sehingga para karyawan telah
mempersiapkan diri.
4 Pembongkaran Pembongkaran Kualitas Penurunan Pembongkaran kawasan DPH Sekitar Selama masa
Kawasan dilakukan sesuai udara kualitas udara pengolahan limbah B3 lokasi pembongkaran
Pengolahan dengan dilakukan secara bertahap kegiatan
Limbah B3 peraturan yang selama 1 tahun menjelang
berlaku berakhirnya kegiatan operasi
dan akan menimbulkan debu.
Namun, pengangkutan material
dari bongkaran dimungkinkan
menimbulkan debu yang
mempengaruhi kualitas udara
pada pemukiman sisi kiri kanan
jalan yang dilakukan kendaraan
pengangkut, dampak DPH.
5 Pembongkaran Pembongkaran Kebisingan Peningkatan Pembongkaran kawasan DTPH - -
Kawasan dilakukan sesuai kebisingan pengolahan limbah B3 tetapi akan
Pengolahan dengan dilakukan berlangsung cepat dikelola
Limbah B3 peraturan yang dan telah diperkirakan sejak
berlaku awal. Pembongkaran dilakukan
secara bertahap selama 1 tahun
menjelang berakhirnya kegiatan
operasi. Serta lokasi kegiatan ke
pemukiman berjarak sekitar
±1,5 Km. Oleh karena itu,

44
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

kegiatan ini diperkirakan tidak


menimbulkan kebisingan yang
mengganggu kegiatan
masyarakat sekitar (tidak
melebihi baku mutu).

45
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

C. METODE STUDI
Data dan Informasi Metode Analisis Data
Metode Perkiraan Metode Pengumpulan Metode
No DPH yang Relevan dan untuk Prakiraan
Dampak Data untuk Prakiraan Evaluasi
Dibutuhkan Metode Evaluasi
C.1. Penurunan Kualitas Lingkungan
1 Penurunan Prakiraan sebaran emisi Parameter yang akan Pengambilan contoh udara Data yang terkumpul Menggunakan
Kualitas udara menggunakan persamaan ditelaah debu (TSP), untuk analisis debu (TSP), kemudian dibandingkan metode bagan
(dari emisi Gaussian sumber garis gas NO, SO2, CO, gas NO, SO2, CO dan O3 dengan baku mutu udara alir.
kendaraan terbatas tidak kontinyu: dan O3. dilakukan dengan metode ambien berdasarkan
mobilisasi tidak langsung, yaitu peraturan pemerintah No.
material dan penangkapan udara di 41 tahun 1999.
peralatan; lapangan dengan bantuan
pengangkutan pereaksi kimia. Kandungan
limbah B3); serta gas-gas yang akan dianalisis
pengangkutan akan bereaksi dan akan
material terikat dengan pereaksi yang
bongkaran) ditempatkan pada tabung
impinger tersebut.
Pengambilan contoh udara
untuk pengukuran kadar
C = konsentrasi emisi debu menggunakan filter
(g/m3) debu dan pompa isap.
Pompa udara yang
q = laju emisi dari
sumbernya per unit digunakan untuk debu
panjang jalan adalah jenis high volome
(g/det.m) = polutan supler (HVS).
Lokasi pengukuran yaitu:
yang diemisikan per
- Pengukuran kualitas udara
satuan waktu
u = kecepatan angin ambien dilakukan di lokasi
dalam arah x atau kegiatan.
tegak lurus sumbu - Pemukiman masyarakat

46
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

jalan (m/det) sekitar.


σ = koefisien dispersi
Z = tinggi (penduduk)
terkena dampak
yang ditinjau (meter)
H = 0, nilai dalam [ ] = 1
2 Penurunan Prakiraan sebaran emisi
kualitas udara menggunakan
(dari debu persamaan Gaussian
kegiatan sebagaimana nomor 1 di
mobilisasi atas.
material dan Prakiraan konsentrasi
peralatan serta polutan debu yang
pengangkutan timbul menggunakan
limbah B3) persamaan empiris.
Faktor emisi fugitive
debu dari sumber
kegiatan pada jalan
tanah, untuk setiap jarak
tempuh kendaraan (US
EPA, 1998):
RTSP = 5,9 x (slit/12) x
(speed/30) x
(weight/3)0,7 x
(wheels/4)0,5

R = faktor emisi (g/mile)


Slit = kandungan debu
pada permukaan jalan
tanah (%)
Speed = rata-rata
kecepatan kendaraan

47
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

(mile/jam)
Weight = rata-rata berat
kendaraan (tons/unit)
Wheels = rata-rata
jumlah roda kendaraan
3 Penurunan Prakiraan sebaran emisi Arah angin, Data primer kualitas udara Hasil pemodelan Secara holistik
Kualitas udara cerobong incinerator kecepatan angin, ambien diukur di lapangan merupakan besaran dengan
(dari emisi menggunakan Model ketinggian cerobong, pada lokasi kegiatan, penambahan polutan menggunakan
cerobong Gaussian (Stockie, kualitas udara pemukiman terdekat, dan emisi (SO2, NO2, bagan alir
incinerator) 2011): ambien, analisa laboratorium. partikel) pada udara dampak.
referensi emisi ambien.
cerobong incinerator.

C(x,y,z) : konsentrasi
emisi (g/m3)
Q : laju emisi dari
sumbernya (g/det)
U : kecepatan angin
zonal (m/det) (1 knot =
0,51 m/det)
σy,z : koefisien dispersi
κ : koefisien dispersi
dalam arah zonal.
H : ketinggian awal
emisi
(x,y,z) : koordinat dalam
arah zonal, meridional
dan vertikal.

48
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

4 Penurunan Prakiraan penyebaran Arah angin, Data primer kualitas udara Hasil perhitungan Secara holistik
kualitas udara dari emisi cerobong peralatan kecepatan angin, ambien diukur di lapangan merupakan besaran dengan
kegiatan dihitung dengan ketinggian cerobong, pada lokasi kegiatan, penambahan polutan menggunakan
Pemanfaatan persamaan Gaussian kualitas udara pemukiman terdekat, dan emisi (SO2, NO2, bagan alir
Limbah B3 untuk sumber titik: ambien, analisa laboratorium. partikel) pada udara dampak.
Batako, Bata referensi emisi ambien.
Merah, Paving cerobong peralatan.
Block, Low Grade
Paper, dan Base
Jalan

∆C = Konsentrasi emisi
(g/m³)
q = Laju emisi dari
sumbernya (g/det) =
polutan yang diemisikan
per satuan waktu
u = Kecepatan angin
(m/det)
σ Koefisien dispersi
H = tinggi sumber emisi
(cerobong).
X = jarak sumber emisi
terhadap obyek terkena
dampak (sumbu X
meter).
Z = tinggi penerima

49
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

dampak (sumbu Z
meter).
Y = lebar sebaran
dampak (sumbu Y
meter).
5 Gangguan Prakiraan sebaran Data sekunder hasil Data primer kebauan diukur Hasil prakiraan sebaran Secara holistik
Kebauan dari kebauan dari kegiatan pemantauan kegiatan di lapangan pada lokasi bau dari kegiatan dengan
kegiatan pengangkutan limbah B3 sejenis di tempat lain. kegiatan, pemukiman pengangkutan limbah B3 menggunakan
pengangkutan menggunakan referensi terdekat, dan analisa kegiatan sejenis di tempat bagan alir
limbah B3 hasil pemantauan laboratorium. lain dianalisis dampak.
kegiatan sejenis di keterkaitannya dengan
tempat lain. pengelolaan yang telah
dilakukan oleh kegiatan
lain tersebut dan kondisi
lingkungannya.
6 Gangguan Prakiraan sebaran Data emisi cerobong Data primer kebauan diukur Hasil pemodelan Secara holistik
Kebauan dari kebauan dari kegiatan (referensi kegiatan di lapangan pada lokasi merupakan besaran dengan
kegiatan pengelolaan limbah B3 sejenis) kegiatan, pemukiman penambahan kebauan menggunakan
pengolahan menggunakan Model terdekat, dan analisa (H2S, metil merkaptan) bagan alir
limbah B3 dengan Gaussian (Stockie, laboratorium. pada udara ambien. dampak.
incinerator 2011) sebagaimana
dicantumkan pada
nomor 3 di atas.
7 Penurunan  Beban pencemaran Parameter air Data kualitas air Hasil pengukuran Menggunakan
Kualitas Air air sungai dihitung permukaan yang dikumpulkan melalui dibandingkan dengan bagan alir
Permukaan dengan menggunakan diukur sesuai dengan pengukuran in situ dan buku mutu kualitas air
rumus (Mitsch & PP no 82 tahun 2001. analisis laboratorium. berdasarkan PP No. 82
Geosselink, 1993): Pengukuran in situ memakai tahun 2001 tentang
BPS = (Cs)j x Qs x f alat Water Cekker (DO, pH, Pengeloaan Kualitas Air
dimana: Suhu, TDS). Sampel air dan Pengendalian
BPS = beban untuk analisis di Pencemaran Air.
pencemaran sungai laboratorium menggunakan

50
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

(kg/hari) botol sampel yang terbuat


(Cs) = kadar terukur dari plastik dan kaca.
sebenarnya unsur Pengambilan sampel air
pencemar j (mg/lt) permukaan dilakukan secara
Qs = debit air sungai komposit. Lokasi
(m3/hari) pengambilan sampel air
terdiri dari 2 titik
 Besarnya perubahan pengamatan yaitu sebelum
yang terjadi diketahui dan sesudah kegiatan.
dengan menggunakan
formula metode
Mercaft.

(𝐶𝑤 𝑥 𝑄𝑤)+(𝐶𝑢 𝑥 𝑄𝑢)


Cr = (𝑄𝑤+𝑄𝑟)
Dimana:
Cr = konsentrasi
parameter di hilir (mg/L)
Cw = konsentrasi
parameter dalam limbah
(mg/L)
Cu = konsentrasi
parameter di hulu
(mg/L)
Qr = debit air di hilir
(L/dtk)
Qw = debit air limbah
(L/dtk)
Qu = debit air di hulu
(L/dtk)
8 Peningkatan Prakiraan kebisingan Tingkat kebisingan Kebisingan diukur dengan Tingkat kebisingan Menggunakan
Kebisingan dari menggunakan model alat sound level meter. berdasarkan keputusan metode bagan

51
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

kegiatan sumber garis: Pengukuran dilakukan di menteri negara alir.


mobilisasi L2 = L1 - 10 log (R2/R1) lokasi kegiatan dan lingkungan hidup No. 48
peralatan dan Dimana : pemukiman masyarakat tahun 1996:
material serta L2 = Tingkat sekitar. LS dihitung sebagai
pengangkutan kebisingan pada berikut:
limbah B3 jarak R2 (dBA) LS = 10 log 1/16
L1 = Tingkat {T1.100,1L1+…+T4.100,1L4
kebisingan pada )}dB(A)
jarak R1 (dBA)
R2 = Jarak pendengar LM dihitung sebagai
dari sumber berikut:
bising (meter) LM = 10 log 1/8
R1 = Jarak bising dari {T5.100,1L5+…+T7.100,1L7
sumbernya )}dB(A)
(meter)
- Prakiraan kebisingan Untuk mengetahui
total dari beberapa apakah sudah melampaui
sumber dengan tingkat tingkat kebisingan maka
bising berbeda: perlu dicari nilai LSM dari
pengukuran lapangan.
LSM dihitung dengan
rumus:
LSM = 10 log 1/24
{16.100,1Ls+…+8.100,1(Lm+
5
)}dB(A)

Keterangan:
- Leq : tingkat tekanan
bunyi sinambung setara
dalam waktu 10 menit
- LTM5 : Leq dengan waktu
sampling tiap 5 detik.

52
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

- LS : Leq selama siang


hari
- LM : Leq selama malam
hari
- LM : Leq selama siang
dan malam hari
7 Penurunan Wawancara dengan Parameter air tanah Sampel air dianalisis di Kualitas air tanah (air Menggunakan
Kualitas Air masyarakat dan dengan Permenkes laboratorium, dimana sumur) dibandingkan metode bagan
Tanah pengambilan sampel air No. 32 tahun 2017. pengambilan sampel air dengan Permenkes No. alir.
tanah untuk dianalisa di dilakukan di lokasi 32 tahun 2017, tentang
laboratorium. pemukiman masyarakat. Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum.
8 Potensi Prakiraan rawan banjir Curah hujan, jenis Data primer dan sekunder Hasil perhitungan Menggunakan
Kebencanaan dan longsor didasarkan tanah, penggunaan kualitas udara ambien diukur merupakan besaran metode bagan
(longsor dan pada nilai total skor lahan, kelerangan, di lapangan pada lokasi potensi rawan banjir dan alir.
banjir) pada masing-masing geologi kegiatan, pemukiman longsor dari kegiatan
area. Dihitung dengan terdekat dan analisis di pembersihan dan
model pendugaan laboratorium. pematangan lahan.
kawasan oleh Direktorat
Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana
Geologi/DVMBG
(2004):

53
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Skor = (30% x faktor


kelas curah hujan) +
(20% x geologi) + (20%
x faktor kelas jenis
tanah) + (15% x
penggunaan lahan) +
(15% x faktor kelas
lereng)
9 Gangguan Survei langsung di Data 10 kasus Melakukan wawancara dan Melakukan analisis data Menggunakan
Kesehatan lapangan, Wawancara, penyakit terbesar, kuesioner dengan primer dan metode bagan
masyarakat dan studi literatur jumlah kasus baru masyarakat sekitar dan memperkirakan sesudah alir.
yang muncul, kondisi pengumpulan data sekunder adanya kegiatan dengan
sanitasi, dan sarana dari puskesmas atau lembaga membandingkannya
prasaranaa kesehatan. kesehatan lainnya. dengan sebelum adanya
kegiatan.
C.2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
1 Terbukanya Wawancara dan studi Jumlah tenaga kerja Melakukan wawancara Melakukan analisis data Menggunakan
Kesempatan Kerja literatur yang dibutuhkan dan dengan masyarakat sekitar primer dan metode bagan
jumlah tenaga lokal dan melakukan studi literatur memperkirakan sesudah alir.
yang diterima yang dengan kegiatan yang sama adanya kegiatan,
timbul akibat dan pengumpulan data membandingkannya
kegiatan. primer. dengan kegiatan yang
sama dan lalu dianalisis.
2 Peningkatan Wawancara, kuesioner Mata pencaharian, Melakukan wawancara Melakukan analisis data Menggunakan
Pendapatan dan studi literatur jumlah pendapatan dengan masyarakat sekitar primer dan metode bagan
Masyarakat dan jumlah dan melakukan studi literatur memperkirakan sesudah alir.
tanggungan. dengan kegiatan yang sama adanya kegiatan,
dan pengumpulan data membandingkannya
primer. dengan kegiatan yang
sama dan lalu dianalisis.
3 Timbulnya Wawancara, kuesioner, Respon masyarakat Melakukan wawancara Melakukan analisis data Menggunakan
Persepsi dan studi literatur sekitar rencana dengan masyarakat sekitar primer dan metode bagan

54
KA - Pembangunan Kawasan Pengelolaan Limbah B3 Terpadu Oleh PT. Multi Persada Servis di Kecamatan Minas

Masyarakat kegiatan. dan melakukan studi literatur memperkirakan sesudah alir.


dengan kegiatan yang sama adanya kegiatan,
dan pengumpulan data membandingkanya
primer. dengan kegiatan yang
sama dan lalu dianalisis.

55

Anda mungkin juga menyukai