Anda di halaman 1dari 38

MODULASI MATERI PONDOK

RAMADHAN

KLS VII - VIII


RAMADHAN 1442 H

Penyusun Naskah
M. Dwi Ilhami, S.Fil.I

Nama : ______________________________

Kelas : ______________________________

SMPhal.i
NURUL HUDA TULANGAN
SMP NURUL HUDA
Tulangan – Sidoarjo
1442 H

Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah yang pantas


untuk kita puji. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia
pilihan Allah SWT. yakni Rasulullah SAW.
Di SMP NURUL HUDA Tulangan sudah menjadi khas dan ketentuan
bahwa kegiatan-kegiatan keislaman semisal “Pondok ramadhan” menjadi
program positif yang diharapkan agar siswa-siswi kami dalam Ketaqwaan
dan Keimanannya lebih baik lagi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami menyadari perlunya
informasi-informasi yang membantu pencapaian tujuan Pondok ramadhan,
yang kami susun dalam bentuk buku panduan sederhana.Buku panduan ini
selain berisi informasi-informasi yang dibutuhkan oleh siswa juga berisi
ringkasan-ringkasan materi selama Pondok ramadhan.
Namun akhirnya buku panduan ini tidak luput dari kesalahan, maka
kami pihak penyusun memohon maaf dan bersedia menerima masukan untuk
perbaikan tahun ajaran berikutnya.

Nun Walqalami Wama Yasthurun

Tulangan, 1 Ramadhan 14422 H


Penyusun

SMPhal.ii
NURUL HUDA TULANGAN
Tim Kreatif pondok ramadhan SMPNH

SMPhal.iii
NURUL HUDA TULANGAN
Daftar Isi

Cover Luar
Cover Dalam..................................................................................... i
Pengantar..........................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................
iii
Jadwal Pondok Ramadhan................................................................
iv
Tata Tertib Peserta Pondok Ramadhan.............................................
viii
Adab Pergaulan Menurut Syariat Islam (Lawan Jenis dan Sejenis)..
1
Pendampingan Membaca Alqur’an...................................................
2
Dasar hukum dan ketentuan puasa Romadhon.................................
3
Fiqih dasar hukum dan sholat tarawih..............................................
4
Hikmah puasa romadhon...................................................................
5
Qithobah............................................................................................
6
Sedekah dan keutamaannya...............................................................
7
Daftar Pustaka..................................................................................
8
SMPhal.iv
NURUL HUDA TULANGAN
JADWAL
Training Center Pondok Ramadhan
Kelas VII & VIII Tahun Pelajaran 2021/2022
Ramadhan 1442 H
Hari,
Waktu Materi Pemateri Pendamping Kelompok Tempat
Tgl.
29-04-21 07.30 – 08.10 Adab pergaulan M.Dwi Ilhami Bu Fida Kelas
29-04-21 08.15 – 08.45 BTQ Yulianda pratiwi Bu Fida Kelas
29-04-21 08.50 – 09.30 Dasar puasa Ramadhan Bpk. M.Asnukin Bu Fida Kelas

30-04-21 07.30 – 08.10 Fiqih Sholat Tarawih Bpk. Sayaifudin Bu Fida Kelas
30-04-21 08.15 – 08.45 Hikmah puasa Bpk. Fachri Bu Fida Kelas
30-04-21 08.50 – 09.30 Sedekah Bpk.Mashudi Bu Fida Kelas

Selamat Meningkatkan Ibadah ! Mari Kita jalankan serta amalkan dalam Kehidupan sehari-hari…Amien

Tulangan, 2021
Ketua Panitia Pondok Ramadhan 1442 H
SMP NURUL HUDA TULANGAN

Bpk. Fachri

SMPhal.v
NURUL HUDA TULANGAN
SMPhal.vi
NURUL HUDA TULANGAN
Tata Tertib Peserta Pondok Ramadhan

Ramadhan 1442 H / April 2021

PERSIAPAN :
- Siswa : pakaian islami lengan panjang, kopyah, alqur’an terjemah
- Siswi : pakaian islami lengan panjang, alqur’an terjemah
- Membawa peralatan alat tulis.

KEDATANGAN :
- Ketepatan waktu untuk regristasi kedatangan/absensi
- Cheking kesiapan bekal Peserta Pondok Ramadhan

SELAMA KEGIATAN :
- 5 menit sebelum semua kegiatan Pondok ramadhan Peserta sudah berada dan
siap menerima materi yang akan disampaikan
- Selama kegiatan Peserta di mohon pro-aktif dalam selama kegiatan Pondok
ramadhan
- Tidak diperkenankan berbuat yang melanggar seperti dalam“Tata Tertib
Sekolah”
- Wajib menandatangani setiap sesi materi yang diujikan (Presensi Kehadiran)
- Bila terjadi pelanggaran sanksi akan diberikan saat sekolah berlangsung, sebagai
tindaklanjut ketertiban pelaksanaan kegiatan sekolah

KEPULANGAN :
- Di mohon Peserta pondok ramadhan untuk sesuai waktu sampai di rumah, dan
tidak diperkenankan ke lain tempat tanpa informasi dan ijin dari orangtua secara
jelas
- Bilamana terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan maka ada tindaklanjut yang
harus diberikan kepada Peserta Pondok Ramadhan

SMPhal.vii
NURUL HUDA TULANGAN
ADAB PERGAULAN MENURUT SYARIAT ISLAM
PERGAULAN DENGAN LAWAN JENIS DAN SEJENIS

A. Pergaulan Antara Lawan Jenis


Sekiranya pergaulan itu berasaskan kepada tujuan mendesak ataupun keperluan,
maka dibolehkan. Walau bagaimanapun, dalam masa yang sama, perlu menjaga batas-batas
pergaulan sebagaimana yang telah digariskan Islam. Pandangan yang diberikan oleh Dr.
Yusuf Al-Qaradhawi di dalam Fatawa Muasyirah, Jilid 2 menyebutkan :
“Pada prinsipnya, perhubungan di antara lelaki dan wanita tidaklah ditolak secara
total, malahan dibolehkan selagi mana ia bermatlamatkan kebaikan dan atas perkara-
perkara yang dibenarkan syarak..Dan wajib patuhi kehendak dan ajaran Islam serta
prihatin tentang akhlak dan adab”.
Allah swt telah mengatur sedemikian rupa mengenai pergaulan antara lawan jenis.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Israa ayat 32,

‫اًل‬I‫ ي‬Iِ‫ ب‬I‫ َس‬I‫ َء‬I‫ ا‬I‫ َس‬I‫ً َو‬I‫ ة‬I‫ َش‬I‫ ِح‬I‫ا‬Iَ‫ ف‬I‫ن‬Iَ I‫ ا‬I‫ َك‬Iُ‫ه‬Iَّ‫ن‬Iِ‫ إ‬Iۖ I‫ا‬Iَ‫ ن‬I‫ ِّز‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ب‬I‫ر‬Iَ I‫ ْق‬Iَ‫ اَل ت‬I‫َو‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji.Dan suatu jalan yang buruk” (QS. 17:32).
Dalam ayat tersebut Allah swt telah jelas melarang manusia untuk mendekati zinah
karena sesungguhnya zinah merupakan perbuatan yang keji.Zinah dapat disebabkan oleh
kurang kokohnya iman seorang manusia dan akhirnya terbawa dalam pergualan bebas.Islam
mengatur batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, batasan-batasan
tersebut dibuat bukan untuk mengekang kebebasan manusia, namun merupakan salah satu
bentuk kasih sayang Allah swt terhadap umat manusia sebagai makhluk yang mulia. Sebagai
muslim yang beriman, seharusnya para remaja memperhatikan beberapa adab pergaulan
yang telah diatur didalam Al-Quran.

Adab-adab pergaulan dalam islam :


 Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis
secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara
bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
َ Iِ‫ ل‬I‫ َذ‬Iٰ Iۚ I‫ ْم‬Iُ‫ ه‬I‫ج‬Iَ I‫ و‬I‫ ُر‬Iُ‫ ف‬I‫ا‬I‫ و‬Iُ‫ظ‬Iَ‫ ف‬I‫ح‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ َو‬I‫ ْم‬I‫ ِه‬I‫ ِر‬I‫ ا‬I‫ص‬
I‫ك‬ Iَ I‫ ْب‬Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ا‬I‫ و‬I‫ض‬ُّ I‫ ُغ‬Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬Iِ‫ ن‬I‫ ِم‬I‫ؤ‬Iْ I‫ ُم‬I‫ ْل‬Iِ‫ ل‬I‫ل‬Iْ Iُ‫ق‬
Iْ Iَ‫ ي‬I‫ ا‬I‫ َم‬Iِ‫ ب‬I‫ ٌر‬I‫ي‬Iِ‫ ب‬I‫ َخ‬Iَ ‫ هَّللا‬I‫ َّن‬Iِ‫ إ‬Iۗ I‫ ْم‬Iُ‫ ه‬Iَ‫ ل‬I‫ى‬Iٰ I‫ َك‬I‫ز‬Iْ Iَ‫أ‬
I‫ن‬Iَ I‫ و‬I‫ ُع‬Iَ‫ ن‬I‫ص‬
“Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat” (QS. 24:30)
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat.Maka jagalah kedua biji mata ini agar
terhindar dari tipu daya syaithan.Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Wahai Ali,
janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram)
dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak
yang kedua!”(HR. Abu Daud).
 Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara
berbusana islami agar terhindar dari fitnah. Secara khusus bagi wanita Allah SWT
berfirman,
Dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat
pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan
mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang

hal.1
zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya Dengan
tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka
melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau
anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
anak bagi saudara-saudara mereka Yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara
mereka Yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba
mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki Yang telah tua dan tidak berkeinginan
kepada perempuan, atau kanak-kanak Yang belum mengerti lagi tentang aurat
perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa
Yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Wahai orang-orang Yang beriman, supaya kamu berjaya. (An-Nuur : ayat 31)

 Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17:
32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi
bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya
yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).

 Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan selera’.


Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah, Berkaitan dengan ungkapan
yang baik ini, di dalam Al-Quran ada beberapa bentuk ungkapan yang wajar kita
praktikkan dalam komunikasi seharian yaitu:
 Qaulan Sadida (An-Nisa’ :9) : Isi pesanan jujur dan benar, tidak ditambah atau
dibuat-buat
Iِ ًI‫ة‬Iَّ‫ ي‬I‫ ِّر‬I‫ ُذ‬I‫ ْم‬I‫ ِه‬Iِ‫ ف‬I‫ ْل‬I‫ َخ‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ا‬I‫ و‬I‫ ُك‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ت‬I‫و‬Iْ Iَ‫ ل‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ش‬
I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ف‬I‫ ا‬I‫ َخ‬I‫ًا‬I‫ف‬I‫ ا‬I‫ َع‬I‫ض‬ Iَ I‫خ‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ ْل‬I‫َو‬ 

I‫ ا‬I‫ ًد‬I‫ ي‬I‫ ِد‬I‫ اًل َس‬I‫و‬Iْ Iَ‫ ق‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ل‬I‫و‬Iُ‫ق‬Iَ‫ ي‬I‫ ْل‬I‫ َو‬Iَ ‫ هَّللا‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ق‬Iَّ‫ت‬Iَ‫ ي‬I‫ ْل‬Iَ‫ ف‬I‫ ْم‬I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫َع‬
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka.oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

 Qaulan Ma’rufa (An-Nisa : 5) :Menyeru kepada kebaikan dan kebenaran


I‫ ْم‬Iُ‫ه‬I‫و‬Iُ‫ ق‬I‫ ُز‬I‫ر‬Iْ I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ ا‬I‫ ًم‬I‫ا‬Iَ‫ي‬Iِ‫ ق‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬Iَ‫ ل‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ َل‬I‫ َع‬I‫ َج‬I‫ ي‬Iِ‫ت‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ُم‬I‫ ُك‬Iَ‫ل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ ْم‬Iَ‫ أ‬I‫ َء‬I‫ا‬Iَ‫ه‬Iَ‫ ف‬I‫ ُّس‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ت‬I‫ؤ‬Iْ Iُ‫ اَل ت‬I‫ َو‬
ًI I‫ و‬I‫ ُر‬I‫ ْع‬I‫ اًل َم‬I‫و‬Iْ Iَ‫ ق‬I‫ ْم‬Iُ‫ ه‬Iَ‫ ل‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ل‬I‫و‬Iُ‫ ق‬I‫ َو‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬I‫ و‬I‫ ُس‬I‫ ْك‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ا‬Iَ‫ه‬I‫ي‬Iِ‫ف‬
‫ف‬
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya,
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan.berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
 Qaulan Baligha (An-Nisa’ : 63) : Kata-kata yang membekas pada jiwa
 Qaulan Maisura (Al-Isra’ : 28) : Ucapan yang layak dan baik untuk dibicarakan
 Qaulan Karima (Al-Isra’: 23) : Perkataan-perkataan yang mulia

 Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan


sebagaimana dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan
dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i).
 Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat,  yakni berbaur antara pria dengan wanita
dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari
masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau

hal.2
berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan;
bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud).

Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua
wanita.”(HR. Abu Daud).

D.   Pergaulan Sejenis
Dalam hal menjaga aurat, Nabi pun menegaskan sebuah tata krama yang harus
diperhatikan, beliau bersabda: 

‫الر ُج ُل إِلَى َع ْو َر ِة‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬


َّ ‫ال اَل َي ْنظُُر‬ ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫ي أ‬
ٍ ‫عن أَبِي س ِع‬
ِّ ‫يد الْ ُخ ْد ِر‬ َ
ِ ‫اح ٍد واَل ُت ْف‬ ِ ٍ ‫الرج ِل فِي َثو‬ ِ ‫الرج ِل واَل الْمرأَةُ إِلَى َعور ِة الْمرأ َِة واَل ي ْف‬
‫ضي‬ َ ‫ب َو‬ ْ ُ َّ ‫الر ُج ُل إِلَى‬ َّ ‫ضي‬ ُ َ َْ َ ْ ْ َ َ ُ َّ
ِ ‫ب الْو‬
‫اح ِد‬ ِِ
َ ِ ‫ال َْم ْرأَةُ إِلَى ال َْم ْرأَة في الث َّْو‬
Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Laki-laki
tidak boleh melihat aurat laki-laki lain dan perempuan tidak boleh melihat aurat
perempuan lain. Laki-laki tidak boleh telanjang dengan laki-laki lainnya dalam satu selimut
dan perempuan tidak boleh telanjang dengan perempuan lainnya dalam satu
selimut"{Muslim 1/183)



PENDAMPINGAN MEMBACA ALQUR’AN

‫َو َرتِّ ِل الْ ُق ْرآ َن َت ْرتِيال‬


“dan bacalah Al Qur’an dengan tartil” (QS. Al Muzammil: 4)

A. Makhorijul Huruf (Tempat Keluar Huruf)


Ayat-ayat Al-Qur’an tidak terlepas dengan namanya huruf-huruf hijaiyah.Di dalam
membaca Al-Qur’an kita harus fasih dan benar dalam hal pelafalan dan tajwidnya. Berbicara
mengenai pelafalan huruf hijaiyah sudah tentu kita harus mengetahui apa itu yang dimaksud
“Makhorijul Huruf”.
Makhorijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf itu
dibunyikan. Di dalam membaca Al-Qur’an kita  harus membunyikan huruf sesuai dengan
makhrajnya. Karena jika terjadi suatu kesalahan dalam pelafalan huruf, itu bisa menimbulkan
arti baru. Dalam hal ini jika dilakukan dengan sengaja akan menimbulkan kekafiran. Maka
dari itu belajar makhorijul huruf ini sangat
penting bagi kita.

Makhorijul Huruf Dibagi Menjadi 5


Tempat, Yaitu :
1.  Asy-Syafatain (dua bibir) 4 Huruf
      Yang termasuk huruf syafatain yaitu :

hal.3
a. Fa’ (  ‫ف‬  ) keluar dari dalamnya bibir yang bawah serta menepati dengan ujung dua
gigi seri yang atas.
b. Wawu (  ‫و‬ ), ba’ (  ‫ب‬ ), mim ( ‫م‬ ) keluar di antara dua bibir (antara bibir atas dan
bawah). Hanya saja untuk wawu bibir membuka, sedangkan untuk ba’ dan mim bibir
membungkam.

2.  Halaq (tenggorokan) 6 Huruf


a.  Asyqal Halqi (pangkal tenggorokan), yaitu hamzah ( ‫ء‬ ) dan ha’(  ‫هـ‬ )
b. Wasthul Halqi (pertengahan tenggorokan), yaitu ha’(  ‫ح‬  ) dan ‘ain ( ‫ع‬   )
c. Adnal Halqi (ujung tenggorokan), yaitu ghoin (  ‫غ‬ ) dan kho’ ( ‫خ‬ )

3. Lisan (lidah)
Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya lidah ada 18. Dikelompokkan menjadi 10
makhraj, yaitu
a. Sisi/ Tepi lidah / Pangkal tepi lidah ( 1 Huruf )
Yaitu huruf dho’ (  ‫ض‬ ) bunyinya keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau
kiri) hingga sambung  dengan  makhrojnya huruf lam, serta menepati geraham.
b. Pangkal lidah 2 Huruf
 Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang
Yaitu huruf qof (‫ )ق‬bunyinya keluar dari pangkal lidah dekat dengan
kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.
 Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah
Yaitu huruf kaf ( ‫ك‬ ) bunyinya keluar dari pangkal lidah di depan makhroj huruf
qof yang dihimpitkan ke  langit-langit bagian mulut bagian tengah.
c. Tengah-tengah lidah 3 Huruf
Yaitu huruf jim ( ‫ج‬   ), syin (  ‫ش‬  ), dan ya’ (  ‫ي‬ ) bunyinya keluar dari tengah-tengah
lidah serta menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya.
 Ujung  lidah 12 Huruf
 Ujung lidah 3 Huruf
Ujung tepi lidah Yaitu huruf lam ( ‫ل‬  ) bunyinya keluar dari tepi lidah (sebelah kiri
atau kanan) hingga penghabisan ujung lidah serta menepati dengan langit-langit
mulut atas.
Ujung lidah Yaitu huruf nun (  ‫ن‬  ) bunyinya keluar dari ujung lidah setelah
makhrojnya lam,Lebih masuk sedikit ke dasar lidah serta menepati dengan langit-
langit mulut atas.
Ujung lidah tepat Yaitu huruf ro’ ( ‫ر‬  ) bunyinya keluar dari ujung lidah tepat
setelah makhrojnya nun dan lebih masuk ke dasar lidah serta menepati dengan
langit-langit mulut atas.
 Kulit gusi atas
Yaitu huruf dal ( ‫د‬ ) , ta’ ( ‫ت‬   ), tho’ ( ‫ط‬   ) bunyinya keluar dari ujung lidah serta
menepati dengan pangkal gigi seri yang atas.
 Runcing lidah
Yaitu huruf shod (  ‫ص‬  ), sin ( ‫س‬  ), za’ (  ‫ز‬  ) bunyinya keluar dari ujung lidah
serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.
 Gusi
Yaitu huruf dho’ (  ‫ظ‬  ), tsa’ (‫ث‬  ), dzal (‫ذ‬ ) bunyinya keluar dari ujung lidah serta
menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.

hal.4
4. Al-Jauf (rongga mulut) 3 Huruf
Huruf yang keluar dari jauf yaitu : alif ( ‫ا‬ ) wawu ( ‫و‬  ), ya’( ‫ي‬ )

5. Al-Khaisyum (pangkal hidung)


Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan ketentuan :
a. Nun bertasydid
b. Mim bertasydid
c. Nun sukun yang dibaca idghom bighunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqi
d. Mim sukun yang bertemu dengan mim atau ba’ 

B. Materi Ilmu Tajwid


 Tanda-tanda waqaf dan washal
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
) ‫ وقف ال زم‬  ( ‫م‬     : harus berhenti
( ‫) معا نقه‬      : berhenti di salah satu titik
) ‫ ( وقف مطلق‬ ‫ط‬    : sebaiknya berhenti
) ‫قلى ( الوقف اولى‬    : sebaiknya berhenti
) ‫قف (الوقف‬          : sebaiknya berhenti
) ‫ج ( وقف جا ئز‬    : boleh berhenti, juga boleh terus

Washol artinya: sebaiknya terus.


) ‫ال ( الوقف ممنوع‬       : sebaiknya terus
) ‫ ( الوصل اولى‬ ‫صل‬         : sebaiknya terus
) ‫ ( مجوز الوقف‬ ‫ز‬        : sebaiknya terus
) ‫ ( مر خص الوقف‬ ‫ص‬    : sebaiknya terus
) ‫ ( قيل هو وقف‬ ‫ق‬         : sebaiknya terus

 Ghunnah
Ghunnah artinya mendengung.Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf Nun atau Mim yang
bertasydid maka hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.
Contoh:

‫ فَلَ َّما‬      ‫ اِ نَّ َما‬       ‫ ثُ َّم‬      ‫اِ َّن‬


 Hukum Nun Sukun/Tanwin
Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan.
Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:
a) Idghom Bighunnah
Idghom: memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain:‫ ن م و‬ ‫ ي‬atau biasa di singkat dengan
bunyi ْ‫َي ْن ُمو‬
Contoh:
)‫ ن‬-‫ فَلَ ْن نَّز ْي َد ُك ْم ( ْن‬          ) ‫ ي‬-‫َم ْن يَقُوْ ُل ( ْن‬
)‫ و‬-‫ ِم ْن َّو َرائِ ِه ْم ( ْن‬          )‫ – م‬ ً_ ( ‫فَ ْتحًا ُمبِ ْينًا‬
b) Idghom Bilaghunnah
Idghom: memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

hal.5
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ‫ ل‬dan ‫ر‬
Contoh:
)‫ َغفُوْ ر ٌَر ِح ْي ٌم ( _ٌ – ر‬                  )‫ ل‬-‫ِم ْن لَ ُد ْنكَ ( ْن‬
c) Idzhar
Idzhar berarti: jelas atau terang
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain: ‫أ ح خ ع غ‬  ‫ﻫ‬
Contoh:
‫(ن – خ‬ْ ‫ت‬ْ َّ‫( َم ْن خَ ف‬          )‫ْث ( ْن – ح‬ ُ ‫ ِم ْن َحي‬             )‫ُكفُ ًوا اَ َح ٌد ( ً – ﺍ‬
‫ لَ ُك ُم ْاالَ ْنهَا َر ( ْن – ﻫ‬       )‫غ‬- ً_ ( ‫ (قَوْ ًما َغي َْر ُك ْم‬         )‫َظي ٍْم ( ٍ – ع‬
ِ ‫قع‬ ٍ ُ‫ُخل‬
d) Iqlab
Iqlab berarti:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf
hijaiyyah yaitu: ‫ب‬
Contoh:
‫(ع ََوا ٌن بَ ْينَ ( _ٌ – ب‬                )‫َم ْن َب ِخ َل ( ْن – ب‬
e) Ikhfa’
Ikhfa’ berarti: samar-samar
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang berjumlah 15 huruf, antara lain:
‫ثجدذزسشصضطظفقك‬
Contoh:
‫( اَ ْن َج ْينَا ُك ْم ( ْن – ج‬          ً_ ( ‫ ث ) – َما ًء ثَ َجا جًا‬          )‫ِم ْن تَحْ تِهَا ( ْن – ت‬
‫(يَوْ َمئِ ٍذ ُزرْ قًا ( ٍ – ز‬           ‫– َم ْن َذالَّ ِذ يْ ( ْن‬ ‫ذ‬ (          )‫ان دَانِيَ ٍة ( _ٌ – د‬
ٌ ‫قِ ْن َو‬
)‫اِ َّن ْا ِال ْن َسا نَ ( ْن – س) َع َذا بٌ َش ِد ْي ٌد ( _ٌ–ش‬ )‫صا لِ ِح ْينَ (_ً–ص‬ َ ‫قَوْ ًما‬
Dst.
 Hukum Mim Sukun
Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
1) Idghom Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim
Contoh:
)‫ُك ْنتُ ْم ُم ْسلِ ِم ْينَ ( ْم – م‬

2) Ikhfa’ Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’
Contoh:
َ ‫تَرْ ِم ْي ِه ْم بِ ِح َج‬
)‫ار ٍة ( ْم – ب‬

3) Idzhar Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain
Mim dan Ba’
Contoh:
‫(اَ ْم لَ ْم تُ ْن ِد رْ هُ ْم ( ْم – ت‬                  ) ‫هُ ْم نَا ئِ ُموْ نَ ( ْم – ن‬

hal.6
 Hukum Idghom
Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
1) Idghom Mutamatsilain
Artinya: jika ada huruf yang sama, yang pertama sukun dan yang kedua hidup.
Contoh:
ِ – ْ‫صا كَ ( ب‬
)‫ب‬ َ ‫اِضْ ِر بْ ِب َع‬
2) Idghom Mutajanisain
Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu
TA, TA sukun bertemu DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA,
DZAL sukun bertemu ZHA.
Contoh:
ْ ‫ت طَا ئِفَة‬
)‫ ط‬-‫(ت‬ ْ َ‫قَال‬
ْ ْ
 )‫ ت‬-‫لَئِ ْن بَ َسطتَ (ط‬
ْ ‫ت َد ع ََو‬
(‫ د‬-‫ا)ت‬ ْ َ‫اَ ْثقَل‬
Dst.

3) Idghom Mutaqorribain
Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun
bertemu KAF, BA sukun bertemu MIM.
Contoh:
َ‫ث ذ لِك‬ ْ َ‫ يَ ْله‬ ) ‫ ذ‬-‫ث‬ ْ  )           
‫ اَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُك ْم‬ ) ‫ ك‬-‫ ْق‬ )
Dst.

 Qalqalah
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:
ْ َ‫ق‬
‫ق ط ب ج د‬biasa disingkat dengan bunyi   ‫طبُ َج ٍّد‬
Contoh :
ْ َ‫ ي‬         ُ‫يَ ْق َر أ‬
‫ يَ ْد ُخ ُل‬          ‫يَجْ َع ُل‬         ‫ يَبْخَ ُل‬          ‫طهَ ُر‬
Qalqalah dibagi dua:

1. Qalqalah Sughra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya asli, sebagaimana contoh diatas.
2. Qalqalah Kubra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.
Contoh:
َ َ‫خَ ل‬dibaca   ‫ اَ َح ٌد‬              ‫خَ لَ ْق‬dibaca‫اَ َح ْد‬
‫ق‬
 Lafadz Allah
Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:
1. Dibaca tafkhim, jika lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.
Contoh:
ِ‫ نَصْ ُر هللا‬          ُ‫َوهللا‬
2. Dibaca tarqiq, jika lafadz Allah didahului harakat kasroh.
Contoh:
ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ ال َّر ح‬
‫من ا ل َّر ِحي ِْم‬
 Huruf Syamsiyah dan Qamariyah

hal.7
Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14
huruf.
1. Huruf Syamsiyah: jika ada  ‫ ال‬bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 14, antara lain:
‫تثدذرزسشصضطظلن‬
Contoh:
ِ ‫ َوال َّش ْم‬        ‫ اَل ُّد ْنيَا‬        ‫َوالتِّي ِْن‬
‫ النِّ ْع َم ِة‬          ‫س‬
2. Huruf Qamariyah: jika ada ‫ال‬   bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 14, antara lain:
‫بجحخعغفقكموﻫءي‬
Contoh:
‫ اَ ْل َكبِ ْي ُر‬           ‫ اَ ْلفِ ْي ُل‬          ‫ اَ ْلخَ ْي ُر‬          ُ‫اَ ْل ُج ُم َعة‬
 Idzhar Wajib
Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau
WAWU dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-
Qur’an bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:
ٌ ‫ قِ ْن َو‬                   ‫ان‬
‫ان‬ ٌ ‫ص ْن َو‬ ٌ َ‫ بُ ْني‬             ‫اَل ُّد ْنيَا‬
ِ                 ‫ان‬
 Hukum ra’
Hukum Ro’ ada dua:
1. Ro’ yang dibaca Tafkhim
Ciri-ciri:
a) Ro’ fathah, Ro’ fathah tanwin.
b) Ro’ dhummah, Ro’ dhummah tanwin.
c) Ro’ sukun didahului fathah atau dhummah.
d) Ro’ sukun didahului kasrah ada hamzah washal.
e) Ro’ sukun didahului kasrah bertemu huruf isti’la’.

Contoh:
a)      ‫ خَ ْيرًا‬                 ‫ َربَّنَا‬       ‫ رًا‬-‫َر‬
ٌ ‫ َكبِ ْي‬               ‫ ر َُو ْيدًا‬        ‫ ٌر‬-ُ‫ر‬
b)      ‫ر‬
c)      _َ _ُ  _ْ      ‫ قُرْ ا ٌن‬             ‫ل‬ َ ‫اَرْ َس‬
d)     _ِ ‫جعُوْ ا‬ ِ ْ‫ اِ ر‬        ‫ اَ ِمرْ تَا بُوْ ا‬        ْ‫ا ر‬
e)      _ِ ٌ‫ قِرْ طَا س‬        ‫صا ٌد‬ َ ْ‫ ِمر‬  ‫ط ظ غ ق‬ ‫رْ – خ ص ض‬
2. Ro’ yang dibaca Tarqiq
Ciri-ciri:
a) Ro’ kasrah, Ro’ kasrah tanwin.
b) Ro’ sukun didahului kasrah.
c) Ro’ hidup didahului Ya’ dibaca waqaf.
Contoh:
ٍ ‫ ُخس‬            ٌ‫ِرجْ س‬
a)      ‫ْر‬
b)      _ِ          ْ‫ فَ َكبِّر‬        َ‫فِرْ عَوْ ن‬
c)      _َِ ‫ْر‬ ِ ‫ َب‬              ‫خَ ْي ٌر‬
ٍ ‫صي‬
 Hukum Mad
Hukum Mad dibagi dua:
1. Mad Thabii

hal.8
Yang dinamakan dengan mad Thabi’i, adalah: jika fathah diikuti ALIF, kasrah diikuti
YA, dhummah diikuti WAWU. Panjang bacaannya: satu alif (dua harakat)
Contoh:
‫نُ ْو ِح ْي َها‬       ‫ي – د ُْو‬
ْ ‫دَا – ِد‬
2. Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
a.) Mad wajib muttashil
ialah: Mad Thabii bertemu hamzah dalam satu kalimat. panjang bacaannya:
2,5alif (5 harakat).
Contoh:
‫ نِدَا ًء‬            ‫ لِقَا َء نَا‬              ‫َجا َء‬
b.) Mad jaiz munfashil
ialah:   Mad Thabii bertemu hamzah (bentuknya huruf alif) di lain kalimat.
Panjang bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
‫ اِنَّا اَ ْنزَ ْلنَا‬                  ‫اِنَّا اَ ْعطَ ْينَا‬
c.) Mad ‘aridh lissukun
ialah:  Mad Thabii bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya:  3 alif
(6 harakat).
Contoh:
‫ب = ِعقَا ْب‬
ِ ‫ ِعقَا‬                ْ‫اَبُ ْوكَ = اَبُ ْوك‬
d.) Mad ‘iwadh
ialah:  jika ada fathah tanwin yang dibaca waqaf, selain TA’ marbuthah. Panjang
bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
‫َعلِ ْي ًما = َعلِ ْي َما‬
e.) Mad shilah
ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila didahului huruf hidup. Mad shilah dibagi
dua, yaitu: Mad shilah qashirah dan Mad shilah thawilah. Yang dinamakan Mad
shilah thawilah, adalah Mad shilah qashirah bertemu huruf hamzah (bentuknya
alif).
Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).
Contoh:

‫ بِه‬ -‘‫لَه‬
Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
‫اَنَّ َما لَه اَ ْخلَدَه‬
f.) Mad badal
ialah:   setiap Aa, Ii, Uu yang dibaca panjang. Panjang bacaannya: 1 alif (2
harakat).
Contoh:
‫ اُ ْو تِ َي‬                 ‫ اِ ْيت ُْو نِ ْي‬             ‫ا َمنُ ْوا‬
g.) Mad tamkin
ialah:  YA kasrah bertasydid bertemu YA sukun. Panjang bacaannya: 1 alif (2
harakat).
Contoh:
َ‫ نَبِيِّن‬                ‫ ُحيِّ ْيتُ ْم‬                   َ‫اُ ِّميِّيْن‬
h.) Mad lin

hal.9
ialah:  fathah diikuti WAWU atau YA sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf.
Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
‫ اِلَ ْي ِه = اِلَ ْي ْه‬                   ْ‫َخ ْو فٌ = َخ ْوف‬
i.) Mad lazim mutsaqqal kalimi
ialah: Mad Thabii bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
َ‫الضا لِّيْن‬
َ َ‫َو ال‬
j.) Mad lazim mukhaffaf kalimi
ialah: Mad badal bertemu sukun. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
َ‫ا ْالن‬
k.) Mad lazim musyabba’ harfi
ialah:  huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 3 alif (6 harakat). Jumlah hurufnya
ada 8, yaitu:
‫نقصعسلكم‬
Contoh:
‫ ا ل ّمص‬     ‫ ا ل ّم‬   ‫ ص‬  ‫ ق‬  ‫ن‬
l.) Mad lazim mukhaffaf harfi
ialah:  huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 1 alif (2 harakat). Jumlah hurufnya
ada 5, yaitu:
‫حيطﻫر‬
Contoh:
‫ ا ل ّمر‬           ‫ كهيعص‬        ‫ عسق‬          ‫يس‬          ‫طه‬
m.) Mad farq
ialah: Mad badal bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
  ُ‫قُ ْل ْاال هلل‬


hal.10
Hukum dan KetentuanPuasa Ramadhan

Pengertian Puasa Ramadhan


Puasa dalam Bahasa Arab berasal dari kata shoum atau siyam yang artinya sama dengan
imsak yaitu menahan. Sedangkan menuru istilah syariat islam puasa adalah suatu amal ibadah
yang dilakukan denggan  menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari
terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari disertai sengan niat karena Allah dengan syarat dan
rukun tertentu,ramadhan berarti panas terik dari sengatan matahari/ membakar/ bulan yang
membakar dosa.Jadi puasa ramadhan adalah suatu amal ibadah puasa yang dilakukan dalam
bulan ramadhan.

Dalil Diwajibkanya Puasa


 
Adapun dalil yang menunjukkan wajib puasa dibulan ramadhan yaitu:
Q.S. Al-Baqarah: 183

َ ُ‫ين ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬


‫ون‬ َ ‫ب َعلَى الَّ ِذ‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬ ْ ُ‫ين آ َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(Q.S. Al-baqarah;183)

Rentang waktu puasa

Puasa dimulai ketika sudah terbit fajar shadiq atau fajar yang kedua. Allah Ta’ala berfirman:

Iۗ I‫ َّن‬Iُ‫ ه‬Iَ‫ ل‬I‫س‬ Iٌ I‫ا‬Iَ‫ ب‬Iِ‫ ل‬I‫ ْم‬Iُ‫ ت‬I‫ ْن‬Iَ‫ أ‬I‫ َو‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬Iَ‫ ل‬I‫س‬Iٌ I‫ا‬Iَ‫ ب‬Iِ‫ ل‬I‫ َّن‬Iُ‫ ه‬Iۚ I‫ ْم‬I‫ ُك‬Iِ‫ئ‬I‫ ا‬I‫ َس‬Iِ‫ ن‬I‫ى‬Iٰ Iَ‫ل‬Iِ‫ إ‬I‫ث‬ Iُ Iَ‫ ف‬I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫م‬Iِ I‫ا‬Iَ‫ ي‬I‫ص‬ِّ I‫ل‬I‫ ا‬Iَ‫ ة‬Iَ‫ ل‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬Iَ‫ ل‬I‫ َّل‬I‫ ِح‬Iُ‫أ‬
I‫ن‬Iَ ‫آْل‬I‫ ا‬Iَ‫ ف‬Iۖ I‫ ْم‬I‫ ُك‬I‫ ْن‬I‫ َع‬I‫ا‬Iَ‫ ف‬I‫ َع‬I‫ َو‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬I‫ب‬ Iَ I‫ ا‬Iَ‫ ت‬Iَ‫ ف‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬I‫ َس‬Iُ‫ ف‬I‫ ْن‬Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iَ I‫و‬Iُ‫ن‬I‫ا‬Iَ‫ ت‬I‫خ‬Iْ Iَ‫ ت‬I‫ ْم‬Iُ‫ ت‬I‫ ْن‬I‫ ُك‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬Iَّ‫ن‬Iَ‫ أ‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ َم‬Iِ‫ ل‬I‫َع‬
I‫ ُم‬I‫ ُك‬Iَ‫ ل‬I‫ن‬Iَ Iَّ‫ي‬Iَ‫ب‬Iَ‫ت‬Iَ‫ ي‬I‫ى‬Iٰ Iَّ‫ ت‬I‫ َح‬I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ب‬I‫ر‬Iَ I‫ ْش‬I‫ ا‬I‫و‬Iَ I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ل‬I‫ ُك‬I‫ َو‬Iۚ I‫ ْم‬I‫ ُك‬Iَ‫ ل‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ب‬ Iَ Iَ‫ ت‬I‫ َك‬I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ا‬I‫ و‬I‫ ُغ‬Iَ‫ ت‬I‫ ْب‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ َّن‬Iُ‫ه‬I‫ و‬I‫ ُر‬I‫ش‬Iِ I‫ا‬Iَ‫ب‬
Iۚ I‫ ِل‬I‫ ْي‬Iَّ‫ل‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ى‬Iَ‫ل‬Iِ‫ إ‬I‫ َم‬I‫ ا‬Iَ‫ ي‬I‫ص‬ ِّ I‫ل‬I‫ ا‬I‫ا‬I‫ و‬I‫ ُّم‬Iِ‫ت‬Iَ‫ أ‬I‫ َّم‬Iُ‫ ث‬Iۖ I‫ ِر‬I‫ج‬Iْ Iَ‫ ف‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iَ I‫ ِم‬I‫ ِد‬I‫و‬Iَ I‫ ْس‬Iَ ‫أْل‬I‫ ا‬I‫ط‬ Iِ I‫ ْي‬I‫خ‬Iَ I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iَ I‫ ِم‬I‫ض‬ Iُ Iَ‫ ي‬I‫ ْب‬Iَ ‫أْل‬I‫ ا‬Iُ‫ ط‬I‫ ْي‬I‫خ‬Iَ I‫ ْل‬I‫ا‬
Iۗ I‫ ا‬Iَ‫ه‬I‫و‬Iُ‫ ب‬I‫ر‬Iَ I‫ ْق‬Iَ‫اَل ت‬Iَ‫ ف‬Iِ ‫ هَّللا‬I‫ ُد‬I‫ و‬I‫ ُد‬I‫ ُح‬I‫ك‬ َ I‫ ْل‬Iِ‫ ت‬Iۗ I‫ ِد‬I‫ ِج‬I‫ ا‬I‫ َس‬I‫ َم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ن‬Iَ I‫و‬Iُ‫ ف‬I‫ ِك‬I‫ ا‬I‫ َع‬I‫ ْم‬Iُ‫ ت‬I‫ ْن‬Iَ‫ أ‬I‫و‬Iَ I‫ َّن‬Iُ‫ه‬I‫ و‬I‫ ُر‬I‫ ِش‬I‫ ا‬Iَ‫ب‬Iُ‫ اَل ت‬I‫َو‬
I‫ن‬Iَ I‫و‬Iُ‫ق‬Iَّ‫ ت‬Iَ‫ ي‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iَّ‫ ل‬I‫ َع‬Iَ‫ ل‬I‫س‬ِ I‫ا‬Iَّ‫ن‬I‫ ل‬Iِ‫ ل‬I‫ ِه‬Iِ‫ت‬I‫ا‬Iَ‫ي‬I‫ آ‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ن‬Iُ Iِّ‫ي‬Iَ‫ب‬Iُ‫ ي‬I‫ك‬ َ Iِ‫ ل‬I‫ َذ‬Iٰ I‫َك‬
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu;
mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu,
dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang
kamu beri'tikaf dalam mesjid.Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(QS. Al Baqarah: 187).

Yang dimaksud dengan khaythul abyadh di sini adalah fajar shadiq atau fajar kedua karena
berwarna putih dan melintang di ufuk seperti benang.Adapun fajar kadzib atau fajar pertama itu
bentuknya seperti dzanabus sirhan (ekor serigala). Nabi Shallallahu’alaihi Wasallambersabda:

‫ر‬II‫فج‬I‫ ال‬I‫ا‬I‫م‬I‫ وأ‬I،I‫ام‬II‫طع‬I‫م ال‬I‫ر‬I‫ح‬I‫ وال ي‬I‫الة‬II‫ص‬I‫ ال‬I‫ل‬I‫ فال يح‬I‫ان‬I‫رح‬I‫لس‬I‫ ا‬I‫نب‬I‫ كذ‬I‫ن‬I‫كو‬I‫ ي‬I‫لذي‬I‫ ا‬I‫جر‬I‫لف‬I‫ ا‬I‫ا‬I‫أم‬I‫ ف‬I:‫ن‬I‫را‬I‫ فج‬I‫جر‬I‫لف‬I‫ا‬
I‫ام‬I‫طع‬I‫ ال‬I‫رم‬I‫الة و يح‬I‫ الص‬I‫ل‬I‫ يح‬I‫ه‬I‫إن‬I‫ ف‬I‫ األفق‬I‫ال في‬I‫طي‬I‫ست‬I‫ م‬I‫ب‬I‫ذه‬I‫ ي‬I‫لذي‬I‫ا‬

hal.11
“Fajar itu ada dua: pertama, fajar yang bentuknya seperti ekor serigala, maka ini tidak
menghalalkan shalat (shubuh) dan tidak mengharamkan makan. Kedua, fajar yang memanjang di
ufuk, ia menghalalkan shalat (shubuh) dan mengharamkan makan (mulai puasa)” (HR. Al Hakim, Al
Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’).

Puasa berakhir ketika terbenam matahari. Allah Ta’ala berfirman:

ِّ ‫ل‬I‫ ا‬I‫وا‬II‫ ُّم‬Iِ‫َت‬I‫ أ‬I‫ُ َّم‬I‫ث‬


I‫ ِل‬I‫ ْي‬Iَّ‫ل‬I‫ ال‬I‫َى‬I‫ل‬Iِ‫ إ‬I‫ا َم‬Iَ‫ي‬I‫ص‬
“lalu sempurnakanlah puasa hingga malam” (QS. Al Baqarah: 187).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

I‫ئم‬I‫صا‬I‫ ال‬I‫طر‬I‫ أف‬I‫قد‬I‫ ف‬I،‫س‬I‫شم‬I‫ ال‬I‫بت‬I‫غر‬I‫ و‬I،I‫نا‬I‫اه‬I‫ ه‬I‫ من‬I‫ار‬I‫نه‬I‫ ال‬I‫بر‬I‫أد‬I‫ و‬I‫ا‬I‫هن‬I‫ل من ها‬I‫لي‬I‫ ال‬I‫بل‬I‫ أق‬I‫ذا‬I‫إ‬
“jika datang malam dari sini, dan telah pergi siang dari sini, dan terbenam matahari, maka orang
yang berpuasa boleh berbuka” (HR. Bukhari – Muslim).

Syarat Wajib & Syarat Sah Puasa


Syarat Wajib:
a)      Islam : Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang beragama islam
b)      Baligh : (umur 15 tahun ke atas) atau tanda yang lain. Anak kecil tidak wajib puasa.
c)      Berakal : Orang gila tidak wajib berpuasa
d)     Mampu melaksanakan puasa : Orang yang tidak mampu samada kerana tua atau sakit tidak
diwajibkan ke atas mereka berpuasa.
Syarat Sah:
a)      Islam. Orang yang bukan Islam tidak sah puasa.
b)      Mumayyiz (iaitu dapat membezakan yang baik dengan yang tidak baik).
c)      Suci dari haid (darah kotoran) dan nifas (darah setelah melahirkan anak). Orang yang
kedatangan haid atau nifas tidak sah berpuasa tetapi keduanya wajib mengganti (membayar)
puasa yang tertinggal itu secukupnya. (Qada': Ialah membayar kewajipan yang ditinggalkan
sesudah waktunya, seperti orang yang meninggalkan puasa kerana haid, wajib ke atasnya
menebus puasa yang ditinggalkan itu di dalam bulan lain. Kalau ketinggalan 3 hari, wajib ke
atasnya qada' 3 hari juga).

Rukun Puasa
Diantara rukun-rukun puasa yaitu:
a)      Niat di dalam hati , niat ini diwajibkan pada tiap-tiap malam,  kerana ibadat puasa pada tiap-
tiap hari dalam bulan Ramadhan adalah perbuatan yang terpisah di antara hari dengan hari
yang lain Sebagaimana Hadis Nabi SAW :
‫من لم يجمع الصوم قبل الفجر فال صيام له‬
Artinya :”Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar maka tiada puasa
baginya”(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Asbus Sunan).
b)      Menahan diri daripada makan dan minum atau menahan dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa dari keluarnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
 Orang yang Boleh Tidak Berpuasa
Orang-orang berikut ini boleh tidak berpuasa tapi harus melakukan kafarat/denda.
a)      Orang sakit
b)      Orang dalam perjalanan(Musyafir)
sebagaimana firman Allah:
َ ُ‫َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أَوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن أَي ٍَّام أ‬
‫خَر ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َوالَ ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر‬

hal.12
Artinya: “Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka hendaklah dia
berpuasa di hari lain. Allah menghendaki keringanan bagi kamu, dan Dia tidak menghendaki
kesukaran ke atas kamu.”(Q.S. Al-Baqarah, Ayat: 185)
c)      Wanita haid dan nifas
d)     Wanita yang sedang hamil & menyusui, karena dikhawatirkan menganggu kesehatan dirinya
dan anaknya.
e)      Orang yang lanjut usia

Denda/ Kafarat Puasa


Denda atau kafarat puasa adalah perbuatan yang harus dilakukan sebagai ganti dari puasa
yang ditinggalkan dengan berdasarkan ketentuan Allah SWT. Jika seseorang tidak melakukan
puasa ramadhan dengan alasan atau sebab tertentu yang dibolehkan syara’ maka berlaku
ketentua denda/ kafarat sbb:
1)      Wajib mengkhodo’ pada hari lain sesuai dengan jumlah hari yng ditinggalkan:
a)      Orang sakit yang masih bisa sembuh
b)      Orang yang sedang dalam perjalanan (Musyafir)
Sebagaimana firman Allah:
‫ ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم‬I ‫ َر ي ُِري‬I‫ َّدةٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُ َخ‬I‫فَ ٍر فَ ِع‬I ‫ا أَ ْو َعلَى َس‬I ‫يض‬ َ I‫َو َم ْن َك‬
ً ‫ان َم ِر‬I
‫ْاليُ ْس َر َوالَ ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر‬
Artinya: “Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka hendaklah dia
berpuasa di hari lain. Allah menghendaki keringanan bagi kamu, dan Dia tidak menghendaki
kesukaran ke atas kamu.”(Q.S. Al-Baqarah, Ayat: 185)
c)      Wanita yang sedang hamil & menyusui, jika mengkhawatirkan membahayakan diri sendiri
dan anaknya maka wajib mengkhodo’, tapi jika hanya mengkhawatirkan anaknya saja maka
wajib baginya mengkhodo’ dan membayar fidyah

2)      Wajib membayar fidyah yaitu memberi makan(makanan pokok) fakir miskin pada tiap hari
yang ditinggalkan sebesar 1 mud (6 ons).
a)      Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh
b)      Orang tua yang tidak mampu berpuasa.
Sebagaimana firman Allah:
َ ‫َو َعلَى الَّ ِذ‬
ٍ ‫ين ي ُِطيقُونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِك‬
‫ين‬
Artinya:” Dan atas orang yang mampu tetapi amat payah menunaikannya (kerana tua, lemah
atau sebagainya) hendaklah dia membayar fidyah, (iaitu) memberi makan orang miskin”.

  Sunah-Sunah Puasa
Diantara Sunah-Sunahnya Puasa Yaitu:
a)      Makan Sahur, Rasulullah bersabda:
ً‫ُور بَ َر َكة‬
ِ ‫تَ َس َّحرُوا فَاِ َّن فِى ال ُّسح‬
Artinya:”Hendaklah kalian makan sahur karena didalam sahur itu terdapat
keberkahan”(Mutafaqun Alaih)
b)      Mengakhiri sahur, Rasulullah Bersabda:
‫إن تأخير السحور من سنن المرسلين‬
Artinya:” Sesungguhnya melewatkan bersahur itu adalah sunnah Para Rasul”(Diriwayatkan
oleh Ibn. Hibban)
c)      Menyegerakan berbuka, Rasulullah Bersabda:
‫ال يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر‬

hal.13
Artinya:” Manusia akan tetap berkeadaan baik selagi mereka menyegerakan
berbuka”(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
d)     Meninggalkan perkataan yang tidak baik, seperti berbohong, mengumpat, menfitnah dan
sebagainya, Rasulullah Bersabda:
‫ه‬II‫دع طعام‬II‫ة في أن ي‬II‫ه فليس هلل حاج‬II‫ل ب‬II‫زور والعم‬II‫ول ال‬II‫دع ق‬II‫من لم ي‬
‫وشرابه‬
Artinya:”Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan beramal dengannya
maka Allah tidak mempunyai hajat padanya dalam dia meninggalkan makanan dan
minumannya (puasanya sia-sia).”(H.R. Bukhari)
e)      Berbuka dengan kurma atau yang manis-manis atau dengan air sebelum makan yang lain
f)       Memberi makan orang lain untuk berbuka
g)      Berdoa ketika berbuka, Doa itu antara lain:
ُ ْ‫ك اَ ْفطَر‬
‫ت‬ َ ِ‫ت َوعَلي ِر ْزق‬
ُ ‫ك اَ َم ْن‬ ُ ‫ص ْم‬
َ ِ‫ت َوب‬ َ َ‫اّلَّلهُ َم ل‬
ُ ‫ك‬
Artinya;” Wahai Tuhanku, karena-Mulah aku berpuasa dan dengan rizki-mulah aku
berbuka”

Makruh Puasa
Beberapa hal yang dimakruhkan pada saat puasa yaitu:
a)      Berkata  yang tidak baik, seperti berbohong, mengumpat, menfitnah dan sebagainya,
Rasulullah Bersabda:
‫من لم يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاجة في أن يدع طعامه وشرابه‬
Artinya:”Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan beramal dengannya
maka Allah tidak mempunyai hajat padanya dalam dia meninggalkan makanan dan
minumannya (puasanya sia-sia).”(H.R. Bukhari)
b)      Sengaja melambatkan berbuka meskipun sudah masuk waktu maghrib
c)      Berbekam, kecuali kalau terpaksa
d)     Bersiwak, sikat gigi dan berkumur secara berlebihan pada saat matahari sudah tergelincir ke
barat(waktu Dhuhur), kecuali terpaksa
e)      Sebagaian ulama’ berpandapat bahwa: suntik cacar termasuk makruh, jika tidak ada
keperluan mendesak.

Hal-hal yang Membatalkan Puasa


a)      Murtad(keluar dari agama islam)
b)      Muntah dengan sengaja
c)      Makan dan minum dengan sengaja termasuk juga merokok
d)     Haid, Nifas, Wiladah
e)      Gila, Mabuk, Pingsan
f)       Jimak pada saat puasa, Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW :
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah S.A.W, Dan berkata: “Celaka aku, wahai
Rasulullah.” Nabi S.A.W berkata: “Apakah yang mencelakakan engkau?.” lelaki itu
menjawab:” Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada waktu siang di bulan
Ramadan.” Rasulullah S.A.W berkata: “Sanggupkah engkau memerdekakan hamba?”.lelaki
itu menjawab: “Tidak sanggup.” Rasulullah S.A.W berkata: “Hendaklah engkau berpuasa
dua bulan berturut-turut?.” lelaki itu menjawab: “Tidak mampu.” Rasulullah S.A.W berkata:
“Adakah engkau mempunyai makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?.”
lelaki itu menjawab:” Tidak.” Kemudian lelaki itu duduk, sekejap lepas itu datang seseorang
kepada Nabi s.a.w dengan memberi satu bakul besar berisi tamar. Lalu Rasulullah S.A.W
bersabda: “Sedekahkanlah kurma ini.” Kata lelaki itu: "Kepada siapakah?.Kepada yang
lebih miskin daripada aku?Demi Allah tidak ada penduduk kampung ini yang lebih berhajat
kepada makanan selain dari kami seisi rumah.”Nabi S.A.W tertawa sehingga terlihat gigi

hal.14
taringnya dan berkata:” Pulanglah, berikanlah kurma itu kepada ahli rumahmu.”(Hadis
Riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)
g)      Keluar Mani dengan sengaja, yaitu Dengan cara yang pada adatnya bisa membuat mani
keluar. Atau dengan sengaja memandang, atau berfikir-fikir, cium, sentuh dan sebagainya
sehingga keluar maninya.Akan tetapi sekiranya keluar kerana bermimpi maka tidak
membatalkan puasa.

Hikmah-hikmah berpuasa
Berpuasa disamping dapat menambah takewa pada Allah, juga mengandung beberapa
hikmah diantaranya sbb:
a)      Akan timbul rasa hibah terhadap fakir miskin yang sering kali tidak makan sehingga timbul
keinginan untuk menolong.
b)      Dapat mendidik diri untuk bersabar dalam menghadapai cobaan dan penderitaan. Sebab
orang yang berpuasa itu harus mampu menahan penderitaan lapar dan haus, sehingga akan
terlatih kesabaran hatinya.
c)      Dapat mendidik diri untuk bersifat amanah dan percaya diri. Karena orang yang berpuasa
dengan menahan lapar dan haus tidak ada orang yang tahu kecuali hanya Allah, sehingga
akan terlatih sifat amanah dan percaya dirinya.
d)     Dapat mendidik untuk tidak berbuat dusta dan berkata keji
e)      Dapat memelihara kesehatan tubuh.



FIQIH SHALAT TARAWIH


Oleh; M.Dwi Ilhami, S.Fil.I

Pengertian dan hukum Shalat Tarawih


Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari ٌ‫ْحة‬ َ ‫ تَرْ ِوي‬yang diartikan sebagai “waktu
sesaat untuk istirahat”.Salat Tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh) adalah shalat sunnat
malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan setelah dilaksanakannya sholat isya’, hukum shalat
tarawih adalah mustahab (sunnah), sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam An-Nawawi
rahimahullah ketika menjelaskan tentang sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

‫صانَ إِ ْي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫َم ْن قَا َم َر َم‬
Artinya: “Barangsiapa menegakkan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharap
balasan dari Allah ta’ala , niscaya diampuni dosa yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)

Yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah shalat tarawih dan ulama telah
bersepakat bahwa shalat tarawih hukumnya mustahab (sunnah).” (Syarah Shahih Muslim,
6/282). Ketika Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menafsirkan qiyamu Ramadhan dengan
shalat tarawih maka Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah memperjelas kembali tentang hal

hal.15
tersebut: “Maksudnya bahwa qiyamu Ramadhan dapat diperoleh dengan melaksanakan shalat
tarawih dan bukanlah yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan hanya diperoleh dengan
melaksanakan shalat tarawih saja (dan meniadakan amalan lainnya).” (Fathul Bari, 4/295).

Para perawi yang meriwayatkan hadits di atas, selain Tirmidzi, juga meriwayatkan bahwa Aisyah
berkata, ”Nabi SAW. mengerjakan shalat di masjid, lalu banyak kaum Muslim yang bermakmum di
belakang beliau. Kemudian beliau mengerjakan shalat di malam berikutnya, jumlah kaum Muslim yang
bermakmum di belakangnya semakin banyak. Ketika kaum Muslim berkumpul pada malam ketiga, Nabi
SAW. tidak keluar untuk mengimami mereka. Di pagi harinya, beliau bersabda:

.‫ إالّ أنّى خشيت أن تُفرض عليكم‬,‫ فلم يمنعنى من الخروج إليكم‬,‫و قد رأيت صنيعكم‬
“Aku telah melihat apa yang kalian lakukan.Aku tidak keluar untuk mengimami kalian karena aku
khawatir itu akan diwajibkan atas kalian”.

Dari dua hadits yang disebutkan terakhir, dapat disimpilkan bahwasannya hukum shalat Tarawih
adalah sunnah sebagaimana tutur Rasulullah yang tidak menginginkan para sahabatnya menganggap
shalat Tarawih itu wajib.

Jumlah rokaat dalam shalat tarawih


Seringkali masalah jumlah raka’at shalat tarawih dipermasalahkan di tengah-tengah
masyarakat.Sampai-sampai jumlah raka’at ini jadi tolak ukur, apakah si fulan termasuk
golongannya ataukah tidak. Sekarang akan dibahas dari kedua sisi dalil pendukung shalat
tarawih dengan beberapa jumlah rokaat yang berbeda. Hal ini perludikemukakan dengan tujuan
supaya kaum muslimin sadar bahwa beda pendapat yang terjadi sebenarnya tidak perlu sampai
meruntuhkan kesatuan kaum muslimin.

 Asal usul ‘Umar Mulai Mengumpulkan Para Jama’ah dalam Shalat Tarawih
Dalam Shahih Al Bukhari pada Bab “Keutamaan Qiyam Ramadhan” disebutkan
beberapa riwayat sebagai berikut.
- َ‫ب ع َْن ُح َم ْي ِد ْب ِن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرة‬ ٍ ‫ك ع َِن ا ْب ِن ِشهَا‬ ٌ ِ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ ب ُْن يُوسُفَ أَ ْخبَ َرنَا َمال‬
‫ابًا‬I‫انَ إِي َمانًا َواحْ تِ َس‬I‫ض‬ َ ‫ا َم َر َم‬IIَ‫ قَا َل « َم ْن ق‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬- ‫رضى هللا عنه‬
‫ ُر‬I‫ َواألَ ْم‬- ‫لم‬I‫ه وس‬I‫لى هللا علي‬I‫ ص‬- ِ ‫و ُل هَّللا‬I‫ ُوفِّ َى َر ُس‬Iُ‫ب فَت‬ ٍ ‫ قَا َل اب ُْن ِشهَا‬. » ‫ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
‫ى هللا‬II‫ رض‬- ‫ َر‬I‫ ِة ُع َم‬Iَ‫ ْدرًا ِم ْن ِخالَف‬I‫ص‬ َ ‫ر َو‬I ٍ I‫ ِة أَبِى بَ ْك‬Iَ‫كَ فِى ِخالَف‬IIِ‫ ُر َعلَى َذل‬I‫ ثُ َّم َكانَ األَ ْم‬، ‫ك‬ َ ِ‫َعلَى َذل‬
‫ عنهما‬-
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik
dari Ibnu Syihab dari Humaid bin ‘Abdurrahman dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan qiyam Ramadhan
(shalat tarawih) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan
diampuni dosa-dosanya yang lalu“. Ibnu Syihab berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam wafat, namun orang-orang terus melestarikan tradisi menegakkan malam Ramadhan (secara
bersama, jamaah), keadaan tersebut terus berlanjut hingga zaman kekhalifahan Abu Bakar dan awal-
awal kekhilafahan ‘Umar bin Al Khaththob radhiyallahu ‘anhu. (HR. Bukhari no. 2009)

َ I‫ َع ُع َم‬I‫ت َم‬
‫ر‬I ُ ْ‫ال خَ َرج‬َ َ‫ى أَنَّهُ ق‬ ِ َ‫الزبَي ِْر ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َع ْب ٍد ْالق‬
ِّ ‫ار‬ ُّ ‫ب ع َْن عُرْ َوةَ ْب ِن‬
ٍ ‫َو َع ِن ا ْب ِن ِشهَا‬
ٌ ‫إ ِ َذا النَّاسُ أَوْ زَا‬I َ‫ ف‬، ‫ ِج ِد‬I ‫ إِلَى ْال َم ْس‬، َ‫ان‬I ‫ض‬
َ‫ون‬IIُ‫ع ُمتَفَ ِّرق‬ َ ‫ةً فِى َر َم‬I َ‫ لَ ْيل‬- ‫ه‬II‫ى هللا عن‬II‫ رض‬- ‫ب‬ ِ ‫ب ِْن ْال َخطَّا‬

hal.16
‫ْت‬ُ ‫وْ َج َمع‬IIَ‫ ُر إِنِّى أَ َرى ل‬I‫ا َل ُع َم‬IIَ‫طُ فَق‬I‫الَتِ ِه ال َّر ْه‬I‫ص‬ َ ِ‫لِّى ب‬I‫ُص‬َ ‫ ُل فَي‬I‫ُصلِّى ال َّر ُج‬ َ ‫ َوي‬، ‫ُصلِّى ال َّر ُج ُل لِنَ ْف ِس ِه‬
َ ‫ي‬
ً‫ة‬I َ‫ هُ لَ ْيل‬I‫ت َم َع‬ ٍ ‫ َز َم فَ َج َم َعهُ ْم َعلَى أُبَ ِّى ْب ِن َك ْع‬I‫ ثُ َّم َع‬. ‫ل‬I
ُ ْ‫ َرج‬I‫ ثُ َّم َخ‬، ‫ب‬ َ Iَ‫اح ٍد لَ َكانَ أَ ْمث‬
ِ ‫ئ َو‬ٍ ‫ار‬ِ َ‫هَ ُؤالَ ِء َعلَى ق‬
‫ ُل‬I ‫ض‬ َ ‫ا أَ ْف‬IIَ‫ا ُمونَ َع ْنه‬IIَ‫ َوالَّتِى يَن‬، ‫ال ُع َم ُر نِ ْع َم ْالبِ ْد َعةُ هَ ِذ ِه‬
َ َ‫ ق‬، ‫ارئِ ِه ْم‬
ِ َ‫صالَ ِة ق‬ َ ِ‫صلُّونَ ب‬ َ ُ‫ َوالنَّاسُ ي‬، ‫أُ ْخ َرى‬
ُ‫ َو َكانَ النَّاسُ يَقُو ُمونَ أَ َّولَه‬، ‫آخ َر اللَّ ْي ِل‬ ِ ‫ ي ُِري ُد‬. َ‫ِمنَ الَّتِى يَقُو ُمون‬
Dan dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah bin Az Zubair dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Qariy bahwa
dia berkata, “Aku keluar bersama ‘Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu pada malam
Ramadhan menuju masjid, ternyata orang-orang shalat berkelompok-kelompok secara terpisah-
pisah, ada yang shalat sendiri dan ada seorang yang shalat diikuti oleh ma’mum yang
jumlahnya kurang dari sepuluh orang. Maka ‘Umar berkata, “Aku berpikir bagaimana
seandainya mereka semuanya shalat berjama’ah dengan dipimpin satu orang imam, itu lebih
baik“. Kemudian Umar memantapkan keinginannya itu lalu mengumpulkan mereka dalam satu
jama’ah yang dipimpin oleh Ubbay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar lagi bersamanya pada
malam yang lain dan ternyata orang-orang shalat dalam satu jama’ah dengan dipimpin seorang
imam, lalu ‘Umar berkata, “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini. Dan mereka yang tidur terlebih
dahulu adalah lebih baik daripada yang shalat awal malam.Yang beliau maksudkan untuk
mendirikan shalat di akhir malam, sedangkan orang-orang secara umum melakukan shalat
pada awal malam. (HR. Bukhari no. 2010).

 Dasar hukum Shalat Tarawih dengan 11 Rokaat:


A’isyah pernah ditanya oleh murid-muridnya tentang bagaimana cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam shalat malam. Jawab A’isyah radhiyallahu ‘anha,

ً‫ضانَ َوالَ َغي ِْر ِه َعلَى إِحْ دَى َع ْش َرةَ َر ْك َعة‬


َ ‫َما َكانَ يَ ِزي ُد فِى َر َم‬
Beliau tidak pernah nambahi lebih dari 11 rakaat, baik di dalam ramadhan maupun di luar
ramadhan. (HR. Bukhari 3569).

َ َ‫ُصلِّى ِمنَ اللَّي ِْل ثَال‬


ً‫ث َع ْش َرةَ َر ْك َعة‬ َ ‫ ي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam sebanyak 11 rakaat.(HR. Abu Daud
1340).

– ‫صالَ ِة ْال ِع َشا ِء‬ َ ْ‫ُغ ِمن‬ َ ‫ُصلِّى فِي َما َبي َْن أَنْ َي ْفر‬ َ ‫ ي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ان َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫َك‬
ِ ‫ِى الَّتِى َي ْدعُو ال َّناسُ ْال َع َت َم َة – إِ َلى ْال َفجْ ِر إِحْ َدى َع ْش َر َة َر ْك َع ًة ي َُسلِّ ُم َبي َْن ُك ِّل َر ْك َع َتي‬
‫ْن‬ َ ‫َوه‬
‫َويُو ِت ُر ِب َوا ِح َد ٍة‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat antara shalat ‘Isya’ (biasa disebut
‘atamah) dan shalat Shubuh sebanyak 11 raka’at.  (Beliau salam setiap dua raka’at dan berwitir dengan
satu raka’at).

Para ulama memahami, hadis ini bukanlah pembatasan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak pernah melarang lebih dari 11. Yang diceritakan Aisyah adalah kebiasaan jumlah rakaat
shalat lail yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:

hal.17
‫لم‬I‫ه وس‬I‫لى هللا علي‬I‫ فيه عددا معينا ؛ بل كان هو – ص‬I‫أن نفس قيام رمضان لم يوقت النبي صلى هللا عليه وسلم‬
‫– ال يزيد في رمضان وال غيره على ثالث عشرة ركعة لكن كان يطيل الركعات‬
“Bahwa shalat malam di bulan Ramadhan tidaklah dibatasi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan bilangan tertentu. Namun yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau tidak
menambah di bulan Ramadhan atau bulan lainnya lebih dari 13 raka’at, akan tetapi beliau
memperpanjang rakaatnya.…Barangsiapa yang mengira bahwa shalat malam di bulan Ramadhan
memiliki bilangan raka’at tertentu yang ditetapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak boleh
ditambahi atau dikurangi dari jumlah raka’at yang beliau lakukan, sungguh dia telah keliru.”(Majmu’ al-
Fatawa, 22/272).

 Dasar hukum sholat tarawih dengan 23 rokaat


1. Atsar Atho’ (seorang tabi’in) yang dikeluarkan dalam Mushonnaf Ibni Abi Syaibah (2/163).

‫حدثنا بن نمير عن عبد الملك عن عطاء قال أدركت الناس وهم يصلون ثالثة وعشرين ركعة‬
‫بالوتر‬
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, dari ‘Abdul Malik, dari ‘Atho’, ia berkata, “Aku
pernah menemukan manusia ketika itu melaksanakan shalat malam 23 raka’at dan sudah
termasuk witir di dalamnya.” )Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa riwayat ini
shahih).

2. Atsar dari Ibnu Abi Mulaikah yang dikeluarkan dalam Mushonnaf Ibni Abi Syaibah (2/163).

‫حدثنا وكيع عن نافع بن عمر قال كان بن أبي مليكة يصلي بنا في رمضان عشرين ركعة‬
Telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Nafi’ bin ‘Umar, ia berkata, “Ibnu Abi Mulaikah
shalat bersama kami di bulan Ramadhan sebanyak 20 raka’at”.(Syaikh Musthofa Al ‘Adawi
mengatakan bahwa riwayat ini shahih).

3. atsar adri ‘ali bin Robi’ah yang di keluarkan dalam mushonnaf Ibni abi syaibah (2/163)

 ‫حدثنا الفضل بن دكين عن سعيد بن عبيد أن علي بن ربيعة كان يصلي بهم في رمضان خمس‬
‫ترويحات ويوتر بثالث‬
Telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Dakin, dari Sa’id bin ‘Ubaid, ia berkata bahwa
‘Ali bi Robi’ah pernah shalat bersama mereka di Ramadhan sebanyak 5 kali duduk istirahat
(artinya: 5 x 4 = 20 raka’at), kemudian beliau berwitir dengan 3 raka’at.

 Beberapa cara dan ketentuan pelaksanaan sholat tarawih

Para pakar fiqih berpendapat bahwa shalat tarawih dilakukan dengan salam setiap dua raka’at.
Karena tarawih termasuk shalat malam. Sedangkan shalat malam dilakukan dengan dua raka’at salam
dan dua raka’at salam. Dasarnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫صلَّى‬ َ ‫ فَإ ِ َذا خَ ِش َى أَ َح ُد ُك ُم الصُّ ب َْح‬، ‫صالَةُ اللَّي ِْل َم ْثنَى َم ْثنَى‬
َ ‫ تُوتِ ُر لَهُ َما قَ ْد‬، ً‫صلَّى َر ْك َعةً َوا ِح َدة‬ َ
“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at.Jika kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu
raka’at, untuk menjadi witir bagi shalat-shalat sebelumnya.” (HR. Bukhari 990 dan Muslim 749)

hal.18
‫ا ِء اِلَى‬I ‫اَل ِة ْال ِع َش‬I ‫ص‬
َ ‫ ُر َغ ِم ْن‬I‫صلِّي فِ ْي َما بَ ْينَ اَ ْن يَ ْف‬ َ ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي‬ َ ‫ت َكانَ النَّبِي‬ ْ َ‫ع َْن عَائِ َشةَ قَال‬
 ‫ْالفَجْ ِر اِحْ دَى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً يُ َسلِّ ُم بَ ْينَ ُك ِّل َر ْك َعتَي ِْن َويُوتِ ُر بِ َوا ِح َد ٍة‬
Dari Aisyah ra.menjelaskan: “Nabi saw. shalat sebelas rakaat di antara shalat Isya’ sampai terbit fajar.
Beliau salam setiap dua rakaat dan mengerjakan shalat witir dengan satu rakaat “. (HR. Muslim).

‫ فَاَل تَ َسلْ ع َْن‬،‫صلِّي أَرْ بَعًا‬ َ ُ‫ ي‬،ً‫ضانَ َواَل فِي َغي ِْر ِه َعلَى إِحْ دَى َع ْش َرةَ َر ْك َعة‬ َ ‫َما َكانَ يَ ِزي ُد فِي َر َم‬
‫صلِّي ثَاَل ثًا‬َ ُ‫ ثُ َّم ي‬،‫ فَاَل تَ َسلْ ع َْن ُح ْسنِ ِه َّن َوطُولِ ِه َّن‬،‫صلِّي أَرْ بَعًا‬
َ ُ‫ ثُ َّم ي‬،‫ُح ْسنِ ِه َّن َوطُولِ ِه َّن‬
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah nambahi lebih dari 11 rakaat, baik di dalam ramadhan
maupun di luar ramadhan. Beliau shalat 4 rakaat, jangan kamu tanya bagusnya dan panjangnya.
Kemudian shalat lagi 4 rakaat, jangan kamu tanya bagusnya dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3
rakaat. (HR. Bukhari 3569)

 Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan secara ganjil sebagai penutup shalat malam, dikerjakan
menurut kemampuan masing-masing; boleh dengan satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat,
sembilan rakaat, atau sebelas rakaat.
Bila tidak memberatkan, shalat witir disunnahkan untuk dikerjakan setiap malam, Abu Ayyub al-Anshari
ra.menjelaskan:
‫وتِ َر‬Iْ Iُ‫لِ ٍم فَ َم ْن اَ َحبَّ اَ ْن ي‬I‫لِّ ُم ْس‬II‫ق َعلَى ُك‬ ٌّ I‫و ْت ُر َح‬Iِ I‫لَّ َم اَ ْل‬I‫ ِه َو َس‬I‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬I‫ص‬
َ ِ‫و ُل هللا‬I‫قَا َل َر ُس‬
  ْ‫ث فَ ْليَ ْف َعلْ َو َم ْن اَ َجبَّ اَ ْن ي ُْوتِ َر بِ َوا ِح َد ٍة فَ ْليَ ْف َعل‬ٍ ‫س فَ ْليَ ْف َعلْ َو َم ْن اَ َحبَّ اَ ْن ي ُْوتِ َر بِثَاَل‬
ٍ ‫بِ َخ ْم‬
Rasulullah saw, bersabda: “witir itu adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat,
maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka kerjakanlah”. (HR. Abu
Dawud dan Nasa’i).
Meskipun shalat witir disebut sebagai penutup shalat malam, namun demikian tidak berarti harus
selalu dikerjakan pada akhir malam, bisa juga dikerjakan pada awal atau tengah malam.Dalam hadits
yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra.menyebutkan bahwa Rasulullah saw. mengerjakan shalat witir
pada setiap malam, pernah berwitir pada permulaannya, pertengahannyam atau penghabisannya.
‫ ِل‬I‫لَّ َم ِم ْن اَ َّو ِل اللَّ ْي‬I ‫ ِه َو َس‬I‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬I ‫ص‬
َ ِ‫ت ِم ْن ُكلِّ اللَّ ْي ِل قَ ْد اَ ْوتَ َر َرسُو ُل هللا‬
ْ َ‫َع ْن َعائِ َشةَ قَال‬
 ‫َواَ ْو َس ِط ِه َواَ ِخ ِر ِه فَا ْنتَهَى ِو ْت ُرهُ اِلَى الس ََّح ِر‬
Dari Aisyah ra.menerangkan: ”dari setiap malam, Nabi saw. pernah mengerjakan shalat witir pada
permulaan malam, pertengahannya dan akhirannya, dan berakhir pada waktu subuh”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Bagi siapa yang khawatir tidak bangun di akhir malam, sebaiknya melakukan shalat witir
sebelum tidur, sedangkan bagi mereka yang yakin bisa bangun di akhir malam untuk mengerjakan
tahajjud, maka mengakhirkan shalat witir sebagai penutup shalat malam , cara inilah yang paling afdhal.

ُ‫ َره‬I‫اف اَ ْن اَل يَقُ ْو َم ِم ْن اَ ِخ ِر اللَّي ِْل فَ ْلي ُْوتِرْ اَ َّولَهُ َو َم ْن طَ َم َع اَ ْن يَقُ ْو َم اَ ِخ‬ َ ‫ال َم ْن َخ‬ َ َ‫َع ْن َجابِ ٍر ق‬
 ‫ض ُل‬َ ‫ك اَ ْف‬ َ ِ‫فَ ْلي ُْوتِرْ اَ ِخ َراللَّي ِْل َم ْشه ُْو َدةً َو َذل‬
Dari Jabir ra.menuturkan, “Rasulullah saw. bersabda: “barang siapa yang merasa tidak akan sanggup
bangun pada akhir malam, hendaklah ia menyegerakan shalat witir pada permulaan malam, siapa yang
merasa sanggup bangun pada akhir malam, berwitirlah pada akhir malam, karena shalat pada akhir
malam itu dihadiri (para malaikat), dan itulah yang paling utama”. (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah
dan Ahmad).

hal.19
 Keutamaan shalat tarawih

‫ب لَهُ بَقِيَّةُ لَ ْيلَتِ ِه‬ َ ‫اإل َم ِام َحتَّى يَ ْن‬


َ ‫ص ِرفَ ُح ِس‬ ِ ‫َّن ال َّرج َُل إِ َذا قَا َم َم َع‬
“Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung
mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad).
َ ‫نَّهُ َم ْن قَا َم َم َع ا ِإل َم ِام َحتَّى يَ ْن‬
َ ِ‫ص ِرفَ ُكت‬
‫ب لَهُ قِيَا ُم لَ ْيلَ ٍة‬
“Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah
mengerjakan shalat semalam suntuk (semalam penuh).” (HR. Tirmidzi).

Hikmah Puasa Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia, bulan Suci Ramadhan merupakan
bulan yang sangatlah di tunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa, karena
puasa adalah amalan khusus hanya untuk orang yang beriman dan bertaqwa, jadi jika kita merasa
iman dan bertaqwa maka wajiblah kita berpuasa, kecuali kita tidak mengimani dan tidak
bertakwa, maka tidak wajib berpuasa seperti firman alllah swt berikut ini :

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫م َك َما ُكت‬Iُ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Puasamerupakan salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. 

Karena orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa dan ketaqwaan:
1. Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan,
minum, jima’ dan lainnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua
itu.Ia meninggalkan semua itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala
dari-Nya. Ini semua merupakan bentuk taqwa.
2. Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan
menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan,
minum atau berjima tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa
Allah mengawasinya.
3. Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh
setan melemah, dan dari pada itu maksiat dapat dikurangi. 
4. Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan
tabiat orang yang bertaqwa.
5. Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli
kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang
bertaqwa”

Berikut ini adalah beberapa Hikmah Puasa di bulan Suci Ramadhan :


  
1. Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu
hal.20
Dalam tiga puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu
makan kita makan, waktu sholat kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat
tarawih, iktikaf, baca Al Qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu
namanya?Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
2. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam
hidup.
Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai
beribadah kepadaNya.Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan
pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan.
Di bulan Ramadhan kita diajarkan hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah.Pekerjaan
untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
3. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti
persaudaraan, dan silaturahmi.
Di dalam sebuah keluarga orang yang tidak mengerti akan arti persaudaraan. Persaudaraan di
dalam keluarga yang tidak begitu akrab, adik beradik bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling
tidak memperhatikan. Persaudaraan dari Gang Jalanan, banyak juga perkelahiannya.
Persaudaraan atas satu kelompok, satu bangsa, satu tanah air, hanya selogan dan nama, kurang
sekali mendapat makna. Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas
jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan ta’jil untuk berbuka puasa gratis.
Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama saling menanyakan kabar. Sama-sama
sholat tarawih tadarus dengan saling mengajarkan Qur'an, dan banyak makanan sedekah di
Masjid.
4. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah.
Di bulan Ramadhan kita berpuasa, merasakan lapar dan dahaga, mengingatkan kita betapa
sedihnya nasib orang yang tidak berpunya, orang terlantar, anak yatim yang tiada orang
tuanya, fakir miskin yang hidup di tempat yang tidak layak.Apakah kita tidak merasa
prihatin?Sehingga kita peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang kelaparan.Baik
karena kondisi ekonomi, atau disebabkan bencana Alam.
Juga Allah mengatakan orang yang tidak peduli dengan nasib fakir miskin dan anak yatim
sebagai orang yang tidak mempergunakan potensi panca indranya untuk melihat keadaan
sekelilingnya. Orang yang tidak peduli dengan orang lain juga disebut sebagai orang yang
salah menilai atau memandang kehidupan.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan.
Di bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh dalam beribadah, menetapkan niat yang
juga berisi tujuan kenapa dilakukannya puasa. Tujuan puasa adalah untuk melatih diri kita
agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan
tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa.
Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai nilai
ibadah.
Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada
manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai
tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah.Sehingga kita
terbiasa hidup dalam ibadah.Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan,
terutama yang mengandung dosa.
Dibulan Ramadhan kita berpuasa, kita menahan lapar dan dahaga.Bukan hanya itu saja, tetapi
juga menahan segala yang dapat membatalkan puasa, dan juga segala yang dapat merusak
puasa.Terutama hal-hal yang dapat menimbulkan dosa.Sehingga di dalam bulan Ramadhan
kita dapat terbiasa dan terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih
dari perbuatan yang dapat menimbulkan dosa.Latihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi

hal.21
kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan
dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan
dosa, dan lain sebagainya.
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan
rintangan.
Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan.
Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan
yang dilakukan orang lain terhadap kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau
mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan
Puasa.Dengan Sabar hasutan Syaitan untuk memperuncing konflik menjadi gagal.Kitalah
pemenangnya dari godaan Syeitan tersebut. Masalah orang menggunjing, memfitnah, biarlah
itu menjadi dosa-dosanya, janganlah kita ikut berdosa dengan dosa yang dilakukan oleh orang
lain.

9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana.
Setiap hari kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa.Dari sekian banyak kue dan
minuman yang kita beli, hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri yang diminum.
Sementara yang lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya. Hal ini
menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak sebelum berbuka, hanyalah hawa
nafsu saja. Kebutuhan kita hanyalah segelas teh manis saja! Mengapa kita harus membeli
minuman dan kue-kue berlebihan yang akhirnya tidak kita makan?Hal ini menyadarkan kita
betapa kita harus hemat, membeli sekedar yang dibutuhkan.Kelebihan uang yang kita punyai
mungkin dapat kita sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas
nikmat-nikmat yang diberikan pada kita.
Rasa syukur kita akan adanya nikmat makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa.
Kita merasakan lapar, tetapi kita masih mempunyai makanan.
Bagaimana dengan orang yang merasakan lapar tetapi bukan karena ia juga puasa, tetapi
karena memang tidak punya makanan? Kita sakit, kita dapat makan obat ketika berbuka,
tetapi bagaimana dengan orang yang tidak punya obat, ketika ia sakit? Kita harus lebih
bersyukur karena saat kita berpuasa merasa lapar dan haus, kita lengahkan dengan menonton
televisi atau hal-hal lain seperti internet. Namun, bagaimana dengan orang ketika ia lapar dan
haus mereka lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya?
Bukan karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena tuntutan hidup, yang
mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan hari esok ketika ia tidak bekerja. Tidakkah
harusnya kita bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan pada kita?
11. Menjadi pribadi yang lebih baik
Ketika menjalankan ibadah puasa , kita harus menghindari perbuatan – perbuatan yang dapat
mengurangi pahala puasa . Siapa sih yang menginginkan pahala puasa kita berkurang  dan
hanya mendapat rasa lapar dan haus . Tentu tidak bukan ? Maka kita harus dapat mengontrol
emosi, serta perbuatan – perbuatan yang buruk .
Dan seharusnya , walaupun kita telah tidak berada di bulan ramadhan hendaknya kebaikan –
kebaikan yang dilakukan di bulan ramadhan tetap berlanjut di bulan selanjutnya, dan berubah
menjadi pribadi yang lebih baik.
12. Hikmah puasa dalam bidang kesehatan 
Selain secara syar’i , puasa juga memiliki hikmah di bidang kesehatan. Dengan Berpuasa kita
dapat menjadi sehat, terhindar dari penyakit, dan puasa juga adalah kendaraan untuk
mendekatkan diri pada Allah SWT.Hikmah atau manfaat yang dapat di dapat di bidang
kesehatan antara lain yaitu :

1. Mengurangi tekanan darah


2. Mengurangi kadar diabetes

hal.22
3. Mengurangi berat badan
4. Mengurangi resiko struk
5. Sebagai obat magh

Subhanallah, Begitu banyak hikmah dari menjalankan ibadah puasa ramadhan. Jadi masa
iya kita akan menyianyiakan kesempatan emas untuk mendapat pahala serta mendapat tubuh
yang sehat . Tentu tidak bukan ?atau adakah yang masih bermalas – malasan untuk tidak
mengerjakan puasa ramadhan serta kewajiban yang lain? Jika masih ada, berarti anda
menginginkan menjadi orang yang rugi .

Semoga dengan penjelasan di atas mengenai hikmah menjalankan puasa ramadhan dan
manfaatnya, kita dalam menjalankan ibadah puasa di tahun ini menjadi pribadi yang lebih baik
serta menjadi muslim yang berada dalam lindungan Allah swt serta mendapat keberkahan
dariNya. Dan semoga dengan penjelasan di atas kita akan lebih semangat lagi dalam
menjalankan ibadah puasa, Amin..



Qitobah
(TATA CARA DAN RUKUN KHUTBAH JUM’AT)
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Jum’at, yaitu :
1. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian
memberi salam dan duduk.
2. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur.
3. Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan
hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW.
Kemudian memberikan nasehat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara
yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong
mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan
mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah
Subhannahu wa Ta’ala. Kemudian duduk sebentar
4. Khutbah kedua: Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian
kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan
khutbah pertama sampai selesai
5. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk
melaksanakan shalat. Kemudian memimpin shalat berjama’ah dua rakaat dengan
mengeraskan bacaan.

Rukun Khutbah Jumat Paling Tidak Ada Lima Perkara :


1. Rukun Pertama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah.Yaitu lafaz yang memuji Allah
SWT.Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah.Pendeknya,
minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
Contoh bacaan:
ْ‫ت أَ ْع َمالِنَا َمن‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬
َ َ ْ‫سنَا و ِمن‬
ِ ‫سيّئَا‬ ُ ْ‫ستَ ْغفِ ُرهُ َونَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِمن‬ ْ َ‫ِإنّ ا ْل َح ْم َد ِهللِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ست َِع ْينُهُ َون‬
ُ‫ي لَه‬ َ ‫ضلِ ْل فَالَ هَا ِد‬ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬

hal.23
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min
syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa
mayyudhlilfalaa haadiyalahu.

2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW


Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada
kata shalawat.Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana
mushallai ala Muhammad.
Contoh bacaan:
‫ان إِلَى َي ْو ِم ال ّد ْين‬
ٍ ‫س‬ ْ َ‫سلّ ْم عَلى ُم َح ّم ٍد َوعَلى آلِ ِه ِوأ‬
َ ‫ص َحابِ ِه َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم ِبإِ ْح‬ َ ‫اَلل ُه ّم‬.
َ ‫ص ّل َو‬
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man
tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa


Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa
atau takut kepada Allah SWT.Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk
mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.Sedangkan menurut Ibnu
Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah.Sedangkan menurut Ar-
Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian kepada
Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat”.
Contoh bacaan:
ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنّ إِالّ َوأَ ْنتُ ْم ُم‬
َ‫سلِ ُم ْون‬ ّ ‫يَاأَيّ َها الّ َذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح‬
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa
antum muslimuun
Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.

4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran


Pada salah satunyaminimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna
lengkap.Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan
sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau
larangan atau hukum.Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.
Contoh bacaan:
‫َئ قَ ِدي ٌر‬
ٍ ‫َلى ُك ِّل ش‬ ِ ْ‫ت أَيْنَ َما تَ ُكون ُوا َيأ‬
َ َّ‫ت ِب ُك ُم هللاُ َج ِمي ًعا إِن‬
َ ‫هللا ع‬ ِ ‫لخ ْي َرا‬ ْ ‫فَا‬
َ ‫ستبَقُِوا ْا‬
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli
syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)
‫أَ ّما بَ ْع ُد‬
ammaa ba’du..

Selanjutnya berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa
kepada Allah SWT, lalu mulai berkhutbah sesuai topiknya.

Memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun, atau ma’asyiral muslimin
rahimakumullah, atau “sidang jum’at yang dirahmati Allah”.

……. isi khutbah pertama ………

Setelah di itu menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan
muslimat.

hal.24
Contoh bacaan:

‫ أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي‬.‫الذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم‬


ِّ ‫ت َو‬ ِ ‫آن ا ْل َع ِظ ْي ِم َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬
ِ ‫اركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
‫ستَ ْغفِ ُر ْوهُ إِنَّهُ ه َُو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬ ٍ ‫سلِ ِميْنَ ِمنْ ُك ِّل َذ ْن‬
ْ ‫ب فَا‬ ْ ‫سائِ ِر ا ْل ُم‬ ْ َ‫ َه َذا َوأ‬.
َ ِ‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َول‬
barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal
aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa
iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.

Lalu duduk sebentar untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan
membaca shalawat secara perlahan.

Setelah itu, khatib kembali naik mimbar untuk memulai khutbah kedua.Dilakukan dengan
diawali dengan bacaaan hamdallah dan diikuti dengan shalawat.
Contoh bacaan:
ْ
‫ش َه ُد أَنّ ُم َح ّمدًا َخاتَ ُم األَ ْْنبِيَا ِء‬ْ َ‫صالِ ِحينَ َوأ‬ َّ ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلهَ ِإالّ هللاُ َولِ ُّي ال‬
ْ َ‫ب ا ْل َعالَ ِمينَ َوأ‬
ِّ ‫ِإنّ ا ْل َح ْم َد ِهللِ َر‬
َ‫ إِنَّك‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ِ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫سلِينَ اَللَّ ُه َّم‬َ ‫َوا ْل ُم ْر‬
ِ ‫ار ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
َ‫ إِنَّك‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ َوبَا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬.ٌ‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيد‬
َ َ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬
‫ أَ َّمابعد‬,.ٌ‫ح ِم ْي ٌد َم ِج ْيد‬,َ
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash
shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma
shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa
‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali
muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum
majiid.
Ammaa ba’ad..

Selanjutnya di isi dengan khutbah baik berupa ringkasan, maupun hal-hal terkait dengan
tema/isi khutbah pada khutbah pertama yang berupa washiyat taqwa.

……. isi khutbah kedua ………

5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua


Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada
Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal
muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar .
Contoh bacaan do’a penutup:

َ َ‫ ِإنَّك‬،‫ت‬
‫س ِم ْي ٌع‬ ِ ‫ت ْاألَ ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاألَ ْم َوا‬
ِ ‫ َوا ْل ُم ْؤ ِمنِيْنَ َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا‬،‫ت‬ ْ ‫سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم‬
ِ ‫سلِ َما‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُم‬
‫ت‬
ِ ‫ب ال ّدع ََوا‬ ُ ‫ب ُم ِج ْي‬ ٌ ‫قَ ِر ْي‬.
‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى اّل ِذيْنَ ِمنْ قَ ْبلِنَا َربّنَا‬ ْ ِ‫س ْينَا أَ ْو أَ ْخطَأْنَا َربّنَا َوالَ ت َْح ِم ْل َعلَ ْينَا إ‬ِ َ‫اخ ْذ نَا إِنْ ن‬ ِ َ‫َربّنَا الَتُؤ‬
‫ص ْرنَا َعلَى ا ْلقَ ْو ِم‬ُ ‫ار َح ْمنَا أَ ْنتَ َم ْوالَنَا فَا ْن‬ ْ ‫طاقَةَ لَنَا بِ ِه َواعْفُ َعنّا َوا ْغفِ ْر لَنَا َو‬ َ َ‫َوالَ ت ًَح ّم ْلنَا َماال‬
َ‫ا ْل َكافِ ِريْن‬.
‫ والحمد هلل رب العالمين‬.‫اب النّا ِر‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا َع َذ‬ َ ‫سنَةً َوفِي ْاألَ ِخ َر ِة َح‬ َ ‫ربَنَا َءاتِنَا فِي ال ّد ْنيَا َح‬. َ
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I
minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa.Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa
ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.
Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa
war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.

hal.25
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa
‘adzaabannaar.Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Selanjutnya khatib turun dari mimbar yang langsung diikuti dengan iqamat untuk memulai
shalat jum’at. Shalat jum’at dapat dilakukan dengan membaca suratal a’laa dan al
ghasyiyyah, atau surat bisa juga surat al jum’ah, al kahfi atau yang lainnya.



SEDEKAH DAN KEUTAMAANNYA


Pengertian Sedekah dalam Islam
Secara bahasa kata sedekah berasal dari bahasa Arab shodaqoh yang secara bahasa berarti
tindakan yang benar. Pada awal pertumbuhan islam, sedekah diartikan sebagai pemberian yang
disunahkan. Tetapi, setelah kewajiban zakat disyariatkan dalam Al-Qur’an sering disebutkan dengan kata
shadaqah maka shadaqah mempunyai dua pengertian, shadaqah sunah atau tathawwu’ (sedekah) dan
wajib (zakat). Sedekah sunah atau tathawwu’ adalah sedekah yang diberikan secara sukarela (tidak
diwajibkan) kepada orang (misalnya orang yang miskin/pengemis), sedangkan sedekah wajib adalah
zakat, kewajiban zakat dan penggunaanya telah dinyatakan dengan jelas dalam Al-Qur’an dalam surat At-
Taubat ayat 60 :

Iِ‫ة‬Iَ‫ف‬Iَّ‫ ل‬I‫ َؤ‬I‫ ُم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ا‬Iَ‫ ه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬Iِ‫ ل‬I‫ ِم‬I‫ ا‬I‫ َع‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ ِن‬I‫ ي‬I‫ ِك‬I‫ ا‬I‫ َس‬I‫ َم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ ِء‬I‫ ا‬I‫ َر‬Iَ‫ق‬Iُ‫ ف‬I‫ ْل‬Iِ‫ ل‬I‫ت‬ َّ I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ا‬I‫ َم‬Iَّ‫ن‬Iِ‫ إ‬I۞
Iُ I‫ا‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬
Iۖ I‫ ِل‬I‫ ي‬Iِ‫ ب‬I‫ َّس‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ِن‬I‫ ْب‬I‫ ا‬I‫ َو‬Iِ ‫ هَّللا‬I‫ل‬Iِ I‫ي‬Iِ‫ ب‬I‫ َس‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫و‬Iَ I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِم‬I‫ ِر‬I‫ ا‬I‫ َغ‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ب‬ ِ I‫ا‬Iَ‫ ق‬I‫ ِّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ َو‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iُ‫ب‬I‫و‬Iُ‫ل‬Iُ‫ق‬
I‫ ٌم‬I‫ ي‬I‫ ِك‬I‫ َح‬I‫ ٌم‬I‫ ي‬Iِ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ َو‬Iۗ Iِ ‫ هَّللا‬I‫ن‬Iَ I‫ً ِم‬I‫ ة‬I‫ض‬ Iَ I‫ ي‬I‫ ِر‬Iَ‫ف‬
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
“Zakat merupakan ibadah yang bersifat kemasyarakatan, sebab manfaatnya selain kembali
kepada dirinya sendiri (orang yang menunaikan zakat), juga besar sekali manfaatnya bagi pembangunan
bangsa negara dan agama”.Sedangkan secara syara’ (terminologi), sedekah diartikan sebagai sebuah
pemberian seseorang secara ikhlas kepada orang yang berhak menerima yang diiringi juga oleh pahala
dari Allah. Contoh memberikan sejumlah uang, beras atau benda-benda lain yang bermanfaat kepada
orang lain yang membutuhkan. Berdasarkan pengertian ini, maka yang namanya infak (pemberian atau
sumbangan) termasuk dalam kategori sedekah.

Dasar hukum anjuran bersedekah


Sedekah dibolehkan dan disunahkan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, diantaranya :

Iْ Iَ‫ أ‬Iُ‫ ه‬IIَ‫ ل‬Iُ‫ ه‬Iَ‫ ف‬I‫ع‬Iِ I‫ ا‬I ‫ض‬I


Iُ ‫ هَّللا‬I‫ َو‬Iۚ ًI‫ ة‬I‫ر‬Iَ I‫ ي‬IIِ‫ ث‬I‫ َك‬I‫ًا‬I‫ف‬I‫ ا‬I‫ َع‬I ‫ض‬I Iَ Iُ‫ي‬Iَ‫ ف‬I‫ًا‬I‫ ن‬I ‫س‬
Iَ I‫ َح‬I‫ ا‬I ‫ض‬ ً I‫ر‬Iْ Iَ‫ ق‬Iَ ‫ هَّللا‬I‫ض‬ Iُ I‫ ِر‬I‫ ْق‬Iُ‫ ي‬I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ا‬I‫ َذ‬I‫ن‬Iْ I‫َم‬
I‫ن‬Iَ I‫ و‬I‫ ُع‬I‫ج‬Iَ I‫ر‬Iْ Iُ‫ ت‬I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬Iِ‫ إ‬I‫و‬Iَ Iُ‫ ط‬I‫ ُس‬I‫ ْب‬Iَ‫ ي‬I‫ َو‬I‫ض‬
Iُ Iِ‫ ب‬I‫ ْق‬Iَ‫ي‬
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan

hal.26
Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS.Al-Baqarah :
245)

Iَ ‫ هَّللا‬I‫ َّن‬Iِ‫ إ‬Iۛ I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ ن‬I ‫س‬Iِ I‫ح‬Iْ Iَ‫ أ‬I‫ َو‬Iۛ I‫ ِة‬II‫ َك‬Iُ‫ ل‬I‫ ْه‬Iَّ‫ت‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ى‬Iَ‫ ل‬Iِ‫ إ‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬I‫ ي‬I‫ ِد‬II‫ ْي‬Iَ‫ أ‬Iِ‫ ب‬I‫ا‬I‫و‬I Iُ‫ ق‬I‫ ْل‬Iُ‫ اَل ت‬I‫ َو‬Iِ ‫ هَّللا‬I‫ ِل‬I‫ ي‬Iِ‫ ب‬I ‫س‬
Iَ I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ا‬I‫و‬I Iُ‫ ق‬Iِ‫ ف‬I‫ ْن‬Iَ‫ أ‬I‫َو‬
I‫ن‬Iَ I‫ ي‬Iِ‫ ن‬I‫ ِس‬I‫ح‬Iْ I‫ ُم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ب‬
Iُّ I‫ ِح‬Iُ‫ي‬
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS.
Al-Baqarah :195)

Iُ I‫ َع‬I‫ ا‬II‫ض‬I
I‫ف‬ Iَ Iُ‫ ي‬I‫ًا‬I‫ ن‬II‫س‬
Iَ I‫ َح‬I‫ ا‬II‫ض‬ ُ I‫ر‬Iَ I‫ ْق‬Iَ‫ أ‬I‫ َو‬I‫ت‬
ً I‫ر‬Iْ Iَ‫ ق‬Iَ ‫ هَّللا‬I‫ا‬I‫ و‬I‫ض‬ َّ I‫ ُم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ن‬Iَ I‫ي‬Iِ‫ ق‬I‫ ِّد‬I‫ص‬
ِ I‫ا‬Iَ‫ ق‬I‫ ِّد‬I‫ص‬ َّ I‫ ُم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ َّن‬Iِ‫إ‬
I‫ ٌم‬I‫ ي‬I‫ ِر‬I‫ َك‬I‫ ٌر‬I‫ج‬Iْ Iَ‫ أ‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iَ‫ ل‬I‫ َو‬I‫ ْم‬Iُ‫ه‬Iَ‫ل‬
Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan
dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya)
kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (Qs. Al-hadid 18).
Dalam As-Sunah yang hadistnya “Barang siapa yang memberi orang lapar, Allah Swt akan
memberinya makan dari buah-buah surga. Barang siapa memberi minum orang dahaga, Allah Swt Maha
Tinggi akan memberinya minum  pada hari kiamat dengan wangi-wangian yang dicap. Barang siapa yang
memberi pakaian orang yang telanjang, Allah Swt akan memakaikan pakaian surga yang berwarna hijau”.
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

I‫ ِن‬I‫ ْب‬I‫م‬Iِ I‫ ا‬I‫ َّم‬Iَ‫ ه‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ ٌر‬II‫ َم‬I‫ ْع‬I‫ َم‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬II‫ َح‬I‫م‬Iٍ I‫ ا‬I‫ َّم‬Iَ‫ ه‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ق‬ ِ I‫ ا‬I‫ َّز‬I‫ َّر‬I ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ُد‬II‫ ْب‬I‫ َع‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫ َح‬I‫ ٍع‬Iِ‫ف‬I‫ ا‬I‫ َر‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ ُد‬I‫ َّم‬I‫ َح‬I‫ ُم‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫ َح‬I‫و‬
I‫ َم‬Iَّ‫ ل‬I ‫س‬
Iَ I‫و‬Iَ I‫ ِه‬II‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ى‬Iَّ‫ ل‬I ‫ص‬ Iَ Iِ ‫ هَّللا‬I‫ ِل‬I‫ و‬I I‫ ُس‬I‫ر‬Iَ I‫ ٍد‬I‫ َّم‬I‫ َح‬I‫ ُم‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬Iَ‫ ة‬I‫ر‬Iَ II‫ ْي‬I‫ر‬Iَ Iُ‫ ه‬I‫و‬Iُ‫ ب‬Iَ‫ أ‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫ح‬Iَ I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ ا‬I‫ َذ‬Iَ‫ ه‬I‫ل‬Iَ I‫ ا‬Iَ‫ ق‬I‫ ٍه‬Iِّ‫ ب‬Iَ‫ ن‬I‫ُم‬
Iِ‫س‬I‫ا‬Iَّ‫ن‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ ى‬I‫ اَل َم‬II‫س‬ Iُ I‫ ُّل‬III‫ ُك‬I‫ َم‬Iَّ‫ ل‬I‫ َس‬I‫ َو‬I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ى‬Iَّ‫ ل‬I‫ص‬ َ Iِ ‫ هَّللا‬I‫ ُل‬I‫ و‬I‫ ُس‬I‫ َر‬I‫ل‬Iَ I‫ ا‬Iَ‫ ق‬I‫ َو‬I‫ ا‬Iَ‫ ه‬I‫ ْن‬I‫ ِم‬I‫ث‬ Iَ I‫ ي‬I‫ ِد‬I‫ ا‬I‫ح‬Iَ Iَ‫ أ‬I‫ َر‬I‫ َك‬I‫ َذ‬Iَ‫ف‬
I‫ ُن‬I‫ ي‬I‫ ِع‬Iُ‫ ت‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I ‫ص‬ Iَ I‫ ِن‬I‫ ْي‬Iَ‫ ن‬I‫اِل ْث‬I‫ ا‬I‫ن‬Iَ I‫ ْي‬Iَ‫ ب‬I‫ ُل‬I‫ ِد‬I‫ْع‬I Iَ‫ ت‬I‫ َل‬I‫ ا‬I Iَ‫ ق‬I‫س‬ Iُ I‫ ْم‬II‫ش‬I َّ ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ِه‬I ‫ي‬IIِ‫ ف‬I‫ ُع‬I Iُ‫ ل‬I‫ط‬ ْ Iَ‫ ت‬I‫م‬Iٍ I‫و‬Iْ I Iَ‫ ي‬IَّI‫ ل‬II‫ ُك‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I ‫ص‬ Iَ I‫ ِه‬II‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫َع‬
Iُ‫ ة‬II‫ َم‬Iِ‫ ل‬I‫ َك‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫و‬Iَ I‫ َل‬I‫ ا‬IIَ‫ ق‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I ‫ص‬
Iَ Iُ‫ ه‬I‫َع‬I I‫ ا‬Iَ‫ ت‬I‫ َم‬I‫ ا‬IIَ‫ ه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ‫ ه‬IIَ‫ ل‬I‫ ُع‬IIَ‫ ف‬I‫ر‬Iْ Iَ‫ ت‬I‫و‬Iْ Iَ‫ أ‬I‫ ا‬IIَ‫ ه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ‫ه‬I Iُ‫ ل‬I‫ ِم‬I‫ح‬Iْ Iَ‫ ت‬Iَ‫ ف‬I‫ ِه‬Iِ‫ت‬Iَّ‫ب‬I‫ ا‬I‫ َد‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ل‬Iَ I‫ ُج‬I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ا‬
Iِ‫ق‬II‫ي‬II‫ ِر‬Iَّ‫ط‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ ى‬I‫ َذ‬Iَ ‫أْل‬I‫ ا‬Iُ‫ط‬II‫ ي‬I‫ ِم‬Iُ‫ ت‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iَ I‫ اَل ِة‬I‫ص‬ َّ I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ى‬Iَ‫ ل‬Iِ‫ إ‬I‫ ا‬Iَ‫ه‬I‫ ي‬I‫ ِش‬I‫ ْم‬Iَ‫ ت‬I‫ ٍة‬I‫ َو‬I‫ط‬ ْ I‫ ُخ‬I‫ ُّل‬I‫ ُك‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ َ Iُ‫ ة‬Iَ‫ ب‬Iِّ‫ ي‬Iَّ‫ط‬I‫ل‬I‫ا‬
Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬
َ
Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami
[Abdurrazaq bin Hammam] Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] ia
berkata, ini adalah hadits yang telah diceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam. ia pun menyebutkan beberapa hadits, di antaranya adalah; Dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anggota tubuh manusia memiliki keharusan sedekah pada
setiap harinya. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang berselisih, adalah sedekah.Menolong orang
yang naik kendaraan, atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu pun termasuk
sedekah.Ucapan atau tutur kata yang baik, juga sedekah.Setiap langkah yang Anda ayunkan untuk
menunaikan shalat, juga sedekah.Dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum,
adalah sedekah." (HR.Muslim No.1677).
Pada dasarnya sedekah dapat diberikan kepada dan dimana saja tanpa terikat oleh waktu dan
tempat.Namun ada waktu dan tempat tertentu yang lebih diutamakan yaitu lebih dianjurkan pada bulan
Ramadhan. Dijelaskan pula dalam kitab Kifayat al-Akhyar, sedekah sangat dianjurkan ketika sedang
menghadapi perkara penting, sakit atau berpergian, berada dikota Mekkah dan Madinah, peperangan,
haji, dan pada waktu-waktu yang utama seperti sepuluh hari di bulan Dzulhijah, dan hari raya. Sedekah
juga dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, namun ada beberapa kelompok orang yang
lebih utama yaitu kepada family yang paling memusuhi, family yang jauh hendaklah didahulukan dari

hal.27
tetangga yang bukan family. Karena selain sedekah, pemberian itu akan saling mempererat hubungan
silaturahmi. Selain itu dalam menggunakan cara kita juga harus memilih cara yang lebih baik dalam
bersedekah yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi. Hal itu lebih utama dibandingkan terang-terangan.

Macam-macam bentuk sedekah dalam Islam

 Sedekah dengan nafkah terhadap keluarga:


Rasulullah SAW. bersabda:

Artinya: “Nafkah yang diberikan seorang laki-laki kepada keluarganya adalah sedekah“. (HR. Al-
Bukhari dan at-Tirmidzi).

 Sedekah dengan sholat, puasa, haji, bacaan tasbih, takbir dan tahmid.

I‫ ٍل‬I‫ ْي‬Iَ‫ ق‬I‫ ُع‬I‫ن‬Iِ I‫ ْب‬I‫ ى‬Iَ‫ ي‬I‫ح‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ل‬Iٍ I‫ص‬ Iِ I‫ ا‬I‫ َو‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ ٌد‬Iِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ َخ‬I‫ا‬Iَ‫ ن‬I‫ َر‬Iَ‫ ب‬I‫خ‬Iْ Iَ‫ أ‬Iَ‫ة‬Iَّ‫ ي‬Iِ‫ ق‬Iَ‫ ب‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ب‬ Iُ I‫ ْه‬I‫و‬Iَ I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫َح‬
I‫ ي‬Iِ‫ب‬Iَ‫ أ‬I‫ َد‬I‫ ْن‬I‫ ِع‬I‫ن‬Iُ I‫ح‬Iْ Iَ‫ ن‬I‫ ا‬I‫ َم‬Iَ‫ ن‬I‫ ْي‬Iَ‫ ب‬I‫ل‬Iَ I‫ا‬Iَ‫ ق‬I‫ ِّي‬Iِ‫ ل‬I‫ َؤ‬I‫ ُّد‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ِد‬I‫ َو‬I‫ ْس‬Iَ ‫أْل‬I‫ ا‬I‫ ي‬Iِ‫ب‬Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ َر‬I‫ َم‬I‫ ْع‬Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iِ I‫ ْب‬I‫ى‬Iَ‫ ي‬I‫ح‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iْ I‫َع‬
Iُ‫ ه‬Iَ‫ ل‬Iَ‫ ف‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iَ I‫م‬Iٍ I‫و‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ ِّل‬I‫ ُك‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬I‫ ِد‬I‫ح‬Iَ Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ ى‬I‫ اَل َم‬I‫ ُس‬I‫ ِّل‬I‫ ُك‬I‫ ى‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬I‫ ُح‬Iِ‫ ب‬I‫ص‬ Iْ Iُ‫ ي‬I‫ل‬Iَ I‫ا‬Iَ‫ ق‬I‫ ٍّر‬I‫َذ‬
Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬Iَ I‫ح‬ ٍ I‫ ي‬Iِ‫ ب‬I‫ ْس‬Iَ‫ ت‬I‫و‬Iَ Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬
Iَ I‫ ٍّج‬I‫ح‬Iَ I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iِ I‫و‬Iَ Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬
Iَ I‫م‬Iٍ I‫ ا‬Iَ‫ ي‬I‫ص‬ Iَ I‫ اَل ٍة‬I‫ص‬ َ I‫ ِّل‬I‫ ُك‬Iِ‫ب‬
I‫ َم‬Iَّ‫ ل‬I‫ َس‬I‫ َو‬I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ى‬Iَّ‫ ل‬I‫ص‬ Iَ Iِ ‫ هَّللا‬I‫ ُل‬I‫ و‬I‫ ُس‬I‫ر‬Iَ I‫ َّد‬I‫ َع‬Iَ‫ ف‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iَ I‫ ٍد‬I‫ ي‬I‫ ِم‬I‫ح‬Iْ Iَ‫ ت‬I‫و‬Iَ Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬Iَ I‫ ٍر‬I‫ ي‬Iِ‫ ب‬I‫ ْك‬Iَ‫ ت‬I‫و‬Iَ
I‫ا‬Iَ‫ ت‬I‫ َع‬I‫ ْك‬I‫ َر‬I‫ك‬ َ Iِ‫ ل‬I‫ َذ‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ ْم‬I‫ ُك‬I‫ َد‬I‫ح‬Iَ Iَ‫ أ‬I‫ئ‬ َّ I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ِل‬I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ ْع‬Iَ ‫أْل‬I‫ ا‬I‫ ِه‬I‫ ِذ‬Iَ‫ ه‬I‫ن‬Iْ I‫ِم‬
ُ I‫ ِز‬I‫ج‬Iْ Iُ‫ ي‬I‫ َل‬I‫ ا‬Iَ‫ ق‬I‫ َّم‬Iُ‫ ث‬I‫ ِة‬I‫ َح‬Iِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ص‬
I‫ ى‬I‫ح‬Iَ I‫ض‬ ُّ I‫ل‬I‫ا‬
Telah menceritakan kepada kami (Wahb bin Baqiyah) telah mengabarkan kepada kami (Khalid) dari
(Washil) dari (Yahya bin 'Uqail) dari (Yahya bin Ya'mar) dari (Abu Al Aswad Ad Du`ali) dia berkata;
"ketika kami berada di dekat (Abu Dzar), dia berkata; "Hendaklah masing-masing dari kalian setiap
harinya bersedekah untuk setiap ruas tulangnya. Setiap shalat (yang ia kerjakan) menjadi sedekah
baginya, puasa adalah sedekah, haji adalah sedekah, bacaan tasbih adalah sedekah, bacaan takbir juga
sedekah, bacaan tahmid adalah sedekah."Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghitung
(menyebutkan) semua amal Shalih ini, lalu bersabda: "Cukuplah salah seorang dari kalian mengerjakan
shalat dua raka'at dhuha untuk menggantikan semua itu." (HR. Abu Dawud No:1094).

 Sedekah dengan senyum, amar ma;ruf nahi mungkar, menyingkirkan duri dari jalanan dan
menuangkan air pada orang lain.

I‫ي‬ُّ I‫ ِم‬I‫ ا‬IIII‫ َم‬Iَ‫ ي‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ُّي‬I‫ش‬Iِ I‫ر‬Iَ I‫ ُج‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ٍد‬I‫ َّم‬I‫ َح‬I‫ ُم‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ ُر‬I‫ض‬ Iْ Iَّ‫ن‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫ َح‬I‫ي‬ ُّ I‫ ِر‬Iَ‫ ب‬I‫ ْن‬I‫ َع‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫م‬Iِ I‫ ي‬I‫ ِظ‬I‫ َع‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ِد‬I‫ ْب‬I‫ َع‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫س‬Iُ I‫ا‬Iَّ‫ ب‬I‫ َع‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫َح‬
I‫ ي‬Iِ‫ ب‬Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ ِه‬I ‫ي‬IIِ‫ ب‬Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ ٍد‬I Iَ‫ ث‬I‫ر‬Iْ I‫ َم‬I‫ ِن‬I‫ ْب‬I‫ك‬ ِ IIِ‫ل‬I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ ٍل‬II‫ ْي‬I‫ َم‬I‫ ُز‬I‫و‬I Iُ‫ ب‬Iَ‫ أ‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬II‫ َح‬I‫ ٍر‬I‫ ا‬I‫ َّم‬I‫ َع‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬Iُ‫ ة‬I‫ َم‬I‫ ِر‬I‫ ْك‬I‫ ِع‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬Iَ‫ ث‬I‫ َّد‬I‫َح‬
Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I ‫ص‬ Iَ I‫ك‬ َ I Iَ‫ ل‬I‫ك‬ Iَ I ‫ ي‬I‫خ‬Iِ Iَ‫ أ‬I‫ ِه‬I‫ْج‬I I‫و‬Iَ I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ك‬ ُّ Iَ‫ ب‬Iَ‫ ت‬I‫ َم‬Iَّ‫ ل‬I‫ َس‬I‫و‬Iَ I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ى‬Iَّ‫ ل‬I‫ص‬
َ I‫ ُم‬I I‫س‬I Iَ Iِ ‫ هَّللا‬I‫ ُل‬I‫ و‬I‫ ُس‬I‫ر‬Iَ I‫ َل‬I‫ ا‬Iَ‫ ق‬I‫ل‬Iَ I‫ ا‬Iَ‫ ق‬I‫ ٍّر‬I‫َذ‬
Iِ‫ ض‬I‫ر‬Iْ Iَ‫ أ‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ َل‬IIIُI‫ ج‬I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ك‬ Iَ I‫ ُد‬I‫ ا‬III‫ش‬ Iَ I‫ر‬Iْ Iِ‫ إ‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬III‫ص‬ Iَ I‫ ِر‬IIII‫ َك‬I‫ ْن‬I‫ ُم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ك‬ َ IIIُI‫ ي‬I‫ ْه‬Iَ‫ ن‬I‫و‬Iَ I‫ف‬Iِ I‫ و‬I‫ ُر‬I‫ ْع‬I‫ َم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬IIIIِ‫ ب‬I‫ك‬ َ I‫ ُر‬IIII‫ ْم‬Iَ‫ أ‬I‫َو‬
I‫ َر‬II‫ َج‬I‫ َح‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ك‬ َ I‫ ا‬I‫ َم‬Iِ‫ إ‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I ‫ص‬
Iَ I Iُ‫ ت‬I‫ط‬ Iَ I‫ك‬ Iَ Iَ‫ ل‬I‫ ِر‬I‫ص‬ َ Iَ‫ ب‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ِء‬I‫ ي‬I‫ ِد‬I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ل‬Iِ I‫ ُج‬I‫ َّر‬I‫ ل‬Iِ‫ ل‬I‫ك‬ َ I‫ ُر‬I‫ص‬ َ Iَ‫ ب‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ َ I‫ك‬ Iَ Iَ‫ ل‬I‫ اَل ِل‬I‫ض‬ َّ I‫ل‬I‫ا‬
I‫ك‬ َ IIَ‫ ل‬I‫ك‬ َ I ‫ ي‬I‫خ‬Iِ Iَ‫ أ‬I‫ ِو‬II‫ ْل‬I‫ َد‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ك‬ َ I‫ ِو‬II‫ ْل‬I‫ َد‬I‫ن‬Iْ I‫ ِم‬I‫ك‬ َ II‫ ُغ‬I‫ ا‬I‫ َر‬I‫ ْف‬Iِ‫ إ‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iَ I‫ك‬ Iَ Iَ‫ ل‬I‫ق‬ ِ I‫ ي‬I‫ ِر‬Iَّ‫ط‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ َم‬I‫ظ‬ ْ I‫ َع‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫و‬Iَ Iَ‫ ة‬I‫ َك‬I‫و‬Iْ I‫ َّش‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫َو‬
I‫ َل‬I‫ ا‬I Iَ‫ ق‬Iَ‫ ة‬I‫ َر‬II‫ ْي‬I‫ر‬Iَ Iُ‫ ه‬I‫ ي‬Iِ‫ ب‬Iَ‫ أ‬I‫ َو‬Iَ‫ ة‬I‫ َش‬Iِ‫ئ‬I‫ ا‬I‫ َع‬I‫ َو‬Iَ‫ ة‬Iَ‫ ف‬I‫ ْي‬I‫ َذ‬I‫ ُح‬I‫و‬Iَ I‫ ٍر‬Iِ‫ب‬I‫ ا‬I‫ج‬Iَ I‫و‬Iَ I‫ ٍد‬I‫ و‬I‫ ُع‬I‫ ْس‬I‫ َم‬I‫ ِن‬I‫ ْب‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ب‬I‫ ا‬Iَ‫ ب‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫و‬Iَ I‫ َل‬I‫ ا‬Iَ‫ ق‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ َ
ُّ Iِ‫ ف‬Iَ‫ ن‬I‫ح‬Iَ I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ِد‬I‫ ي‬Iِ‫ ل‬I‫ َو‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ك‬
I‫ي‬ ُ I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ ِس‬Iُ‫ ه‬I‫ ُم‬I‫ ْس‬I‫ ا‬I‫ ٍل‬I‫ ْي‬I‫ َم‬I‫ ُز‬I‫ و‬Iُ‫ ب‬Iَ‫ أ‬I‫و‬Iَ I‫ب‬ Iٌ I‫ ي‬I‫ ِر‬I‫ َغ‬I‫ن‬Iٌ I‫ َس‬I‫ َح‬I‫ث‬ Iٌ I‫ ي‬I‫ ِد‬I‫ َح‬I‫ ا‬I‫ َذ‬Iَ‫ ه‬I‫ ى‬I‫ َس‬I‫ ي‬I‫ع‬Iِ I‫و‬Iُ‫ ب‬Iَ‫أ‬

hal.28
Telah menceritakan kepada kami [Abbas bin Abdul Azhim Al Anbari], telah menceritakan
kepada kami [An Nadlr bin Muhammad Al Jurasyi Al Yamami], telah menceritakan kepada kami
[Ikrimah bin Ammar], telah menceritakan kepada kami [Abu Zuamail] dari [Malik bin Martsad] dari
[bapaknya] dari [Abu Dzarr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Senyummu
kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau berbuat ma'ruf dan melarang dari kemungkaran juga
sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang
yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan
sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah." Hadits semakna
diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Jabir, Hudzaifah, 'Aisyah dan Abu Hurairah. Berkata Abu 'Isa: Ini
merupakan hadits hasan gharib dan Abu Zumail bernama Simak bin Walid Al Hanafi. (HR. Tirmidzi
No.1879).
 Sedekah dengan menyambung tali persaudaraan

Iِ ‫ ا‬I‫ َع‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ي‬


I‫ ٍم‬I ‫ص‬I ِّ I‫ ِر‬I‫و‬Iْ Iَّ‫ث‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iَ I‫ ِم‬Iُ‫ه‬Iُ‫ ت‬I‫ ْع‬I‫ ِم‬I ‫س‬
Iَ I‫ ْد‬I Iَ‫ ق‬I‫ َو‬I‫ل‬Iَ I‫ ا‬Iَ‫ ق‬Iَ‫ ة‬Iَ‫ ن‬I‫ ْي‬Iَ‫ ي‬I‫ ُع‬I‫ن‬Iِ I‫ ْب‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ف‬Iَ I‫ ُس‬I‫ و‬Iُ‫ ي‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ ُد‬I‫ َّم‬I‫ َح‬I‫ ُم‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬I‫ َر‬Iَ‫ ب‬I‫خ‬Iْ Iَ‫أ‬
I‫ َل‬I‫ ا‬I Iَ‫ ق‬Iُ‫ ه‬I‫ُع‬I Iَ‫ ف‬I‫ر‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ ِّي‬Iِّ‫ ب‬I I‫ض‬I َّ ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ٍر‬I‫ ِم‬I‫ ا‬I‫َع‬I I‫ ِن‬I‫ ْب‬I‫ن‬Iَ I‫ ا‬I‫ َم‬I‫ ْل‬I ‫س‬ Iَ I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ب‬ ِ I‫ ا‬I Iَ‫ ب‬I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِر‬I‫ ي‬I ‫س‬Iِ I‫ت‬ ِ I‫ ْن‬Iِ‫ ب‬Iَ‫ ة‬I ‫ص‬I Iَ I‫ ْف‬I‫ح‬Iَ I‫ن‬Iْ I‫َع‬
Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ل‬I‫ص‬
Iِ I‫و‬Iَ Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iَ I‫ ِن‬I‫ ا‬Iَ‫ ت‬Iَ‫ ن‬I‫ ْث‬I‫ ا‬I‫م‬Iِ I‫ ِح‬I‫ َّر‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ي‬I‫ ِذ‬I‫ ى‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬I‫ َي‬I‫ ِه‬I‫ َو‬Iٌ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬ Iَ I‫ ِن‬I‫ ي‬I‫ ِك‬I‫ ْس‬I‫ ِم‬I‫ ْل‬I‫ ا‬I‫ ى‬Iَ‫ ل‬I‫ َع‬Iُ‫ ة‬Iَ‫ ق‬I‫ َد‬I‫ص‬
َّ I‫ل‬I‫ا‬
Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Ibnu 'Uyainah] ia berkata, aku telah
mendengarnya dari [Ats Tsauri] dari ['Ashim] dari [Hafshah binti Sirin] dari [Ar Rabab] dari [Salman bin
'Amir Adl Dabbi] dan ia memarfu'kannya, ia berkata, "Bersedekah kepada orang miskin bernilai satu
sedekah, dan sedekah kepada orang yang memiliki hubungan kerabat mempunyai dua nilai; pahala
sedekah dan pahala menyambung hubungan kekerabatan." (HR.Darimi No.1619).

Keutamaan sedekah
Sedekah menghapus dapat kesalahan
‫ْك ع َْن ِعي َسى ب ِْن أَبِي‬ ٍ ‫ُون ب ُْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْال َح َّما ُل َوأَحْ َم ُد ب ُْن اأْل َ ْزهَر قَااَل َح َّدثَنَا اب ُْن أَبِي فُ َدي‬ ُ ‫َح َّدثَنَا هَار‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ْال َح َس ُد يَأْ ُك ُل‬
َ ِ ‫س أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬ٍ َ‫الزنَا ِد ع َْن أَن‬
ِّ ‫اط ع َْن أَبِي‬ ِ َّ‫ِعي َسى ْال َحن‬
‫ نُو ُر‬Iُ‫صاَل ة‬ َّ ‫ئ ْال َما ُء النَّا َر َوال‬ ْ ‫ئ ْال َخ ِطيئَةَ َك َما ي‬
ُ ِ‫ُطف‬ ْ ُ‫ص َدقَةُ ت‬
ُ ِ ‫طف‬ َّ ‫ب َوال‬ َ َ‫ت َك َما تَأْ ُك ُل النَّا ُر ْال َحط‬ ِ ‫ْال َح َسنَا‬
ِ َّ‫صيَا ُم ُجنَّةٌ ِم ْن الن‬
‫ار‬ ِّ ‫ْال ُم ْؤ ِم ِن َوال‬
Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah Al Hammal] dan [Ahmad bin Al Azhar] keduanya
berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Isa bin Abu Isa Al Hannath] dari [Abu
Az Zinad] dari [Anas], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kedengkian akan
memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar, dan sedekah akan menghapus kesalahan
sebagaimana air dapat mematikan api. Shalat adalah cahaya seorang mukmin, sedangkan puasa adalah
perisai dari api neraka."(HR.Ibn Majah No.4200).
Sedekah dapat melipat gandakan pahala

I‫ ِّل‬II‫ ُك‬I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ َل‬Iِ‫ب‬I‫ ا‬Iَ‫ ن‬I ‫س‬


Iَ I‫ َع‬I‫ ْب‬I ‫س‬
Iَ I‫ت‬ Iْ Iَ‫ ت‬Iَ‫ ب‬I‫ ْن‬Iَ‫ أ‬I‫ ٍة‬Iَّ‫ ب‬I‫ َح‬I‫ ِل‬IIَ‫ ث‬I‫ َم‬I‫ َك‬Iِ ‫ هَّللا‬I‫ل‬Iِ I‫ ي‬Iِ‫ ب‬I ‫س‬
Iَ I‫ ي‬Iِ‫ ف‬I‫ ْم‬Iُ‫ ه‬Iَ‫ل‬I‫ ا‬I‫ َو‬II‫ ْم‬Iَ‫ أ‬I‫ن‬Iَ I‫ و‬IIُ‫ ق‬Iِ‫ ف‬I‫ ْن‬Iُ‫ ي‬I‫ن‬Iَ I‫ ي‬I‫ ِذ‬Iَّ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ُل‬Iَ‫ ث‬I‫َم‬
I‫ ٌم‬I‫ ي‬Iِ‫ ل‬I‫ َع‬I‫ ٌع‬I‫س‬Iِ I‫ ا‬I‫ َو‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫ َو‬Iۗ I‫ ُء‬I‫ ا‬I‫ َش‬Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬Iِ‫ ل‬I‫ف‬ Iُ I‫ ِع‬I‫ ا‬I‫ض‬Iَ Iُ‫ ي‬Iُ ‫ هَّللا‬I‫و‬Iَ Iۗ I‫ ٍة‬Iَّ‫ ب‬I‫ح‬Iَ Iُ‫ ة‬Iَ‫ئ‬I‫ ا‬I‫ ِم‬I‫ ٍة‬Iَ‫ل‬Iُ‫ ب‬I‫ ْن‬I‫ُس‬
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui. (Qs. Al-baqarah 261).
Sedekah dapat menjauhkan dari sakarotul maut

» ‫ار َع السُّوْ ِء‬


ِ ‫ص‬ ِ ْ‫صنَائِ ُع ْال َم ْعرُو‬
َ ‫ف تَقِ َي َم‬ َ «
“Perbuatan-perbuatan baik akan melindungi dari kematian yang buruk.” (HR. al-Hâkim dengan sanad
shahîh (Shahîh al-Jami’ (3795), Thabrani dengan sanad hasan (Shahîh al-Jami’ (3797)).

hal.29
Sedekah melindungi dari api neraka
» ‫فَإِنَّهَا تَ ُس ُّد ِمنَ ْال َجائِ ِع َم َس َّدهَا ِمنَ ال َّش ْب َعان‬, ‫ق تَ ْم َر ٍة‬ ِ َّ‫« يَا عَائِ َشة ا ِستَتِ ِريْ ِمنَ الن‬
ِّ ‫ار َولَوْ بِ ِش‬
“Wahai ‘Aisyah, berlindunglah dari siksa api neraka walau dengan sebutir kurma, karena ia menutupi
kelaparan dari orang yang lapar dan menggantinya dengan kenyang!” (HR. Ahmad, al-Bazzar, Ibnu
Khuzaimah, al-Albani Rahimahullah berkata: Hasan Lighairihi (Shahîh At-Targhib (865))

Sedekah dapat memadamkan murka Allah


» ِّ‫ب الرَّب‬ َ ‫ئ َغ‬
َ ‫ض‬ ْ ُ‫ص َدقَةَ لَت‬
ُ ِ ‫طف‬ َّ ‫« إِ َّن ال‬
“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan murka Allah.” (HR. Turmudzi, Ibnu Hibbân, dihasankan
oleh at-Turmudzi, dan didha’ifkan oleh al-Albani, lihat Dha’iful Jami’ (1489)).
Sedekahdapat menyembuhkan penyakit

َّ ‫ضا ُك ْم بِال‬
» ‫ص َدقَ ِة‬ َ ْ‫« َدا ُو ْوا َمر‬
“Obatilah orang-orang yang sakit dari kalian dengan sedekah!” (HR. Abû Daud, Thabrani, dan al-Baihaqi
dari sekumpulan para sahabat, hadîts hasan lighairihi, lihat Shahîh at-Targhib wat Tarhib (I/182)).

Sedekah dapat menjauhkan dari syaitan

َّ ُ‫ى يَف‬
» ‫ك َع ْنهَا لِحْ يَ ْي َسب ِْعي َْن َش ْيطَانًا‬ َّ ‫« ما َ ي ُْخ ِر ُج َر ُج ٌل َش ْيئًا ِم َن ال‬
َّ ‫ص َدقَ ِة َحت‬
“Tidaklah seseorang mengeluarkan sedikit dari sedekah hingga keluarlah 70 setan dari kedua
rahangnya.” (HR. Ahmad (al-Musnad; 23012), al-Hâkim (al-Mustadrak; 1521), al-Baihaqi
(Syu’abul Iman; 3474), dishahîhkan oleh al-Albani dalam Shahîh al-Jami’ (5814)).

hal.30
DAFTAR PUSTAKA

Fatma, Fatt. Adab Pergaulan. https://fattfatma.wordpress.com/2013/07/31/aturan-pergaulan-


menurut-syariat-islam/. Diunduh tanggal 25 Maret 2021 : 10.00 WIB.

Dina, Indah. Makhorijul Huruf (Tempat Keluar


Huruf).https://dinainda.wordpress.com/2013/02/28/makhorijul-huruf-tempat-keluar-
huruf/.Diunduh tanggal 25 Maret 2021: 10.00 WIB.

Lailiyah, Ghurfatul. Ilmu Tajwid. https://ghurfatulaliyah.wordpress.com/ilmu-tajwid/. Diunduh


tanggal 25 Maret 2021: 10.00 WIB.

Ahmad. Bacaan Do’a. http://www.belajarislamsunnah.com/2014/01/bacaan-do’a-yang-shahih-


setelah.html. Diunduh tanggal 25 Maret 2021: 20.00 WIB.

Raysa.Tata Cara Khutbah. https://binailmu.wordpress.com/buletin/tata-cara-khutbah-jumat/.


Diunduh tanggal 25 Maret 2021: 19.30 WIB.

Daris, Ahmad. Manasik Haji Lengkap.http://www.biayaumroh.net/ibadah-haji-dan-


umroh/manasik-haji/Diunduh tanggal 25 Maret 2021: 20.00 WIB.



hal.31

Anda mungkin juga menyukai