Rancang Bangun Sistem

Pengolahan Limbah Padat Organik

Domestik Menggunakan Larva BSF
(Black Soldier Fly)

1
 Materi Presentasi

2
Pendahuluan

33
 Latar Belakang
Peningkatan Jumlah
Timbulan Sampah

5.9 juta ton/th pada

2025 (KLHK 2018)

Fraksi sampah
terbesar di Indonesia:
ORGANIK
Persentase: 60%
(SLHI 2017)

Larva BSF Memiliki

Kemampuan
Dekomposisi TERBAIK
Persen reduksi: 50-80%
(Guerero et al. 2013;
Lohri et al. 2017)

Pengolahan Sampah:
KEUNTUNGAN MINIM
Pengolahan dengan Larva BSF : 4
kompos dan alternatif pakan
(Diener et al. 2011)
 Tujuan Penelitian

1 2 3

5
Metode

66
7
Perhitungan Karakteristik Dekomposisi
Limbah Menggunakan Larva BSF
• Waste Reduction Index • Dry Matter Rate
𝐷 𝑗−𝑘
𝑊𝑅𝐼 = 𝑥 100% 𝐷𝑀𝑅 = 𝑥100%
𝑡 𝑘

• Fresh Matter Consumption Rate • Dry Matter Consumption Rate

𝑎/𝑏 𝐹𝑀𝐶𝑅 𝑥 %𝐷𝑀𝑅
𝐷𝑀𝐶𝑅 =
𝐹𝑀𝐶𝑅 = 100
𝑐

8
 Hasil dan
Pembahasan

99
Desain Instalasi Pengolahan Limbah Padat
Organik Menggunakan Larva BSF
-Skala Rumah Tangga-

³
10
 Desain Instalasi Pengolahan Limbah Padat
Organik Menggunakan Larva BSF
-Skala Usaha Kecil-

 Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Limbah Menggunakan Larva BSF

Luas Lahan: 500 m²
No Parameter Nilai
1 Break Even Point Rp 112,046,085
2 Return of Investment (ROI) 206.87% Potensi ekonomi
yang cukup
3 Revenue/Cost Ratio 3.07
signifikan. 11
4 Pay Back Period (PBP) 9.5 Bulan
Sumber: Fahmi 2018
Desain Instalasi Pengolahan Limbah Padat
Organik Menggunakan Larva BSF
-Skala Pasar-

DENAH 12
 

Analisis Biaya
Instalasi

1Diener(2010)
2Hasilperhitungan berdasarkan konstruksi yang sudah dibangun
3Berdasarkan harga larva di Kota Bogor (Rp 50,000/kg BK)
4Berdasarkan hasil penelitian tesis
5Harga kompos Rp 800/kg di Kota Bogor
13
 Karakteristik Dekomposisi Larva BSF
Pada Beberapa Varian Suhu
 Rekapitulasi data suhu di Indonesia
˚ ˚ ˚
Sumber: BSN 2019

 Rekapitulasi data suhu di Pulau Jawa

14
˚
Karakteristik Dekomposisi Larva BSF
Pada Beberapa Varian Suhu
Miniatur perbedaan suhu diujikan pada 3 kompartemen (suhu rendah, sedang,
tinggi) dengan modifikasi suhu mikro setiap kompartemen.

6000 5405
5000 4571
Kuantitas (gram)

4000 3658
Suhu Rendah
3000 2598
2320 2361 Suhu Sedang
1920 1705
2000 1337 Suhu Tinggi
1000 401 446 545
0
Residu Larva BSF Kompos Total 15
 Karakteristik Dekomposisi Larva BSF
Pada Beberapa Varian Suhu
7.0
6.0 Persen Reduksi
6.0 92.0
5.2
5.1 91.2
4.9 91.0
5.0
Tinggi Kompos (cm)

4.4
4.1 90.0
3.8 3.6 89.0

Persentase (%)
4.0 3.5 3.5
3.2 3.2 3.3
3.2
3.1 3.1 3.1 89.0
3.0
2.9 2.8 2.9 2.8
3.0 2.7 2.5 88.0
2.3
2.2 2.3
2.1 2.3 2.3 87.0
2.0 1.8 87.0
2.0
86.0
1.0
85.0
0.0 84.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Suhu Rendah Suhu Sedang Suhu Tinggi
Hari ke-

Suhu Rendah Suhu Sedang Suhu Tinggi

16
Membuktikan bahwa larva BSF mampu berkembang dalam berbagai varian suhu
Analisis Kualitas Kompos dan Kadar Protein Larva

*Seluruh standar
MEMENUHI SNI 19-
7030-2004 tentang
Spesifikasi Kompos
dari Sampah
Sampel Organik Domestik
Parameter Satuan Standar*
Kompartemen A Kompartemen B Kompartemen C kecuali rasio C/N.
Suhu C Suhu air tanah 27.8 28.2 28.0
Warna - Hitam Hitam Hitam Hitam
Karbon (C) % 9.8-32 23.19 24.95 30.59
Nitrogen (N) % >0.4 3.39 3.42 4.02
Rasio C/N - 10-20 7 7 8
Kalsium (Ca) % <25.5 3.64 3.04 2.93
Fosfor (P2O5) % >0.1 0.71 0.53 0.56
Kalium (K2O) % >0.22 5.67 4.63 3.82
Besi (Fe) % <2.0 0.62 0.44 0.34
Magnesium (Mg) % <0.6 0.49 0.37 0.42
Mangan (Mn) % <0.1 0.034 0.025 0.025 17
Seng (Zn) ppm <500 146 122 123
Cobalt (Co) ppm <34 3.50 2.50 1.90
Uji Unjuk Kerja Instalasi pada Beberapa Kota

*Seluruh standar MEMENUHI SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi 18

Kompos dari Sampah Organik Domestik kecuali rasio C/N.

 Karakteristik Dekomposisi pada
Beberapa Varian Limbah

Pasar Restoran Pabrik Roti

Perubahan Panjang Larva Perubahan Berat Larva

18.5 18.5 250

19.0
Limbah Pasar 192 Limbah Pasar
Panjang Larva (mm)

17.0 16.1 200 Tradisional

Berat Larva (mg)

14.8 15.0 Tradisional 162
14.5 137 147
15.0 150
13.0 11.7 11.5 Limbah Restoran Limbah Restoran
100 83
72
11.0 9.5 9.5 60
8.5 50 34 27 30 37
9.0 8.0 Bread Factory's 20
7.0 Organic Waste Bread Factory's
0
12 15 18 21 12 15 18 21 Organic Waste
Hari ke- Hari ke-

19
 Karakteristik Dekomposisi pada
Beberapa Varian Limbah

Persen Reduksi FMCR
Jenis Limbah (%) BB DMR(%) WRI (%/hari) (mg/larva/hari)
Pasar Tradisional 86 48 2.98
Restoran 81 65 4.09 50.91
Pabrik Roti 70 58 3.61


Jenis Limbah
Parameter Pasar Tradisional Restoran Pabrik Roti
DMCR (mg/larva/hari) 24.3 ± 1.6 ᶜ 33.3 ± 1.7 ᵃ 29.4 ± 1.0 ᵇ
Rata-rata Larva per unit (kg) 3.28 ± 0.25 ᵇ 3.69 ± 0.41 ᵃ 2.04 ± 0.17 ᶜ
Rata-rata Kadar Protein (%) 12.9 ± 0.3 ᶜ 33.9 ± 5.9 ᵃ 23.2 ± 1.6 ᵇ
Rata-rata Kadar Lemak (%) 2.9 ± 0.6 ᵇ 13.3 ± 1.9 ᵃ 1.2 ± 0.5 ᶜ
*huruf superskrip menyatakan bahwa data berbeda nyata (P<0.01)

20
Karakteristik Dekomposisi pada
Beberapa Varian Limbah
*Seluruh standar
 MEMENUHI SNI 19-
7030-2004 tentang
Parameter Satuan Standar* Jenis Limbah Spesifikasi Kompos
Limbah Pasar Limbah Restoran dari Sampah
Organik Domestik
Suhu C Suhu air tanah 27.8 28.0 kecuali rasio C/N.
Warna - Hitam Hitam Hitam
Karbon (C) % 9.8-32 22.81 24.33
Nitrogen (N) % >0.4 2.77 3.64
Rasio C/N - 10-20 8 7
Kalsium (Ca) % <25.5 12.1 18.4
Fosfor (P2O5) % >0.1 0.32 1.64
Kalium (K2O) % >0.22 4.3 3.2
Besi (Fe) % <2.0 0.045 0.036
Magnesium (Mg) % <0.6 0.44 0.34
Mangan (Mn) % <0.1 0.009 0.005
Seng (Zn) ppm <500 19 32 21
Cobalt (Co) ppm <34 0.10 0.05
Uji Palatabilitas terhadap Tepung Larva BSF Sistem Bebas
Pilih (Cafetaria Feeding) pada Ayam DOC Pedaging
Jumlah konsumsi Rataan konsumsi Persentase Urutan
Jenis (gram) (gram/ekor/hari) Konsumsi (%) Preferensi
BSF 674.2 8.1 25.5 1
Corn Gluten Meal 594.3 7.0 22.3 2
Meat Bone Meal 550.1 6.8 21.6 3
Bungkil Kedelai 438.2 5.4 17.1 4
Jagung 290.6 3.4 10.9 5
Tepung Ikan 29.4 0.4 1.2 6
Kapur 26.0 0.3 0.9 7
DCP 21.7 0.2 0.6 8

Parameter Rataan
Konsumsi ransum (gram ekor-1hari-1) 31.6 ± 5.8
Total konsumsi pakan (gram ekor-1) 211.2 ± 39.9
Rata-rata bobot badan DOC akhir (gram/ekor) 266.4 ± 32.4
Feed Conversion Rate (FCR) 0.8
Konsumsi (% BB) 17.9 ± 2.5
Konsumsi PK (gram ekor-1hari-1) 13.37 ± 2.06
22
Konsumsi SK (gram ekor-1hari-1) 1.16 ± 0.33
Konsumsi LK (gram ekor-1hari-1) 3.32 ± 1.22
Simpulan
dan Saran

23
23
Simpulan

Rancang bangun instalasi pengolahan limbah padat organik terdiri atas desain skala rumah
tangga, pasar, dan usaha kecil.
Desain instalasi pengolahan limbah padat organik memiliki kapasitas sebesar 0.68-7.2 m3.

Degradasi limbah pada berbagai varian suhu membuktikan bahwa larva BSF mampu
berkembang dengan kondisi suhu beragam.
Pada varian jenis limbah, perubahan panjang dan berat larva paling signifikan terdapat
pada jenis limbah restoran.

Pemberian tepung larva BSF pada DOC pedaging memiliki urutan preferensi nomor satu
(1) diantara pakan lainnya. Sehingga larva BSF memiliki potensi yang besar untuk dikonversi
menjadi pakan.
24
Saran

25
 Daftar Pustaka
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2019. Indonesia Dalam Angka 2019. BSN: Jakarta (ID)
Diener S, Solano NM. Gutiérrez FR, Zurbrügg CT. 2011. Biological Treatment of Municipal Organic Waste using Black Soldier Fly Larvae. W Biomass Valor. Vol 2(1): 357-363.
Diener S, Zurbrugg C, Tockner K. 2009. Conversion of organic material by black soldier fly larvae: establishing optimal feeding rates. W Manage. Res. Vol 27(1): 603–610.
Diener S. 2010.Valorisation of Organic Solid Waste using the Black Soldier Fly, Hermetia illucens, in Low and Middle-Income Countries [Dissertation]. ETH Zurich: Zurich (CH).
Guerero LA, Maas G, Hogland, W. 2013. Solid Waste Management Challenges For Cities In Developing Countries- Review. W Management J. Vol 33(1): 220 – 232.
Henry M, Gasco L, Piccolo G, Fountoulaki E. 2015. Review on the use of insects in the diet of farmed fish: past and future. Anim. Feed Sci. Tech. Vol 203(1): 1–22.
Iacovidou E, Millward-Hopkins J, Busch J, Purnell P, Velis CA, Hahladakis JN, Zwirner O, Brown A. 2017. A pathway to circular economy: developing a conceptual framework for
complex value assessment of resources recovered from waste. J. Cleaner Prod. Vol 168(1): 1279–1288.
Lohri CR, Diener, S, Zabaleta I, Mertenat A, Zurbrügg C. 2017. Treatment technologies for urban solid biowaste to create value products: a review with focus on low-and middle-
income settings. Env Sci Bio. Vol 16(1): 81–130.
Makkar HP, Tran G, Heuzé V, Ankers P. 2014. State-of-the-art on use of insects as animal feed. Anim. Feed Sci. Tech. Vol 197 (1): 1–33.
Mani S, Singh A. 2016. Sustainable municipal solid waste management in India: a policy agenda. Procedia Environmental Sciences. Vol 35 (1): 150 – 157.
Mertenat A, Diener S, Zubrugg C. 2019. Black Soldier Fly biowaste treatment – Assessment of global warming potential. W.Management. Vol 84(1): 173-181.
Myers HM, Tomberlin JK, Lambert BD, Kattes D. 2008. Development of black soldier fly (Diptera: Stratiomyidae) larvae fed dairy manure. Env Entomol. Vol 37(1): 11-15.
Pemerintah Kota Bogor. 2014. Laporan Akhir Pengelolaan Limbah Padat Kota Bogor. Pemkot Bogor: Bogor (ID).
Popa R, Green T. 2012. Biology and Ecology of the Black Soldier Fly. DipTerra LCC e-Book: Amsterdam (NL).
Salomone R, Saija G, Mondello G, Giannetto A, Fasulo S, Savastano D. 2017. Environmental impact of food waste bioconversion by insects: application of life cycle assessment to
process using Hermetia illucens. J. Clean Prod. Vol 140(1): 890–905.
Smetana S, Palanisamy M, Mathys A, Heinz V. 2016. Sustainability of insect use for feed and food: life cycle assessment perspective. J. Clean Prod. Vol 137(1): 741–751.
Weber J, Karczewska A, Drozd J, Licznar M, Licznar S, Jamroz E, Kocowicz A. 2007. Agricultural and Ecological Aspects of a Sandy Soil as Affected by the Application of Municipal
Solid Waste Composts. Soil Bio Biochem. Vol 39(2): 54-62. 26
Yuwono AS, Mentari PD. 2018. Penggunaan Larva (Maggot) Black Soldier Fly (BSF) dalam Pengolahan Limbah Organik. SEAMEO BIOTROP: Bogor (ID).
Selesai

27