Anda di halaman 1dari 35

Basic of Biomass Cofiring

in Large Scale Powerplant


Willy Adriansyah
Halal bi Halal 2020
Outline
• Pengantar
• Bagian 1
• Karakteristik pembakaran biomassa dan batu bara
• Jenis-jenis tungku cofiring
• Hambatan teknik cofiring
• Bagian 2
• Refuse Derived Fuel (RDF)
• Cofiring batu bara dan RDF
• Contoh penerapan
Pengantar
• Bahan bakar padat
• Batu bara: tumbuhan yang sudah menjadi fosil
• Biomassa: tumbuhan yang baru ditebang
• Perbedaan: rentang waktu
• Cofiring: pembakaran 2 jenis bahan bakar dalam satu tungku
• Cofiring batu bara dan biomassa similar dengan blending
batu bara
• Pengurangan emisi dengan cofiring biomassa
Nilai Kalor Berbagai Bahan Bakar
Karakteristik Pembakaran
Biomassa dan Batu Bara
Ultimate Analysis (db)
C H N S O Ash
Pinewood 49.2 5.8 0.2 0.1 44.0 0.8
Citrus peel 43.0 6.3 1.3 0.1 40.8 8.5
Sub-bituminous 54.4 5.2 1.2 1.0 32.4 5.9
Lignite 51.6 4.9 1.0 0.9 33.1 8.6

Proximate Analysis
TM (ar) IM (adb) VM (adb) FC (adb) HHV (adb) HHV (ar)
Pinewood 50 7.6 74.2 17.4 4646 2514
Citrus peel 50 8 71.9 19.6 4306 2340
Sub-bituminous 20 13.54 42.62 37.98 5187 4800
Lignite 35 13.81 41.14 36.47 4841 3651
Pengaruh Kadar Air dalam Biomassa
Proximate Analysis
TM (ar) IM (adb) VM (adb) FC (adb) HHV (adb) HHV (ar)
Pinewood 50 7.6 74.2 17.4 4646 2514
Citrus peel 50 8 71.9 19.6 4306 2340
Sub-bituminous 20 13.54 42.62 37.98 5187 4800
Lignite 35 13.81 41.14 36.47 4841 3651

Proximate Analysis
TM (ar) IM (adb) VM (adb) FC (adb) HHV (adb) HHV (ar)
Pinewood 10 7.6 74.2 17.4 4646 4525
Citrus peel 10 8 71.9 19.6 4306 4212
Sub-bituminous 20 13.54 42.62 37.98 5187 4800
Lignite 35 13.81 41.14 36.47 4841 3651
Karakteristik Pembakaran
Biomassa dan Batu Bara
• Ultimate Analysis: Batu bara dan biomassa dalam orde yang sama
(similar AFR)
• Proximate Analysis:
• Kadar air inheren biomassa lebih rendah (surface moisture mudah
dikeringkan)
• Volatile matter biomassa lebih tinggi (lidah api lebih panjang)
• Nilai kalor inheren biomassa agak lebih rendah (kapasitas mill batu bara)
• Kadar air biomassa umumnya tinggi (nilai kalor rendah)
• Biomassa perlu dikeringkan
Jenis-jenis Tungku Cofiring
• Grate Firing
• Traveling grate
• Reciprocating grate
• Stocker
• Fluidized Bed Firing
• BFB (bubbling fluidized bed)
• CFB (circulating fluidized bed)
• Suspension Firing
• burner
Grate Firing
BFB Firing
CFB Firing
Suspension Firing
Cofiring Bahan Bakar Padat
• Kelebihan biomass:
• Pengurangan emisi CO2 (natural sources) , SOx (low sulfur content), dan NOx
(low flame temperature)
• Memulai penggunaan biomass dengan investasi rendah melalui cofiring
(peggunnaan boiler yang sudah ada)
• Isu cofiring:
• Kebutuhan kontrol dan desain baru pada boiler
• Teknologi pembakaran
• Kontrol pencampuran bahan bakar
• Sistem penanganan bahan bakar (fuel handling)
Hambatan Teknik Cofiring
• Tantangan bagi operator PLTU: perbedaan karakteristik
• Masalah pengumpanan
• ketidakstabilan proses pembakaran
• Sifat abu yang merugikan
• Komposisi kimia: alkali (fouling) dan klorin (korosi)
• Harga biomassa yang murah bukan berarti lebih ekonomis (jika
berefek buruk terhadap boiler)
Tantangan Cofiring pada PC Boiler
• Cofiring biomassa umumnya sedikit lebih mahal
• Tanpa motivasi pengurangan emisi CO2, motivasi cofiring sulit
direalisasikan
• Biaya operasi umumnya lebih tinggi
• Komponen biaya paling sensitif terhadap biaya total adalah biaya
bahan bakar
• Biaya transportasi, preparasi, dan penanganan di lapangan
meningkatkan biaya total (terkadang signifikan)
Tantangan Cofiring pada CFB
• Formasi deposit pada permukaan perpindahan panas
• Aglomerasi material unggun (bed)
• Korosi temperatur tinggi
• Gangguan pada proses pembakaran
• Operasional peralatan bantu boiler (misal fan-fan flue gas)

• Konsekuensi:
• Kenaikan biaya O/M (shutdown, pembersihan permukaan)
• Pengurangan efisiensi boiler
• Memengaruhi umur boiler
Cofiring Batu Bara dan
Refuse Derived Fuel (RDF)
Cofiring Batu Bara dan RDF
• RDF adalah bahan bakar yang berasal dari sampah pemukiman dan
industri.
• Pada kadar air tertentu, RDF memiliki nilai kalor setara batu bara.
• RDF dapat dibuat sehingga memiliki HGI yang sesuai untuk prosess
penggerusan (milling).
• Cofiring batu bara dan RDF dimungkinkan pada PC boiler selama RDF
memenuhi syarat untuk digerus dalam mill batu bara (HGI > 45).
• Cofiring batu bara dan RDF berpotensi menyelesaikan permasalahan
sampah pemukiman dan industri.
http://www.sinoshredder.com/refuse-derived-fuel-rdf/
http://cdwaste.co.uk/refuse-derived-fuel-rdf/
Komposisi sampah pada TPS Kota Bandung

Sumber: Lokahita B. Damanhuri E., “ Potensi Sampah Combustible pada


Titik Transfer Kota Bandung untuk Bahan Baku RDF”, FTSL ITB, 2013
Kadar air MSW dari 3 titik transfer di kota bandung
Nilai Kalor MSW dari 3 titik transfer di kota bandung

• Komposisi sampah yang dapat diolah menjadi RDF mencapai 90%


• Rata-rata nilai kalor mencapai 5000 kkal/kg
Cofiring Batu Bara dan RDF

coal RDF hopper

coal silo

coal feeder
coal mill coal burner
Aplikasi Cofiring pada PTLU
• Fortum CHP
• PLTU Danish Studstrup
• PLTU Epon Netherland
• PLTU Naantali Finland
• PLTU Alholmens Kraft, Finland
• Grenaa CHP, Denmark
• Mikkeli CHP, Finland
• PLTU USC Lagisza, Poland
FORTUM CHP*
• FORTUM CHP:
• 79 MW listrik
• 124 MW pemanasan distrik
• 70 MW uap
• Batu bara dicampur dengan biomassa (serbuk kayu)  dicampur di coal yard
• Proporsi serbuk kayu: 2,5-8% (dari energi input bahan bakar)
• Percobaan cofiring berhasil dengan baik, tetapi bermasalah pada coal mill 
bukan solusi jangka panjang
• Solusi: pemisahan sistem grinding  biomassa digerus tersendiri
*)Kati Sovalainen, “Co-firing of biomass in coal-fired utility boilers”, Applied Energy, Volume 74, Issues 3–4, March–
April 2003, Pages 369-381
PLTU Danish Studstrup
• Kapasitas 150 MWe
• Cofiring batu bara dan jerami
• Jerami dibakar melalui pipa tengah burner
• Cofiring hingga 20% (basis energi) jerami
• Kinerja boiler sedikit turun (marginal)
• Slagging lebih banyak
• Korosi meningkat
Sistem Umpan Biomassa*

*)VTT Technical Research Center of Finland


PLTU EPON
• Kapasitas 653 MWe
• Cofiring batu bara dan limbah kayu sejak
1998
• Menggunakan burner kayu terpisah
• Cofiring hingga 4,5% (basis energi) limbah
kayu
• Biaya total turun cukup banyak dibandingkan
hanya menggunakan batu bara
• Terjadi pengurangan emisi CO2, SO2, NOx,
dan flay ash
PLTU Naantali
• Kapasitas 315 MWe
• Cofiring batu bara dan serbuk gergaji
• Blending di coal yard, hasil blending digiling dalam coal mill
• Kadar air serbuk gergaji hingga 65% tidak menimbulkan masalah
operasional jika fraksi serbuk gergaji tidak melebih 4% (basis energi).
• kapasitas mill membatasi fraksi dalam bahan bakar hasil blending
PLTU Alholmens
• Start-up 2001
• CFB dengan biofuel terbesar di dunia
• Komposisi bahan bakar: 45% gambut,
10% limbah hutan, 35% limbah kayu
industri, 10% heavy fuel oil atau batu
bara
• Bahan bakar sangat fleksibel: dapat
membakar seluruh komposisi dari
100% kayu hingga 100% batu bara
• Mengonsumsi 110 m3 gambut dalam 7
menit
Greena CHP
• Kapasitas boiler 85 MWth, tipe CFB
• Cofiring batu bara dan jerami
• Cofiring hingga 60% (basis energi) jerami
• Jerami yang sudah dicacah diumpankan ke dalam boiler dengan cara
ditiupkan ke dalam loop seal (J-valve)
• Pada awal-awal operasi, terjadi korosi pada superheater
Mikkeli CHP
• Komisioning pada 1990
• Kapasitas 84 MWth
• Daya listrik 28,7 MW
• Bahan bakar utama kayu dan gambut
PLTU Lagisza
• Kapasitas 460 MWe
• Efisiensi termal lebih tinggi
• Cofiring batu bara dan gambut
• Cofiring hingga 10% (basis energi) gambut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai