Anda di halaman 1dari 14

PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM


PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

BAHAN BAKAR DAN TUNGKU

A. Bahan bakar

Batubara, kokas, minyak dan gas merupakan bahan bakar yang banyak dipakai
pada proses piro metallurgi. Bahan bahan tersebut dipakai selain sebagai sumber energi
juga dipakai sebagai reduktor. Komponen utama bahan bakar adalah karbon, hidrogen dan
unsur unsur nitrogen, belerang dan oksigen.

Klasifikasi bahan bakar :


Jenis Bahan bakar primer Bahan bakar sekunder
(alamiah) (buatan)
Solid Anthrasit, Bituminous, Lignit, Kokas, Charcoal, Briket
Peat, Wood

Liquid Petroleum Tar, Petroleum distilate,


Petroleum residue, Alkohol,
Colloidal fuel

Gas Gas alam Gas kota, gas batubara, coke


oven gas, blast furnace gas,
Acetylene.
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Komponen yang cukup merugikan dalam bahan bakar adalah adanya


abu sisa pembakaran (yaitu oksida logam dan silikat). Selain itu penggunaan
batubara dan kokas yang mengandung belerang akan dapat mengotori logam
yang dihasilkannya. Belerang pada bahan bakar selain dapat larut dalam
logam, juga akan membentuk gas SO2. Bahan pembakaran suatu bahan
bakar dapat diperkirakan dari persamaan Dulong :
NCP = 81 C + 340 (H – O/8) + 22 S – 5,84 (9 H + M)
Dimana :
C = kadar karbon (%), 8100 kkal/kg, C CO2
H = kadar hidrogen (%), 34.000 kkal/kg, H H2 O
O = kadar oksigen (%)
S = kadar belerang (%), 2200 kkal/kg, S SO2
M = kadar air (%)
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Apabila bagian akhir dari persamaan Dulong dihilangkan, maka


diperoleh GCP (Gross Caloric Power). Persamaan ini menekankan bahwa
oksigen dalam bahan bakar terdapat sebagai H2O dan unsur unsur lainnya,
mempunyai bahan pembakaran yang sama besarnya apabila unsur unsur
tersebut berdiri sendiri. Dengan perkataan lain bahan pembentukan bahan
bakar dari unsur unsurnya diabaikan merupakan suatu asumsi yang tidak
selalu benar.

Zat terbang diperoleh pada saat pemanasan batubara (suhu 950 ºC),
gas gas yang menguap adalah gas yang dapat terbakar (combustible gasses)
seperti hidrogen, karbon, mono oksida metan, uap tar dan incombustible
gasses seperti CO2 dan uap air.

Kokas adalah bahan bakar buatan yang diperoleh dari pemanasan


batubara dalam ruang tertutup tanpa udara sehingga zat terbang pada
batubara dapat dikeluarkan.
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Proses pembuatan kokas dapat disebut coking atau carbonisasi,


kokas yang dihasilkan akan mempunyai kadar karbon tinggi.
Analisis Proksimat :
Jenis Zat Terbang Fixed Carbon Abu/Ash Moisture
(%) (%) (%) (%)

Wood - - - -

Peat 26,1 11,2 6 56,7

Lignite 35,3 22,9 7,2 34,6

Sub Bituminous 27,6 44,8 3,3 24,3

Bituminous 27,1 62,6 7,1 3,2

Semi Bituminous 14,5 75,3 8,2 2,0

Semi Anthrasite 8,5 76,6 11,5 3,4

Anthrasit 1,2 88,2 7,8 2,8


PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Kokas lebih disukai sebagai bahan bakar karena sifat fisika dan kimianya,
kokas tidak hanya sebagai sumber bahan saja tetapi berfungsi pula sebagai
reduktor. Kokas yang bersifat keras dan kompak sangat diperlukan pada industri
baja.
Komposisi kokas :
• Fixed carbon = 83 – 90 %
• Zat terbang = 0,5 – 4 %
• Abu/ash = 4 – 15 %
• Moisture = <5%
• Belerang = 0,5 – 3 %
• Phospor = < 0,04 %
Sedangkan sifat fisika kokas metallurgi :
 Apperent specific gravity = 0,8 – 1,1
 True specific gravity = 1,8 – 2,0
 Porositas= 41 – 55 %
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Bahan bakar gas umumnya mempunyai kelebihan dibandingkan bahan


bakar lainnya, antara lain bersih, bebas abu, mudah penanganan dan
pengendaliannya, fleksibitas tinggi.
Analisis Ultimate : (Catatan : 1 kkal = 1,80 Btu/lb)

Jenis S H C N O GCV
(%) (%) (%) (%) (%) Btu/lb

Wood - 6,3 49,5 1,1 43,1 5800

Peat 0,6 8,3 21,0 1,1 63,0 3586

Lignite 1,1 6,6 42,2 0,6 42,1 7090

Sub Bituminous 0,4 6,1 55,3 1,1 33,8 9376

Bituminous 1,0 5,2 78,0 1,2 7,5 13919

Semi Bituminous 2,3 4,1 80,0 1,2 4,2 14081

Semi Anthrasite 0,6 3,6 78,4 1,0 4,9 13156

Anthrasit 0,9 1,9 84,4 0,6 4,4 13298


PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Bahan bakar gas umumnya bukan merupakan komponen murni


suatu senyawa, melainkan terdiri dari gas utama dan pengotor (N2, CO2, dan
uap H2O). Bahan bakar gas yang umum dipakai pada proses metallurgi
adalah hidrogen (H2), karbon monoksida (CO), methan (CH4), ethane (C2H6),
ethylene (C2H4), propane (C3H8), dan acethylene (C2H2).

Coke oven merupakan bahan bakar gas yang sangat baik karena
mempunyai nilai kalori yang sama dengan gas alam. Bahan bakar ini
merupakan hasil sampingan dari batubara yang didistilasi, mempunyai
kandungan 40 % methane dan 50 % hidrogen (coal gas).
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Oil gas mempunyai komposisi yang sama dengan coal gas,


merupakan bahan bakar gas yang didapat dengan jalan men-distilasi-kan
minyak.

Producer gas adalah bahan bakar gas yang dibuat dengan jalan
membakar batubara pada udara terbuka sehingga membentuk uap dengan
reaksi :
2 C + O2 CO

Air gas ini terdiri dari 30 % CO dan 60 % N2, sehingga mempunyai


nilai kalori yang rendah. Sedangkan water gas yang didapat dengan jalan
mereaksikan carbon panas dengan uap air : C + H2OH2 + CO,
mengandung 50 % H2 dan 50 % CO. Water gas mempunyai nilai kalori lebih
tinggi bila dibandingkan dengan air gas.
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Pemilihan bahan bakar :

1. Biaya per unit pengolahan, adalah pembelian bahan bakar yang didasarkan atas
hasil yang didapat.
Misalnya dalam suatu proses metallurgi memakai bahan bakar sebagai berikut :

Jenis Jumlah (lt) Harga satuan (Rp) Hasil (ton) Harga (Rp)/ton

A 500 300/lt 1.000 150

B 1.000 200/lt 1.000 200

Maka yang dipilih adalah bahan bakar jenis A walaupun harga per satuan nya
lebih mahal dari bahan bakar jenis B.
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

Komposisi bahan bakar gas :

Bahan bakar gas CH4 C2H6 C3H8 C2H4 CO CO2 H4 O2 N4 Btu/


cuft
Coal gas 34 - - 6,6 9,0 1,1 47 - 2,3 560
Coke oven gas 1 28,5 - - 2,9 5,1 1,4 57,4 0,5 4,2 476
Coke oven gas 2 33,9 - - 5,2 6,1 2,6 47,9 0,6 3,7 538
Blue water gas - - - - 43,4 3,5 51,8 - 1,3 285
Oil gas 27 - - 2,7 10,6 2,8 53,5 - 3,4 461
Producer gas 2,6 - - 0,4 22 5,7 10,5 - 58,8 128
Blast furnace - - - - 26,2 13 3,2 - 57,6 91,6
Natural gas 1 - 31,8 67,7 - - - - - 0,5 2268
Natural gas 2 - 79,4 20 - - - - - 0,6 1711
Natural gas 3 32,3 67 - - - - - - 0,7 1350
Natural gas 4 83,5 12,5 - - - 0,2 - - 3,8 946

Sumber : extractive metallurgy (Newton)


PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

2. Kesediaan bahan bakar, adalah ada tidaknya bahan bakar disekitar


lokasi pabrik. Hal ini akan berpengaruh masalah pengangkutan maupun
kontinuetas penyediaan bahan bakar dan harga.

3. Kecocokan bahan bakar untuk proses. Tidak semua bahan bakar cocok
untuk proses peleburan, misalnya dalam pembuatan baja dimana
batubara muda tidak cocok untuk peleburan. Sebab batubara ini
kalorinya kurang juga mengandung sulfur yang tidak baik bagi baja yang
akan dihasilkan.
4. Kemurnian dan nilai kalori dari bahan bakar.
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

B. Tungku

Pembuatan tungku piro-metallurgi memerlukan bahan bahan yang tahan


temperatur tinggi (refractory), juga tahan terhadap lelehan logam dan terak. Sifat
sifat mekanika yang perlu diperhatikan : kuat tekan (compressive strength), tahan
terhadap gesekan, tahan terhadap erosi abu khususnya pada temperatur tinggi.

Pada prinsipnya pemilihan jenis bata tahan api yang dipakai harus
disesuaikan dengan jenis terak yang ditangani dan oksida utama pebentuk terak.
Dengan demikian dalam suatu tungku metallurgi akan terdapat lebih dari satu
macam bata tahan api, misalnya temperatur komposisi gas, komposisi terak.

Pada umumnya proses piro-metallurgi lebih disukai dan dilakukan pada


tekanan 1 atm, mengingat kebocoran pada suhu tinggi akan lebih mudah terjadi bila
tekanan operasi melebihi 1 tm.
PIRO METALLURGI

BAB II. TINJAUAN UMUM

TUGAS

PELAJARI :

REFRACTORY SEBAGAI BAHAN PELAPIS TANUR

(HAL. : 7 – 18)

PADA BAB :

BAHAN BAKAR, TANUR DAN PIRO METALLURGI

Anda mungkin juga menyukai