URAIAN PROSES
Gas alam
Metana (CH4) 82,78
Etana (C2H6) 6,04
Propana (C3H8) 3,41
Iso-Butana (i-C4H10) 0,55 % Mol
Nomal-Butana (n-C4H10) 0,66
Iso-Pentana (I-C5H12) 0,26
Nomal-Pentana (n-C5H12) 0,14
Heksana (C6H14) 0,25
25
26
b. Udara
Pada pabrik Ammonia, udara dibutuhkan untuk reaksi oksidasi di
secondary reformer, dimana kandungan nitrogen (N2) dari udara
sangat dibutuhkan dalam membentuk produk Ammonia. Udara
diperoleh dari ambient (lingkungan sekitar). Komposisi udara yang
diambil disajikan pada Tabel3.
Tabel 3. Komposisi Udara
Komponen Kuantitas (%mol)
Nitrogen (N2) 78,084
Oksigen (O2) 20,947
Argon (Ar) 0,934
Sumber: Utilitas P-IIB, 2016
27
Tekanan 7 kg/cmG
Temperatur 28 C
Kualitas Bebas minyak
Sumber: Utilitas P-IIB, 2016
PH 6,5 7,5
Komposisi
Turbiditas sebagai SiO2 49
P alkalinitas sebagai CaCO3 0
Ppm
M alkalinitas sebagai CaCO3 19,4
Cl2 sebagai Cl- 3,4
28
b. Hidrogen
Hidrogen digunakan untuk start-up pada Pusri-IIB. Gas ini
disuplai dari PUSRI-III, dan PUSRI-IB. Tekanan dan temperatur
masing-masing gas tersebut adalah 67 kg/cm2G dan 177oC.
c. Katalis
Pada pabrik Pusri, katalis hanya digunakan pada pabrik Ammonia
karena pabrik Urea tidak memerlukan katalis dalam reaksinya. Jenis
katalis yang digunakan pada pabrik Ammonia dapat dilihat pada
Tabel6.
Cu / ZnO LTSC
Besi berpromotor AmmoniaConverter
Sumber: Ammonia P-IIB, 2016
b. Gas CO2
Spesifikasi gas karbon dioksida (CO2) yang digunakan disajikan
pada Tabel 8.
COS + H2 CO + H2S
RSH + H2 RH + H2S
a. Primary Reformer
Gas alam yang sudah didesulfurisasi dicampur dengan proses
steam dari Proses Condensate Stripper (130-D) untuk memberikan
rasio molar Steam terhadap Carbon (S/C) sebesar 2,7 : 1. Flow gas
dikontrol oleh rasio terhadap flow steam proses. Fitur ini melindungi
katalis reformer jika terjadi kehilangan steam proses. Mixed Feed gas
dipanaskan dalam Mixed Feed Coil yang terletak di Convection
section(101-B). Feed gas yang sudah panas didistribusikan ke tube
katalis 101-B. Tube High-alloy ini dipasang di radiant section(101-B)
dan diisi dengan katalis berbasis nikel. Mixed Feed gas mengalir ke
bawah melalui katalis reformer, terjadi reaksi steam reforming dan
reaksi shift uap air membentuk Hidrogen, CO dan CO2. Temperatur
inlet 101-B adalah 488oC. Tekanan inlet 42,6 Kg/cm2G dan Pressure
drop 2,75 Kg/cm2.
Reaksi Steam reforming mengkonversi hidrokarbon dalam gas
alam menjadi hidrogen dan karbon monoksida:
tertinggi ada di bagian atas tube, di mana temperatur gas proses paling
rendah dan sebagian besar reaksi endotermis berlangsung. Mode ini
menghasilkan temperatur dinding relatif merata sepanjang tube katalis.
Kondisi gas proses di outlet tube katalis sekitar 715 C dan 41,5
kg/cm2A. Outlet gas dari 101-B mengandung 28,50 %-mol CH4 yang
tidak bereaksi. Karena temperatur yang relatif rendah di radiant
section, sehingga tube tidak mudah retak dan lebih handal serta
pengoperasion yang lebih fleksibel dan berumur lebih lama.
Temperatur maksimum dinding tube adalah 864,4 oC.
b. Secondary Reformer
Dalam pabrik Ammonia konvensional, jumlah udara proses
dikontrol untuk menghasilkan rasio molar Hidrogen terhadap Nitrogen
(H/N) 3 : 1 pada inletconverterAmmonia (105-D). Dalam pabrik
Ammonia KBR-Purifier, sekitar 50% udara dilebihkan untuk
digunakan di 103-D. Hal ini menyebabkan rasio Hidrogen terhadap
Nitrogen (H/N) sekitar 2: 1 di inletPurifier. Kelebihan udara
memberikan reaksi panas dan reforming tambahan di secondary
reformer(103-D). Dan juga, methane slip dari 103-D lebih tinggi pada
Pabrik KBR-Purifier (sekitar 1,59 %-moluntuk PUSRI-IIB)
dibandingkan dengan pabrik konvensional(0,25-0,3 %-mol). Metana
yang tidak bereaksi dibuang di downstream Purifier. Fitur proses ini
membuat proses reforming lebih sederhana dan temperatur outlet 101-
B dan 103-D lebih rendah dibandingkan dengan pabrik konvensional.
Gas Proses outlet Primary Reformer mengalir melalui transfer
line Primary Reformer Effluent (107-D) dan memasuki ruang
37
Karena temperatur gas proses yang sangat tinggi, internal 107-D dan
103-D diisolasi dengan refractory dan sisi eksternal berupa jacket
water. Jacket water dialirkan dari pompa kondensat (119-J/JA) atau
dari air demin. Steam yang dihasilkan dari jacket water diventing ke
atmosfir. Kegagalan/kerusakan refractory dapat dideteksi dini dengan
adanya peningkatan konsumsi air di jacket water dan indikasi di gas
detector.
CO + H2O CO2 + H2
39
172-C sangat penting untuk menjaga temperatur inlet 106-D. Jumlah CO2
total dalam gas outlet 106-D adalah <5 ppmv, dan kandungan metana
outlet pada kondisi desain (EOR) sebesar 2.20% mol.Sejumlah kecil syn
gas diambil dari outlet Methanator effluent Separator (144-D) untuk
keperluan hydrotreating di 101-D.
dan diprogram di DCS. Total siklus 48 jam untuk setiap vessel adalah
sebagai berikut:
Sebagian cairan yang menguap keluar dari sisi shell 134-C dan
dipanaskan kembali ke 1,8 C bertukar panas dengan Syn Gasinlet Purifier
132-C, dan kemudian meninggalkan Purifier sebagai waste Gas. Waste
Gas digunakan untuk regenerasi Molecular Sieve Dryer (109-DA/DB),
dan kemudian dikirim sebagai fuel ke Primary Reformer (101-B). Selama
periode dryer tidak regenerasi, waste gas langsung dikirim ke fuel.
Produk sisi atas dari 137-D adalah Syn Gas yang sudah dimurnikan.
Syn Gas kemudian dipanaskan menjadi 1,8C di 132-C bertukar panas
dengan Syn GasinletPurifier, dan kemudian dikirim ke Kompresor Syn
47
Gas 103-J. Pengotor yang masih tersisa di Syn Gas yang sudah dimurnikan
adalah 0.19 %-mol argon dan metana traces.
casing. Pada casing pertama, gas dikompresi dari 32,5 ke 83,3 Kg/cm2A.
Gas kemudian mengalir ke Intercooler tingkat #1 116-C, yang
didinginkan dengan Cooling Water. Pada casing kedua, gas kemudian
dikompresi menjadi 157,9 Kg/cm2A. Gas recycle dari sintesis loop
ditambahkan ke Syn Gas make-up sebelum rotor terakhir casing kedua,
pada tekanan 150.1 Kg/cm2A.
3H2 + N2 2 NH3
Pada proses ini gas umpan dari ketiga aliran ini digabungkan,
dimana gas melewati katalis di Bed ke-1 dan terjadi
pendinginankemudian melewati ke katalis di Bed ke-2 terjadi
pendinginan kembali, lalu melewati katalis di Bed ke-3A dan ke-3B
tidak terjadi pendinginan karena kedua Bed ini berfungsi sebagai single
thermodynamic Bed. Temperatur inlet dan outlet gas setiap Bed pada
EOR dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Temperatur Inlet dan Outlet Gas pada Setiap Bed pada EOR
Berikut ini adalah diagram blok dari proses pembuatan Urea yang dapat
dilihat pada gambar 7:
a. Reaktor
Urea diproduksi melalui reaksi yang sangat eksotermis antara
NH3 dan CO2 menghasilkan ammonium carbamate (selanjutnya
disebut carbamate) dan diikuti oleh dehidrasi carbamate menjadi Urea
61
- Pembentukan Carbamate :
2NH 3+CO 2NH 2COONH 4 +157.5kJ
- Dehidrasi:
NH 2COONH 4NH 2CONH 2+H 2 O -26.4kJ
b. Stripper
Stripper (DA-101) berfungsi memisahkan kelebihan NH3 dan
mendekomposisikan carbamate yang tidak terkonversi dari larutan
sintesa Urea, dengan menggunakan pemanasan yang bersumber dari
steam dan CO2 stripping pada tekanan operasi yang sama dengan di
Reactor (DC-101). Reaksi dekomposisi carbamate yang terjadi adalah
sebagai berikut:
c. Carbamate Condenser
Campuran gas dari top Stripper (DA-101) masuk ke bottom
Carbamate Condenser (EA-101), dimana campuran gas tersebut
dikondensasikan dan diserap oleh larutan carbamate dan kemudian
Urea terbentuk dari dehidrasi larutan carbamate di shell side
Carbamate Condenser (EA-101).Panas yang dihasilkan dari
pembentukan carbamate dan kondensasi NH3di Carbamate
Condenser (EA-101) digunakan untuk memproduksi steam tekanan
rendah di tube side. Tekanan operasi di Carmabate Condenser (EA-
101) adalah sama dengan tekanan sintesa Urea.
NH2COONH4CO2 + 2 NH3
64
a. HP Decomposer
b. LP Decomposer
a. Vacuum Concentrator
b. Final Concentrator
c. Pembentukan Biuret
b. Product Cooler
Urea prill dari Prilling Tower (IA-301) dikirim ke Product Cooler
(EA-801) dan kemudian didinginkan dengan menggunakan cooling
water untuk menjaga temperature akhir produk 42 oC.
71
a. LP Absorber
b. HP Absorber
Gas NH3 dan CO2 selanjutnya diserap dalam dua packed bed di
Washing Column (DA-401) oleh larutan LP Absorber (EA-402) dan
proses kondensat dari Process Condensate Tank (FA-501).
b. Urea Hydrolizer
2.3 Produk
Pupuk Urea dan Ammonia merupakan produk utama yang dihasilkan PT.
PUSRI. Selain itu, dihasilkan pula produk samping berupa Karbon Dioksida
cair, Dry Ice, Nitrogen cair, gas Nitrogen, Oksigen cair, dan gas Oksigen.
5. Jika dipanaskan maka Urea akan terurai menjadi biuret, amonia, dan
asam sianirat.
6. Jika bereaksi dengan asam kuat maka akan terbentuk garam.
2.4 Utilitas
Pabrik utilitas Pusri-IIBmerupakan gabungan dari beberapa unit
pengolah yang bertugas menyediakan bahan baku dan bahan penunjang untuk
operasi pabrik Ammonia ,Urea dan utilitas sendiri, seperti:
1. Filtered water
2. Demin water
77
3. Cooling water
4. Tenaga listrik
5. Instrument airdan plant air
Gambar di bawah ini merupakan sketsa dari River Water Intake pump
6201-JA/JB:
- Low Level untuk ketinggian air sungai adalah +270 mm dari mean
sea level
- High Level untuk ketinggian air sungai adalah+3800 mm dari mean
sea level
- Ketinggian bagian atas beton adalah +6000 mm dari mean sea level
- Ketinggian bagian atas pondasi pompa adalah +6300 mm dari mean
sea level
yang terjebak di media filter dan proses air blown ke media filter akan
melonggarkan kembali media filter tersebut.
Air yang dikeluarkan dari proses backwash ini akan dikirim ke
backwash water recoverypond untuk diolah kembali (recycle) di Clarifier.
Setelah selesai tahapan backwash, semuavalve ditutup untuk
settlementmedia filter. Selanjutnya clarified water diumpankan kePressure
Sand Filter dari bagian atas dan sistem beralih ke mode service. Filtered
Water(air bersih) sebagai produk dari Filter Water Treatment diharapkan
memiliki pH 6,5/7,5(min/max), konsentrasi residual chlorine < 0,5 ppm dan
turbidity < 1 NTU.
Air yang keluar dari Bag Filter akan memasuki Ultrafiltration Unit dari
bagian bawah. Air disaring dengan module yang terletak di dalam membran
dengan tekanan operasi 4kg/cm2 G dan temperatur operasi 28,5C dengan
kapasitas 150 m3/jam untuk tiap unit UF. Permeateakan dikeluarkan melalui
bagian atas UF menuju Potable Water Storage Tank (6202-F) sedangkan
concentrate akan dikeluarkan dari samping UF menuju Clarified Water
Basin (6204-F). Efisiensi Ultrafiltration Unit didesain pada 96,8%.
Apabila service limit time selama 1 jam sudah tercapai, maka
backwash otomatis akan berlangsung. Proses backwash UF pada basis
regular, terdiri dari Hydraulic Clean (HC) dan Chemical Enhanced
Backwash (CEB). Proses Hydraulic Clean berlangsung selama 60 menit
yang merupakan kombinasi dari Forward Flush (FF) dan Backwash (BW).
Selama proses Forward Flush, material yang tertinggal di membran akan
dibersihkan melalui flushing menggunakan Ultrafiltration feed water di
sepanjang permukaan inner membran ke concentrate. Selama proses
Backwash, membran Ultrafiltration dibersihkan luar-dalam oleh
Ultrafiltration Back Pulse Pump (6206-JA/JB) dengan menggunakan
permeate water yang dihasilkan dari Potable Water Tank. Buangan proses
Forward Flush dan Backwash selanjutnya dikirim ke Clarified Water Basin
(6204-F).
Proses Chemical Enhanced Backwash dilakukan setiap 47 jam dan 18
menit. Selama proses Chemical Enhanced Backwash, bahan kimia
diinjeksikan ke aliran Backwash dan material yang terserap di permukaan
membran Ultrafiltration dibersihkan selama periode chemical soak. Untuk
tujuan ini, tiga buah chemical dosing set disiapkan untuk H2SO4 dan dua
NaOCl. Buangan proses Chemical Enhanced Backwash ini dikirim ke
Neutralization Pond (6402-F).
Potable Water sebagai produk dari Ultrafiltration Unit memiliki
spesifikasi sebagai berikut, pH 6,5/8,5 (min/max) yang diukur oleh AI-7031;
turbidity <1 NTU yang diukur oleh AI7033 dan konsentrasi residual
chlorine <0,5 ppm yang diukur oleh AI-7033.
83
Selama beroperasi, antara cooling water dan logam terjadi kontak, hal
ini dapat meningkatkan potensi terjadinya korosi pada logam.Oleh karena
itu, dibutuhkan perawatan khusus secara terus menerus dengan
menggunakan bantuan bahan kimia tertentu. Injeksi corrosion inhibitor
(6205-U1), scale inhitor (6205-U2), dosing of chlorine (6205-U3), non-
oxidizing biocide (6205-U4 dan 6205-U9), dispersant (6205-U5), pH control
(6205-U6) untuk H2SO4 dan (6205-U7) untuk NaOH, dan oxidizing biocide
(6205U8) disiapkan melalui suatu coolilng tower chemical injection system.
Corrosion inhibitor
Corrosion inhibitor (Zinc-PO4 based) sebanyak 132 kg/hari untuk
basin Ammonia-UOA dan 66 kg/hari untuk basin Urea diinjeksikan secara
kontinu sebagai pelindung dari korosi.
Bio dispersant
Bio dispersant (non ionic surfactant) sebanyak 686 kg/bulan untuk
basin Ammonia-UOA dan 387 kg/bulan untuk basin Urea diinjeksikan satu
kali dalam sebulan untuk mencegah pertumbuhan slime.pH control (acid
base dan caustic base) diinjeksikan secara kontinyu berdasarkan pH cooling
water. Acid dan caustic sekitar 6000 kg/6 bulan untuk basin Ammonia-UOA,
4000 kg/6 bulan untuk basin Urea ditambahkan agar pH coolilng water
dapat dijaga pada range 7,0 8,5.
Scale dispersant
Scale inhibitor (polymer based) sebanyak 47 kg/hari untuk basin
Ammonia-UOA dan 23 kg/hari untuk basin Urea diinjeksikan secara kontinu
untuk menjaga agar partikel atau suspended solid berukuran sangat kecil
yang terdapat di cooling water tidak berkelompok menjadi partikel yang
lebih besar dan membentuk deposit yang dapat menimbulkan permasalahan
di cooling water.
89
Oxidizing Biocide
Oxidizing biocide, gas chlorine sebanyak 242 kg/hari untuk basin
Ammonia-UOA,121 kg/hari untuk basin Urea dan liquid chlorine sebanyak
225 kg/hari untuk basin Ammonia UOA,121 kg/hari untuk basin Urea
diinjeksikan secara kontinu untuk mengoksidasi senyawa mikroorganisme,
seperti bakteri, jamur, algae dan ragi.
basin Ammonia AI-3202 akan mengirim sinyal untuk menolak perintah FIC-
3202 dan mengatur opening FV-3202 dan di basin Urea AI-3201 akan
mengirim sinyal untuk menolak perintah FIC-3201 dan mengatur opening
FV-3201.
Kondisi operasi di header Cooling Water System adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Air Supply/Return
Di Battery LimitAmmoniaPlant
2. Instrument Air
Ammonia liquid dari Ammonia Plant dan Ammonia vapor dari OEP
loading facility.
Ammonia liquid dari Ammonia Storage Tank pertama-tama
dipanaskan terlebih dahulu dari temperatur -33C hingga mencapai 38C
dengan menggunakan Ammonia Heater (6101-C) sebelum dikirim ke Urea
Plant dengan menggunakan Ammonia Transfer Pump 6101-JA/JB.
Sedangkan Ammonia liquid untuk kebutuhan loading arm OEP loading
facility, dikirim menggunakan Ammonia Loading Pump 6102-J. Pada
kondisi normal, Ammonia vapor yang dihasilkan dari Ammonia Tank
didinginkan dengan menggunakan Ammonia Refrigerant Compressor 105-
J di Ammonia Plant.
Ammonia Refrigerant Compressor 105-J di Ammonia Plant berfungsi
memenuhi kebutuhan pendinginan untuk mendinginkan storage hingga
temperatur -33C, maupun tambahan panas ke tangki dan kondensasi
vapor yang kembali dari produk Ammonia di Ammonia Plant ke storage
tank termasuk juga tambahan panas dari pengiriman Ammonia yang
berasal dari tangki OEP. Selama berlangsung loadingAmmonia, akan ada
Ammonia vapor yang kembali ke storage tank. Ammonia vapor ini perlu
dikompresi dan dicairkan dengan bantuan Ammonia Refrigeration
Compressor 105-J.
Boil off Gas (BOG) Refrigerant Compressor 6103-J disiapkan untuk
mendinginkan Ammoniavapor yang berasal dari Ammonia Storage Tank
apabila Ammonia Refrigeration Compressor di Ammonia Plant shutdown.
Sistem ini terdiri dari satu skid compressor (terdiri dari Ammonia KO
drum, re-evaporator, oil separator, oil cooler, screw compressor, main
motor dan lubricant system) dan satu skid condenser (terdiri dari Ammonia
condenser, liquid receiver dan economizer).
Ammonia dari Ammonia Storage Tank memasuki Ammonia KO
Drum 6103-F1 untuk memisahkan Ammonia vapor yang terbentuk di
Ammonia Tank dengan Ammonia liquid.Ammonia vapor mengalir keluar
dari bagian atas vessel dan dikompresi oleh 6103-J. Ammonia vapor dari
99