Anda di halaman 1dari 13

BAB VI

TUGAS KHUSUS

6.1. Judul
Kinerja Rotary Kiln pada Recausticizing #10 (RC-10)

6.2. Latar Belakang


Lime kiln merupakan tempat terjadinya proses kalsinasi untuk mendaur
ulang CaCO3 bagian dari rangkaian proses recausticizing plant. Recausticizing
plant membutuhkan quicklime (CaO) pada proses recausticizing untuk mendaur
ulang green liquor (Na2CO3) menjadi white liquor (NaOH) yang akan digunakan
pada proses pembuatan pulp di unit Pulp Making. Untuk mendapatkan produk
CaO yang maksimal dibutuhkan analisa terhadap kinerja lime kiln. Kinerja lime
kiln sangat dipengaruhi oleh performance lime kiln dalam memproduksi CaO dan
effisiensi energi yang terjadi pada lime kiln.
Berdasarkan hasil performance lime kiln maka produksi CaO dapat
dikontrol sehingga mencukupi kebutuhan CaO pada unit recausticizing. Apabila
produksi CaO sesuai dengan perhitungan design maka tidak diperlukan lagi CaO
tambahan pada unit recausticizing yang tentunya akakn meningkatkan cost
production. Selain performance, effisiensi energi pada lime kiln juga penting
untuk ditinjau. Proses kalsinasi pada lime kiln melibatkan pembakaran yang
menggunakan bahan bakar berupa natural gas dan methanol. Penggunaan bahan
bakar pada lime kiln sangat besar pengaruhnya terhadap cost production. Oleh
karena itu, penggunaan energi harus dapat diperhitungkan sebaik mungkin
sehingga dapat meminimalisir kehilangan energi pada proses produksi.

6.3 Tujuan
Menganalisa kinerja lime kiln pada unit Recausticizing Plant-10 di PT.
Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk. Perawang – Riau dan membandingkan hasil
perhitungan dengan kondisi aktual. Kinerja lime kiln meliputi performance lime
kiln dan effisiensi energi lime kiln.
6.4 Ruang Lingkup
Tugas khusus ini dilaksanakan di PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk.
Perawang – Riau pada unit Recausticizing Plant-10, pada tanggal 1 Februari - 28
Februari 2018. Data yang digunakan berupa daily log sheet yang diambil pada
tanggal 1 Februari – 28 Februari 2018. Data ini nantinya akan dianalisa dan
dibandingkan dengan perhitungan secara teoritis.

6.5 Tinjauan Pustaka


6.5.1 Rotary Kiln
Rotary kiln adalah silinder yang dilapisi batu tahan api pada bagian
dalamnya, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses kalsinasi. Pada
umumnya, tahapan proses yang terjadi pada lime kiln terdiri dari tiga zona, yaitu:
1. Drying zone (pengeringan)
2. Pre-heating zone (Pemanasan)
3. Calcination zone (Pembakaran)
Rotary kiln didisain dengan kemiringan 10o untuk memudahkan padatan
untuk bergerak. Prinsip kerja rotary kiln yaitu memberikan panas secara counter
current terhadap CaCO3 yang akan dikalsinasi sehingga menghasilkan CaO.
CaCO3 diumpankan dari bagian lime kiln yang lebih tinggi. Secara bersamaan,
panas akan diumpankan secara berlawanan terhadap CaCO3. CaCO3 akan
melewati tiga zona tahapan proses lime kiln. Panas yang digunakan pada proses
kalsinasi yaitu berasal dari pembakaran natural gas dan methanol. CaCO akan
melewati tiga zona tahapan proses dan keluar menuju pendingin unex cooler.
Prinsip kerja lime kiln dapat dilihat pada gambar 6.1 sebagai berikut.

Gambar 6.1 Prinsip Kerja Rotary Kiln (Boateng, 2016)


Rotary kiln terdiri dari beberapa komponen penyusun utama. Komponen
penyusun lime kiln dapat dilihat pada gambar 6.2 sebagai berikut. Interior rotary
kiln berupa lapisan batu tahan api yang berfungsi untuk menjaga agar tidak
adanya heat loss pada lime kiln. Rotary kiln dirotasi oleh tiga buah motor
penggerak. Motor penggerak ini dilengkapi gear dan air pendingin untuk
mengatasi pengaruh panas yang dilepaskan oleh shell lime kiln yang dapat
mempengaruhi kinerja motor penggerak.

Gambar 6.2 Komponen Penyusun Rotary Kiln (Perry dan Green, 1997)

6.5.2 Proses Kalsinasi


Kalsinasi adalah proses penguraian CaCO3 menjadi CaO yang
memanfaatkan panas hasil pembakaran fuel. Adapun reaksi kalsinasi adalah
sebagai berikut:
CaCO3 + panas → CaO + CO2

Disosiasi batu kapur di atas suhu dekomposisi adalah heterogen reaksi (Gambar
6.3). Disosiasi ini dapat dianggap terdiri dari lima langkah proses berikut:
1. Panas ditransfer dari gas tungku ke permukaan partikel yang membusuk.
2. Hal ini diikuti oleh konduksi panas dari permukaan ke arah reaksi melalui
struktur kisi mikroporous kapur.
3. Panas tiba di depan reaksi dan menyebabkan disosiasi CaCO3 menjadi
CaO dan CO2.
4. CO2 yang dihasilkan bermigrasi dari bagian depan reaksi, melalui lapisan
kapur, ke permukaan partikel.
5. CO2 bermigrasi dari permukaan partikel ke atmosfir kiln.

Gambar 6.3 Mekanisme Disosiasi Lime (Boateng, 2016)

6.5.3 Proses Pembakaran


Pembakaran adalah konversi bahan bakar fosil menjadi senyawa kimia (atau
produk) dengan mengkombinasikannya dengan zat pengoksidasi, biasanya
oksigen di udara. Proses pembakaran adalah reaksi kimia eksotermik, yaitu reaksi
yang melepaskan energi panas saat terjadi.

Fuel + Oxidizer → Produk Pembakaran + Energi

Bahan bakar yang digunakan pada lime kiln unit RC-9 adalah natural gas
dan methanol. Natural gas adalah gas alam yang telah melewati proses
penghilangan impuritas dan hidrokarbon fraksi berat. Natural gas dikondensasi
pada tekanan atmosfer dengan temperatur sekitar -160oC. Komponen penyususn
natural gas yaitu:
Tabel 6.1 Komponen Penyusun Natural Gas
Komponen Persentase (%)
N2 1,35
O2 0.3449
CO2 1,25
CH4 94,5
C2H6 2,5
C3H8 0,0011
C4H10 0,003
C5H12 0,004
C6H14 0,002

Adapun reaksi pembakaran yang terjadi pada setiap komponen natural gas
adalah sebagai berikut :
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
7
C2H6 + 2O2 → 2CO2 + 3H2O

C2H6 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O


13
iso-C4H10 + O2 → 3CO2 + 4H2O
2
13
n-C4H10 + O2 → 3CO2 + 4H2O
2

iso-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O


n-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O
19
C6H14 + O2 → 6CO2 + 7H2O
2

Metanol juga digunakan sebagai bahan bakar pada lime kiln. Metanol
diperoleh dari unit Recovery Boiler. Adapun reaksi yang terjadi pada pembakaran
meranol adalah sebagi berikut:

3
CH3OH + 2O2 → CO2 + 2H2O
6.5.4 Kinerja Lime Kiln
1. Perfomance Lime Kiln
Produk yang dihasilkan pada lime kiln adalah quicklime (CaO). Kuantitas
CaO yang dihasilkan sangat mempengaruhi proses selanjutnya, yaitu daur ulang
white liquor (NaOH). Oleh karena itu, perfomance dari lime kiln harus diketahui
untuk dapat mengontrol produksi CaO. Perhitungan perfomance menggunakan
hukum neraca massa, kemudian dilakukan perbandingan antara data aktual
terhadap data design. Perhitunagn performance membutuhkan perhitungan
terlebih dahulu neraca massa design sehingga diperoleh CaO design.

CaO Produksi
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 =
CaO Design

Neraca massa merupakan dasar (basis) dalam perancangan proses sebuah


pabrik. Dari neraca massa dapat diketahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan
dan produk yang dihasilkan. Selain itu, neraca massa juga merupakan hal yang
sangat beguna untuk mempelajari operasi pabrik, memeriksa rancangan pabrik,
memeriksa instrument kalibrasi dan mengetahui sumber lokasi material yang
hilang (Coulson, 1999).
Secara umum, neraca massa dibedakan atas dua jenis yaitu neraca massa
physic dan neraca massa kimia (Coulson, 1999). Pada neraca massa physic, di
dalam sistem tidak terjadi reaksi antara komponen di dalam system tersebut.
Sedangkan pada neraca massa kimia, terjadi reaksi komponen di dalam sistem.
Neraca massa yang terjadi pada lime kiln adalah neraca massa dengan reaksi.
Reaksi pada lime kiln terbagi dua, yaitu reaksi pembakaran fuel untuk
menghasilkan panas dan reaksi kalsinasi antara CaCO3 dengan panas sehingga
menghasilkan CaO.
Fuel gas, Dust
Udara Lime stone
Natural Gas
Metanol
Lime mud

Quicklime

Untuk mempermudah perhitungan, inlet dan outlet diberi simbol sebagai berikut:
N1 = Lime mud
N2 = Lime stone
N3 = Udara
N4 = Natural gas
N5 = Metanol
N6 = Quicklime
N7 = Fuel gas, Dust

Adapun reaksi yang terjadi pada lime kiln adalah sebagai berikut:
Reaksi 1: CaCO3 + panas → CaO + CO2
Reaksi 2: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
7
Reaksi 3: C2H6 + 2O2 → 2CO2 + 3H2O

Reaksi 4: C2H6 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O


13
Reaksi 5: iso-C4H10 + O2 → 3CO2 + 4H2O
2
13
Reaksi 6: n-C4H10 + O2 → 3CO2 + 4H2O
2

Reaksi 7: iso-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O


Reaksi 8: n-C5H12 + 8O2 → 5CO2 + 6H2O
19
Reaksi 9: C6H14 + O2 → 6CO2 + 7H2O
2
3
Reaksi 10: CH3OH + 2O2 → CO2 + 2H2O
Adapun neraca massa komponen pada rotary kiln adalah sebagai berikut:
 CaCO3
NinCaCO3 – r1 = Nout CaCO3
NinCaCO3 = r1
 CaO
NinCaO – r1 = Nout CaO
 Inert
NinInert = Nout Inert
 CH4
NinCH4 – r2 = Nout CH4
NinCH4 = r2
 C2H6
NinC2H6 – r3 = NoutC2H6
NinC2H6 = r3
 C3H8
NinC3H8 – r4 = NoutC3H8
NinC3H8 = r4
 Iso-C4H10
Nin iso-C4H10 – r5 = Nout iso-C4H10
Nout iso-C4H10 = r5
 n-C4H10
Nin n-C4H10 – r6 = Nout n-C4H10
Nout n-C4H10 = r6
 Iso-C5H12
Nin iso-C5H12 – r7 = Nout iso-C5H12
Nout iso-C5H12 = r7
 n-C5H12
Nin n-C5H12 – r8 = Nout n-C5H12
Nout n-C5H12 = r8
 C6H14
NinC6H14 – r9 = NoutC6H14
NinC6H14 = r9
 CH3OH
NinCH3OH – r10 = NoutCH3OH
NinC3H8 = r10
 CO2
NinCO2 + r1 + r2 + 2r3 + 3r4+ 4r5+ 4r6+ 5r7+ 5r8+ 6r9+ r10 = NoutCO2
NoutCO2 = r1 + r2 + 2r3 + 3r4+ 4r5+ 4r6+ 5r7+ 5r8+ 6r9+ r10
 O2
7 13 19 3
NinO2 – 2r2– 2r3– 5r4– r5– 8r6– r7– 2r8 =NoutO2
2 2

 N2
NinN2 = Nout N2
 H2 O
Nin H2O + 2r2 + 3r3 + 4r4+ 5r5+ 5r6+ 6r7+ 6r8+ 7r9+ 2r10 = NoutH2O

Berdasarkan reaksi yang terjadi pada lime kiln maka neraca massa
komponen dapat dihitung. Perhitungan utama neraca massa komponen yaitu pada
neraca massa CaO sehingga didapatkan CaO disain pada lime kiln. Perhitungan
dilanjutkan dengan perhitungan performance lime kiln, yaitu dengan melakukan
perbandingan terhadap CaO aktual yang diperoleh dari daily RC#10 dari tanggal
1-28 Februari 2018.

2. Efisiensi Energi Lime Kiln


Neraca Energi di dalam sistem yang tidak bereaksi
𝑠
𝑑𝑄 𝑑𝑊 𝑗̂ ́
− = ∑⌈ ∑ 𝐹𝑠 𝐻 𝑗
𝑠 (𝑇 ) − ∑ ̂𝑠 (𝑇𝑘 )⌉
𝐹𝑠𝑘 𝐻
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑠=1 𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡
𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚𝑠 𝑗 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚𝑠 𝑘
𝑠 𝑇
𝑄 = ∑ 𝑁𝑠 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑠=1 𝑇𝑟𝑒𝑓
Neraca Energi di dalam sistem yang bereaksi
 Single Reaction
𝑇
𝑑𝑄
= 𝑟 ∆𝐻𝑅 (𝑇𝑟𝑒𝑓) + ∑ 𝑁𝑠𝑜𝑢𝑡 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑑𝑡 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑠

∆𝐻𝑅 (𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟) = ∆𝐻𝑓0 𝑜𝑢𝑡 − ∆𝐻𝑓0 𝑖𝑛

𝑇𝑟𝑒𝑓
∆𝐻𝑅 (𝑇𝑟𝑒𝑓) =∆𝐻𝑅 (𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟) + ∑ 𝜎𝑠 ∫𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑝 𝑑𝑇

 Multiple Reaction
𝑇
𝑑𝑄 𝑖𝑛
= 𝑟1 ∆𝐻𝑅1 (𝑇𝑟𝑒𝑓) + 𝑟2 ∆𝐻𝑅2 (𝑇𝑟𝑒𝑓) − ∑ 𝑁𝑠 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑑𝑡 𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑠

a. Perhitungan panas yang masuk dan keluar


𝑇
𝑄 = 𝐻 = ∫𝑇 𝑛. 𝐶𝑝. 𝑑𝑇 (Smith,1987)
𝑟𝑒𝑓=250 𝐶

b. Persamaan untuk menghitung kapasitas panas


Cp = a + bT + cT2 + dT3 (Reklaitis,1983)

c. Jika Cp adalah fungsi dari temperatur maka persamaan menjadi :


𝑇 𝑇
∫𝑇 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = ∫𝑇 (𝑎 + 𝑏𝑇 + 𝑐𝑇 2 + 𝑑𝑇 3 )𝑑𝑡 (Reklaitis,1983)
2 2
1 1

𝑇2
𝑏 𝑐 𝑑
∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 = 𝑎(𝑇2 − 𝑇1 ) + (𝑇22 − 𝑇12 ) + (𝑇23 − 𝑇13 ) + (𝑇24 − 𝑇14 )
2 3 4
𝑇1

d. Untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan digunakan


adalah :
2 𝑇 2 𝑇 2 𝑇
∫𝑇 𝐶𝑝𝑑𝑇 = ∫𝑇 𝐶𝑝𝑙 𝑑𝑇 + ∆𝐻𝑛 + ∫𝑇 𝐶𝑝𝑣 𝑑𝑇 (Reklaitis,1983)
1 1 1

e. Perhitungan energi untuk sistem yang melibatkan reaksi :


𝑑𝑄 𝑇 𝑇
= 𝑟∆𝐻𝑟 (𝑇) + 𝑁 ∫𝑇 2 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑁 ∫𝑇 2 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑜𝑢𝑡 (Reklaitis,1983)
𝑑𝑡 1 1
6.6 Hasil dan Pembahasan
1. Performance Rotary Kiln
Performance Rotary Kiln diperoleh berdasarkan produksi quicklime (CaO)
yang dibandingkan dengan produksi quicklime berdasarkan data disain. Quicklime
dihasilkan dari pembakaran lime mud dan limestone yang mengandung CaCO3.
Lime mud mengandung CaCO3 sebesar 87% dan lime stone mengandung CaCO3
sebesar 93%. Lime mud adalah sumber utama CaCO3 yang merupakan hasil
samping dari reaksi causticizing pada proses recausticizing. Lime stone digunakan
sebagai make up atau penambah CaCO3 untuk menghindari kekurangan CaCO3.
Lime mud yang masuk pada rotary kiln yaitu 1200 ton/hari dan lime stone yang
digunakan sebagai make up yaitu 40 ton/hari. CaO disain yang diperoleh
berdasarkan perhitungan neraca massa pada Rotary Kiln adalah 605.472 ton/hari.
Neraca massa pada rotary kiln dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Neraca Massa Rotary Kiln


Input Reaksi Output
Komponen BM
ton/day tonmol/day ton/day tonmol/day ton/day tonmol/day
CaCO3 100 1081.2 10.812 1081.2 10.812 0 0
SiO2
Fe2O3
Al2O3 100 101.2 1.012 0 0 101.2 1.012
MgO
P2O5
H2O 18 57.6 3.2 170.8236578 9.490203213 228.4236578 12.69020321
N2 28 1115.435571 39.83698469 0 0 1115.435571 39.83698469
CO2 44 0.875 0.019886364 685.8417998 15.58731363 686.7167998 15.60719999
O2 32 296.4984173 9.265575541 296.3076876 9.259615238 0.1907297 0.005960303
CH4 16 66.15 4.134375 66.15 4.134375 0 0
C2H6 30 1.75 0.058333333 1.75 0.058333333 0 0
C3H8 44 0.00077 0.0000175 0.00077 0.0000175 0 0
iso-C4H10 58 0.0105 0.000181034 0.0105 0.000181034 0 0
n-C4H10 58 0.0105 0.000181034 0.0105 0.000181034 0 0
iso-C5H12 72 0.0014 1.94444E-05 0.0014 1.94444E-05 0 0
n-C5H12 72 0.0014 1.94444E-05 0.0014 1.94444E-05 0 0
C6H14 86 0.014 0.000162791 0.014 0.000162791 0 0
CH3OH 30 15.648 0.5216 15.648 0.5216 0 0
CaO 56 0 0 605.472 10.812 605.472 10.812
2736.395559 2737.438759
CaO yang diperoleh dari rotary kiln dianalisa untuk mengetahui persentase
kemurnian CaO tersebut. Kemurnian CaO dapat dilihat pada gambar 6.4. CaO
yang diperoleh masih terdapat pengotor yang tidak terpisahkan pada proses
kalsinasi. Pengotor yang dominan pada CaO yaitu CaCO3. Namun, kemurnian
CaO memiliki batas standar yaitu ≥ 85%. Semakin tinggi kemurnian CaO maka
akan semakin baik untuk digunakan pada proses daur ulang white liquor.

0.89

0.88

0.87

0.86
Kemurnian

0.85

0.84

0.83

0.82

0.81

0.8
4-Feb

9-Feb
30-Jan

14-Feb

19-Feb

24-Feb

1-Mar

6-Mar
.

Gambar 6.4 Kemurnian CaO

Perhitungan performance dilakukan setelah didapatkan quiclime (CaO)


disain pada neraca massa rotary kiln. Quicklime yang diperoleh dihitung kadar
CaO murni yang terkandung didalamnya, kemudian akan dilakukan perhitungan
performance. Performance lime kiln dapat dilihat pada Tabel 6.3.
0.84

0.82

0.8
Performance

0.78

0.76

0.74

0.72

0.7
4-Feb

9-Feb

14-Feb

19-Feb

24-Feb
30-Jan

1-Mar

6-Mar
.

Gambar 6.4 Performance Rotary Kiln

Performance rotary kiln terendah yaitu sebesar 70,4 %, sedangkan


performance tertinggi yaitu 80,2 %. Performance rotary kiln tidak mencapai
performance sempurna 100%. Performance pada rotary kiln dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu pembakaran fuel dan lime mud inlet rotary kiln.

2. Efisiensi Energi Rotary Kiln


Faktor yang sangat mempengaruhi energi adalah penggunaan fuel pada
𝑑𝑄
rotary kiln. Berdasarkan perhitungan neraca energi, pada rotary kiln sebesar
𝑑𝑇

140 kJ/jam.

Anda mungkin juga menyukai