Anda di halaman 1dari 8

Ujian Akhir Semester Gasal

Teknologi Pengolahan Limbah


Rabu, 8 Desember 2021

Nama : Kevin Setiadi


NIM : 21030120130074
Kelas :A
Nomor Presensi : 31
Dosen Pengampu : Dr. T. Ir. Indro Sumantri, M.Eng

1. CPMK-4
Transportasi merupakan penyumbang terbesar terhadap polutan di atmosfir sekitar 70%.
Jelaskan kenapa yang jadi masalah utama malah cerobong dari pabrik-pabrik?
Penyelesaian:
Transportasi memang menjadi penyumbang terbesar terhadap polutan di atmosfir,
yakni sebesar 70%. Akan tetapi, ketika kita menghitung konsentrasi polutan di
lingkungan justru polutannya lebih kecil. Hal ini disebabkan karena sifat transportasi
yang cenderung mobile (bergerak) kesana kemari sehingga disperse emisi polutan
tersebar merata sepanjang lintasan. Kecuali, pada saat terjadi kemacetan dalam kurun
waktu satu menit saja maka kita bisa menghitung jumlah kendaraan yang membakar
bahan tersebut sehingga kita mengasumsikan kendaraan tersebut melaju terus dengan
kecepatan konstan. Sementara cerobong dari pabrik-pabrik justru menjadi masalah
karena sifat atau kedudukan cerobong yang statis atau tetap. Semakin tinggi
cerobong, maka coverage atau luas permukaan jika dikalikan dengan ketebalan udara
(Asumsikan ketebalan udara: stabil), maka volumenya akan menjadi semakin kecil. Asap
cerobong yang berwarna hitam menandakan terjadinya pembakaran yang tidak sempurna.
Oleh karena kedudukan cerobong yang statis, maka hal ini menyebabkan terjadinya
permasalahan. Polusi udara dari cerobong pabrik dapat membahayakan kesehatan
manusia, terutama jika hasil dari akibat pembakaran tidak sempurna. Sesuai

1|Page
dengan pemaparan di atas, maka untuk menghasilkan konsentrasi yang kecil, diusahakan
membangun cerobong pabrik yang tinggi.

2. CPMK-5
Amerika Serikat tidak mau menandatangani protocol Kyoto yang berupaya untuk
mengurangi penggunaan Freon yang terbukti menyebabkan lubang ozon pada atmosfir.
Mengapa?
Penyelesaian:
Beberapa alasan atau sebab mengapa Amerika Serikat menolak untuk menandatangani
Protokol Kyoto yakni:
a. Kepentingan mendasar yang utama adalah kebutuhan industri dalam negeri serta
sejumlah besar energi yang dibutuhkan untuk menopang perekonomian. Melihat
kondisi ekonomi Amerika Serikat melalui neraca perdagangan, telah ditunjukkan
pengaruh industry dalam negeri terhadap ekonomi Amerika Serikat. Hal ini
menunjukkan bahwa penandatanganan Protokol Kyoto tidak hanya berdampak
signifikan bagi industri dalam negeri, tetapi juga bagi bisnis dan masyarakat
Amerika Serikat.
b. Kedua adalah kurangnya partisipasi negara-negara berkembang dalam mewujudkan
misi pengurangan emisi global. Amerika Serikat telah menolah untuk bergabung
dalam kesepakatan itu karena memandang fakta bahwa beberapa negara
berkembang besar, seperti India dan China tidak berkewajiban untuk mengurangi
emisi di bawah perjanian/pakta. China sendiri tampaknya berada di posisi untuk
menyalip Amerika Serikat sebagai penghasil emisi rumah kaca terbesar di dunia
tahun ini.
c. Langkah alternatif yang dilakukan oleh Amerika Serikat yakni bahwa perdagangan
emisi dipandang sebagai kebijakan berbasis perdagangan atau market. Hal ini
dikarenakan gas rumah kaca (GRK) yang sebagian terdiri dari karbon dianggap
sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan antarperusahaan, instansi, atau
negara. Semakin besar pasar yang terbentuk dari perdagangan atau emisi GRK (gas
rumah kaca), semakin menguntungkan suatu system emisi perdagangan tersebut.

2|Page
3. CPMK-5
1. Sebutkan sumber-sumber polutan!
Penyelesaian:
Secara garis besar, sumber utama polutan atau polusi udara terbagi menjadi dua,
yakni berdasarkan kegiatan atau aktivitas manusia dan berdasarkan titik/sumber
polutannya.
a. Berdasarkan kegiatan atau aktivitas manusia:
Transportasi (sumber bergerak)
Pembangkit tenaga listrik
Pembakaran sampah
Pembakaran bahan bakar industri
Proses-proses industri
b. Berdasarkan titik atau sumber polutannya:
Sumber tersebar (non-point source) atau sumber bergerak
Contoh : Transportasi
Sumber tetap (point-source) atau sumber tidak bergerak
Contoh : Cerobong

2. Sebutkan cara-cara menangani polutan NO2 dan SO2!


Penyelesaian:
a. Cara menangani polutan NO2
Penanganan polutan NO2 dapat dilakukan dengan dua cara, yakni melalui
absorpsi kimia dan reduksi

Absorbsi Kimia
Proses absorbsi kimi dilakukan dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang
digunakan adalah hidrogen peroksida (H2O2). Berikut ini adalah tahapan atau
langkah-langkah penting reaksi yang terjadi dalam proses absorbs kimia untuk
menangani polutan NO2
2 NO + 3 H2O2  2 HNO3 + 2 H2O
2 NO2 + H2O2  2 HNO3

3|Page
Reduksi
Dengan menggunakan ammonia (NH3), reaksi terjadi pada kisaran suhu 850 –
11000C. Berikut ini adalah tahapan atau langkah reaksi penting yang terjadi
6 NO + 4 NH3  5 N2 + 6 H2O
4 NO + 4 NH3 + O2  4 N2 + 6 H2O
2 NO2 + 4 NH3 + O2  3 N2 + 6 H2O
Di bawah 8500C reaksi sangat lambat
Di atas 11000C reaksi yang dominan adalah :
NH3 + O2  NO + 3/2 H2O

b. Cara menangani polutan SO2


Cara mengatasi polutan SO2 bisa dilakukan dengan menggunakan larutan
limestone (batu kapur) atau CaCO3 dan absropsi fisik
Larutan Kapur (limestone)
o Menggunakan larutan limestone (batukapur), terbentuk gypsum
(CaSO4.2H2O)
Reaksi penting yang terjadi berlangsung dalam 2 tahapan:
o CaCO3 + SO2  CaSO3 + CO2
o CaSO3 + ½ O2 + 2 H2O  CaSO4.2 H2O (gypsum)
Absorpsi Fisik
o Menggunakan larutan tiosulfat
Reaksi penting yang terjadi berlangsung dalam dua tahapan:
o SO2 + Na2SO3 + H2O  2 NaHSO3
o NaHSO3  SO2 + Na2SO3 + H2O

4. CPMK-6
Penyusutan SO2 dengan metode absorpsi fisik dengan menggunakan larutan tiosulfat
(Na2SO3) menghasilkan reaksi:
a. SO2 + Na2SO3 + H2O  2 NaHSO3
b. NaHSO3  SO2 + Na2SO3 + H2O

4|Page
Apa yang membedakan SO2 pada reaksi (a) dan reaksi (b)?
Penyelesaian;
Reaksi (a):
- Konsentrasi atau kadar SO2 nya lebih rendah
- SO2 bertindak sebagai reaktan dan terjadi reaksi dengan Na2SO3 membentuk
NaHSO3
- Terjadi proses adsorbsi SO2

Reaksi (b):
- Konsentrasi atau kadar SO2 yang terbentuk lebih tinggi sehingga mudah
diambil atau dipisahkan dari produk
- SO2 bertindak sebagai produk atau hasil reaksi
- Terjadi proses desorpsi SO2 yang kemudian dipisahkan dari pelarut (NaHSO3)
dalam dissolving tank

5. CPMK-6
Hasil analisis batubara (dalam % berat) adalah:
C = 75% (BA=12)
O = 7% (BA=16)
H = 3% (BA=1)
S = 2% (BA= 32)
Abu = 7%
Air= 6% (BA=18)
Abu mengandung kalsium (0,15% dari batubara) dan natrium (0,18% dari batubara).
Anggaplah semua kalsium bereaksi membentuk kalsium sulfat dan natrium membentuk
natrium sulfat. Anggaplah seluruh sisa belerang bereaksi membentuk SO2. Peraturan
untuk gas buang didasarkan pada basis kering (bebas uap air) pada kondisi 1 atm dan 0 .
Hitung kebutuhan udara jika untuk pembakaran dengan udara kering 20% berlebih,
abaikan abu yang terbawa dari boiler. Anggaplah 1 kmol (1 kilogram massa molar)
menempati volume 22,4 m3 pada kondisi standard!

5|Page
Penyelesaian:
Langkah 1: menuliskan tahapan reaksi yang terjadi
a. Reaksi pembentukan kalsium sulfat dari kalsium (Reaksi 1)
Ca + ½ O2 CaO
CaO + SO2 CaSO3
CaSO3 + ½ O2 CaSO4
Reaksi Total:
Ca + O2 + SO2 CaSO4
b. Reaksi pembentukan natrium sulfat dari natrium (Reaksi 2)
2Na + ½ O2 Na2O
Na2O + SO2 Na2SO3
Na2SO3 + ½ O2 Na2SO4
Reaksi Total:
2Na + O2 + SO2 Na2SO4

c. Reaksi pembentukan sulfur dioksida dari sulfur (S) (Reaksi 3)


S + O2 SO2

Langkah 2: mencari mol komponen di masing-masing reaksi


Asumsi Basis Batubara = 100 kg
a. Mol Ca di reaksi (1):

Mol O2 di reaksi (1):

Mol SO2 di reaksi (1):

b. Mol Na di reaksi (2):

6|Page
Mol O2 di reaksi (2):

Mol SO2 di reaksi (2):

c. Mol S di reaksi (3):

Mol O2 di reaksi (3) :

Langkah 3: Menghitung semua kebutuhan mol O2 di reaksi (1), reaksi (2), reaksi
(3)
Total kebutuhan mol O2 di reaksi (1), reaksi (2), dan reaksi (3) adalah
( )

Langkah 4: Udara kering 20% berlebih

Langkah 5: Perhitungan Basis Kering (dry base)


Volume gas 1 kmol adalah 22,4 m3 pada kondisi standard
Udara normal ialah kering (dry base) dan komponennya adalah 21% Oksigen (O2)
dan 79% Nitrogen (N2)

( )

( )

7|Page
Langkah 6: Perhitungan Volume Kebutuhan udara Kering:
- Kebutuhan O2
( )

- Kebutuhan N2

( )

( )

Kesimpulan Jawaban:
Jadi, kebutuhan udara jika untuk pembakaran dengan udara kering 20% berlebih dengan
mengabaikan abu yang terbawa dari boiler adalah sebesar 1,8859 m3 untuk O2 dan
7,09632 m3 untuk N2

8|Page

Anda mungkin juga menyukai