Kepemimpinan Dalam ISLAM
Kepemimpinan Dalam ISLAM
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasar yang sangat kuat
dan kokoh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah
dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para
Shahabat dan Al-Khulafa’ Al-Rosyidin.Pijakan kuat yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Assunnah serta dengan bukti empiriknya telah menempatkan konsep
kepemimpinan Islam sebagai salah satu model kepemimpinan yang diakui dan
dikagumi oleh dunia internasional.
BAB II
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang
terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi
dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa
yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus
dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak
Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu,kreteria
pemimpin menurut agama islam adalah sbb;
Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan
perintah Allah dan rasulnya.Karena ini merupakan jalan kebenaran yang
membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun
akherat.Disamping itu juga harus bisa mengamalkan keimanannya dalam bentuk
amal soleh.
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin haruslah kita tanamkan dalam
lubuk hati kita hanya karena mencari ridho ALLAH semata, dan sesungguhnya
kepemimpinan atau jabatan itu adalah tanggung jawab dan sebuah beban, bukan
kesempatan dan kemuliaan yang nanti akan di permintai tanggung jawabannya
kelk nanti.
3.Laki-Laki
Telah diterangkan dalam Al Qur’an bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum
wanita.
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.Sebab itu
maka wanita yang soleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
(maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan
harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, karena Allah maha memelihara.
Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita.
Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita, hakim atasnya,
dan pendidiknya. .Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian
dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi.
Karena Nabi shallallahu "alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi
pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena
permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika
kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu
akan dibantu untuk menanggungnya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Allah berfirman,
"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka." (al-
Maaidah:49).
Dalam hal ini di maksudkan bahwa pemutusan suatu masalah haruslah sesuai
dengan adil maksudnya apabila hal tersebut haq maka harus di putuskaN (di
katakan) haq dan apabila hal itu batil maka haruslah di putuskan(dikatakan) batil,
seperti halnya syarat-syarat menjadi seorang hakim,dan tanpa adanya campur
tangan hawa nafsu di dalamnya.
7. Menasehati Rakyat
9. Tegas
Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang harus ada dan menjadisalah satu hal
yang di idam-idamkan oleh semua rakyatnya.Tegas bukan berarti otoriter, tapi
tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah
serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10. Teladan
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia
memiliki sifat STAF,yang dimaksud adalah Siddiq (jujur), Tablig
(menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya) dan Fatonah (cerdas).
Sidiq itu berarti jujur yang hal ini ada dan tertanam dalam diri baginda nabi
Muhammad SAW.
*)SIDDIQ
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi
korupsi yang terjadi karna jujur itu membawa ketenangan dan kedamaian,
*)TABLIG
*)AMANAH
*)FATONAH
Selain itu pemimpin juga harus memiliki sifat fatonah (cerdas) Karena itu jika
seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah-
masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya,dan
lincah dalam berbagai strategi dalam hal permasalahan yang dia hadapi dalam
kepemimpinannya.
D. Hakekat Kepemimpinan
Hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam yang secara garis besar dalam
lima lingkup.
Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga atau
institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai
seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggungjawabkannya,.Bukan
hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu,
jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga
seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang
istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang
lain tidak mengistimewakan dirinya.
Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan
mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya
untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani
kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan.Untuk
itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan
optimisme.
Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi
pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa
Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan terhadap
orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini
berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk menzalimi rakyatnya apalagi menjual
rakyat, berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya
untuk kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila pemimpin seperti ini
terdapat dalam kehidupan kita, maka ini adalah pengkhianat yang paling
besar, Rasulullah Saw bersabda: Khianat yang paling besar adalah bila seorang
penguasa memperdagangkan rakyatnya (HR. Thabrani).
5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim
dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang
mediator (penengah).
Jadi dalam hal ini apabila masih ada orang islam sebagai pilihan, maka orang
islam itulah yang lebih baik dipilih sebagai wali / pemimpin ataupun orang
kepercayaan.
“kaum laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka menafkahkan
sebagian dari kekeyaan mereka.”
“Hai orang – orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil
amri di antara kamu.”
Dalam ayat ini terdapat perintah untuk taat kepada pemimpin dengan
menggunakan lafaz ulil amri.Berdasarkan kaidah bahasa Arab maka bisa di
pahami bahwa perintah untuk taat kepada pemimpin yang di maksud dalam ayat
tersebut adalah pemimpin laki – laki.Sebab apabila pemimpin wanita maka
seharusnya menggunakan lafaz Uulatul Amri.
Didalam islam, tidak ada pemisahan antara agama dan negara, agama dan politik
atau agama dan kepemimpinan, semuanya satu kesatuan. Karena hidup kita ini di
atur oleh agama dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang terbesar. Hidup
adalah tingkah laku, dan tingkah laku di batasi oleh norma agama termasuk
tingkah laku dalam berpolitik.
Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik dalam skala besar maupun
dalam skala kecil, dan suka atau tidak suka, mereka adalah contoh, pedoman
atau acuan bagi manusia lainnya.
“Dan kalau Kami bermaksud menjadikan Rasul itu dari golongan malaikat,
tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki”.(Qs. Al-an’am 6:9)
“Kami tidak mengutus kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan
wahyu kepadanya di antara penduduk suatu negeri”.(Qs. Yusuf 12:109)
2. Imam dalam sholat tidak boleh wanita, kecuali makmumnya juga wanita
(berdasrkan Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan
Ja’fari/Imammiah)
3. Laki-laki sudah di tetapkan sebagai pemimpin wanita.
Ayat ini memang konteksnya berbicara seputar rumah tangga, akan tetapi
secara logikanya, seorang kepala rumah tangga saja haruslah laki-laki, apa lagi
seorang kepala negara yang notabene sebagai kepala atau pemimpin dari
banyak kepala keluarga lain, maka tidak lain dia haruslah laki-laki.
“Dan anak laki-laki tidaklah sama dengan anak wanita”(Qs. Ali Imron 3:36)
4. Hadist
Jika datang waktu seperti ini, maka dimana tanggungjawab wanita sebagai
pemimpin?
“Bagi para wanita, mereka punya hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang benar. Tapi para suami memiliki satu tingkat kelebihan dari
istrinya.” (Qs. Al-Baqarah 2:228)
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas
kepemimpinanmu.Laki-laki adalah pemimpin dlm keluarganya, dan dia harus
mempertanggung jawabkan kepemimpinannya itu.Perempuan adalah pemimpin
dlm rumah suaminya dan diapun bertanggung jawab thd kepemimpinannya.”
(Hadist Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)
Dalam Hal keteladan seorang pemimpin, pasti kita akan berkiblat pada
seorang yang mampu membawa suri tauladan yang baik dan tentunya bermanfaat
bagi masyarakat maupun rakyatnya. Banyak tokoh pemimpin islam yang mampu
memberi pengaruh besar terhadap rakyatnya, Deawasa ini kita akan membahas,
masa kepemimpinan para khalifah khuususnya “khulfaur Rasidin” yang banyak
memberikan contoh keteladanan bagi umatnya.
1. Abu Bakar as Siddiq
Abu Bakar As Siddiq lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijrah.
Dia merupakan khalifah pertama dari Al-Khulafa'ur Rasyidin , sahabat Nabi
Muhammad SAW yang terdekat dan termasuk di antara orang-orang yang
pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama lengkapnya adalah
Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamini.
Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka'bah.Nama ini diberikan
kepadanya sebagai realisasi nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian
nama itu ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin Kuhafah at-
Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah SAW karena ia seorang yang
paling cepat masuk Islam, sedang gelar as-Siddiq yang berarti 'amat
membenarkan' adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera
memberiarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam peristiwa, terutama
peristiwa "Isra Mikraj".
Ayahnya bernama Usman (juga disebut Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin
Saad bin Taim bin Murra bin Kaab bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin
Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan ayah
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu
penasehat kepalanya.Ssetelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar
ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah
Islam.
Menjadi khalifah
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid
dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih
Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi
(Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi.Namun
keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik
pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk
Islam setelah Persia ditaklukkan Umar.Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi
dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar.Fairuz merasa sakit hati atas
kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa
ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya
jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
I. Kesimpulan
Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin dan setiap orang
akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia
sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri.
II. Saran
Jika kita menjadi seorang pemimpin, maka jadilah seorang pemimpin yang
tegas, jujur, sabar, serta bertanggung jawab atas apa yang anda pimpin.
Seorang pemimpin yang muslim harus bisa memiliki sikap dan sifat
kepemimpinan seperti Nabi Muhammad SAW. Yaitu Sidiq, Tabligh,
Amanah, Fathonah tersebut. Seorang pemimpin itu harus bisa seperti air
yang mampu menghidupi seluruh umat manusia, seperti api yang mampu
memberikan manfaat bagi umat manusia,seperti tanah yang mampu
memberikan pijakan bagi umat manusia, seperti pohon yang mampu
memberikan kesejukan bagi umat manusia,seperti udara yang mampu
memberikan kehidupan bagi umat manusia, dan seperti matahari yang
mampu memberikan cahaya kehidupan bagi umat manusia.